Sore ini, bahkan pada hari-hari sebelumnya, Adel tidak pernah melamun sesering dan selama ini tentang kejadian di lingkup kelasnya.
Bukannya sama sekali tidak pernah —semuanya yang pernah mengenyam pendidikan di sekolah bersama teman-temanpun pasti pernah memikirkan kejadian di sekolah— Adel pernah, dan tentu juga setelah mengalami kejadian di sekolahnya.
'Apa yang dia pikirkan?'
Tidak ada yang bisa tahu, orang lain tidak akan pernah bisa, bahkan Adelya sendiri juga tidak tahu mengapa dan bagaimana.
Mungkin sejenak merenungkan hal ini akan berguna
...
...
...
"Aku tidak suka merenung."
... Atau tidak?
~oOo~
Hetalia - Axis Powers (c) Himaruya Hidekazu. Penulis tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun atas pembuatan karya.
.
》II: Hanya Pikiran《
.
Rated: T (R-13). Genre: Friendship, Education, Politics, Drama. Language: INDONESIAN. Notes: AU, OC, etc...
.
Main Characters:
ALL CHARA OCs.
.
-Indonesia; 01/07/2017-
*~oOo~*
Bukan perkara ada kejadian dimana seorang siswi hendak bunuh diri di sekolahnya dengan melompat dari lantai paling atas, berharap mendapat banyak simpati setelah mati.
Bukan pula masalah para pelajar galau yang hendak bunuh diri dengan cara menggantung diri mereka, dengan seutas tali panjang yang mengikat di leher. Hanya karena masalah sepele. Percintaan bersifat monyet (alias sementara) para remaja zaman sekarang.
Dan juga bukan masalah si bintang sekolah yang diruntuhkan harga dirinya oleh segelintir manusia tidak bertanggung jawab. Menangis dan meraung-raung, seraya menutupi mukanya karena dirinya sudah rendah.
Bukan. Tidak, dan bukan seperti itu.
Adel bahkan tidak peduli dengan semua berita di sekolah. Berita receh tidak berguna dari pihak sekolahnya.
Tidak penting? Ya, sebagian besar. Sepertinya, kalau dia tidak salah.
Entah apa yang harus dikata, Adel memilih untuk beranjak dari duduknya.
'Lupakan saja...'
An unfair world. Inilah dunia. Penuh dengan ketikdakjelasan dan ketidakadilan.
end.
A/N: Sekuel dari fanfiksi sebelumnya. Yah, sengaja dipisah biar greget (?) bacanya.
