Naruto © Masashi Kishimoto.
Pairing : NaruSaku.
WARNING : Many typo(s), AU, Maybe OOC, Don't like don't read.
Hari Minggu. Adalah hari yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang untuk bersantai sejenak dari kejenuhan selama seminggu penuh.
Begitu pula hal yang dilakukan oleh pemuda berkulit tan yang masih nyaman bersembunyi di dalam selimutnya, sela-sela bibirnya mengeluarkan cairan yang berwarna bening yang menempel di bantalnya membentuk pola pulau-pulau kecil.
KRING!KRING!KRING!
Naruto terjungkal dari kasurnya dan segera mematika jam weker yang berada diatas laci kecil samping tempat tidurnya. DI atas jam itu terdapat sebuah memo yang bertuliskan 'Hari Spesial', Naruto yang melihat memo itu langsung menepuk keningnya sambil bergumam kata 'baka' beberapa kali.
Ia langsung bangkit dari tempat tidurnya, menggambil handuknya yang berada di dalam lemari dan menuju kamar mandi. Tapi sebelum masuk ke kamar mandi ia berbalik ke arah menuju tempat tidurnya dan mengambil sebuah pigura dalam laci di sebelah tempat tidurnya.
Ia tak pernah berhenti terseyum sambil memandangi pigura yang memperlihatkan ia sedang berpose dengan seorang perempuan berambut soft pink sepinggang yang sedang memegang arum manis berwarna senada dengan rambutnya.
Setelah memandangi pigura itu cukup lama, akhirnya ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lengkap dengan senyuman manis yang masih setia menghiasi wajahnya.
.
.
Ia keluar dari kamar mandi hanya menggenakan handuk sebatas pinggang, rambut jabriknya yang jatuh dengan beberapa tetesan air, ah… jangan lupakan otot-otot kekarnya yang dilapisi oleh oleh kulit berwarna tan yang menambah kesan 'sexy' bagi setiap orang yang melihatnya.
Ia membuka lemarinya dan mulai memilih-milih pakaian mana yang akan dipakainya untuk 'Hari Spesial' yang tertulis di memonya. Setelah beberapa lama, akhirnya ia menentukan pilihannya pada cardigan hitam dengan kaus berwarna senada serta jeans putih untuk bawahannya. Ia melangkahkan kakinya ke arah dapur dan mencomot satu buah roti dengan selai kacang.
'Ah hampir lupa' pekiknya, ia mengambil sesuatu dari dalam dalam kamarnya –sebuket mawar merah dengan sebuah benda yang mengikat mawar-mawar itu menjadi satu.
Setelah semua persiapan selesai, Naruto membuka pintu garasinya dan mengeluarkan mobilnya yang langsung melesat melewati jalanan yang terlihat sepi.
Yummylicious Café.
'Baka.' Entah sudah berapa kali aku sudah menggumam kata itu. Si bodoh itu berjanji akan datang jam 9, tetapi sekarang sudah pukul 12 siang dan dia belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal ini adalah 'Hari Spesial' bagi kami, dimana setiap pasangan memperingati hari jadi mereka tiap satu tahun sekali.
Hari ini adalah hari jadi kami yang ke tiga tahun. Aku penasaran, kira-kira tahun ini ia akan memberiku kejutan apa.
Tahun pertama, tengah malam Naruto membawaku ke sebuah danau yang di tengahnya berderet rapi lilin-lilin kecil yang membentuk sebuah kata 'NaruSaku'.
Tahun kedua, Naruto membawaku ke sebuah pulau dengan pesawat pribadinya, sebelum kami mendarat ia memintaku memandang laut. Ternyata dari dalam laut muncul para penyelam dan langsung membentuk barisan. Ya, barisan itu membentuk sebuah kata yang sama. 'NaruSaku'.
Aku tak sabar menantikan apa yang akan ia lakukan tahun ini. Karena terlalu asyik melamun, aku tak menyadari kedatangan Naruto yang sudah ada di hadapanku.
"E-eh, Naruto, kapan kau datang?"
"Um.. sudah sekitar setengah jam yang lalu. Kau terlalu asyik melamun jadi aku tak berani merusak khayalanmu," katamu sambil melahap waffle yang kau pesan dengan lahap.
Aku juga mulai memesan. Makanan yang sama denganmu dengan minuman orange jus sebagai pelengkap. Tak ada pembicaraan selama kami makan. Setelah selesai makan kau hanya senyum-senyum tak jelas sambil menatapku.
