My Love Special

Naruto © Masashi Khisimoto

Rate : M

Pairing : NaruSaku

Fic abal yang sangat gaje, bikin muntah, pusing dan mual dll.

Chapter 1

.

.

Happy Reading

.

.

Pagi itu, sinar matahari belum mampu mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan Puncak Tokyo. Beberapa gerombol embun masih terlihat. Rumput di halaman villa masih basah.

Di dalam bathtub yang berisi air hangat, terlihat sepasang manusia yang berbeda jenis kelamin sedang mengarungi kenikmatan surga duniawi yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Atau lebih tepatnya hanya si pria yang menikmatinya tidak dengan si ceweknya. Cewek bersurai pink sebahu yang berantakan itu hanya bisa merintih kesakitan dengan suara yang parau. Bahkan terdengar lirih. Sekali-kali cewek itu memohon kepada sang pria agar menghentikannya tapi sayang permohonannya itu hanya akan membuat sang pria makin kasar dan kasar lagi menghentakkan miliknya dengan dalam. Bahkan ketika cairan merah pekat yang keluar dari vagina sang cewek tidak menghentikan hentakan gila dari pria bersurai pirang. Justru ia memacunya lebih cepat lagi, lagi, dan lagi dengan brutal. Membuat darah semakin banyak yang keluar dari sang wanita.

"He-hen-tikan ~a-aku Akhhhh... A-aku mo-mo~honnn..." Erang sang wanita tak berdaya lagi. Tangan putihnya yang penuh luka kini merosot turun di dinding karena tak kuat menahan tubuhnya lagi. Perempuan itu sudah pasrah bahkan perempuan itu berharap dia mati saat itu juga dari pada harus menerima perlakuan yang keji dan hina pada tubuhnya itu. Sebelum tubuh itu merosot jatuh sebuah tangan tan kekar lebih dulu memeluknya. Memeluknya terlampau leras hingga membuat dada terasa sesak.

"Aku belum selesai Sakura!"

Perempuan yang dipanggil Sakura itu hanya terdiam. Dia tahu bahwa pria yang sedang memasuki dirinya itu tidak akan berhenti sebelum mendapat klimaksnya. Ia mencoba menggerakkan tangannya yang sudah sangat lemah untuk menggenggam tangan tan yang sedang memeluknya kuat itu. Mengenggam tangan itu dengan lembut, menyatukan jari-jemari mereka lalu meremasnya pelan.

"To~tolo~ng ma~ma~af kan a-aa~ku..." Ucapnya lirih hingga akhirnya kegelapan mulai menguasainya, mengambil alih kesadarannya.

.

.

.

.

.

My love special by cherry

.

Suara kicauan burung di pagi hari membangunkan Sakura pada tidur panjangnya atau bisa dibilang pingsan selama 2 hari. Perempuan bersurai pink itu mengerjap-kejapkan matanya beberapa saat, membiasakan dirinya dengan keadaan disekitarnya. Lalu ia menoleh kaku kekiri-kanan. Saat itu ia menyadari bahwa dirinya berada di dalam kamar yang bernuansa putih minimalis. Sinar mentari

yang menyusup dari ventilasi membuatnya bisa melihat jelas kamar tersebut. Kamar itu memiliki ukuran yang sangat luas bahkan lebih luas dari kamarnya yang dulu. Perabotannya juga lengkap, terdiri dari ranjang besar dan seperangkat audio-video ada juga satu set sofa yang berwarna putih. Kamar itu memiliki dua pintu di sisi kiri dan kanan. Salah satu dari ketiga pintu itu mengarah ke kamar mandi. Dan yang satunya untuk lemari pakaian. Suasana kamar itu benar-benar mewah untuknya. Bahkan ranjang yang dia tiduri terasa halus dan lembut sekali, rasanya ia seperti berbaring di atas bulu-bulu yang halus bagaikan sutera. Bahkan selimut tebal yang membungkus tubuh telanjangnya pun juga terasa lembut. Sehingga membuatnya ingin terus bergelung dibalik selimut itu.

