You Are Beautiful

Pairing : Murasakibara Atsushi x Himuro Tatsuya

Disclaimer : Kuroko no Basuke (c) Tadatoshi Fujimaki. FF by me.

Warnings : BL. Shou-ai. Drabble. MuraHimu. Don't like, don't read.

Enjoy~

.

.

.

"Nee, Muro-chin," suaranya begitu manis, semanis Pocky strawberry yang baru saja ia gigit. Sama sekali tidak cocok dengan tubuhnya yang super besar dan tinggi. Ah, tapi ia manis, sih.

Muro-chin, panggilan sayang kepadanya; si pemuda tampan dengan beauty mark manis terpampang di bawah mata kirinya, menengok, menengadah ke atas dan menatap sang lawan bicara, "Hm, ada apa, Atsushi? Pocky-mu habis? Aku masih punya lollipop kalau kau mau." Ia tersenyum. Tangannya merogoh saku celana seragamnya.

Atsushi—Murasakibara Atsushi lengkapnya—menatapnya sebentar. Pemuda dengan tinggi keterlaluan untuk pemuda berusia enambelas tahun itu menundukkan kepalanya, menatap lekat-lekat pada wajah Muro-chin—Himuro Tatsuya—tanpa berkedip sekalipun.

"Ada apa, sih?" Tatsuya masih penasaran. Ia melepas bungkus lollipop rasa anggur itu dan langsung mengarahkannya ke hadapan mulut Atsushi.

Pemuda dengan surai ungu dan bermata violet itu tanpa ragu langsung membuka mulutnya dan mengemut lollipop itu.

"Terima kasih, Muro-chin." Katanya dengan wajah datar.

Tatsuya tersenyum, "Sama-sama. Jadi ada apa?" tanyanya.

"..." Atsushi diam sebentar, "Ada apa apanya?" tanyanya balik. Ia memiringkan kepalanya sambil terus mengemut lollipop tersebut.

Pemuda yang berambut hitam dengan poni yang menutupi bagian kanan wajahnya itu mendesah pelan, "Kau tadi yang memanggilku duluan, 'kan..."

Seakan mengingatnya, Atsushi langsung membuka mulutnya dan mengeluarkan lollipopnya, "Oh, iya. Itu... aku mau tanya pendapat Muro-chin."

"Soal apa?" ia menaikkan satu alisnya.

Atsushi diam, sekali lagi mengamati wajah Tatsuya dengan seksama, "Bagaimana pendapatmu kalau seorang lelaki dikatai 'cantik'?" tanyanya dengan muka datar. Iris violetnya mengisyaratkan keingintahuan besar pada satu sosok di hadapannya ini.

Yang diajak bicara cengo sebentar, "Hah?"

"Aku mau tanya itu; kalau lelaki dibilang 'cantik', reaksinya seperti apa?"

Tatsuya masih cengo. Ia memalingkan mukanya, menundukkannya beberapa senti dan menopang dagunya menggunakan kepalan tangannya—sedang berpikir. "Hm... Mungkin merasa sebal? Biasanya lelaki suka dipanggil 'tampan' atau 'keren' atau 'macho', sih. Memang kenapa, Atsushi?" Tatsuya lumayan penasaran.

Well, Murasakibara Atsushi adalah pemuda yang lebih suka mengemil semua makanan manis yang ada di dunia tanpa perlu repot-repot menanyakan pendapat orang lain akan sesuatu. Asalkan itu manis—MANIS sekali lagi ditekankan—Atsushi akan melahapnya tanpa pandang bulu. Peduli setan dengan omongan orang tentang sakit gigi setelah memakan suatu permen atau mual atau apalah, yang jelas Atsushi suka manis-manis dan tidak perlu mendengar pendapat orang lain.

Dan ini?

Seorang Atsushi, Atsushi yang itu—menanyakan pendapat seorang Tatsuya. Soal reaksi manusia pula. Dia dulu pernah iseng ikut taruhan dengan Fukui, kalau semisal Atsushi menanyakan tentang manusia lain selain dirinya, Himuro Tatsuya dan basket, pemuda itu harus mentraktir satu timnya ke WcDonald. Untung Fukui tidak ada di sini, kalau iya, pasti ia langsung miskin dadakan.

