The Royal Maid

Kuroko no Basket

Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki

Pairing: GoM x Fem!Kuroko

Warning: AU, Inspired by anime Oushitsu Kyoushi Haine

Original Fanfiction by Sarasachi


Siapa sangka Kerajaan Versailus yang makmur, damai, aman, dan dikenal karena kehebatan pemimpin mereka, menyimpan konflik besar yang dapat menghancurkan seluruh Negara.

Dikenal dengan kepiawaiannya, kebijaksanaannya, serta ketangguhannya dalam berperang, Raja ke-50 Taiga dikaruniai 5 putra kembar terdiri dari Pangeran Pertama, Akashi. Pangeran Kedua, Midorima. Pangeran Ketiga Aomine. Pangeran Keempat, Murasakibara. Dan yang terakhir Pangeran Kelima, Kise.

Seharusnya mereka dapat bekerja sama mengatasi masalah kerajaan, tapi karena kurangnya rasa persaudaraan mereka justru terpecah dalam persaingan. Apalagi setelah Raja mengumumkan akan memberikan tahta secara adil lewat persaingan.

Walau sebelumnya beliau telah memutuskan untuk memberi tahtanya pada Pangeran Akashi, namun pemberontakan secara brutal terjadi oleh pihak Pangeran kedua hingga kelima.

Hal ini sudah cukup membuat Raja pusing tujuh keliling, untung saja masyarakat tidak ada yang tahu.

Untuk itu Raja memerintahkan seorang gadis muda untuk mengatur para Pangeran. Seorang gadis yang masih begitu suci, polos, dan tak tahu bagaimana menangani lelaki harus menuruti keinginan Raja. Ia melepaskan masa mudanya, dari desa pergi ke istana.

Siang hari di kota dengan desa memang sangat berbeda. Cuacanya sangat panas sampai membuat gadis yang berada di kereta kuda terasa terbakar.

"Apa kota itu neraka?" batinnya, ia menghapus keringatnya lembut.

"Kita sudah sampai." Ucap kusir yang membukakan pintu tepat di depan gerbang istana. Tak ada ekspresi kagum, atau terkesima di wajahnya, ia hanya terdiam dengan datar.

Pelayan pribadi Raja datang untuk menjemput gadis dengan rambut panjang baby blue, dan sepasang mata sapphirenya yang indah.

Ia tersenyum ramah supaya dapat membuat gadis itu nyaman. Pelayan yang diketahui bernama Himuro menjelaskan tentang sistem di Kerajaan. Ia juga banyak bercerita tentang keseharian Pangeran, dan kesibukan Raja.

"Silahkan, Raja sudah menunggu kedatangan anda." Kata Himuro menundukkan kepalanya, ia membuka pintu ruang kerja Raja yang sangat besar.

Di sana ada seorang pria dengan mata tajamnya duduk tenang. Di atas meja terdapat beberapa tumpukan kertas, ada pena, dan tempat tinta yang kelihatan sangat indah.

Dekorasi ruang kerjanya juga sangat elegan, lukisan Raja, dan Ratu terpampang besar di dinding. Tak salah, yang ada di hadapan gadis itu adalah Taiga, Raja ke-50 Kerajaan Versailus.

"Senang bertemu dengan anda, Yang Mulia. Saya Kuroko Tetsuna, Putri dari Kuroko Tetsuya, dan Kuroko Satsuki." Ucap gadis bernama Tetsuna sambil memberi hormat di hadapan Raja.

"Oh jadi kau benar-benar putrinya Kuroko ya, senang bertemu denganmu. Bangunlah, terima kasih telah memenuhi panggilanku." Balas Taiga dengan nada santainya, sesuai perintah, Tetsuna bangkit dan mendengarkan cerita lama.

Taiga sedikit mengenang masa lalunya dengan Tetsuya, ayah Tetsuna. Bahkan terkadang sang Raja terkekeh geli melihat betapa miripnya Tetsuna, dengan Tetsuya.

"Begini, aku berpikir bahwa aku telah salah mendidik kelima putraku." Nada Taiga sedikit melemah, raut wajahnya pun terlihat layu.

"Putraku kehilangan ibundanya saat berumur 10 tahun. Waktu itu perang tengah terjadi di bagian utara, aku tak bisa tinggal diam. Rakyatku lebih penting, itulah yang kupikirkan. Makanya aku tinggalkan kelima putraku, dan pergi ke utara."

Taiga mulai menjelaskan kondisinya, ia bahkan menceritakan alasan Kelima Pangeran sangat membencinya, dan tak mau patuh padanya.

