.
Disclaimer: NARUTO By Masashi Kishimoto. HIGH SCHOOL DxD By Ichie Ishibumi.
Tated: T - M
Genre: Adventure, and Supernatural.
Pairing: [Naruto x . . .]
Warning: OOC, EYD kurang rapih, and Typo.
Summary: Tiba di dimensi lain dengan sejuta perasaan yang bernaung dihatinya. Uzumaki Naruto, seorang remaja ninja yang periang harus berakhir mengenaskan ditangan sahabatnya sendiri, Uchiha Sasuke. Ia bersumpah suatu hari akan mendatangi mantan sahabatnya untuk mengembalikan apa yang ia perbuat pada dirinya.
.
.
.
RETALIATION By P.E.K.K.A Wizard
Chapter 1: Prologue
.
.
.
Darah. Merasakan darah mengalir keluar dalam tubuh merupakan suatu hal yang biasa bagi dirinya. Namun kali ini, apa yang ia rasakan jelas sangat berbeda. Matanya terbelalak kaget, jantungnya berdebar sangat kencang, tubuhnya menegang, itulah yang ia rasakan setelah melihat sebuah tangan yang menusuk tepat dijantungnya. Bukan itu yang menyebabkan ia terkaget, tapi pemilik tangan yang telah menusuk dirinya yang membuat ia kaget.
"Kenapa. . .?" ucap lemah dirinya.
". . . ."
Angin berhembus dikala malam hari itu, malam yang seharusnya menjadi hari bahagianya kini terganti oleh malam penuh tragedi yang tak bisa dilupakan.
"Tidak ada alasan khusus aku untuk membunuhmu."
Kembali, kembali angin berhembus kencang mengakibatkan surai pirangnya bergerak. Bulir-bulir keringat dingin tertepa oleh angin yang berhembus menciptakan suasana menjadi menegangkan.
Darah segar perlahan-lahan keluar dari balik sudut bibirnya lalu bergerak kebawah sesuai hukum gravitasi. Lalu darah itu menetes ke permukaan tanah yang menjadi saksi bisu akan apa yang terjadi dimalam bulan purnama itu.
"Ugh. . . ohok. . ."
Rasa sakit telah menyebar ke seluruh tubuhnya.
"Keberadaanmu. . . tidak dibutuhkan lagi, hanya itu alasanku membunuhmu."
"Ohok. . . sialan." Gumamnya sambil menahan rasa amat sakit.
Kembali, dirinya menerima rasa sakit yang lebih sesaat setelah sebuah tangan yang menusuk jantungnya telah dicabut oleh pemiliknya.
Tap. Tap. Tap.
Langkah gontai ia paksakan untuk menjauhi orang yang telah melakukan semua ini pada dirinya.
"Semua yang kau lakukan sia-sia saja. Pada akhirnya kau akan mati ditanganku. . . lihat, ada sebuah jurang di sampingmu. Kau ingin kesana? Baiklah akan aku bantu."
Tap. Tap. Tap.
Pandangannya melihat seorang yang kini ia benci mendekati dirinya. Ingin mempercepat langkah namun tidak bisa karena kehabisan tenaga akibat menahan rasa sakit yang luar biasa.
Bruk.
Dirinya sudah tidak dapat bergerak lagi. Ia hanya bisa berharap agar diberi kehidupan yang jauh lebih baik setelah ini, jauh lebih baik. Apa pun yang akan terjadi, dirinya bersumpah untuk memenuhi sebuah kata yang tabu bagi dirinya, sebuah kata yang tidak pernah ia ucapkan, dan sebuah kata yang tidak pernah terpintas di otaknya. . . pembalasan.
Ia bersumpah akan membalas perbuatan orang itu. Pembalasan yang jauh lebih kejam.
Duagh.
Untuk yang kesekian kalinya, rasa sakit kembali menghampiri tubuhnya setelah sebuah kaki menendang mukanya dengan kasar mengakibatkan dirinya terdorong cukup jauh sampai ia berhenti di ujung jurang.
"Ugh. . ."
Meringis kesakitan, hanya itulah yang dapat ia lakukan.
Duagh.
Sebuah tendangan kasar kembali menghampiri wajahnya mengakibatkan ia terlempar kedalam jurang yang dalam dan gelap.
"Tidurlah yang nyenyak. . . Naruto."
Jatuh, merasakan angin yang menerpa wajah dengan kasarnya adalah hal yang lumrah ketika terjatuh. Dirinya menutup kedua mata pasrah, ia berfikir tidak akan mungkin selamat dari ketinggian itu. Jurang yang pernah ia singgahi saat gurunya mendorong dirinya kedalam jurang. Kini, jurang itu adalah makam bagi dirinya, ironis.
Kulitnya merasakan hawa yang jauh lebih dingin dari yang tadi. Ia sadar, ia akan segera sampai di dasar jurang. Namun tidak ada kepanikan ataupun ketakutan apa pun. Yang ia rasakan hanyalah. . . sakit, baik hati maupun raga.
.
.
.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Jantung Naruto melemah dan hampir mati. Aku telah melakukan regenerasi pada jantungnya sebisaku."
"Ini tidak bisa dibiarkan."
