Title : Hyung, Saranghae

Genre : Family, Friendship

Cast :

Joen Jungkook

Kim Namjoon

Kim Soek Jin

Min Yonggi

Park Jimin

Jung Hoesok

Kim Tae Hyung

Others

HYUNG, SARANGHAE

Chapter 1

"Kookie-ah…Kookie-ah…" Terdengar seseorang memanggil nama Jungkook yang sedang asyik menikmati mimpi pagi nan indah. Terlihat jelas sekali matanya yang begitu lelapnya. Wajahnya juga tampak bersinar polos diterpa mentari pagi melalui celah jendela yang sedikit terbuka.

"Kookie-ah… Ireona…!" Namja itu terus mencoba membangunkan Jungkook sambil menggoyangkan badannya namun ia tetap tidak juga bergeming. Namja itu tak lain adalah Kim Soek Jin saudara tertua Jungkook.

Sebagai saudara tertua ia memang sudah telaten mengurusi dongsaeng-dongsaengnya terutama Jungkook si maknae kesayanganya. Selain Jungkook, masih ada Min Yonggi dan Kim Namjoon yang juga menjadi perhatiannya.

Setelah beberapa menit ia masih menunggu sang maknae bangun sambil duduk di samping tempat tidur Jungkook. Jin melihat dengan dalam wajah imut adiknya itu sambil terseyum kecil. Bagi Jin, Jungkook adalah anugerah terindah Tuhan yang diberikan sebagai cahaya dalam hidupnya. Jin bahkan tidak pernah memarahi Jungkook dengan kelakuan-kelakuan nakal dan menggemaskannya.

"Hm…Kyopta….". Jin masih tetap memandangi wajah si dongsaeng dan kemudian memberikan kecupan lembut ke kening Jungkook. 'Kookie-ah… jangan pernah sakit dan terluka, Hyung disini untuk melindungimu'. Jin bicara dalam hati, karena ia tahu kehidupan yang sedang mereka jalani tidaklah mudah seperti yang terlihat.

"Jungkookie….!". Tiba-tiba seseorang datang dengan berlari sambil berteriak menuju kamar Jungkook dan langsung melompat ketempat tidur Jungkook.

"Bruhk…."

Yonggi melompat mengenai Jungkook yang sedang dibungkus selimut putih tebal. Akhirnya Jungkook pun mulai bergerak sambil mengucek-ngucek matanya sebelah kanan dan mencoba membuka mata perlahan.

"Yaa…Yongi, apa yang kamu lakukan?". Teriak Jin melihat tingkah laku si Yongi.

"Naneun, Cuma membangun kan uri beby yang manja ini." Jawab Yonggi tanpa rasa bersalah sambil mengusap kepala Jungkook.

Jungkook yang baru mulai terbangun hanya diam tanpa berkata apapun. Ia masih terasa begitu malas untuk bergerak meski hanya bicara sepatah kata. Namun ia tetap dapat mendengar dengan jelas ucapan para Hyungnya.

"Kookie-ah… Kamu mau bangun sendiri atau….". Ucap Yonggi sambil mulai menyodorkan bibirnya kearah wajah Kookie.

"Ne Hyung aku bangun. Aku tidak akan pernah membiarkan kau mencuri ciuman dariku".Jungkook mulai bangun untuk duduk sambil menndorong mundur bibir Yonggi dengan tangan kanannya. Jin yang melihat itu hanya tertawa kecil melihatnya.

"kekeke…. Liatkan … Uri dongsaeng aja menolak dicium olehmu. Aku tidak habis fikir bagaimana para yeoja itu bisa tergila-gila dengan namja jelek sepertimu". Jin mulai memanasi-manasi Yonggi sambil memegang dagunya berpura-pura berpikir.

"Tentu saja mereka menyukaiku karena ketampanan dan kecerdasanku." Yonggi bicara dengan penuh percaya diri sambil melipat kedua tangan didada.

"Mwo?… Tampan…? Cerdas…? Hahaha…bahkan dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak ada yang menarik. Pabbo…"

"Benarkah… Tapi setidaknya aku lebih baik dari pada Hyung tidak laku yang satu yeojachinggu pun tidak punya padahal Hyung sudah semakin tua"

"Aku bukannya tidak laku, tapi karena belum ada satu pun yang bisa memikatku selama ini. Kalau aku mau aku bisa mendapatkan yeoja manapun. Kamu tahu? Semua orang juga mengakui ketampanan yang memang sudah berakar sejak lahir dari hidupku." Jin menjawab dengan bangganya, karena memang dia adalah namja yang tampan.