"Aku pikir ini salahku, aku justru membuat Kerajaan ini kacau. Aku ayah, dan juga raja yang buruk." Tuturnya sedikit menyesal.

Tetsuna bangkit dari tempat duduknya, ia meyakinkan Taiga supaya menyerahkan masalah itu padanya.

"Urusan Pangeran biar saya yang tangani. Yang Mulia cukup fokus saja pada rakyat. Dan juga, ayah saya bilang Yang Mulia bukan orang yang jahat. Karenanya saya mengambil pekerjaan ini."

Tetsuna tersenyum lembut, melihat senyuman gadis manis di hadapannya cukup membuat Raja ceria. Ia mempercayakan tugas kerukunan Kelima Pangeran padanya.

Lagi-lagi Himuro yang mengantarkan Tetsuna, ia tak memperkenalkannya pada Kelima Pangeran. Hal itu sangat mustahil, ayah mereka bahkan harus menajamkan pandangannya bila memang harus berkumpul di depan rakyat.

"Ini kamar anda Tetsuna-sama. Mulai hari ini mohon bantuannya." Kata Himuro membukakan pintu kamar Tetsuna.

"Terima kasih Himuro-san, anda tak perlu begitu formal pada pelayan sepertiku. Mohon bimbingannya." Balas Tetsuna menundukkan badannya sopan.

Dia tak perlu diajari banyak materi, atau banyak peraturan, Tetsuna mengerti dasar-dasar menjadi seoranh pelayan. Tapi mungkin ini akan berat, karena ia akan melayani 5 Pangeran sekaligus. Hari itu juga Tetsuna bersiap, ia mengenakan pakaian pelayannya, dan keluar kamar.

Dengan langkahnya ia berjalan menuju dapur istana, di sana semua orang terkejut dengan kedatangan Tetsuna.

Gadis itu menundukkan badannya sopan, tapi tak ada senyum, atau ekspresi lain di wajahnya. Semua orang menyambut hangat kehadirannya, para pelayan terlebih dulu diberitahu oleh Himuro, jadi mereka sudah mengerti.

"Apa semua Pangeran tidak pernah makan di ruang makan?" tanya Tetsuna, ia mengeluarkan buku kecil, dan penanya.

"Tidak, kalau pun mereka berkumpul pasti akan ada kekacauan." Balas seorang pelayan yang sudah lama tinggal di istana.

"Apa masing-masing pelayan pribadi Pangeran pergi?" tanya Tetsuna kembali, ia mencatat hal-hal yang bisa menambah informasi penting.

"Un, kami bergantian mengantar makanam untuknya. Terkadang sifat mereka juga tidak bisa ditoleransi. Kami keberatan bila harus menjadi pelayan pribadinya." Keluh pelayan lain.

"Terkadang permintaan mereka tidak masuk akal. Untung saja Raja sangat baik, ia mengerti situasi kami." Tetsuna menutup bukunya, ia bersiap untuk menemui para Pangeran. Dia mulai mendorong troli silver berisi makanan semua Pangeran.

"Ah, Tetsuna-san." Panggil kepala pelayan, Tetsuma berhenti, dan menoleh.

"Jangan menemui Pangeran Akashi." Ucapnya dengan nada bergetar, ia terlihat ketakutan.

Tetsuna menganggukkan kepalanya, ia pergi begitu saja. Hanya bermodal denah, dan catatan ia menyusuri lorong istana yang besar, dan sepi.

Yang pertama ia temui adalah Pangeran Kelima, Kise. Dari rumornya dia seorang playboy yang selalu membawa wanita berbeda dari kota ke kamarnya.

Walau sifatnya ramah, tapi dia menyebalkan karena seenaknya, dan begitu mengganggu karena haus perhatian.

"Permisi." Ucap Tetsuna lembut, namun tegas. Ia mengetuk pintunya cukup keras, supaya Kise bisa mendengarnya.

"Pangeran, saya datang untuk membawakan anda makanan." Tetsuna meninggikan nadanya, ia masih tak mendapat jawaban.

Tak berapa lama Tetsuna teringat kalau Pangeran Bungsu senang sekali berpergian. Ia selalu menghilang di siang hari. Dan harusnya dia tahu waktu serta etika, kembali sebelum orang lain mencarinya. Namun sayang, dia harus pulang ketika pelayan mencarinya sampai kualahan.

"Tidak ada ya?" batin Tetsuna, ia mulai mendorong trolinya kembali.

