Disclaimer © Masashi Kishimoto

Author © Hanamiru

Pairing : SasuSaku|NaruSaku|SasuKarin

Genre : Drama, Romance, Friendship

Rate : T

Warning : Typo's, mungkin OOC, EYD, Garing, dan teman-temannya

Summary :

"Aku suka Sasuke-kun!"/ Onyx itu melebar, terkejut dengan pernyataan seorang gadis yang berada di belakangnya./"Maaf... tapi aku tidak bisa suka dengan perempuan yang bermain basket."/

\^0^Happy Reading^0^/

.

.

.

...

"Suka..."

"... Sasuke-kun!"

Onyx itu melebar, terkejut dengan pernyataan seorang gadis yang berada di belakangnya.

"Maaf..."

"... Tapi aku tidak bisa suka dengan perempuan yang bermain basket."

Emerald gadis berhelai merah muda itu membelalakan matanya, air mata sudah mengaliri pipi sang gadis tanpa ia sendiri menyadarinya.

Sasuke mulai melangkahkan kakinya meninggalkan gadis yang merupakan sahabatnya itu, hanya tersisa lapangan basket serta langit jingga sore itu yang menemani sang gadis.

~M|Y|B~

"Sakura! Tangkap!"

Gadis bernama Sakura itu segera menoleh dan menangkap bunda bulat bewarna orange bergaris hitam dengan sempurna. "Sankyuu!"

Tanpa menghiraukan rekannya yang telah dikerumuni musuh, Sakura segera berlari seraya mendrible bola basket menuju ring lawan, dimana ia akan menambah 2 angka lagi disana.

'Aku harus bisa...' Sakura memantapkan hatinya.

Jarak ring dengan Sakura semakin menipis, ia menatap mantap ring setinggi 2 meter itu.

"Lihat! Haruno Sakura dari Nishi Gakuen sedang menuju ke arah ring!" suara host menggetarkan lapangan basket siang itu.

"Apakah pemain bernomor punggung 28 itu akan berhasil mencetak angka?! Mari kita lihat!" suara host lain ikut meramaikan suasana yang semakin tegang.

Sakura telah sampai di depan ring, kaki jenjangnya melompat tinggi seraya mengulurkan tangannya keatas untuk memasukan bola orange tersebut.

"Haruno Sakura melompat dan menjulurkan kedua lengannya. Dan..."

"GOAAAALLLL! Haruno Sakura dari Nishi Gakuen telah berhasil mengunggulkan timnya!" seru kedua host itu. Diikuti oleh sorak surai dari para pendukung Nishi Gakuen dan keluhan dari para pendukung tim lawan.

.

"Haruno-san, apa yang membuat anda selama ini selalu menjadi pemain basket yang handal?"

"Umm... apa, ya..." Sakura memegang dagunya. "Mungkin karena seseorang."

"Seseorang? Siapa dia?" tanya para wartawan itu kompak.

"Ya... seseorang." Sakura memaksa dirinya untuk tersenyum. "Aku tidak bisa memberi tahu identitasnya pada kalian."

"Lalu, apakah benar Haruno-san sudah bergabung dengan tim basket nasional?" tanya salah satu reporter di tengah kerumunan wartawan.

"Aku ingin menjalani kewajiban ku terlebih dahulu sebagai pelajar. Jadi hal itu masih dalam kemungkinan." jawab Sakura seraya memamerkan senyum tipis diwajahnya yang cantik.

"Sasuke-kun, lihatlah!" seru seorang gadis berkacamata seraya menunjung layar televisi di hadapannya.

Sasuke menghampiri gadis berkacamata tersebut kemudian duduk disampingnya. "Haruno Sakura... sudah banyak berubah rupanya."

"Kau mengenalnya?" tanya gadis berkacamata. Karin.

"Tidak." Jawab Sasuke dan segera berdiri meninggalkan Karin.

Karin segera menyusul Sasuke dan bergelayut dengan manja di lengan kekar pemuda tersebut. "Kalau begitu, kita memiliki banyak waktu berdua, kan?"