Sakura mencoba mengintip sedikit tubuh telanjangnya dalam selimut yang nyaman itu tidak ada lagi bekas-bekas luka di tubuhnya. Tidak ada lagi luka-luka yang terkoyak akibat cambukan pria itu. Semuanya telah hilang dan bersih. Tidak ada lagi bau amis darah atau sperma di tubuhnya. Yang ada saat itu tubuh dan rambutnya berbau harum bunga sakura yang sangat lembut dan segar di penciumannya. Ia memperhatikan lagi sekelilingnya. Ruangan yang bernuansa serba putih itu membuatnya bertanya. Mengapa ia berada dikamar ini? Kamar siapa ini? Biasanya ia akan dikurung dikamar sempit dan berbau amis darah bersama para wanita yang bernasib sama dengannya. Dijadikan budak sex bagi para kelompok Yakuza hingga puas tanpa memandang belas kasihan. Sakura tidak memilih jalan ini. Menjadi sorang budak sex bagi ketua Yakuza yang terkenal kejamnya membunuh. Kalau dia bisa meminta ia ingin Kami Sama mengambil nyawanya sebelum tangan tan jahat itu menyentuh tubuhnya, merobek paksa kegadisannya, dan menjadikannya budak yang harus melayaninya kapan pun dan dimana pun pria brengsek itu mau. Ia tidak sanggup jika harus menjalani hidup seperti ini selamanya. Tanpa sadar air mata kini turun membasahi pipinya. Ia mengingat-ingat lagi apa yang membuatnya menjadi seperti ini. Dendam, pembunuhan, sakit hati, dan benci. Perasaan itulah membuat pria yang dibencinya itu membuatnya seperti ini. Ia harus menerima semua hukuman dari pria brengsek itu.

Sakura menghentikan tangisnya mencoba untuk bangun dan duduk. Pertama yang dia rasakan pada tubuhnya adalah rasa pegal pada dan juga rasa sakit pada daerah selangkangannya. Ia menggigit bibirnya menahan rasa sakit pada semua tubuhnya. Lalu dengan setengah terhuyung, ia turun dari ranjang dengan tubuh yang cuma terbungkus selimut putih tebal dari dada hingga ke kaki. Berjalan mendekati jendela. Ia sibak gordyn dan mengintip keluar. Ia tidak dapat percaya ketika ia bisa melihat matahari lagi, langit biru, awan putih, pepohonan hijau, taman bunga juga kolam renang. Segalanya begitu indah di matanya dan membuatnya meneteskan air mata haru. Ia tidak menyangka bisa menikmati pemandangan ini lagi. Ia pikir ia akan selamanya akan dikurung diruangan yang pengap, dingin dan beberbau amis darah. Mengapa bajingan itu tiba-tiba mendadak berbaik hati memindahkannya kemari? Menyuguhi kemewahan dan pemandangan indah. Apa dia menyesal? Sakura yakin bajingan itu tidak mempunyai rasa menyesal apa lagi belas kasihan. Tapi sekarang? Sakura menggelengkan kepalanya keras dan menutup gordynnya lagi dengan cepat. Hingga terdengar suara pintu dibuka membuatnya was-was seketika.

Sakura gemetar ketakutan melihat siapa yang membuka pintu kamarnya. Siapa lagi kalau bukan pria bajingan yang paling dibencinya di muka bumi ini. Pria bersurai pirang bermata biru yang telah merenggut semua kebahagiannya. Namikaze Naruto. Seorang yakuza yang telah membunuh kedua orang tuanya dan juga membuat hidupnya menderita. Ia sangat membenci pria bajingan itu.

"Bajingan! Menjauh dariku!" Sakura mulai melempar apa saja yang ada di dekatnya seperti vas bunga atau apa saja yang bisa dijangkaunya saat itu. Ia mulai ketakutan saat melihat pemuda itu menghampirinya. Ia mengeratkan selimut dibadannya takut kalau pria itu akan menelanjangi dan memperkosanya lagi. Tapi ia rasa itu percuma saja.

"Kau sudah sadar." Suara yang terdengat datar dan dingin itu membuat Sakura merinding seketika. Tapi ia berusaha untuk tidak takut dan malah membalas tatapan pemuda itu dengan tatapan benci.

