Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto,
Bayonetta © Hideki Kamiya dan SEGA,
Devil May Cry © CAPCOM,
MCU, DCEU © Marvel dan DC,
Percy Jackson © Rick Riordan.
Genre: Action, Fantasy, Adventure, a bit of Gore and Military, slight Romance.
Warning: HalfIntrovert!Naru, Ambivert!Naruto, OOC, OC(s), Typo(s), Multiple!Crossover, dan lain-lain.
Rating: M (Untuk bahasa dan adegan tubuh terpotong)
~oOo~
.
.
"KAU SUNGGUH BRENGSEK, NAMIKAZE!"
Jlegarr~
Suara petir seolah menjadi teman dua orang dewasa itu. Pria dengan helai rambut hitam yang kini tengah terikat pada sebuah pohon dibelakangnya, kembali memaki pria dengan surai pirang didepannya.
Suasananya begitu dingin karena mereka sedang berada di alam terbuka, ditambah sekarang malam sudah mengambil alih. Belum lagi dengan cuaca yang buruk dan pertengkaran hebat antara dua orang dewasa itu semakin memperkuat aroma mencekam.
"KAU! DASAR BAJINGAN TERKUTUK!"
Pria pirang itu terlihat sedikit menunduk. Memandangi kedua kakinya yang tidak terbalut apapun. Tak lama kemudian, kepalanya terangkat. Wajah tanpa ekspresi tertampang dengan jelas, namun yang membuat aneh adalah jatuhnya beberap butir crystal bening dari sudut mata sayu itu.
Pria yang disebut Namikaze itu kemudian mengangkat tangannya yang ternyata memegang sebuah belati tajam. Dia mengambil nafas panjang, sorot matanya terliiaht begitu intens, tidak ada keraguan yang terpancar.
"Maafkan aku, …"
Jrasshhhh!
Begitu kalimat itu terucap. Begitu pula dengan satu kepala telah hilang dari tempatnya. Sebuah benda tergelincir kebawah, menggelinding. Berputar-berputar beberapa kali hingga berhenti tepat di bawah seorang Namikaze. Darah masih bercucuran dengan hebat, persis seperti air mancur. Bedanya, ini adalah air mancur darah seseorang yang telah dipenggal.
Tangan itu terkulai lemas, kembali ketempat asalnya. Orang itu hanya diam sambil melihat kepala tanpa tubuh dibawahnya. Darah yang muncrat dan mengenai wajahnya pun tidak dia hiraukan. Wajah Namikaze tidak bisa dibaca dengan pasti. Raut mukanya antara begitu sedih, kesal, dan….. Senang?
Sekali lagi, netra itu mengeluarkan air matanya. Air mata yang bercampur air hujan dan darah itu menjadi saksi bahwa telah terjadi pembunuhan sadis yang akan selalu dikenang oleh pohon ditempat itu.
Tanpa ia sadari dari semak-semak ada seorang anak kecil mengintip kejadian itu. Anak kecil tersebut mengatupkan mulutnya rapat-rapat ditambah kedua tangan mungilnya yang membekap mulutnya sendiri, semakin memperkecil suara isak tangisnya. Rupanya, air mata sudah membanjir wajah manis itu.
Berniat untuk pergi, saat akan membalikkan tubuhnya. Tiba-tiba ada sebuah siluet besar yang langsung menangkapnya cepat. Dan semua pun menjadi gelap.
.
.
.
.
Tring~ Tring~ tring~
Cklek~
Suara jam weker yang begitu nyaring berhasil membangunkan seorang pemuda dari tidur malamnya. Menyibakkan selimut untuk kemudian bangkit.
Pemuda dengan helai pirang itu terlihat beberapa kali mengucek kasar matanya. Ia kemudian berjalan kearah tirai dan membuka jendela dibaliknya. Wajah tan itu terlihat menikmati momen ini, dimana angina sepoi-sepoi menerpa wajah dan menerbangkan helai demi rambutnya. Menghirup udara segar dipagi hari memang yang terbaik.
