Aomine's Family

Disclamer : Fujimaki Tadatoshi

Pair : Threesome!KiAoKaga

Warning : Misstypo, aneh, OOCness, abal, gaje

A/N : tada~ my first fic in 2014! Silahkan baca!

Semboyan saya

Tertarik? Mohon Review :D

Tidak Tertarik? Klik tombol 'back'

Tertarik tapi nggak mau review? Silahkan Fav atau nggak Follow XD *maksa banget*

Tidak Tertarik tapi mau review? Ampun jangan Flame DX

Enjoy Reading :D

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Setelah prosesi pelamaran yang sangat-sangat-sangat tidak bisa dikatakan romantis itu entah kenapa kedua pemuda dua puluh tahunan itu mengangguk serentak. Apakah masih terbawa dengan euforia semasa SMP dan SMA dimana pria dim itu sangat-sangat mengagumkan dan sangat memukau?

Atau mungkin memang dahulu kedua pemuda ini sudah menyiman rasa dengan pemuda berambut biru itu?

Entahlah, hanya Tuhan dan dirinya yang tahu tentang persoalan itu.

Sekarang langsung saja kita akan membahas tentang kehidupan mereka setelah menikah.

"Oi bangun Daiki!" si surai merah menarik paksa buntalan selimut itu. Dirinya yang tengah sibuk dengan urusan dapur masih saja disibukkan dengan si kepala keluarga yang oh ampun dia susah sekali dibangunkan!

"Lima menit lagi Taiga, aku lelah sekali." Desahnya malas seraya menarik kembali selimutnya dan kembali meringkuk.

Berdecak kesal."Ck! Lelah? Kemarin kau seharian dirumah bahkan kau hanya tiduran sambil menonton TV pekerjaan apa yang kiranya membuatmu lelah Aho!" ini dia orasi pagi hari persembahan dari Kagami Taiga atau sekarang boleh aku sebut Aomine Taiga. Menyingkap selimut itu paksa, menampilkan seorang pria berambut biru topless dan hanya memakai boxer untuk bawahannya."Cepat bangun atau ku guyur kau dengan air dingin!" ancam Taiga.

"Baik-baik aku bangun, tapi ada syaratnya." Si lawan bicara menyeringai mesum."Mana morning kissku?"

BUUUKK

Sebuah bantal empuk mendarat tepat diwajah ero bin mesum bin dakian itu. Si penimpuk berwajah merah merona sekarang. Dia sebenarnya mau tapi apa mau dikata dia 'kan sedang terkenal virus tsuntsun dari si dokter itu.

"Aho!" masih dengan muka merona dia berteriak dan masih menghujani Aomine Daiki dengan bantal yang ada dikamar itu.

"Ampun!" suara tenor menggema. Sebeneranya si tidak sakit hanya sedang mendramatisir saja. Siapa tahu 'istri'nya yang satu lagi datang.

"Ada apa ribut-ribut-ssu?" suara lain datang dari ambang pintu. Membuat dua pasang mata safir dan ruby menoleh kearahnya. Tuh 'kan benar datang.

"Ryouta! Taiga tidak mau memberiku morning kiss jadi aku mau morning kiss darimu saja." Entah kenapa si kepala keluarga itu dengan semangat bangkit dari tidurnya dan menerjang si blonde.

"E-eh!" si blonde panik hanya bisa mundur beberapa langkah.

BUUUAAAKK

Terima kasih pada Taiga yang dengan sigap menghentikan aksi Daiki.

Sebuah buku mendarat manis dikepala bagian belakang. Membuat si korban limbung."Daikicchi pagi-pagi sudah mesum! Apa kemarin malam belum cukup-ssu!" ungkap Aomine Ryouta.

Kontan saja wajah Taiga memerah mengingat kejadian kemarin malam yang ehem lumayan ah tidak sangat panas. Dalam hidupnya dia tak pernah membayangkan kalau threesome bisa seperti kemarin malam.

Padahal dia hanya ehem 'penerima' bagaimana dengan Daiki selaku 'penyerang'. Aaais apa pula pikirannya itu. Ini gara-gara Ryouta yang mengungkit-ungkit kejadian tadi malam. Yah meskipun bukan yang pertama kalinya sih tapi tadi malam benar-benar sesuatu!

Apa ini gara-gara ungkapan Ryouta yang menginginkan seorang bayi? Dan Daiki menjadi sangat bersemangat. Tapi kalau dilogika itu mustahil sekali! Ya meskipun Midorima Shintarou eh maksudnya Kazunari Shintarou telah memberi Daiki sebuah obat yang katanya bisa membuat hamil.

"Taiga berhenti melempariku!" Daiki mulai berdiri, mengusap-usap kepala bagian belakangnya yang nyut-nyutan."Eh ngomong-ngomong kalian berdua sudah merasakan efek obat yang Shintarou berikan pada kalian?"

Ryouta menggeleng, Taiga juga ikut menggeleng diiringi dengan serabut-serabut pink yang memenuhi pipinya.

"Hmmm berarti aku harus berusaha lebih keras lagi!" sebuah cengiran mesum terpampang dibibir si biru."Ayo kita lakukan lagi!"

"TIDAK!" teriakan keras meluncur dari belah bibir Taiga."Cukup untuk kemarin malam." Mukanya sudah memerah sekali saat ini.

"Aku juga tidak mau-ssu pantatku masih nyeri." Ryouta memanyunkan bibirnya. Sedangkan Daiki hanya menunduk lesu.

"Sebentar saja, mau ya? Please please kalian cantik deh!" oke ini rayuan absurd.

"Tidak! Dan aku tidak cantik!" tegas Taiga dengan muka cemberut.

"No way-ssu! Meski aku memang cantik!" terlalu narsis kau Ryouta.

Daiki menghela nafas."Kalau begitu aku mau nikah lagi! Aku mau nikah sama Ryo, dia pasti nurut nggak kayak kalian berdua." Entah kenapa si pria dim ini menjadi manja.

"Berani nikah lagi aku bakal membuatmu lebih hitam lagi."

Glek

Daiki menelan ludahnya dengan susah payah. Semetara Ryouta hanya mengangguk menyetujui.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Te~he ini sekuel dari 'Imagination' ini masih percobaan sebenarnya tinggal pendapat dari para readers-san yang menentukkan nasib fic ini next or delete.

Bisa ditambah saran juga kok :D

Oke tanpa banyak cakap. Review please, no flame

See ya!