"Apa perdulimu! Lepaskan aku sekarang juga," pekik Sakura mulai histeris. Naruto hanya memandangnya tajam dan mulai mendekati Sakura dengan santai. Sakura kembali melempari pemuda bersurai pirang itu dengan berbagai macam benda tapi dengan mudahnya pria itu menghindari lemparan Sakura. Sakura mulai menampar, menendang ketika pria itu semakin dekat dengan dirinya.

Tapi dengan cepat pria itu menjambak rambut Sakura dengan kasar membuat si empunya langsung mengerang kesakitan.

"Saa-sa sa-kit." Erang Sakura pelan dan kini terlihat air mata mulai membasahi pipinya.

"Aku bertanya baik-baik padamu. Tapi kau menjawabnya kasar jalang!" Geram Naruto. Pria itu segera mencium Sakura kasar membuat Sakura mengeleng-gelengkan kepalanya tidak suka dicium bajingan itu lagi. Ia sedikit membrontak menarik rambut Naruto kasar dan mengigit bibir pemuda itu hingga berdarah. Membuat Naruto melepaskan ciumannya sektika.

"Arrggghh. Shitttt." Naruto mendecih marah. Pria itu segera mengusap darah dibibirnya itu lalu mendekati Sakura yang ketakutan. Dengan keras dan kuat naruto menampar pipi wanita itu.

PLAK

"Arggggghhh..."

Seketika Sakura memekik kesakitan dan jatuh terduduk dengan memegang pipinya yang barusan Naruto tampar. Ia bisa merasakan darah di sela-sela bibirnya yang terkoyak akibat tamparan naruto lakukan. Sakura hanya bisa menangis tersedu-sedu sambil memegang pipinya yang memerah.

Naruto menghampiri Sakura dan menjambak rambut gadis itu lagi hingga Naruto dapat melihat jelas wajah kesakitan dan kesedihan sakura di sana. Mata sembab, bibir terkoyak berdarah dan pipi yang memerah. Meningalkan jejak tangan di pipi mulus tersebut.

"Aku mohon... Lepaskan a-aku... Kalau perlu bunuh a-aku. Aku tidak mau seprti ini," Pinta Sakura dengan wajah iba dan berlinangan air mata. Naruto menyeringai senang saat melihat Sakura tak berdaya seperti ini membuat dirinya semakin bernafsu untuk menerkam tubuh mulus di depannya itu. Ia mendekatkan wajahnya di wajah Sakura kmudian berbisik.

"Kau tahukan kucing manis itu tidak akan pernah kulakukan. Kau terlalu berharga untuk mati," Bisik Naruto.

"Ke-kenapa... Tidak puaskah kau sudah membunuh keluargaku, merebut kegadisanku. Apalagi sekarang."

"Ohh... Tentu saja itu belum cukup menebus kesalahan orang tuamu manis. Orang tuamu harus melihat dari neraka sana bagaimana anak gadis kesayangannya menjadi seorang pelacur."

Sakura menutup matanya erat tak sanggup melihat seraut wajah di bencinya itu menyeringai kemenangan. Sakura menangis terisak. "Aku mohon... Bunuh aku sekarang..." Pintanya sungguh-sungguh.

Mendengar Sakura berbicara seperti itu membuat wajah Naruto tampak mengeras. Ia segera menarik kasar rambut Sakura agar berdiri dan menghempaskannya ke ranjang dengan kasar.

"Kyaaaa..."

Dengan satu tarikan kuat, Naruto Menarik paksa selimut yang dipakai oleh Sakura. Sektika itu juga tubuh Sakura kini polos bagaikan bayi yang baru lahir tanpa sehelai benang pun yang menganggu pemandangan. Dengan pasrah Sakura hanya bisa terdiam dan menangis. Menunggu Naruto yang sedang membuka pakaiannya satu persatu untuk menikmati tubuhnya. Bahkan ketika Naruto mulai menaiki kasur yang ditempatinya ia hanya bisa menutup matanya rapat dan mencengkram seprai ranjang dengan kuat.

Mulanya telapak tangan Naruto yang kasar mulai merayapi kehalusan tubuh Sakura. Mulai dari paha, pinggul, pinggang, buah dada dan kini tangannya terhenti di selangkangan gadis itu. ia mulai mengelus-ngelus selangkangan Sakura yang telah dibuka paksa olehnya.

"A-aku mo-mohon ja-jangan lakukan ini. A-aku mo-moo-hon..."