"Wah… dari mana asal kepercayaan dirimu itu? Chinja… Dilihat dari sudut manapun jelas aku lebih tampan dari pada kamu. Benar kan Kookie….?" Yonggi mencoba memenangkan perang ketampanan ini dengan mengambil suara si dongsaeng.

"Kookie… Katakan saja dengan jujur, bahwa aku lebih tampan. Gwenchana." Jin tak mau kalah dengan Yonggi.

"Mmmm….." .Kookie diam sejenak sebelum memberikan jawabannya. Sedangkan Jin dan Yonggi dengan serius melihat Kookie dengan penuh harap seakan menantikan pengumuman pemenang dalam sebuah pertandingan. Suasana entah kenapa jadi berubah sedikit mencekam. Dan akhirnya yang ditunggi.

"Emmm, yang paling tampan tentu saja itu…" Kookie mulai mengeluarkan suaranya. Dan…

"Aku." Kookie menjawab dengan senyum menyeringai manis dibibirmya.

"Yaaa…..". Jin dan Yonggu berteriak kesal bersamaan.. Akhirnya suasana riuh pecah dikamar itu. Jin dan Yonggi kemudian terdiam saling memandangi dan kemudian memberikan senyuman isyarat sambil melirik ke Kookie.

"Hana… Dul… Set…". Jin menghitung dan mereka sudah bersiap-siap. Dan….

"Yah Hyung… Hentikan, Hyung… Hyung…". Kookie berteriak kegelian karena Jin dan Yonggi dengan kompak menggelitiknya dan ia tidak bisa menahan geli.

"Yayaya…. Yonggi cukup". Jin menghentikan aksi menggelitik maknae." Nah, sekarang kamu benar-benar sudah bangun. Cepat mandi dan berangkat sekolah, arachi?". Jin mengusap rambut Jungkook dan pergi untuk menyiapkan sarapan.

"Nde… Hyung". Jungkook menjawab dengan terengah-engah mencoba mengatur nafasnya.

.

.

Jungkook sudah selesai untuk bersiap pergi kesekolah. Dan sekarang berada di meja makan untuk menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh Jin Hyungnya.

"Pagi hyung? Apa tidur hyung nyenyak tadi malam?" Jungkook bertanya pada Namjoon yang sedang makan dan duduk disampingnya.

Namjoon tidak memperdulikan kedatangan dan ucapan Jungkook sama sekali. Ia hanya menyantap lahap sarapannya dengan santai. Jin hanya memperhatikan tanpa melakukan apapun karena itu bukan lah pemandangan yang baru.

Namjoon sudah sejak 4 tahun lalu bersikap dingin pada Jungkook. Dia tidak pernah memperlakukan Jungkook sebagaimana dongsaengnya seperti halnya Jin dan Yonggi yang justru memanjakan Jungkook. Tentu, dia punya alasan untuk itu.

Jungkook duduk manis disamping Namjoon. Karena merasa tidak dihiraukan, Jungkook hanya menutup mulut sambil memnggigit kecil bibir bawahnya dan perlahan melirik kearah Namjoon. Jungkook terus memandangi Namjoon sambil tersenyum kecil.

"Wae?". Tiba-tiba Namjoon menoleh kearahnya hingga membuat Jungkook sedikit terkejut.

"Aniya Hyung…". Jawab Jungkook sambil merenggut manja.

"Sudah… Kookie sarapan cepat nanti kamu terlambat."Jin memutus perhatian antara Jungkook dan Namjoon.

"Oh Hyung. Yonggi Hyung sudah pergi?" Tanya Jungkook sambil melihat-lihat kesamping mencari sosok Yonggi.

"Sudah. Katanya ada urusan yang penting"

"Heh, penting…? Pasti Youja lagi". Jawab Jungkook sambil menggelengkan kepalanya.

"Hyung..." Namjoon akhirnya mengeluarkan suara dengan berat.

"Ya. Ada apa?" Jin menjawab dengan sedikit heran karena nada suara Namjoon terdengar berbeda.

"Hyung, emmm... belikan aku handphone baru." Namjoon meminta dengan sedikit takut.

"Handphone...? Loh hanphone kamu kenapa?"

"Rusak hyung.?

"Lagi..." Jin menjawab dengan nada kaget. "Wah.. Chinja, dasar devil hand". Jin sudah tidak heran dengan itu, karena memang Namjoon sangat dikenal dengan 'tangan setan'. Apapun barang yang ada ditangannya selalu saja rusak atau hilang.

"Ok. Tapi setelah hyung gajian". Sambil menghela nafas panjang.

"Chinja, gomawo hyung. Jongmal gomawo". Namjoon terlihat begitu senangnya. Jungkook yang melihat Namjoon hanya tersenyum senang.

.

.