"Begitulah." Sasuke memegang puncak kepala Karin, kemudian mengelus rambutnya. "Ayo."

.

"Sakura-san! Kau begitu keren!" puji seorang pemuda beralis tebal dengan mata yang berapi-api.

"Terimakasih, Lee..." ucap Sakura seraya tersenyum manis pada sahabatnya itu.

Seseorang melemparkan minuman kaleng pada Sakura, namun dengan sigap gadis itu dapat menangkapnya. "Lemparan yang bagus, Naruto."

Naruto mengedipkan sebelah matanya. "Agar stamina mu kembali stabil."

Segera saja Sakura membuka penutup kaleng tersebut dan meneguk isinya hingga mencapai setengah. Wajahnya tertunduk, pertanyaan wartawan tadi membuatnya tak fokus saat ini.

"... lagi kita akan menghadapi tim Ame."

Sakura mendongak, suara Naruto membuatnya tersadar. "Naruto, bisa kau ulangi?"

"Dua minggu lagi, kita akan menghadapi tim Ame, Sakura-san." Lee yang berada tak jauh dari Sakura mengulang perkataan Naruto barusan.

Mata Sakura terbelalak. 'Ame?'

"Kenapa, Sakura?" Naruto menaikan sebelah alisnya, heran.

Sakura memasangkan jaket merah marun pada tubuh idealnya. Kemudian tangannya terulur untuk membuka ikatan pada rambutnya, membiarkan helaian merah muda itu terurai diatas bahunya.

"Aku pulang dulu." ucap Sakura dan segera melangkahkan kakinya menuju pintu keluar ruangan itu.

Naruto berjalan tergesa-gesa pada Sakura dan menggenggam pergelangan tangan gadis itu erat. "Sakura, tunggu!"

"Nani?" Sakura mendelik tajam kearah Naruto. "Ini bukan urusan mu."

Perlahan, genggaman tersebut mulai mengendur. Tubuh Naruto sama sekali tak bergeming. Namun hal ini merupakan sebuah kesempatan emas bagi Sakura untuk pergi.

'Aku harap, kau tidak terlibat dalam hal ini, Naruto.' Sakura menatap Naruto sekilas dan segera meninggalkan ruangan tersebut.

"Haruno-san, apa yang membuat anda selama ini selalu menjadi pemain basket yang handal?"

Pertanyaan wartawan itu kembali terngiang di benak Sakura. Alasan ia menjadi seperti sekarang adalah karena pemuda itu.

Sakura menggelengkan kepalanya cepat, mencoba untuk menepis segala pikiran yang terus berkeliaran di dalam otaknya. 'Ku mohon, berhentilah memikirkan dia!'

Flashback

.

"Aku..."

"Aku suka Sasuke-kun!"

Onyx itu melebar, terkejut dengan pernyataan seorang gadis yang berada di belakangnya.

"Maaf..."

"Tapi aku tidak bisa suka dengan perempuan yang bermain basket."

Emerald gadis berhelai merah muda itu membelalakan matanya, air mata sudah mengaliri pipi sang gadis tanpa ia sendiri menyadarinya.

Sasuke mulai melangkahkan kakinya meninggalkan gadis yang merupakan sahabatnya itu, hanya tersisa lapangan basket serta langit jingga sore itu yang menemani sang gadis.

Mata gadis itu terbelalak kaget. "Sasuke-kun akan pindah ke Ame? Kenapa?"

"Okaa-san tidak tahu nak, tapi bibi Mikoto telah mengirimkan email pada Okaa-san." jelas ibu Sakura. Haruno Mebuki

"Apa sekarang mereka masih ada di Konoha, Okaa-san?" tanya Sakura kecil dengan mata yang berkaca-kaca.

Mebuki menggeleng. "Mereka baru saja sampai di bandara Ame."

"Tidak mungkin!" jerit Sakura kecil seraya berlari keluar rumah. Mengacuhkan panggilan Mebuki yang mencoba mengejar dirinya. Tujuannya saat ini adalah mansion Uchiha.