PLAK

"Arggghhh..."

Naruto menampar sakura sekali lagi. Lalu mencengkram dagu gadis itu dengan kuat dan kasar agar mendongak ke arahnya. Pria thu capek mendengar penolakkan wanita itu terus.

"Ingat gadis jalang! Aku tidak akan pernah berhenti menikmati tubuhmu. Meski kau memohon atau mengiba sekali pun aku tidak akan pernah melepaskanmu. Karena selamanya kau adalah budakku. Mengerti! Kau harus menuruti perkataanku atau... kau mau melihat adik kesayanganmu menjadi pelacur sepertimu HAH!"

Sakura membulatkan matanya mendengar ancaman yang Naruto berikan kepadanya. Tidak! Ia tidak ingin adiknya seperti dirinya. Cukup dia. Cukup dia menjadi perempuan kotor dan hina. Sakura mengelengkan kepalanya kuat. "Tidak. Aku mohon jangan sentuh adikku. Dia tidak salah apa-apa."

Naruto menyeringai. "Aku tidak akan menyentuh adikmu. Asal kau tidak pernah membantah apalagi melawan perkataanku. Mengerti?"

Sakura mengangguk cepat. Membuat Naruto menyeringai puas. Kini mulailah aksinya lagi memberi kecupan panas ke tubuh telanjang Sakura yang sangat memabukkan dirinya. Mulai dari dada, perut hingga turun ke bawah. Bibirnya mulai mengecupi kewanitaan Sakura yang harum di indera pengciumannya dan lidahnya pun menggesek-gesekan belahan bibir vagina Sakura dengan nafsu. Sakura mengeleng-gelengkan kepalanya tak suka ketika ia merasakan ujung lidah Naruto menjilat-jilat bibir vaginanya yang masih rapat.

"Cihhh, kau menikmatinya kan wanita jalang. Lihat kau sudah basah sekali."

Tidak!" Hati Sakura terluka mendengar hinaan yang dilontarkan oleh Naruto. Tapi Sakura tak mampu membalas perkataan Naruto karena Sakura segara melenguh pelan ketika tangan Naruto membuka bibir vaginanya dan menjilat tonjolan kelentitnya, yang sebesar kacang tanah yang terselip di antara jepitan bibir vaginanya pada bagian atas, menghantarkan sengatan-sengatan rasa nikmat saat Naruto menjilat dengan ritme teratur.

Sakura hanya bisa menyumpahi tubuhnya yang tidak sepihak dengan otaknya. Ia merasa malu dan terhina karna tubuhnya sekali lagi harus berkhianat. Ia merasa jijik pada tubuhnya sendiri. Segala rangsangan yang Naruto berikan ketubuhnya membuatnya tak bisa berpikir apa-apa lagi. Yang dia butuhkan saat itu hanya kepuasaan bagaimana pun juga ia seorang gadis normal yang akan terangsang jika dirangsang .

"Ouhhh... Hen-hen-tikaaaannn..." Rintih Sakura. Ia mencoba menutup pahanya tapi dihalangi oleh kudua tangan Naruto yang langsung mencengkramnya pahanya kuat. Naruto yang mendengar Sakura yang meminta berhenti membuat pria itu semakin menggila lagi mengerjai vagina wanita itu. Menghisap tonjolan kecil yang berada di dalam bibirnya itu dengan kuat dan mengigitnya dengan sedikit kasar membuat Sakura seketika berteriak kesakitan sekaligus mengeluarkan cairan kenikmatannya.

"Akhhhhhhh..."

Cairan kenikmatan yang Sakura keluarkan itu tidak disia-siakan oleh Naruto. Dengan cepat pemuda itu langsung menghisap lelehan cairan vagina Sakura yang terasa manis di bibirnya itu. Menghisapnya habis tanpa menbiarkan satu tetes pun yang tersisa. Ketika dirasanya telah bersih Naruto bangkit dan melihat Sakura yang lunglai tak berdaya ketika mendapatkan klimaksnya yang pertama. Naruto menekuk kedua kaki Sakura untuk mengangkang lebih lebar lagi agar ia dapat memasuki dirinya dengan mudah. Naruto menunduk melumat bibir Sakura yang selalu menggodanya itu. Dan sebelum memasuki Sakura, Naruto menggesek-gesekan terlebih dahulu penisnya di belahan vagina Sakura yang mulai basah lagi. Tubuh Sakura tampak gemetar di bawah tindihan tubuh Naruto yang menggeram keras sambil menjejalkan batang penisnya berusaha memasuki jepitan liang kenikmatan Sakura yang masih terasa sempit.