Naruto, Uzumaki Naruto nama pemuda itu. Seorang pemuda akhil baligh, kira-kira umurnya 18 tahun. Memiliki surai pirang dengan gaya spiky dan sepasang iris yang sebiru samudra, ditambah perawakannya yang tidak terlalu tinggi tidak juga pendek. Oh, jangan lupakan 3 pasang guratan dipipinya menjadikanya mirip dengan kumis kucing lalu kulit eksotisnya yang sanggup membuat siapa saja tidak bisa mengalihkan pandangannya, tapi satu yang kurang, dia ini adalah seorang pengangguran yang terus mendekam dikamarnya selama 1 tahun.
Apa kesan pertama kalian? Tampan? Lucu? Imut? Atau manis? Itu terserah kalian untuk menggangapnya seperti apa. Yang jelas dia adalah tokoh utama kita dalam kisah yang sebentar lagi akan dimulai ini.
.
~oOo~
Summary: Saat kenyataan pahit datang menghampiri, menangislah, dan biarkan hati yang bergerak. Saat orang-orang datang lalu pergi, luapkanlah kepada yang bersalah/Rupanya dia adalah jelmaan dari monster itu sendiri. Sungguh, jika dia bisa memilih dia tidak ingin seperti ini. Namun hal itu berada diluar kendalinya sebagai makhluk fana/Kau harus menemukannya, Naruto.
.
.
Out of Control. Chapter 1: Air Mata.
.
.
Terik matahari sudah mulai menyingsing, menandakan dia akan berada dalam puncak tugasnya. Hawa panas dan apek pun menguar dari setiap makhluk yang terkena sinarnya. Belum lagi suasana berdesakkan antar manusia-manusia dan keluh kesah yang terlontar dari berbagai mulut ini semakin membuat tubuh sangat ingin berendam di air dingin.
Begitulah kira-kira yang sedang dirasakan berpuluh-puluh pasang muka ini. Gerah? Sudah pasti, mereka menunggu sesuatu yang kejelasannya belum bisa dipastikan. Padahal mereka sudah menunggu dari pagi tadi, mengantri didepan sebuah komplek gedung besar nan luas lengkap dengan benteng disekitarnya, pada gerbang komplek tersebut bertuliskan The Special Corps Center for Special Youngster.
Memangnya apa yang mau mereka lakukan? Dan apa yang sedang mereka tunggu?
Jawaban yang pertama tentu sudah jelas, dilihat dari nama bangunannya sendiri mereka berniat untuk mendaftar menjadi anggota satuan khusus bagi anak-anak khusus juga, mengingat mereka telah menyelesaikan program wajib belajarnya belum lama ini.
Untuk yang jawaban yang kedua, yang mereka tunggu tentu adalah dibukanya gerbang bangunan terpencil itu. Tunggu? Terpencil?
Ya, bangunan yang didalamnya pasti megah itu berbanding terbalik dengan sekitarnya yang hanya dihiasi hamparan padang rumput, yang sudah menggundul dibeberapa titik. Tidak ada bangunan satu pun selain dari komplek ini, hanya ada sebuah jalan setapak besar yang mengarah ke kota.
Masalahnya adalah, mereka sudah mencoba untuk memanggil-manggil kedalam tapi tidak satu pun orang, setidaknya security?
Apa terjadi kesalahan hari? Sepertinya bukan, karena kegiatan ini sudah rutin setiap tahun, masa tiba-tiba terjadi kesalahan hari? Sungguh sangat tidak professional!
Salah satu dari puluhan pendaftar itu adalah Naruto. Pemuda pirang itu berada di barisan belakang, untung saja tubuhnya cukup tinggi jadi masih bisa melihat sekitar.
Si pirang ini pun tidak luput dari kekesalan, rasa muak membuncah dari dalam tubuhnya seperti dahaga yang meminta air segar. Jika tiba waktunya, dia, lebih tepatnya mereka semua para pendaftar akan memberikan 'salam manis' kepada yang pertama kali membuka pintu.
Ini sebenarnya adalah kali kedua si pirang mendaftar, akan tetapi tahun lalu dewi fortuna belum berpihak padanya. Ia gagal, itulah sebabnya ia menganggur selama 1 tahun. Ia menunggu kesempatan ini datang lagi.
Duakkkh!
