Jihoon menatap nanar jarum infus yang tertancap di pembuluh nadinya, bibirnya yang pucat sedikit melengkung kebawah. Ntah sudah berapa kali ia berada di tempat bernuansa putih ini. Bosan. Tapi tidak apa, toh setidaknya dia bisa melihat senyum tampan dokter kesayangannya.

Jihoon menoleh ke arah sang dokter yang sedang menuliskan status kesehatan Jihoon. Tampan sekali. Jihoon tidak mau meninggalkan tempat ini, dia masih ingin berada disini lebih lama lagi bersama pria berkepala kecil yang dia cintai itu.

Sungguh, Jihoon tidak mau pergi. Jihoon ingin selalu bersama Jinyoung. Ia memegang tangan Jinyoung dan menatap mata Jinyoung dalam, bibir pucatnya bergetar dan matanya mulai berkaca-kaca.

Jinyoung mendesah panjang, ia menggenggam tangan mungil Jihoon. "Kau kenapa?" Ujarnya.

"Dokter Bae, apa aku akan sembuh? Apa kau akan melupakanku jika aku pergi?" Jinyoung tersenyum, ia mengusap pipi tembam Jihoon dan…..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

AWWW!

Dan Jinyoung mencubit pipi Jihoon dengan keras membuat pipi tembam yang tadinya berwarna pucat itu menjadi kemerahan.

"Bodoh, kau hanya anemia karena kurang makan dan kurang tidur! Berhenti bersikap dramatis dan hapus bb cream yang poleskan di bibirmu, aku tahu kau pura-pura sakit! Sana kuliah, kalau sudah lulus baru kita menikah!"


a.n :

Entah kenapa pengen buat ff ini padahal itu spring sama dasar bodoh kaga di apdet apdet. males akutuh, mana itu spring gabisa di up ntah karena apa. kalo banyak yang suka bakal aku lanjut ini ff.

BTW aku buat side story Stupid Cupid Guanho ver. nih, publish ga? ada yang bakal baca ga?