"Aaaaargh! Auch! Pelan-pelan! Sakit!

"Aakkkhhh!" lolong Sakura kesakitan saat penis Naruto menembus vaginanya dengan sekali dorongan yang kuat. Meski ia tidak perawan lagi tetap saja rasanya akan sakit ketika vaginanya dimasuki dengan kasar. Naruto menggeram lirih. Ia tidak memperdulikan Sakura yang mulai menangis dan menjerit kesakitan akibat perbuatannya itu justru sebaliknya semakin Sakura menjerit, semakin bernafsu dirinya memasuki sakura hingga terdalam-dalamnya. Hingga dua jam kemudian Sakura tidak bisa mempertahankan kesadarannya dan jatuh tertidur saat pria di atasnya itu sedang memasuki dirinya dengan kuat dan kasar memberi klimaks terakhir pada tubuh Sakura yang sudah tak sadarkan diri.

0o0o0o0o0o0o0

Sakura terbangun dengan kondisi badan yang sangat mengenaskan. Seluruh persendiannya terasa sakit semua terutama pada bagian selangkangannya entah berapa lama pria brengsek dan gila itu memasuki tubuhnya. Tapi yang jelas saat ini vaginanya sungguh sangat perih. Dia yakin saat ini pasti vaginanya berdarah lagi. Belum lagi tenggorokannya yang sakit akibat menangis selama pria itu datang. Sakura mencoba menggerakkan badannya bagun ketika merasakan sepasang tangan membantunya untuk bangun. Sakura menatap pemilik tangan itu. Seorang wanita cantik dan manis, yang memiliki rambut coklat yang di ikat ekor kuda dan memakai pakaian maid.

"Syukurlah kau sudah sadar nona..." Ucap wanita itu dengan perasaan lega.

"Jam berapa ini?" Tanya Sakura dengan suara yang serak. Wanita itu segera menyerahkan segelas air putih dan langsung diminum Sakura hingga habis.

"Jam 10 malam. Tuan menyuruhku untuk memandikan nona dan memastikan nona makan malam ini."

"Jangan panggil aku nona. Panggil saja Sakura."

"Baiklah Sakura-san. Namaku Ayame. Salah satu maid disini." Ayame segera mengulurkan tangannya dan langsung di sambut oleh Sakura. Sakura sangat senang mendapat teman baru. Sepertinya Ayame adalah orang yang baik terbukti dari sikapnya yang tak memandang jijik ke arahnya tak seperti yang dilakukan maid-maid sebelumnya yang selalu memandang jijik ke arahnya setiap melihat dirinya kotor seperti ini.

"Aku sudah menyiapkan air untukmu. Kamu mau dimandikan atau ..."

"Biar aku saja sendiri Ayame-san." Potong Sakura cepat. Ayame mengangguk dan langsung menyerahkan jubah mandi kepada Sakura. Sakura mengambil jubah mandi itu dari tangan Ayame dan mulai berjalan tertatih-tatih ke kamar mandi dengan dibantu Ayame. Sesampainya di dalam sana sebuah bathtub berisi air hangat telah menunggu. Rupanya Ayame saat itu juga menambahkan beberapa bunga di air itu. Seperti bunga mawar putih, lili, keisan dan lotus yang berkhasiat mengendurkan ketegangan pikiran dan meredam stress dalam tubuh seperti melakukan relaksasi. Sakura segera masuk ke air yang terasa lembut dikulitnya itu. Untuk beberapa saat Sakura hanya bisa terdiam menikmati kesegaran air bunga di tubuhnya itu. Tampaknya ia harus berterimakasih kepada Ayame setelah mandi nanti karena sudah repot-repot menyiapkan air bunga ini.

.