"Sakura?" ya inilah saat yang kutunggu, apa yang akan kau berikan tahun ini Naru-kun? Sebuah kalung berlian yang bertuliskan 'NaruSaku'? atau kau membuat tattoo dengan nama 'NaruSaku'?. Aku menoleh padamu dengan perlahan, mencoba menyembunyikan kegiranganku saat ini. "Iya, ada apa Naru-kun?"
"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu." Dan inilah saatnya. Kami-sama, apa yang ia akan berikan padaku tahun ini?
"Kau tahu ini apa?" katanya sambil menunjuk sebuah tisu bekas yang terlihat agak kotor.
"Tisu bekas?" kataku agak ragu. Apakah hadiahku tahun ini tisu bekas?. Kau terseyum sebelum bertanya kembali.
"Dan kau tahu apa yang terjadi kalau aku membakar tisu ini?" tunggu! Ini seperti trik magic rose yang biasa ia lakukan padaku. Ah… tidak mungkin, ini kan hari special kami.
"Terbakar habis?"
"Yak, pintar. Dan kalau terbakar habis …" dia membakar tisu itu dan muncullah sebuket mawar merah dari tangannya. Ah, trik yang biasa. Apa ini baru openingnya saja?
"Happy Anniversary Saku-chan."
"Wah! Bungannya indah sekali." Aku memaksa ujung bibirku untuk tersenyum. Ayolah, pasti ada kejutan lain kan setelah ini?
"Wah, aku sudah terlambat! Hari ini aku ada meeting dengan clien yang lumayan cerewet. Tak apa jika aku tinggal sendiri kan?" Kau bangkit dan mengecup keningku sekilas. Saat itu hatiku hancur, tidak ada kejutan tahun ini? Tidak ada sesuatu yang bertuliskan 'NaruSaku' tahun ini? TIDAK!, batinku menjerit.
Kau berjalan menuju pintu keluar café, sebelum keluar kau berhenti sejenak dan berbalik menatapku. Apakah sekarang waktunya kejutan untukku?
"Saku-chan, jangan lupa bunganya! Jaa." Apa? Dia berhenti cuma gara-gara buket bunga ini?
Aku menatap buket bunga yang berada di atas meja dengan pandangan geram. Tahun pertama, romantis. Tahun kedua, lebih romantis lagi. Tahun ketiga? Apa ini? Hanya sebuket bunga? Ia mengajakku janjian di café mahal pada jam 9 pagi hanya untuk SEBUKET BUNGA?
Aku memutuskan untuk pulang setelah membayar bill, sebelum aku bangun dari tempat duduk, aku bertemu Hinata, dan ia memintaku untuk duduk kembali.
"Sakura-chan, bunga ini dari siapa?" Hinata langsung mengambil buket mawar yang tergeletak di atas meja. Sedangkan aku mulai membuka salah satu situs pertemanan yang di ciptakan oleh seorang yang bernama Mark Sukerberg untuk menuangkan keluh kesahku hari ini.
"Naruto-kun?" lanjutnya lagi. Aku hanya menganggukkan kepala sebagai pengganti jawaban 'iya'.
"Wah, so sweet! Sasu-kun tak pernah memberikan buket mawar seperti ini padaku." Jika difikir benar juga kata Hinata, Naruto jauh lebih romantis daripada Sasuke. Tapi karena aku sudah terlanjur marah, aku tak menggubris kata-katanya.
"Kalau kau mau, kau bisa menggambilnya."
"Wah, arigatou. E-eh tunggu dulu, cincin. Ini cincin Sakura-chan!" Ia mengguncangkan bahuku pelan, untuk sedikit mengalihkan pandanganku dari layar handphone. Mungkin ia memperlihatkan cincin yang Sasuke berikan padanya untuk lamaran.
"Selamat Hina-chan, akhirnya Sasuke melamarmu!" aku menghentikan aktifitasku sejenak dan memeluk Hinata sebentar sebagai ucapan selamat.
"Bukan, ini bukan cincinku. Ini milikmu. Selamat Saku-chan," ia memberiku buket bunga yang tadi. Gini giliran ia yang memelukku. Orang-orang dalam café memandang kami dengan pandangan aneh.
Aku tak melihat cincin dimanapun. Aku memutar-mutar buket bunga itu. Dan saat aku memutarnya ke arah bawah aku melihat sebuah benda berwarna perak yang bersinar sebagai pengikat bunga-bunga itu. Awalnya aku berfikir bunga-bunga itu dijadikan satu menggunakan kawat, tapi ternyata itu adalah cincin perak berhias dua buah berlian yang berwarna kuning dan merah muda.