"Ck! Uchiha sialan itu. Sekali Uchiha tetap Uchiha!" mata merahnya memperlihatkan kebencian.
"Jangan berfikir kesana dulu, lebih baik kita cari akal untuk menyelamatkan Naruto."
"Kau benar, rubah."
"Seluruh sistem chakranya telah dihancurkan. Aku dapat memperbaikinya namun tidak dalam waktu dekat."
"Lebih baik dilakukan dari pada tidak sama sekali."
"Cepatlah berfikir! Dasar jurang telah terlihat. Jika Naruto sampai jatuh maka tamatlah riwayatnya."
"Aku tahu itu dasar pasir!"
"Kita sakutan kekuatan kita dan melakukan jutsu ruang dan waktu."
"Bodoh! Itu tidak bisa dilakukan, terlalu beresiko."
"Tidak ada pilihan lain kera!"
"Memang tidak ada pilihan lain, lebih baik kita segera melakukannya."
"Baiklah."
"Umm."
"Oke."
"Sip."
Perlahan-lahan, tubuh Naruto terselimuti oleh pedar berwarna putih terang. Pedar cahaya itu semakin terang dan menyelimuti seluruh tubuh Naruto sampai tidak terlihat. Tidak lama kemudian, pedar cahaya itu meredup dan kemudian lenyap tanpa sisa.
.
.
.
Sebuah ruang, ruang yang berukuran tidak jelas, bervolume tidak jelas, dan berbentuk tidak jelas. Sebuah ruang yang hanya diisi oleh oksigen dan warna hitam bercampur dengan warna lain. Celah dimensi namanya.
Terlihat dicelah dimensi sebuah naga merah berukuran super raksasa tengah terbang dengan santainya. Tidak lama kemudian, dihadapan naga itu muncul pedar berwarna putih terang lalu menampilkan sebuah remaja pirang dengan kondisi mengenaskan, Uzumaki Naruto namanya.
Naga merah itu menghentikan laju terbangnya lalu melihat seorang manusia yang berada dihadapannya itu. Sedikit menaikkan matanya ketika sebuah aura berwarna orange muncul secara tiba-tiba dari manusia dihadapannya itu. aura berwarna orange itu perlahan-lahan membentuk sebuah kepala rubah.
"Siapa. . . kalian?" tanya naga merah itu, Great Red namanya.
"Kalian? Jadi, kau sudah tahu kedatangan kami, bukan hanya satu saja." Ucap aura orange berbentuk kepala rubah, Kurama namanya.
"Benar. Dan aku berasakan beberapa energi asing dari tubuh bocah kuning itu. Kekuatannya ada sepuluh termasuk kekuatan bocah tersebut." ucap Great Red.
"Begitu. Sekarang apa yang akan kau lakukan?" tanya Kurama.
"Jika kalian berniat jahat maka aku akan membunuh kalian semua." Jawab Great Red sambil menaikkan sedikit intensitas kekuatannya.
"Kami tidak jahat. Kami hanya pendatang baru yang terpaska datang kemari."
"Untuk apa?"
"Menolong anak ini. Jika kau berkenan maka tolong bantulah. Aku membutuhkan kekuatanmu yang besar itu." ucap Kurama setelah ia mendeteksi seberapa besar kekuatan naga yang berada dihadapannya.
"Kenapa tidak kalian saja? Kalian mempunyai potensi yang jauh lebih besar untuk menyelamatkan bocah itu."
"Aku tahu akan hal itu, tapi saat kami berusaha menyembuhkan anak ini terjadi sesuatu hal yang tak terduga. Kekuatan yang kami salurkan kepada anak ini entah kenapa menolak."
"Begitu. Apa imbalannya untukku?" tanya Great Red.
". . . ."
Great Red masih menunggu jawaban dari lawan bicaranya. Dilain pihak, Kurama sedang berdiskusi dengan teman-teman bijuunya.
"Aku akan memberikanmu setengah kekuatan kami." Ucap Kurama.
"Sepertinya menarik. Kekuatan yang ada dalam tubuh kalian berpedar dengan hangat, berbeda dengan kekuatan diduniaku. Baiklah aku setuju. Kemarikan bocah itu." ucap dan perintah Great Red.
Kurama lalu masuk kembali ke tubuh Naruto dan mendorongnya kehadapan Great Red. Setelah sampai di hadapan mulutnya, Great Red lalu membukakan mulutnya secara lebar-lebar dan menelan tubuh Naruto yang tidak berdaya.
'Aku juga akan memberikan kekuatan baru untuk bocah ini. Sekiryuushin akan segera hadir didunia ini, khukhukhukhu. . .' batin Great Red dengan sedikit seringai. Didalam pikirannya, ia ingin melihat reaksi dunia luar khusus-nya dunia supranatural yang mengetahui bahwa ada seseorang yang menyandang gelas perwaris kekuatan Great Red, Sekiryuushin. Bukan hanya itu saja, ada rencana lain dalam pikirannya.
.
.
.
To Be Continued
AN: Hanya author newbie yang coba-coba buat fanfic, mohon saran dan kritikannya untuk membuat fic ini lebih bagus.
The Clan War Preparation is about to end!
Wihh. . . ada panggilan. Sampai jumpa di chapter berikutnya.
Reviews please. . .