Sekarang mereka sudah sampai disekolah. Namjoon langsung keluar dari mobil tanpa bicara apapun.

"Hyung, aku pergi dulu. Dah Hyung…" Jungkook pamitan pada Jin dengan terburu-buru sambil membuka pintu menyusul Namjoon. "Hyung…Hyung… Tunggu aku. Kita pergi bareng".

"Dah…Nanti kamu dijemput sama Yonggi Hyung ya… Hah anak itu…"Jin tersenyum melihat perangai Jungkook. Jin pun langsung berangkat ke kantornya.

"Hyung… Hyung…" Jungkook masih tetap mengekori Namjoon.

Namjoon tiba-tiba menghentikan langkahnya dan perlahan menatap Jungkook." Dengar… Aku tidak suka kamu terus-terusan bergantung kepadaku seperti ini. Berapa kali harus kukatakan aku tidak menyukaimu dan aku tidak akan pernah memanjakanmu seperti Jing hyung dan Yonggi hyung. Lebih baik mulai sekarang kamu menjaga jarak dariku dan jangan pernah mengikutiku. Dasar anak manja?" Namjoon berkata dengan nada kesal dan sedikit tinggi pada Jungkook. Dan mulai melangkah meninggalkan Jungkook.

"Tapi hyung…."

"Tidak ada tapi-tapi. Sekarang kamu pergi kekelasmu sendiri" Namjoon kembali melihat Jungkook dengan tatapan mematikan.

Melihat ekspresi yang tidak mengenakan dari Namjoon,Jungkook hanya bisa tertunduk diam. Dan pergi meninggalkan Namjoon. Namjoon hanya melihat Jungkook dari belakang. Kali ini memasang tatapan yang bertolak belakang dari tatapan sebelumnya. Terlihat ada sedikit rasa penyesalan dari mimik wajahnya.

Yah, pada dasarnya Namjoon begitu sangat menyayangi Jungkook bahkan melebih Jin dan Yonggi. Tapi ia menahan dalam perasaannya itu didalam lubuk hatinya karena suatu alasan.

.

Sekarang Jungkook sudah berada dikelas. Ia hanya terdiam dengan tangan kanan menopang dagu sambil melihat keluar jendela. Raut wajah yang begitu suram menghiasi wajah polos nan imutnya. Keributan yang tercipta di kelas tidak mempengaruhi dia sama sekali.

"Hey Jungkook..." Seseorang membuyarkan lamunan dalamnya. Dia adalah Jimin, teman satu-satu dikelasnya yang bersedia berteman dengannya lantaran dia adalah adiknya Hoesok yang merupakan salah satu sahabat terdekat Namjoon.

Jungkook adalah adik Namjoon, namja nomor 1 disekolah yang paling ditakuti dan bukan dari segi prestasi. Satu-satu prestasi yang dia punya hanyalah olahraga football. Berkat Namjoon 3 kali berturut-turut sekolah mendapatkan juara kategori football tingkat nasional. Sedangkan selain itu, nonsense.

"Oh Jimin. Ada apa?"

"Seharusnya aku yang bertanya. Kamu tahu, wajah kamu itu menyimpan aurah kegelapan. Ada apa?".

"Kamu bisa aja Jimin. Nan Gwencanayo."

"Tapi yang aku lihat kamu tidak baik." Jawab Jimin menggerutu sambil duduk ditempat duduknya di belakang Jungkook.

.

Waktu istirahat.

Kantin seperti biasa penuh dengan suara bergemuruh para siswa-siswi yang sedang memberikan pasokan nutrisi tubuh tak terkecuali dengan Jungkook.

Jungkook hanya duduk sendiri di meja makan yang panjang itu seperti hari-hari sebelumnya. Jikapun tidak sendiri, Jiminlah orangnya. Namun,Jimin sedang menemui guru karena suatu urusan jadi ia tidak bisa menemani Jungkook.

"Jungkookie..." Namja langsung mengambil posisi duduk didekat Jungkook tanpa permisi dan mencubit pipi chubby Jungkook."Kyopta..."

"A..ah...Hyung sakit". Jungkook merintih kesakitan karena namja itu mencubit pipinya dengan keras saking gemasnya.

"Hello beby...". Namja satunya lagi juga melakukan hal yang sama, tapi kali ini ia melingkarkan lengannya dileher Jungkook."Kamu tahu, hyung begitu sangat merindukanmu dan hyung tidak bisa hidup tanpa kamu".