"Hosh... hosh... hosh..." Sakura kecil berhenti tepat di depan gerbang mansion Uchiha. Kedua lengannya ia gunakan untuk menopang tubuhnya pada jeruji besi gerbang tersebut.

"Sasuke-kun!" panggil Sakura kecil. "Kau mendengar suara ku, kan?!"

Merasa tak ada respon, Sakura kecil tertunduk dalam tangisnya. Ia bahkan belum mengucapkan sepatah kata pun sejak insiden itu.

'Sasuke-kun telah membenci ku, karena aku menyukainya...' Sakura kecil segera berjalan lunglai menuju rumahnya.

Sakura kecil berjalan menyusuri jalan tikus yang biasa ia lewati bersama Sasuke untuk menuju lapangan itu, lapangan yang setiap harinya ia gunakan untuk berlatih bermain basket bersama orang yang ia sukai.

Dug! Dug! Dug!

Langkah Sakura kecil terhenti, suara memantulnya bola pada lantai lapangan terdengar oleh telinganya.

'Sasuke-kun... mungkinkah kau...' Sakura segera berlari memasuki lapangan tersebut. "Sasuke-kun!"

"Sasuke... kun?" sebuah suara asing mengagetkan Sakura kecil. Suara laki-laki.

Sakura kecil menolehkan kepalanya menatap seorang laki-laki yang seumuran dengannya. "Kau nampak asing, siapa kamu?"

Anak laki-laki itu tersenyum lebar pada Sakura. "Uzumaki Naruto, nice to meet you!"

"..." tak ada respon dari Sakura kecil. Gadis cilik itu bingung dengan apa yang baru saja Naruto kecil ucapkan.

"Err... maksudnya, yoroshiku!" ucap Naruto membenarkan maksud dari perkataannya. Bocah laki-laki itu telah sukses dibuat salah tingkah oleh Sakura kecil.

"Oh... Naruto-kun." Sakura tersenyum manis pada Naruto. "Sakura. Haruno Sakura desu!"

"Aaa... Sakura, right?" Naruto balas tersenyum lebar pada Naruto. "Kenapa kamu tadi mengucapkan kata 'Sasuke-kun'?"

"Aku mendapat kabar dari Okaa-san, kalau Sasuke-kun telah pergi meninggalkan Konoha bersama keluarganya. Tapi aku tidak percaya." jelas Sakura menarik nafas panjang sebelum kembali menghembuskannya. "Dan aku menyusul ke rumahnya, ternyata..."

"Dia sudah pergi? Benarkan?" tebak Naruto kecil. "So, kenapa kamu datang kesini?"

"Karena lapangan ini adalah tempat ku bermain bersama Sasuke-kun!" Sakura kecil tak sanggup untuk menahan bulir air matanya. "Sasuke-kun telah pergi ke Ame!"

Naruto kecil tersentak, kemudian ia memaksakan dirinya untuk tersenyum. "Kau menyukai... Sasuke itu, kan?"

Bulir air mata itu berhenti. Emeraldnya menatap heran kedalam sapphire milik Naruto kecil. "Darimana kau tahu?"

"Hahaha!" Naruto kecil tertawa keras. "Itu sudah dapat dibaca dalam ekspresi mu, Sakura."

"Tenang saja, aku akan menjadi teman baik mu. Mulai saat ini aku akan selalu ada disamping mu." Naruto kecil memegang pundak Sakura kecil dengan senyum lebar yang menghiasi wajah tannya.

"... tapi aku adalah aku, jangan samakan aku dengan Sasuke mu itu, ya!" lanjutnya seraya memberikan jari kelingkingnya.

Sakura kecil menatap Naruto kecil tak percaya, kemudian Sakura kecil juga menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Naruto kecil. "Umm!"

.

End of Flashback

~M|Y|B~

Sakura memasuki pintu apartemennya dengan lunglai. Hari sudah mulai gelap, dan ia belum sama sekali memasukan apapun ke dalam perutnya selain minuman kaleng yang Naruto beri padanya. Nafsu makannya sangat buruk hari ini.