"Tidak... Hanya saja..." Ia kembali mengemut lollipopnya.

"Hm?"

"Aku hanya ingin bilang kalau Muro-chin itu cantik sekali."

"..."

"Muro-chin marah tidak kalau aku bilang seperti itu?"

"...Uh, what?"

"Muro-chin cantik."

"...Atsushi, what did you say—"

"You are beautiful."

Sedetik.

Dua detik.

Tiga detik.

Dan—

'BLUSH!'

Tak ada jawaban, Atsushi membuka mulutnya, "Muro-chin marah?" ia menundukkan tubuhnya yang super tinggi dan menemukan muka semerah tomat terpampang di hadapannya, "Kau merona, Muro-chin."

"...Memang salah siapa?" ia menutupi mukanya dengan telapak tangannya.

.

.

.

Dia selalu begitu

Mengucapkan semuanya

Tidak mutu

Tapi aku senang

Dia jujur

Aku suka

Atsushi seperti anak kecil

Manis

Yang termanis

Yang pernah ada

.

.

.

"Salahku bukan?" Atsushi menunjuk dirinya sendiri, namun kali ini bukan dengan ekspresi datarnya—melainkan dengan sebuah senyum. Wajah Tatsuya makin merah.

"Kalau sudah tahu, kenapa masih tanya?"

"Aku suka melihatmu merona."

"Sudah puas lihat, 'kan? Sekarang aku mau ke kamar mandi dan cuci muka."

"Kutemani?"

"Dan berakhir tidak jadi latihan? No, thanks."

"You are welcome, Muro-chin."

Dan kemudian Atsushi menyingkirkan telapak tangan Tatsuya yang sedari tadi menutupi wajahnya yang merona. Ia masih tersenyum—semakin lebar ketika mendapati wajah kekasihnya lebih merah daripada sebelumnya dan kemudian menempelkan bibirnya.

"See? You are beautiful—especially, when you're blushing, like, right now."

"Oh, shut up."

Bibir mereka bertemu lagi.

.

.

.

~OMAKE~

Sebal.

Ya, setidaknya itu yang dirasakan sang Kapten Tim Basket SMA Yosen, Okamura Kenichi, yang tidak punya kekasih satu pun.

"Siaaallll! Mereka bukannya latihan malah mesra-mesraan di sini!" gerutu sang Kapten bermuka gorila itu. Air matanya turun sederas Air Terjun Niagara.

Fukui Kensuke hanya menepuk punggung Kaptennya yang nelangsa, "Apa boleh buat. Itulah yang dilakukan sepasang kekasih. Untuk para jones alias jomblo ngenes macam kita, sih, jangan mimpi kejauhan, Kapten Gorila."

"Sial kau, Fukui! Aaah, aku ingin berhenti jadi pemain basket... Aku ingin pensiun jadi kapten tim yang sama sekali tidak menghargai kaptennya... Aku ingin punya pacar..."

"Lho? Bukannya Anda akan berhenti ketika Winter Cup berakhir, Kapten? Masalah pacar, mungkin tidak akan dapat. Wanita tidak suka gorila." Wei Liu si Murid Pertukaran Pelajar dari China pun menimpali dengan keformalannya yang semakin membuat luka Okamura melebar dan perih—seperih luka yang ditaburi garam dan diolesi lemon.

"Aku benci kalian." Dan air matanya pun semakin deras dengan ingus yang mengintip jijik dari lubang hidungnya.

.

.

.

~FIN~

Ahahaha, maaf nyampah. 8"D Dan ini merupakan drabble FF pertama gue di fandom Kuroko no Basuke Indo. :"D Jangan gigit gue karena membuat cerita cheesy seperti ini plz... ORZ Tapi tapi tapi tapi gue doyan pairing ini! Makanya gue memberanikan diri buat bikin walopun jadinya cuma drabble! X"D

Akhir kata, mind to review my 1st drabble in this fandom, guys? :D