Diluar dugaan, terjadi perkelahian antar sesama pendaftar, pelaku perkelahian itu dengan cepat menjadi pusat perhatian, semua orang mengelilingi mereka. Dua laki-laki yagn berkelahi itu saling cekcok, dan secara mengejutkan menggunakan 'Speciality'-nya masing-masing.
Hal ini mungkin saja terjadi, dikarenakan faktor cuaca, gerah, muak, dan orang yang tidak sopan.
Toettt! Toettt! Toett~
Tiba-tiba terdengar suara sirine, kencang sekali. Asalnya dari dalam komplek. Tak lama, pintu gerbang besar itu terlihat bergerak, perlahan-perlahan terbuka menampilkan apa yang ada didalamnya. Suara sirine itu berhasil menghentikan aksi perkelahian tadi.
Para pendaftar kompak menyeringai, dengan langkah cepat mereka mendekat, mencoba memberi 'salam manis' kepada si pembuka pintu. Wah, masih belum diterima juga mereka sudah berani untuk setidaknya memiliki nait memberikan 'salam manis'.
Namun, saat melihat siapa dan seperti apa perawakan pembuka pintunya, nyali mereka langsung ciut. Tingkah mereka menjadi seperti anak yang dihukum berdiri dipojok ruangan.
"KALIAN MAU APA, HAH? BOCAH!"
Sebuah teriakkan keluar dari seorang laki-laki dengan tubuh atletis nan tinggi lagi besar, lengkap dengan setelan loreng khas tentara.
.
.
.
BRAKKK~
Lagi. Untuk yang kesekian kalinya orang itu kembali menggebrak meja dengan sangat keras, hingga membuat seluruh pendaftar terkaget.
Dalam pandangan Naruto, ia menilai bahwa tindakan orang itu sungguh tidak sesuai dengan penampilannya sekarang. Kali ini bukan seorang pria besar nan tinggi, tapi seorang pria dengan tinggi biasa, badan biasa, tapi bermasker dengan pakaian biru dongker serta sebuah rompi hitam, tak lupa rambut putihnya mencuat keatas, melawan gravitasi.
"Dengarkan, aku!... Speciality adalah sebuah keistimewaan yang hanya bisa didapat oleh orang-orang tertentu saja melalui proses Legacy, Blessings, dan Adopt. Masing-masing cara akan menghasilkan speciality yang berbeda tentunya…." Orang itu –Hatake Kakashi– sejenak menghentikan penjelasannya, dia kembali memeriksa siapa saja yang tertidur atau mengantuk di hari mereka mendaftar.
Dia kemudian menengok arloji miliknya. Dahinya tiba-tiba mengerut. "…. Kalian semua pasti sudah tahu kelanjutannya… jadi, aku sudahi sampai disini. Sekarang, ikut aku, kita harus cepat!"
Tanpa ada protes, mereka mengikuti instruksi Kakashi. Semua orang sebenarnya tahu siapa itu seorang Hatake Kakashi, dia adalah seorang perwira dengan pangkat kolonel. Masyarakat lebih mengenal dia sebagai Liver dengan julukan Si Petir Agung.
Liver atau L.I.V.E.R. (Life, Insight, Vow, Enlightenment, Rage) sendiri adalah kelompok yang telah melalui serangkaian tes khusus untuk diuji kelayakannya dan sudah diakui oleh masyarakat, negara, pemerintah sebagai seperangkat satuan khusus dengan kelebihan yang jauh dari manusia biasa.
Liver dan tentara sebenarnya serupa tapi sama. Sedehananya, Tentara adalah manusia biasa yang terjun kedalam dunia militer. Sedangkan Liver adalah manusia dengan speciality yang memiliki tugas khusus dengan merangkap sebagai tentara. Agaknya itu merupakan gambaran singkat mengenai Liver.
Kembali ke Naruto.
Naruto berjalan mengikuti yang lainnya, mengekor dibelakang Kakashi. Dia menikmati tur singkat ini, sepanjang perjalanan dia melihat-lihat berbagai bangunan dengan macam-macam bentuk. Terlihat juga dilapangan luas, mungkin hampir dua kali lapangan sepak bola ada kakak senior-senior mereka yang sedang latihan fisik, suasana senang pun menghampiri Naruto.
