-aihime-
LEGACY OR LOVE
Cast: YunJae
Other Cast: Many More
Genre: Romance
Rate: T
_segala yang ada pada diri mereka adalah mutlak milik tuhan yang dititipkan pada mereka_
-AU, OOC, BLtoYAOI, Mpreg, Typo(s)-
:: Aku ada, lihatlah aku::
PART 01
"Sampai kapan kau akan membuat masalah?" jelas terdengar pertanyaan seorang namja dari sebuah gedung pencakar langit ditengah kota Seoul. Dan jika dilihat lebih dekat, dilantai paling atas, diruangan dengan segel President Directur, maka akan terlihat namja paruh baya yang kini berdiri dari kursinya pertanda kalau emosi tengah menguasainya. Jauh dihadapannya, seorang namja tampan, manis nan cantik terdiam kaku. Namun, kepalan tangan disisi badan putra dari sang Presdir tersebut dapat memberi kesimpulan jika ia kesal. Namun, sepertinya ia menahan kekesalannya. Bagaimanapun, ia sangat menghormati ayahnya.
"Ya! Kau mendengarku Kim Jaejoong?" teriaknya sekali lagi.
Namja cantik itu menoleh sekilas, membungkukkan badannya, lalu memutar badannya untuk meninggalkan tempat itu.
"Kim Jaejoong, kau akan dipindahkan." ucap Mr. Kim dengan tegas. Membuat Jaejoong menghentikan langkahnya.
"Mwo?" pelan, bahkan tak membalik tubuhnya saat tiga huruf itu keluar dari bibir penuhnya.
"Ne, kau takkan Appa sekolahkan disekolah naungan Kim's group lagi. Jangan buat masalah lagi disana, karena itu sekolah terakhir untukmu."
"Apa maksudnya Appa?" Jaejoong berbalik.
"Jika kau dikeluarkan, Appa takkan memberimu kesempatan melanjutkan sekolah." tegas Mr. Kim.
"Appa~" suara manja namja nakal itu keluar. Pada dasarnya, namja cantik ini namja yang ceria, manja dan err menggemaskan. Kurang dari dua tahunsebelum ia masuk ke University, ia adalah malaikat semua orang. Entah mengapa, namja berusia 19 tahun itu kini menjadi namja yang nakal. Bahkan pada wajah cantiknya kini tertempel beberapa plester akibat seringnya tinju menghampiri kulit mulusnya.
"Takkan ada toleransi lagi." dengan tegas, menolak suara manja Jaejoong. Jaejoong mendesah pelan. Lagi, Ayahnya hanya mengaturnya tanpa memperdulikan perasaan Jaejoong.
"Ara. Aku pulang dulu."
-YJ-
"Hyung!" suara melengking bak lumba-lumba terdengar menyambut pulangnya Jaejoong.
"Ada apa?" tanya Jaejoong lesu.
"Kau akan pindah lagi?" Kim Junsu, menatap Jaejoong intens.
"Ne."
"Wae? Baru ada dua suarat peringatan Hyung." dengan polosnya Junsu bertanya membuat Jaejoong menggigit bibirnya pelan.
"Tentu saja dua. Kalau tiga, itu akan membuat Appa malu."
"Yah, hyung. Kita tak bisa bersenang-senang lagi." Junsu berdecak pelan.
"Ne, bersenang-senanglah sendiri." ketus Jaejoong. Junsu mempoutkan bibirnya polos.
"Tak bisa. Perisaiku pergi. Kau dipindahkan kemana?"
"Appa menitipkanku diuniversity milik temannya." Junsu mengangguk polos.
"Ahh~ hyung, aku mau mandi." Junsu berlari pelan menuju kamarnya. Wajahnya menunjukkan kalau ia tengah bahagia. Berbanding terbalik denganJaejoong.
"Joongie." sapaan lembut yang dulu selalu membuat Jaejoong menoleh dan akan langsung memeluk sang pemilik suara terdengar. Tapi, tak ada reaksi dari Jaejoong sampai Mrs. Kim berada dihadapan putranya.
"Ne, kau membuat masalah apa lagi?" suara lembut itu malah membuat Jaejoong semakin gusar. Ditepisnya tangan yang hendak menyentuh luka diwajahnya. Membuat sang ibu kaget.
"Aku akan pergi. Aku takkan membuat masalah lagi. Aku janji." ucap Jaejoong dingin seraya beranjak. Lagi, Mrs. Kim kaget dengan ucapan putranya. Lalu menyusul kekamarnya. Didapatinya Jaejoong tengah berkemas.
"Secepat ini? Umma dengar kau mulai minggu depan."
"Untuk apa minggu depan? Sekarang aku sudah siap."
"Untuk apa kau berkemas?"
"Aku akan menetap. Bukankah tempatnya jauh dari Seoul?"
"Baiklah, kita bicarakan dulu dengan appa."