"Oi bocah, siapa yang menyuruhmu berkeliaran di istana?" Tetsuna menolehkan tubuhnya, ia melihat seorang pria tinggi, dengan kulit sawo matang, matanya begitu tajam, dan dingin, pakaiannya sedikit acak-acakan.

"Maafkan saya. Nama saya Kuroko Tetsuna, pelayan baru yang bekerja untuk para Pangeran." Kata Tetsuna menundukkan tubuhnya sopan.

"Ha? Pelayan baru lagi? Apa pria tua itu masih tidak jera? Dia bodoh? Lelah? Atau memang idiot?" tutur pria itu dengan sebal.

"Anoo, Aomine-sama. Saya mengerti anda begitu tidak menyukai ayah anda, namun tak sopan bila anda harus memanggilnya pria tua, apalagi seoranh idiot." Tetsuna melawan balik dengan wajahnya yang datar.

"Apa?! Kau pikir kau siapa?" Pangeran Ketiga, Aomine mendekati Tetsuna dengan wajahnya yang super jengkel.

"Saya Pelayan Kerajaan, Kuroko Tetsuna. Senang bertemu dengan anda." Namun Tetsuna seperti tak peduli, ia menundukkan kepalanya sekali lagi.

"Aku tidak suka dengan wanita yang senang mengatur. Apalagi dia itu berdada kecil sepertimu. Walau wanita pun, aku tak segan." Mendengar hartanya diremehkan membuat harga diri Tetsuna terluka.

Namun ia tak menunjukkannya lewat ekspresi, siapapun pasti sudah ketakutan bila melihat wajah Aomine. Tapi Tetsuna berbeda, ia tak peduli, dan sangat jengkel karena Aomine melecehkannya.

"Sepertinya pengajar istana tidak cukup memberimu pelajaran Pangeran?" tanya Tetsuna.

"Kurangajar, darimana orang tua itu mendapat gadis rata sepertimu!?" kali ini pitamnya sudah naik, Tetsuna menyandung kaki Pangeran Ketiga, sampai terjatuh!

Aomine membulatkan matanya, ia tak percaya gadis sekecil Tetsuna bisa menjatuhkannya, dan lagi tanpa ia sadari. Aomine sama sekali tak melihat gerakan Tetsuna tadi.

"Aomine-sama, anda begitu semangat menyambut kehadiran saya. Saya benar-benar berterima kasih, namun mengatakan bahwa dada seorang wanita kecil itu keterlaluan. Nikmati makan siang anda." Ucap Tetsuna meletakkan nampan berisi makanan, dengan segelas air putih di hadapan Aomine.

"Kalau begitu saya permisi." Tetsuna menundukkan kepalanya, kemudian meninggalkan Aomine seorang diri. Pangeran Ketiga yang dikenal sangat egois, arogan, kasar, dan brutal terduduk diam di koridor istana. Dia hanya terdiam masih tak percaya, saat Tetsuna sudah menghilang barulah ia tersadar, dan berteriak kesal memanggil namanya.

Sedangkan gadis turqoise itu masih mendorong trolinya, kali ini ia mengunjungi Pangeran Keempat, Murasakibara.

"Permisi." Ucapnya mengetuk pintu sama seperti sebelumnya. Kali ini Tetsuna dapat mendengar suara dari dalam. Ia juga telah mendengar seperti apa Pangeran Keempat. Penggemar makanan manis, sangat cinta kue, permen, dan makanan ringan lainnya.

Sayangnya dia seorang pemalas, sangat malas, bahkan untuk berjalan pun dia sangat malas, setiap hari para pelayan harus membuatkan makanan manis untuknya.

"Permisi, saya membawakan makan siang untuk anda Pangeran." Kata Tetsuna sekali lagi, ia sudah mengangkat nampannya, dan bersiap memberikannya pada Murasakibara.

"Masuk~" balas Murasakibara dari dalam, nadanya begitu menyebalkan untuk didengar.

"Permisi." Tetsuna membuka pintunya, ia melihat kamar besar yang dipenuhi oleh makanan sisa, juga bungkus permen berserakan. Kamarnya terlihat manis, tapi saying terlalu banyak sampah menumpuk.

Ia melihat seorang pria yang tengah berbaring di kasurnya sembari memakan keripik kentangnya. Tak disangka-sangka tubuhnya bagus, tingginya bahkan mencapai 2m. belum lagi sekilas Tetsuna bisa melihat dadanya yang berotot.

"Pangeran, saya membawakan anda makan siang." Tetsuna masuk dan mendekati Murasakibara, ia sedikit kesulitan karena banyaknya sampah.

