[Saya tidak mengambil keuntungan materiil apa pun dalam pembuatan fanfiksi ini, semata-mata hanya untuk pelampiasan. AoMomo drabble. Ide random. Kadar alay dan nista khas penulis ditanggung sendiri oleh pembaca. Dedicated for 2280— manusia terempuk.]

.

"Aku gendutan,"

Daiki menekuk majalah yang sedang dibacanya. Kemudian tersenyum manis— kelewat manis.

.

fat

GinevraPutri

.

Kuroko No Basuke © Tadatoshi Fujimaki

.

"Nggak sama sekali."

Satsuki menggembungkan pipi, berputar-putar di depan cermin. Ia mengembuskan napas dengan keras. Magenta-nya bolak-balik dari cermin ke Daiki, Daiki ke cermin.

"Bilang aja sih," ia mendumel, "jelas gendut gini kok."

Daiki memutar mata, terlalu malas merespons, meneruskan aktivitas baca majalahnya. Paling-paling juga Satsuki sedang PMS atau apa— atau barangkali habis bernostalgia soal dia yang ditolak Tetsuya. Iblis sudah guling-guling di dalam diri Daiki, tertawa. Ia memang jahat, siapa suruh tidak percaya. Rupanya menenggelamkan benak pada lekukan-lekukan tubuh dua dimensi di halaman-halaman lecek selama ini cukup untuk menutupi seringai setannya.

"Lihat, kan? Majalah porno jadi lebih menarik ketimbang aku." Satsuki mendecih, meneruskan ocehan, seakan tambah gendut adalah topik siaga satu di negara ini. Mungkin Daiki diharapkan meliput siaran langsung ke seluruh flatscreen dan melihat kalau-kalau ada yang peduli. Anehnya ia masih bertanya-tanya yang tidak logis di sini siapa, karena tinggal seapartemen dengan Satsuki kurang lebih memiliki efek samping seperti gangguan jiwa.

"Oh, aku lupa, Dai-chan kan memang nggak berperasaan."

Memangnya bagaimana bisa mempertahankan kewarasan kalau begini caranya? Daiki mengerutkan kening, tidak terima dikatai seenak jidat. Meletakkan majalahnya di sofa, ia berjalan mendekat ke arah Satsuki, menatap bayangannya dari belakang tubuh gadis itu— masih dengan alis terlipat sempurna.

"Mananya sih yang gendut?"

Satsuki menunjuk kedua pipinya dengan jengkel.

Daiki menghela napas, menyerah sudah. Jemarinya merambat ke pinggang Satsuki, kemudian bibirnya didaratkan sekali ke pipi kanan, sekali ke pipi kiri.

Satsuki merona sampai telinga. "A-apa sih, Dai-chan!"

"Tuh sudah kurusan," Daiki melempar tatap tak peduli lewat cermin. "Ciumanku kan memang ajaib, bisa menghilangkan lemak."

Satsuki mendengus lirih. "Sudah kayak vanishing drive-nya Tetsu-kun saja, bisa menghilang-hilangkan semaunya sendiri."

Daiki melepas pinggang Satsuki. Merengut. "Bawa-bawa mantanmu terus saja, Satsuki." gerutunya sebal. "Terserah. Memangnya aku peduli apa."

Satsuki nyengir sekilas, mood-nya naik drastis. Memutar tumit menghadap Daiki, lalu berjinjit, ia balas mengecup, sekali di pipi kanan, sekali di pipi kiri.

"Yang ini bonus."

Kemudian ujung bibirnya.

"Sekarang serius, Dai-chan, aku gendutan, kan?"

.fin

gapaham lagi gue bisa-bisanya ngetik hina-dina begini. bacanya aja geli, kan? HAHA-_- btw happy belated birthday (again) buat nanda. ngetik ginian trs inget lo yang gak kurus-kurus dari zaman dinosaurus. yash, emg gue jahat. see you! -GP