Jungkook mulai merasa risih dengan kehadiran namja itu. Mereka adalah Tae hyung dan Hoesok sahabat dekatnya Namjoon. Mereka memang begitu sangat menyayangi dan memanjakan Jungkook seperti adik kandungnya sendiri. Bahkan Heosok lebih memanjakan Jungkook daripada Jimin adik kandugnya sendiri. Siapa sich yang tidak gemas melihat sosok Jungkook. Sosok dongsaeng yang begitu imut, lucu, polos,ditambah dengan senyum gigi kelincinya yang terlihat begitu menggemaskan.

Jungkook melihat kesekitar, ia tidak melihat Namjoon padahal mereka selalu bersama.

"Namjoon hyung kemana?" Jungkook bertanya sambil menatap Tae dan Heosok.

"Ooohhh... Dia sedang melakukan perkerjaan hariannya" Jawab Heosok.

"Pekerjaan harian?" Jungkook menatap heran Heosok."Owh... Pasti nuna itu lagi". Jungkook mengerti apa yang di maksud Heosok.

"Cha... Kamu sudah makan. Untuk hari ini kamu beruntung karena kami akan menemani kamu makan. Kamu pasti senangkan? Ditemani namja top sekolah ini." Tae Hyung menjawab dengan penuh percaya diri.

"Ne hyung..." Jungkook menjawab dengan sedikit berat. Karena sebenarnya lebih baik dia makan sendiri dari pada ditemani oleh alien dan namja cabe yang begitu sangat mengganggu.

Akhirnya Jungkook harus menikmati makan siangnya bersama Tae Hyung dan Heosok. Tak henti mereka terus menggoda Jungkook yang tentu membuatnya merasa tidak nyaman. Tapi mau tidak mau Jungkook harus menahannya.

.

Jam sekolah akhirnya berakhir. Jungkook berjalan sendirian di koridor sekolah yang sepi. Jungkook memang keluar belakangan karena ada hal yang harus ia selesaikan. Dari kejauhan ia melihat 3 orang namja berada dikoridor yang sama. Jungkook dapat merasakan suasana yang berbeda saat itu. Tatapan para namja itu terlihat berbeda dan tidak mengenakkan, apalagi namja bertubuh tinggi berkulit sawo mateng. Mereka adalah Kai, Lay dan Kyungsoo. Dengan perasaan takut Jungkook memaksakan untuk melewati mereke dan ketika jarak sudah begitu dekat...

"Wah... Lihat siapa ini?"Kai bicara menyeringai sambil berjalan mendekati Jungkook.

"Ah, bukankah ini adalah adiknya Namjoon si brengsek itu." Tambah Lay.

"Namja yang cantik. Kyopta". Kyungsoo menggoda Jungkook dengan tatapan yang menakutkan.

Jungkook hanya terdiam penuh ketakutan melihat ketiga orang itu.

"Kira-kira...Apa yang akan dilakukan hyung brengsekmu itu jika aku melakukan sesuatu terhadapmu". Kai mulai memasang wajah menakutkan hingga membuat Jungkook melangkah mundur 1 langkah. Namun Kai terus mendekatinya dan menangkupkan tangan kanannya pada kedua rahang Jungkook. Jungkook semakin terlihat ketakutan.

"A...apa yang hyung mau dari aku?". Dengan terbata-bata Jungkook berusaha bicara dengan tanggan Kai masih memegang wajahnya.

"Aku tidak mau apa-apa dari kamu. Tapi aku hanya mau melihat seperti apa wajah brengsek itu jika melihat dongsaeng kesayangannya ini terluka"

"Sayangnya itu tidak akan terjadi." Tiba-tiba terdengar suara dari belakang Jungkook. Dia adalah Namjoon yang entah sejak kapan berada disana.

Kai dan lainnya sedikit kaget melihat keberadaan Namjoon yang secara tiba-tiba.

"Hyung..." Sontak Jungkook langsung memanggil Namjoon. Dan Kai perlahan melepas tangannya.

"Sayangnya itu tidak akan terjadi" Namjoon memperjelas ucapannya sekali lagi."Karena apapun yang kamu lakukan terhadapnya aku sama sekali tidak peduli. Dan kamu tidak akan mendaaptkan apa yang kamu mau. Kalau kamu tertarik dengan anak ini, silahkan kamu ajak dia bermain". Namjoon bicara datar tanpa ada nada kemarahan darinya kemudian dia hanya berjalan meninggalkan Jungkook bersama Kai dan temannya itu. Bahkan tidak menoleh sama sekali.

Jungkook hanya menatap tidak percaya dengan apa yang barusan Namjoon katakan. Wajah sedih dan kecewa seketika memenuhi wajah cantiknya. Tubuhnya terasa lemas dan kakinya terasa berpijak diudara sekarang. Namun ia tetap mencoba menepis pikiran-pikiran buruk tentang Namjoon.


To Be Continue...

Thanks for reading...

please saran and riviewnya ya...