Setelah membersihkan tubuh dan mengganti pakaiannya, Sakura segera bergegas menuju kamarnya. Ia duduk termenung di depan jendela yang menghadap langsung pada jalan kota. Pemandangan kota malam hari disertai angin malam yang dingin mampu membuat pikirannya melayang pada orang itu.

Drrtt... Drrtt... Drrttt...

Ponsel Sakura bergetar. 'Naruto?'

"Halo." sapa Sakura dengan malas.

"Sakura, daijobou?"

"Ya."

"Aku akan ke apartemen mu sekarang..." ucap Naruto dari seberang sana. "Aku yakin kau belum makan apapun sejak tadi."

Sakura tersenyum miring. "Tidak usah, nanti merepotkan mu."

"Merepotkan? Kau adalah sahabat ku!" seru Naruto disana. Meskipun sejujurnya ia sama sekali tak tersenyum saat mengucapkannya.

"Hahaha, ok... ok."

Tut...

Sambungan telepon pun diputuskan oleh Sakura. Saat ini pikirannya sedang tak karuan. 'Mungkin tak ada salahnya aku mencoba.'

.

"Bandara Konoha lebih terlihat indah jika malam hari, ya..." puji Karin. Matanya menatap kagum gedung pencakar langit yang nampak berkelap-kelip.

"Hn."

"Sasuke-kun, jangan tidur!" Karin menatap jengkel kekasihnya. "Kita sudah hampir sampai."

Sasuke membuka kacamata hitamnya. "Aku tak tidur, kau lihat?"

Karin yang ditanyai seperti itupun menjadi salah tingkah. "Ok... ok..."

~M|Y|B~

"Kedai ramen?" tanya Sakura heran. "Kenapa kita kesini, Naruto?!"

Naruto menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Hehehe... aku baru saja menemukan kedai ini minggu lalu, dan kau tahu Sakura? Rasanya enak!"

"Benarkah?" ujar Sakura dengan nada yang di buat-buat.

"Ya, ini adalah makanan Jepang terlezat yang pernah aku temui!" seru Naruto dengan percaya diri.

"Ok... ayo kita coba!" seru Sakura seraya menarik lengan Naruto. "Aku tak sabar!"

"Sasuke-kun, kenapa kita tidak langsung ke rumah bibi Mebuki?" tanya Karin heran. Karena kekasihnya itu mengajaknya pada sebuah kedai sederhana.

"Aku lapar." jawab Sasuke datar. Dan segera menarik lengan Karin untuk masuk ke dalam kedai itu bersamanya.

"Okaa-san bisa marah, lho..." Karin mengingati Sasuke. "Bukankah kita disuruh beliau untuk menjenguk bibi Mebuki?"

"Ssstt." Sasuke meletakkan telunjuknya diatas bibir Karin. "Dia takkan marah jika ia tahu kalau anaknya lapar."

"Naruto..." panggil Sakura saat mereka telah mendapatkan tempat duduk. "Maaf untuk yang tadi..."

Naruto memandang Sakura sejenak. "Tidak masalah."

Tanpa mereka sadari, seorang gadis dengan gaya barat menghampiri mereka, kemudian duduk disamping Sakura.

"Siapa kau?" tanya Sakura heran. Gadis blonde itu duduk tanpa permisi dulu padanya.

"Huh?" gadis blonde itu menaikan sebelah alisnya. "Siapa aku?"

"Familiar." Gumam Naruto. "Seperti Yamanaka Ino..." sambungnya.

"Yamanaka..." Sakura mengeja nama tersebut. "Ino?"

Sakura tersentak, nama itu...

"INO!" Sakura berdiri seraya menunjuk gadis blonde itu. Mengacuhkan tatapan pengunjung yang beralih memperhatikannya sejenak. "Ini kau? Ino PIG?"

"PIG?" tanya Naruto dengan tampang bodohnya.

"Hahahaha!" Ino membuka kacamata hitamnya. "Long time no see, Dekorin."