"Ooh sudah datang." Murasakibara terlihat sedikit senang ketika melihat Tetsuna mendekatinya.

"Hmmm? Kenapa bukan cream stew yang kau bawa?" Murasakibara menaikkan nadanya begitu saja.

"Maaf, saya dengar anda sudah terlalu banyak memakan makanan tak sehat. Saya hanya mengkhawatirkan kondisi tubuh anda." Balas Tetsuna dengan wajah datar, Murasakibara mengernyitkan jidatnya kesal.

"Memangnya kau siapa berani memerintahku untuk makan ini itu? Dasar bocah!" serunya, benar-benar seperti anak kecil. Tetsuna pun mulai naik darah, ia tak suka disebut bocah.

"Maaf atas ketidak sopanan saya. Perkenalkan nama saya Kuroko Tetsuna, pelayan pribadi para Pangeran. Saya mohon kerja samanya, Murasakibara-sama. Bila anda memang ingin memakan makanan manis, bersihkan kamar anda, dan temui saya di dapur. Terima kasih, saya permisi."

Tetsuna pergi begitu saja, walau Murasakibara terus memanggilnya dengan jengkel, walau ia terus mengejeknya, tapi gadis itu menghiraukannya.

Kembali menjalani tugasnya, ia mendorong trolli untuk segera pergi ke ruangan Pangeran Kedua, Midorima. Kali ini mungkin tidak begitu sulit, ia dengar bahwa Midorima terkadang berbicara mengenai keadaan istana dengan pelayan yang mengantarkan makanan. Tapi sifatnya tsundere, tetap saja merepotkan, walau begitu Tetsuna belum mengeluh sama sekali.

"Permisi." Kali ini pintu langsung terbuka hanya dengan tiga ketukan. Ia disambut oleh Pangeran berkacamata yang menatapnya rendah, dan tajam.

Tetsuna tertegun karena ditatap begitu dengan tiba-tiba, tapi wajahnya masih tak berekspresi. Ia mengambil nampan berisi makanan, dengan segelas air putih.

"Saya datang untuk mengantarkan anda makan siang, Pangeran." Ucap Tetsuna sopan, Midorima menatap Tetsuna dari atas sampai bawah, kemudian berdecih kesal.

Lagi-lagi gadis itu dibuat sebal oleh sifat Pangeran, dia merasa tengah diremehkan lagi karena tubuhnya itu.

"Maaf Pangeran, tapi tidak sopan untuk berdecih di depan seorang wanita." Kata Tetsuna menundukkan kepalanya, ia permisi meninggalkan Midorima begitu saja.

"Siapa dia berani mengajariku? Dasar pelayan baru kampungan." Midorima juga ikutan jengkel dengan sikap Tetsuna.

"Midorima-sama, Aomine-sama, Murasakibara-sama, sudah mendapat makan siangnya. Kini giliran Akashi-sama, dan Kise-sama." Batin Tetsuna, ia melakukan tugasnya dengan cepat, dan cekatan.

Walau terkesan dingin, dan angkuh, tapi sifatnya itu sukses membuat ketiga pangeran sedikit terkesima padanya. Sejujurnya mereka tidak membenci sifat Tetsuna yang begitu, malahan mungkin ketiganya sudah jatuh cinta begitu saja padanya!

Ya, mungkin saja. Soalnya setelah kesan pertama mereka pada pelayan baru, ketiganya tidak jera dan malah semakin penasaran.

"Sialan gadis itu, beraninya dia begitu padaku. Lihat saja nanti!" batin ketiganya.

"Hatchih!" Tetsuna menyentuh hidungnya yang sedikit gatal.


Haiiii semuanyaaaaa lama tak berjumpa, kali ini saya membawakan fanfic Fem!Kuroko lagi yeay

Karena emang beneran cinta sama kuroko versi wanita (sebenarnya cewe/cowo gak ada bedanya lol)
cuma yang versi cewe lebih keliatan uhukseksiuhuk rambutnya panjang, dan uhukoppaiuhuk

Eiya btw ini fanfic dibikin setelah kemarin hayati baru nonton kurobas last game loooh, ada yang udah nonton?
Tadinya mau bikin fanfic tentang Farewell Generation of Miracles, tapi besok lagi aja deh wkwk
Dan entah kenapa pas liat Oushitsu Kyoushi Haine malah ngebayangin si pangeran ini member miragen ngoehe makanya dijadiin fanfic

Yah intinya semoga terhibur, Terima Kasih~