Selagi Sakura mandi, Ayame membuka seprai ranjang Sakura yang berantakan yang penuh dengan berckkan darah dan cairan lainnya. Menggantinya dengan yang baru. Seprai berwarna putih yang halus dan lembut. Ia juga sedikit membereskan kekacuan dikamar itu yang diakibatkan oleh tindakan Sakura yang melempar barang seenaknya tadi. Ketika kamar telah bersih terlihat Sakura baru keluar dari kamar mandi dengan kondisi badan yang sangat fress. Ayame tersenyum memandangnya. Lalu mengulurkan tangannya.

"Kemarilah Sakura-san aku akan mengurusmu." Sakura menyambut tangan Ayame dan langsung di dudukan di kursi depan meja rias.

"Terimakasih atas airnya Ayame-san," ucap Sakura tulus Ayame hanya tersenyun. Mula-mula Ayame menyisir rambut Sakura yang basah.

"Adikmu baik-baik saja. Dia aman bersamaku." Ayame memulai pembicaraannya tanpa Sakura minta. Sakura memandang Ayame dari kaca meja rias di depannya itu.

"Bagaimana keadaanya? Apa dia sehat? apa dia terluka? apa dia di siksa juga?" Tanya Sakura bertubi-tubi. Ia sangat mengkhawatirkan kondisi adiknya yang masih kecil itu. Ayame tersenyum lembut.

"Tenang saja. Dia baik-baik saja. Tuan muda menyuruhku untuk menjaganya dengan baik."

Sakura menghela nafas lega. "Syukurlah."

Ayame tersenyum. "Kau sangat menyanyangi adikmunya. Adikmu juga sangat menyanyangimu. Ia selalu bertanya kapan dirinya bisa bertemu denganmu. Aku bilang secepatnya kalau tuan muda mengijinkan."

"Dia tidak tahukan apa yang sedang terjadi dengan diriku?" Tanya Sakura cemas. Ia tidak ingin adiknya itu mengetahui bahwa kakanya telah menjadi budak seks oleh keparat itu.

Ayame menggeleng. "Tidak. Kau tenang saja. Aku cuma bilang kau banyak kerjaan. Jadi kalian tidak bisa dipertemukan."

Sakura menghela nafas lega. "Terimakasih ayame-san." Ayame tersenyum memandang Sakura melalui cermin. Kini rambut Sakura telah rapi. Ayame segera membalikan tubuh sakura agar berhadapan dengannya. Seketika Ayame hanya bisa menatap nanar ke pipi Sakura yang memar memerah karena tamparan tuannya. Bahkan tamparan itu mengakibatkan bibir gadis di depannya ada yang terkoyak. Dengan cekatan Ayame langsung mengolesi luka di bibir Sakura itu dengan obat antiseptick.

Setelah memastikan kondisi badan Sakura telah terobati dengan baik. Ayame langsung memakaikan Sakura baju tidur babydoll yang sangat lembut. lalu menyerahkan sebuah mapan yang berisi berbagai macam makanan yang bergizi untuk dimakan Sakura. Mata Sakura berbinar seketika melihat isi mapan tersebut. Sup daging domba yang masih hangat beserta nasinya, ditambah lagi dengan roti segar yang baru di angkat dari pangangan, keju kambing dan satu buah apel. Memang sedari tadi perutnya sudah bernyanyi untuk minta di isi. Apalagi dia membutuhkan asupan energi untuk melayani napsu gila Naruto yang tak kenal lelah itu.

"Lebih baik kau makan sepotong roti dan apel dulu Sakura-san baru sup daging dombanya," Ucap Ayame dan langsung mendapat tatapan bingung dari Sakura.

Ayame tertawa pelan. "Makanan berlemak ini harus kau makan pelan-pelan atau kau bisa mual nanti. Ingat beberapa hari yang lalu aku juga mengantar sup ini dan kau langsung memakannya dengan rakus dan apa yang terjadi setelah itu. Kau mual bukan."

Sakura mengangguk tersipu malu. "Benar."

Ayame tertawa lagi. Ia lalu menyerahkan sepotong roti dan setengah apel yang telah dikupasnya untuk dimakan Sakura terlebih dahulu setelah itu, baru Ayame menyendokkan nasi serta sup daging domba itu dengan pelan-pelan ke mulut Sakura. Kadang Sakura merasa tidak sabar cara Ayame menyuapinya tapi begitulah caranya makan sup daging domba atau ia akan mual nantinya.