"Dekorin?" tanya Naruto lagi. Pemuda blonde itu semakin tidak mengerti arah pembicaraan dua gadis tersebut.

Sakura kembali duduk disamping Ino dan merangkulnya. "Hahaha, kau banyak berubah, Pig!"

Tiba-tiba Naruto merasakan sesuatu yang menganggu perutnya. "Err... aku permisi ke toilet dulu, ya!"

Baik Ino dan Sakura segera menghentikan perbincangan mereka, dan beralih menatap Naruto seraya mengangguk. Kemudian kembali menyambung percakapan mereka yang sudah tak bertemu selama 10 tahun.

"Siapa dia? Pacar mu?" tanya Ino di sela perbincangan mereka dengan tatapan jenakanya.

Sakura menggeleng. "Hanya sahabat, tak lebih."

"Masih menyukai si Uchiha itu, eh?" Ino menyikut lengan Sakura pelan.

Sakura tertunduk lesu mendengar penuturan Ino. "Heh..."

"Ku dengar dia disini." ujar Ino sambil melihat-lihat daftar menu yang tertera di dalam buku.

'Sasuke-kun... disini?' Sakura melebarkan matanya. "Begitukah?"

"Respon mu aneh sekali." Ino menaikan sebelah alisnya. "Dasar..."

.

"Leganya..." desah Naruto seraya berjalan keluar toilet khusus pria.

Karin melirik arloji merahnya. "Sasuke-kun lama sekali, ya."

DUG!

BRUUKKKK!

"I-ittai..." rintih Naruto seraya memegang bokongnya yang nyeri.

Karin terbangun seraya mencari kacamatanya. "Baka! Lihat jalan, dong!"

Naruto menolehkan kepalanya, melihat seorang gadis yang baru saja bertabrakan dengannya. "Karin?"

Karin memasang kacamatanya, memposisikannya agar nyaman. "Naruto, kah?"

Naruto berdiri, mengulurkan tangannya untuk membantu Karin. "Haha, lama tidak berjumpa!"

"Naruto! Kemana saja kau selama ini?!" Karin memukul pundak Naruto pelan.

Naruto menggaruk belakang kepalanya. "Seperti yang kau lihat? Selama ini aku berlatih basket dan sudah menjadi calon pemain nasional Basket!"

"Benarkah?!" mata Karin nampak berbinar. "Sugoii~"

Seseorang muncul di belakang Karin dan menepuk bahunya. "Ayo pergi."

"Eh? Sasuke-kun?" panggil Karin. "Kenalkan, ini Naruto. Sepupu ku."

'Sasuke... kun?' tanya Naruto heran. 'Bukankah itu...'

"Naruto, kenalkan ini Sasuke-kun. Kekasih ku." ujar Karin seraya memeluk lengan Sasuke.

Naruto tersenyum lebar seraya menggaruk belakang kepalanya. "Uzumaki Naruto!"

"Uchiha Sasuke." balas Sasuke singkat. Kemudian ia segera menarik pergelangan tangan Karin menjauh. "Ayo pergi."

Karin tak dapat menolak. Ia memandang Naruto sejenak. "Sampai jumpa nanti, Naruto!"

"Ya!" balas Naruto sambil melambaikan tangannya singkat.

Naruto menatap Sasuke dan Karin yang telah jauh darinya. 'Apa itu yang namanya Sasuke?'

Sedangkan di tempat lain, Sasuke terus memikirkan pertemuan barusan. 'Dia yang bersama Sakura selama ini...'

.

.

.

Bersambung di chapter depan...

.

Sampai jumpa nanti ya! c\^.^

.

Semoga kalian suka dengan FanFic multichapter ku ^0^

(Untuk Flamer, kalau kalian ingin mem-flame. Tolong jangan flame character yang udah dibuat Kishi-sensei ya! Tapi flame fanficnya. ^^

Dan akan lebih berharga jika Flamer-san memberikan flamenya dengan bahasa yang baik.)

.

Maaf kalau fanficnya membuat kalian bingung (atau garing?) ^^"

.

Boleh minta reviewnya? \(*u*)/

.

Salam,