Min Yoongi adalah seorang pemuda tampan yang berasal dari Korea Selatan. Kehidupannya sangat terpenuhi.
Kim Sohee adalah gadis sederhana. Tinggal di sebuah apartemen kecil. Mencari pekerjaan, uang, dan makanan untuk dirinya sendiri
Mereka berdua memiliki sikap yang sangat bertolak belakang. Namun, bagaimana bisa mereka bersatu di akhir cerita?
Kehidupan di Korea Selatan berlangsung seperti biasa. Kim Sohee masih sangat bersyukur masih dapat bernafas sampai hari ini. Setiap manusia tidak tahu kapan mereka meninggal, bukan?
Hidup sederhana dalam sebuah apartemen yang sederhana pula tidak membuat Sohee mengeluh. Namun, ia terkadang sedih karena ia sendirian di apartemen tempat ia tinggal. Ia kesepian dan tak banyak orang ingin berteman dengannya. Hanya ada satu orang yang ingin jadi temannya dan seorang Kim Sohee sangat bersyukur atas hal tersebut.
Pukul enam pagi ia sudah meninggalkan apartemennya untuk bekerja paruh waktu di sebuah toko buku. Gaji yang diberikan hanya cukup untuk kebutuhan satu bulan. Soal pendidikan, Sohee masih melanjutkan kuliahnya berkat beasiswa yang ia terima.
Pekerjaan paruh waktunya di toko buku sudah dimulai. Yang ia harus lakukan adalah merapihkan buku-buku yang ada di setiap rak-rak tinggi tersebut. Sementara, teman satu-satunya yang ia miliki bertugas di bagian pembayaran. Dialah yang hanya ingin berteman dengan Sohee, Kim Dahyun.
"Sohee-ya! Bisakah kau gantikan aku sebentar? Aku ingin ke belakang!"
"Nee!"
Sudah sekitar 10 menit Sohee menggantikan posisi Dahyun. Namun, gadis itu belum tampak juga batang hidungnya. Tiba-tiba ada seorang pemuda membawa 2 buah buku di hadapan Sohee. Dengan sigap, Sohee menghitung harga 2 buah buku tersebut.
"6000 won"
Pemuda tersebut memberikan uang sebesar 6000 won kepada Sohee.
"Terima kasih"
Pemuda tersebut pun meninggalkan toko buku tempat Sohee bekerja. Tanpa ia sadari, pemuda itu menjatuhkan sebuah benda yang Sohee yakini adalah sebuah dompet. Dengan cepat, Sohee mengambilnya dan membuka benda tersebut. Dapat terlihat nama sang Pemilik.
"Park… Jimin?"
Berpikir bahwa pemilik benda yang berada di tangannya akan pergi, Sohee berlari dengan cepat ke luar toko buku dan melihat pemuda tersebut sudah akan memasuki mobil pribadi miliknya.
"Chogiyo! Ahjusshi! Ahjusshi!"
Saat Sohee hampir sampai ke tempat mobil pribadi pemuda bernama Park Jimin terparkir, Jimin sudah memasuki mobilnya dan meninggalkan lokasi tersebut. Sohee hanya dapat menghela nafas dengan kasar saat tau Park Jimin tersebut sudah hilang dari pandangannya.
Ah, dia baru ingat. Pasti ada alamat sang pemilik di dalam dompet tersebut. Ia kembali memasuki toko buku untuk mengambl jaketnya. Dapat terlihat sudah ada Somi di tempatnya seperti biasa. Sohee sudah meraih jaketnya dan berjalan pergi namun langkahnya berhenti saat Somi mengeluarkan suara.
"Kau darimana? Saat aku datang kau sudah tidak ada disini. Dan untuk apa jaket itu? Kau mau pergi kemana?"
"Ada seseorang ahjusshi yang dengan ceroboh menjatuhkan barang berharganya. Aku akan mengantarkan benda ini ke alamatnya" seraya menunjukkan benda yang berada di tangannya. Sementara Somi hanya mengangguk paham.
Ia sudah berada di depan sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Saat ia mengetuk pagar besar yang terbuat dari kayu tersebut, muncul seorang wanita paruh baya yang sepertinya pekerja di rumah tersebut.
"Apakah benar ini rumah dari Park Jimin?"
"Ya, benar. Ada urusan apa?"
"Saya hanya ingin mengantarkan barangnya yang terjatuh di toko buku tadi.." memberikan dompet tersebut kepada wanita paruh baya di depannya
"…Kalau begitu, saya pamit"
Saat Sohee membalikkan badannya, ia menemukan pemuda yang ia cari. Namun, berhubung urusannya sudah selesai dia tak harus berkata apapun. Ia pun berjalan melewati Jimin dan meninggalkan rumah tersebut. Jimin hanya mengedikkan bahunya dan berjalan memasuki rumahnya.
Maafkan saya hanya 563 words:''