"Tidak perlu." sekali lagi Mrs. Kim dibuat tercengang.
-YJ-
Jaejoong berangkat tanpa mobil sport mewah yang biasa ia kendarai. Bahkan, tidak juga diantar oleh supir pribadi ibunya atau Junsu. Ia mengandalkan bus untuk sampai ke stasiun kereta yang akan mengantarnya ke kota tujuannya.
"Joongie." satu-satunya suara khas yang kini disukainya terdengar. Jaejoong mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah tampan yang selalu mengganggu tidurnya. Merasuki mimpi-mimpi indahnya.
"Chunie?" senyuman Jaejoong mengembang melihat namja yang ia kagumi duduk disebelahnya.
"Tak biasanya kau naik bus. Kemana mobilmu?"
"Sedang diperbaiki."
"Uhm, kau gunakan untuk balapan lagi?" selidik Yoochun, sahabat sejak kecil Jaejoong ini menghela napas saat Jaejoong mengangguk ragu.
"Kau mau kemana?" tanya Jaejoong mengalihkan arah pembicaraan.
"Rumahmu. Tapi, harus kembali karena buku yang harus kubawa tertinggal."
"Eh? Untuk mengajari Junsu." ya, Yoochun dipercaya sebagai guru privat Jaejoong dan Junsu. Umurnya dibawah Jaejoong. Tapi, menjadi sunbae Jaejoongkarena kecerdasannya. Salah satu alasan Jaejoong mengagumi Yoochun.
"Ne." jawab Yoochun enteng, tak menyadari perubahan raut wajah Jaejoong.
"Chunnie." Jaejoong memanggil Yoochun pelan saat ia melihat terminal tujuannya sudah dekat.
"Eum?"
Jaejoong berdiri, menarik tasnya, melewati Yoochun. Dan~
"Aku menyukaimu." bertepatan dengan busnya berhenti, Jaejoong pun turun untuk meninggalkan busnya dan meninggalkan Seoul. Yoochun membatu sesaat. Senyumannya mengembang perlahan. Benarkah? Jaejoong menyukainya? Seharusnya, ini menjadi menjadi momment bahagianya, karena ia telah menunggu lebih dari dua tahun untuk bisa memilik namja cantik putra sahabat ayahnya itu. Tapi, ia tak menyadari jika kini, malaikatnya itu pergi.
-YJ-
Tak perlu merasa repot untuk menyelesaikan administrasi di University swasta milik sahabat ayahnya itu. Karena Jaejoong yakin ayahnya telah mengurus semuanya. Terbukti dengan kartu mahasiswa yang telah berada digengamannya.
Lalu, seperti biasanya, ia memasang wajah dingin yang tak berhasil membuat orang takut. Justru, ia semakin diperhatikan dengan "Kyaa!" yang menggema. Dan dari kasak-kusuk yeoja muda yang terus memperhatikan Jaejoong, dapat disimpulkan jika 'Prince Ice' akan menjadi panggilannya.
Ia tiba dikelasnya, yang tiba-tiba sepi karena kedatangannya. Tak lupa memandangnya lekat seolah menginginkannya. Objek retina matanya kini jatuh pada namja tampan yang duduk di kursi kedua dari belakang. Jaejoong menyipitkan mata besarnya demi melihat namja yang menarik perhatiannya. Namja tampan yang terlihat seperti namja yang tersisihkan. Tak pandai bergaul karena ia sibuk terhadap urusannya sendiri. Tipe pendiam, penurut dan pintar. Tipe culun yang hanya bergaul dengan buku-buku pelajaran. Dan Jaejoong yakin si namja berkacamata terdampar dikelas khusus ini karena beasiswa.
Ahh~ namja ini tipe yang dicari Jaejoong. Ya, namja yang akan menjadi pelampiasan yang cocok untuk Jaejoong. Jaejoong melangkahkan kakinya dengan angkuh, seolah kelopak mawar merah bermunculan disetiap jejak pijakannya. Menghampiri kursi dan meja yang tak lepas dari perhatiannya.
Ia gebrak pelan meja yang menjadi tujuannya membuat namja berkacamata tipis itu mendongak. Mata mereka bertemu, sedikit membuat Jaejoong salah tingkah. Jaejoong mengalihkan matanya pada buku tulis yang tak sengaja ia sentuh. Melihat deretan huruf hangul yang ia perkirakan sebagai nama namja itu. Matanya beralih memandang mata musang itu. Tangan diatas buku pun bergerak pelan pada pergelangan tangan lain yang tengah membuka buku yang seharusnya ia baca.
Menarik lengan itu pelan dan~
"Jung Yunho, ikutlah denganku."
TBC~
A/N: Hyaaa.. akhirnya berani publish juga =,="
ini ff pertama di ffn. entahlah pantas disebut ff atau tidak. aku cuma pengen liat responya aja. hehehe~
um, yang baca sampai cuap-cuap dikitku, Review pleaseee!