Setelah menghabiskan semua makanannya Sakura menatap mapan yang telah kosong itu dengan tatapan penuh harap. "Aku masih mau tambah."

Ayame terkekeh kecil. "Baiklah. Begini saja ... Tunggu satu jam dulu. Setelah itu aku akan mengantarkan makanan lagi untukmu. Bagaimana?" Tawar Ayame.

"Setuju." Ucap Sakura cepat membuat Ayame hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah Sakura.

"Baiklah aku keluar dulunya." Pamit Ayame sambil membawa mapan yang birisi piring-piring kosong. Meninggalkan Sakura seorang diri dikamar mewah itu dan menguncinya dari luar. Wanita itu tidak akan pernah bisa meninggalkan tempat ini kalau bukan disuruh. Bagaimana pun juga ia hanya seorang budak. Sakura bersandar pada kepala ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut bersih yang baru diganti Ayame. Beberapa saat ia hanya sibuk dengan pikirannya. Bagaimana caranya ia bisa terlepas dari pria brengsek itu walau itu mungkin tidak akan pernah terjadi. hingga 30 menit pun berlalu. Ia mulai menguap mengantuk dan memutuskan untuk tidur. Ia sangat capek malam ini. Dan ia berharap setengah jam yang akan datang Ayame akan datang dan membangunkannya untuk memakan-makanan yang enak itu lagi.

0o0o0o0o0o0o0o0

Disebuah ruangan yang cukup besar dan gelap. Seorang pria berambut merah berdiri menatap jendela besar yang menampakkan bulan yang yang bersinar terang malam ini. Tanpa menyadari gadis bersurai indigo menatap khawatir punggungnya.

Gadis bermata Lavender itu memeluknya lembut dari belakang. Mencoba untuk mengambil kesadaran pemuda yang dicintainya itu.

"Gaara-kun." Panggilnya lembut.

"..."

Pemuda yang dipanggil Gaara itu hanya terdiam. Tidak menjawab panggilan kekasihnya. Wanita itu mengerti. Sangat mengerti apa yang dirasakan kekasihnya saat ini. Maka dari itu ia hanya bisa memeluk pemuda itu dengan erat agar kekasihnya itu tahu bahwa dia selalu ada bersamanya.

"Mereka belum menemukannya Hinata." Gumam Gaara lirih setelah beberapa saat terdiam.

Hinata membalikkan tubuh Gaara, mencoba membuat Gaara menatap dirinya. Dapat dilihat wajah kekasihnya yang terlihat lelah dan khawatir di saat bersamaan. Hinata tersenyum lembut. Diusapnya pelan wajah kekasihnya itu dan sedikit memberikan pijatan lembut di sekitar mata Gaara yang tampak lelah. "Tenang saja. Aku yakin Sakura-chan baik-baik saja diluar sana. Kau tahu kan Sakura itu orangnya kuat. Apalagi saat ini dia bersama Hikari. Aku yakin Sakura pasti akan menjaga Hikari agar tetap aman. Apalagi saat ini bukan hanya orang-orangmu yang mencari mereka tapi Temari-ne dan Kankuro-nii juga ikut mencari. Aku yakin mereka akan segera ditemukan."

"Aku hanya takut terjadi apa-apa dengan mereka,"Ucap Gaara. Hinata merengkuh wajah kekasihnya itu dengan kedua tangan mungilnya membuat Gaara terpaksa menatap kedua mata kekasihnya itu.

"Percayalah padaku Gaara-kun semua akan baik-baik saja. Sakura akan segera ditemukan. Percayalah."

Gaara mengangguk membuat Hinata tersenyum senang.

"Cobalah untuk tidur dan makan Gaara-kun. Karena kalau kau ingin mencari adikmu kau harus sehat untuk mereka. Mengerti!"

"Hmm." Gaara menganggukkan kepalanya. "Terimakasih Hinata-chan."

Hinata tersipu malu ketika melihat Gaara yang tersenyum padanya. Lalu sebuah ciuman hangat diterima oleh Hinata di bibirnya.

.

.

Tbc

A/N: dalam satu malam update sekaligus 4 fict :)

gak bisa banyak ngomong, riview senpai agar tahu pa fict ini layak lanjut atau tidak.