Aku mengeluarkan cincin itu perlahan, dan di dalam cincin itu aku melihat sebuah tulisan, tulisan yang dari tadi aku tunggu. 'NaruSaku'.
Tiba-tiba semua orang dalam café itu berdiri. Mereka membentuk sebuah formasi di panggung café dan menyanyikan sebuah lagu. Lagu kesukaanku, Marry U.
Love oh baby my girl
You are my all
So beautifully radiant, my bride
A gift from God
Are you happy
Tears fall from your dark eyes
Until your dark hair turns white
My love, my girl
I'll swear my love
Saying I love you
I want to do it every day for a lifetime
Would you marry me
Sebelum lagu itu selesai, terdengar sebuah jentikan jari yang membuat orang-orang itu berhenti bernyanyi.
Muncullah Naruto dari tengah-tengah kerumunan orang-orang itu. Ia berjalan ke arahku dengan tuxedo putih yang kontras dengan kulit tannya.
Ia memang bukan seorang pangeran berkuda atau artis-artis Korea yang selama ini aku impi-impikan untuk menjadi pendampingku. Tapi dia punya sesuatu yang membuatku jatuh hati padanya. Sesuatu yang tak dimiliki oleh oleh pangeran berkuda atau artis-artis Korea. Sesuatu yang dinamakan 'cinta'.
Ia melangkah dengan mantap ke arahku. Oh tidak, mataku terasa panas. Jangan menangis Sakura-chan! Batinku menyemangati. Aku menggenggam tangan Hinata agar air mataku tidak tumpah.
Kini, ia sudah berada di depanku. Ia mulai berlutut dan mulai berbicara.
"Sakura-chan…" Aku melihat ia sedikit grogi menatapku.
"Apa menurutmu tiga tahun adalah waktu yang singkat?" kau berbicara lagi. Lidahku kelu, sebagai gantinya aku hanya menggeleng lemah.
"Aku … Aku hanya ingin kau tahu, sampai kapan pun aku tetap Naruto yang kau kenal. Hingga suatu hari nanti jika rambutku sudah memutih, aku tetap Naruto yang sama." Kau menarik nafas sejenak dan melanjutkan kata-katamu.
"Naruto yang tidak pernah bisa menghentikan tangismu, Naruto yang selalu pingsan jika melihat darah, Naruto yang selalu kau pukuli jika kau merasa sebal, Naruto si penggila ramen, Naruto yang tidak peka terhadap apa yang kau inginkan, Naruto yang selalu cemburu jika melihatmu dengan pria lain, Naruto yang terkadang agak kasar terhadapmu, Naruto yang selalu menciumi keningmu secara spontan." Kau berhenti sejenak.
"Apakah kau, Haruno Sakura bersedia hidup denganku? Menerima segala kekurangan yang ada pada diriku, bersedia menghabiskan sisa waktumu bersama denganku hingga akhir usia?"
Aku sudah mencoba menahan air mataku, tapi nyatanya sudah mula terisak sejak awal kau ada di hadapanku.
"…"
"Sakura-chan, jawab." Hinata berbisik padaku.
"Aku… A-Aku … AKUBERSEDIA." Aku mengucapkannya dalam satu tarikan nafas dan langsung menghambur ke pelukanmu.
Orang-orang dalam café langsung menghujani kami dengan ucapan selamat. Lagu yang sempat terhenti kini dilanjutkan kembali.
Through hardships and difficulties, I do
I'll always be there, I do
Through our many days together, I do
I'll be thankful every day, My love
Accept this shining ring in my hand
That I've prepared from awhile back
With the same feelings today
I'll remember the promise made right now
Would you marry me
For a lifetime I'll be by your side, I do
Loving you, I do
Cherishing you through the snow and rain, I do
I'll protect you, My love
I have nothing else to give you but love
That's all, hardly valuable
Though I'm clumsy and am lacking
My love, my girl
I'll protect you
Will you promise me just one thing
That no matter what happens
We will love each other
That's it
Will you marry me, I do
Fiuh~ akhirnya selese juga *lap keringet.
Sempet ngerasa enggak PD waktu mau publish. Akhirnya, dengan keberanian yang setengah-setengah saya berani juga publish :D
Ide aneh ini dateng pas lagi liat MV Bonamananya SJ.
Ide pasaran?
Aneh?
Ancur?
Jelek?
EYD masih berantakan?
Keep or Delete?
RnR ^^V