Dalam hati, pemuda itu bersyukur karena bisa melihat langsung para idolanya berlatih. Impian Ibunya sebentar lagi bisa terwujud, yakni melihat Naruto menjadi seorang Liver, kenapa begitu? Karena ini adalah amanat dari mendiang ibunya yang telah meninggal beberapa tahun lalu, maka kali ini ia harus bisa lolos. Harus!
Waktu pun berlalu, mereka semua sudah sampai disebuah aula sangat besar, lengkap dengan pernak-perniknya.
Kemudian tanpa menunggu lama. Rangkaian tes pun dimulai!
.
.
.
Rembulan sudah memulai tugasnya, suasana langit malam yang dihiasi bitnik-bintik bercahaya seolah menjadi melodi tersendiri bagi penikmatnya.
Namun, suasana itu sungguh tidak terasa di dalam aula besar ini, Puluhan raut muka tegang seolah menjadi gambaran bagaimana perasaan mereka.
Mereka adalah para pendaftar tadi, yang mendaftar untuk kemudian dididik menjadi seorang Liver; untuk selangkah lebih dekat dengan tujuan mereka. Mereka kini tengah mendegarkan pidato akhir dari Kakashi, selaku penanggung jawab.
"… Aku sungguh berterimakasih kepada kalian semua! Karena telah mengikuti rangakain tes dengan baik. Sebentar lagi, hasilnhya akan keluar, jadi kumohon terimalah dengan lapang dada, ini adalah hasil dari kemampuan kalian. Satu pesan dariku, kalian datang penuh dengan kepercayaan diri yang tinggi, maka kalian keluar harus dengan kebanggaan terbesar!"
Begitu Kakashi selesai, sebuah papan skor diatas pun mulai bergerak. Dan itu dia! Hasilnya!
Semua orang terbelakak kaget melihat hasilnya. Pun dengan Naruto, dirinya tidak percaya saat melihat apa yang tertera. Di urutan terkahir, paling bontot, nama Uzumaki Naruto tercantum kedalam kategori yang berhasil lolos. Aku berhasil! Aku berhasil! Hatinya terus berkata demikian.
"YEAHHHHH!"
Ia berteriak heboh, dengan tangan terkepal keatas sebagai luapan kebahiagaan, begitu juga dengan para kontestan yang lain, yang lolos tentunya. Ia terharu, matanya berkaca-kaca, netra sapphirenya tak kuasa membendung perasaan bahagia yang membuncah ini.
Tanpa sadar, akibat terlalu erat mengepalkan tangan dengan penuh tenaga, ia tidak sengaja mengaktifkan Speciality-nya.
Dan itu adalah sebuah…
…. Gauntlet?
.
.
.
Bersambung...
A/N:
Halo! Berjumpa lagi dengan aku, yang sudah berbulan-bulang mangkrak XD.
Oke, jangan bahas itu, intinya aku udah comeback dengan membawa cerita baru dan ide yang segar? Mungkin….. XD
Aku buat ini fic sebenarnya dengan beberapa alasan. Pertama, aku meng-crossover-kan Naruto dengan Game (DmC sama Bayonetta, Cukup populer, sih) sama franchise film yang belum tentu semunya tahu, karena jujur, sudah agak bosan dengan fandom NarutoxDxD, kemudian aku tiba-tiba pengen crossover baru dengan yang lain tapi karena gak ada/jarang yang buat, yah aku saja yang buat, itung itung nambahin arsip... XD. Kedua, aku cuma pengen tantangan saat mengerjakan proyek yang sangat beresiko ini...XD. Terkahir, Ya, karena aku suka semua yang aku cantumin di Disclaimer... XD
Untuk fic-ku yang satu lagi, gk discon kok, santai, draft-nya sudah kubuat tinggal kuketik. Tapi, untuk sekarang aku akan fokus ke fic ini dulu. Gomen ne~
Dan… bagaimana dengan chapter pembuka ini? Speciality? Liver? Itu semua, sejauh yang ku telusuri di dunia per-fanfiksi-an Indonesia jarang yang menggunakan istilah itu untuk sebuah 'keistimewaan'. *Jir, pede amat aku XD* Untuk lebih jelasnya akan diungkap seiring berjalannya cerita, okey segitu dulu.
Mind to Review?
Dadah~
Senin, 11 Juni 2018
