Hi, aku author baru disini, ini adalah ff pertamaku. Fic ini terinspirasi dari game Final Fantasy X tapi jalan ceritanya sedikit ku ubah dan aku juga menambahkan Oc disini. Mungkin masih ada sedikit typo dan kesalahan karena itu mohon bimbingannya ya senpai ^^~
Tittle : Story To The End
Disclaimer : Naruto © Masashi Khisimoto & Final Fantasy X © Square Enix
Pairing : Belum ada
Rate : Mungkin T
Warning : Typo, Alur berantakan, Bahasa tidak baku
Genre : Adventure, Fantasy
Selamat Membaca ^^~
Halvelt merupakan negara maju dimana rakyatnya hidup dalam kemakmuran, tanpa kekurangan, bahkan tidak ada peperangan. Tapi pada saat kebangkitan "Demon" beserta anak buahnya yang disebut "Dark Beast" semua itu hanyalah impian belaka. Tidak ada yang mengetahui kapan dimulainya penyerangan Demon, yang orang-orang tahu hanyalah pada saat Demon muncul maka Kota yang didekat-nya akan hancur. Semua warga dari berbagai penjuru kota saling bekerja sama untuk melakukan penyerangan terhadap pasukan Demon, tapi semuanya sia-sia. Manusia biasa bukan tandingan-nya.
Pada saat semua manusia hampir menyerah, cahaya harapan datang dengan kemunculan seseorang yang mampu memanggil "Holy Beast" dengan kekuatan sucinya, yang disebut "Summoner". Summoner melakukan perjalanan bersama beberapa "Guardian" kepercayaannya dari kota ke kota untuk melakukan ritual "Praying" di kuil di setiap kota. Setelah Summoner mampu memanggil semua Holy Beast yang ada, seorang Summoner mendapatkan kekuatan untuk memanggil "Final Holy Beast", Holy Beast yang terkuat yang mampu mengalahkan Demon.
Karena pengorbanan Summoner yang sangat besar untuk mengalahkan Demon, maka sang Summoner pun dijadikan legenda oleh semua orang diseluruh Halvelt, tapi sayangnya kekalahan Demon hanya bersifat sementara.
Chapter 1 : The story begin
Konoha, 20xx
Oc POV
"Haaah,haah." Aku memegangi kepalaku yang sakit, pagi ini aku terbangun karena mimpi buruk yang mengerikan. Dalam mimpiku aku dikejar-kejar monster yang mengerikan, entah mimpi macam apa itu.
Segera aku menuju kamar mandi karena aku sudah tidak tahan dengan tubuhku yang berkeringat ini, setelah mandi aku langsung mengenakan seragam baruku, celana panjang kotak-kotak berwarna merah, kemeja putih lengan pendek dan dasi kupu-kupu yang senada dengan celana sekolahku. Meskipun ini musim semi tapi entah kenapa udaranya terasa dingin sekali, mungkin efek global warming karena itu aku tidak lupa memakai sweater warna abu-abu yang panjangnya selutut tapi aku biarkan terbuka tidak diresleting.
Hari ini adalah hari pertamaku masuk SMA. Setelah aku yakin sudah lengkap semua, aku membuka pintu apartemenku dan bisa kulihat seorang wanita yang menunggu di depan pintu.
"Ohayou, Yuki-chan. Apa kau sudah siap?" Sapanya sambil tersenyum. Dia adalah manejer pribadiku, namanya Kurenai Yuhi. Jika kalian bertanya kenapa aku memiliki manejer pribadi? Jawabannya karena aku seorang model.
"Hmm." Balasku singkat. Jangan salahkan aku yang seolah bersikap acuh, karena aku sangat lelah karena pekerjaanku ini, sampai-sampai berbicara pun rasanya lelah sekali.
Jujur aku tidak suka pekerjaanku ini, selain melelahkan aku juga benci blitz kamera yang terus-terusan menyilaukan mataku ditambah teriakan dari fans-fansku yang kebanyakan perempuan yang membuat telingaku sakit.
Meskipun aku membenci pekerjaanku tapi tanpa pekerjaan ini aku tidak tahu nasibku nanti gimana, karena aku seorang yatim piatu. 10 tahun yang lalu saat umurku 5 tahun ayahku tiba-tiba menghilang tanpa jejak bahkan polisi sekalipun tidak dapat menemukan keberadaannya sehingga membuat ibuku yang sangat mencintai ayahku sakit-sakitan karena shock, tubuhnya pun melemah, juga sering melamun. 4 tahun kemudian saat umurku 9 tahun ibuku meninggal karena kecelakaan mobil.
Jujur saat itu aku ingin sekali bunuh diri, bayangkan setelah kehilangan ayah aku harus kehilangan ibu. Kejadian itu sangat membuatku terpuruk tapi beruntunglah aku bertemu dengan Kurenai-san yang bekerja di salah satu agensi entertainment yang membuatku menjadi terkenal seperti sekarang. Meskipun aku tidak memiliki orang tua tapi setidaknya aku tidak kekurangan biaya untuk hidupku.
"Yuki-chan, jam 2 siang aku akan menjemputmu disekolah, jam 2.30 akan ada meeting dari agensi, kemudian pemotretan jam 4.00 dan terakhir makan malam dengan direktur perusahaan laptop merk xxx untuk perpanjangan kontrak iklan." Sambil menyetir Kurenai-san menjelaskan jadwal ku hari ini, mendengarnya saja aku sudah lelah.
Tanpa menjawab aku hanya memandang kaca mobil melihat pemandangan luar yang membosankan. Tanpa sengaja aku melihat billboard besar ditengah kota yang menggambarkan diriku yang sedang memegang handphone merk terkenal. Bisa dibilang aku model yang sedang naik daun karena tidak hanya billboard besar itu, juga dibeberapa mall-mall besar ada potret diriku. Bahkan aku juga muncul dibeberapa iklan bergengsi di stasiun tv.
Setelah berpamitan dengan Kurenai-san, baru juga sampai di gerbang yang bertuliskan Konoha High School, aku bisa mendengar teriakan "kyaa kyaa" dari para siswi. Tapi aku bersukur teriakan itu bukan untukku karena bisa kulihat mereka sedang berkerumun disekitar salah satu siswa yang baru saja turun dari mobilnya.
"Kyaa Sake-kun!" huh? Sake? Namanya aneh banget, apa mungkin karena ramai aku jadi mendengarnya sake?
"Senpai jadilah pacarku." Senpai? oh berarti dia seniorku.
"Kyaaa senpai kau ganteng sekali."
Tanpa perduli aku tetap berjalan menuju gedung sekolah tapi tanpa sengaja aku dan cowo "Sake" itu bertatapan mata, jujur dia memang ganteng sekali. Dibanding diriku ya aku gak ada apa-apanya, aku jadi sedikit iri.
"Kyaa itu Yuki-chan!"
"Apa? Yuki? Mizuto Yuki yang model itu? Kyaa cantik sekali!"
"Beneran itu Mizuto Yuki, aslinya cantik banget!"
See? Kenapa aku bilang iri pada ketampanan cowo bernama sake itu? Karena aku ini bishounen. Banyak yang bilang aku ini cantik, ya karena fisikku seperti perempuan. Jika kalian penasaran dengan fisikku, akan kuberi tau. Rambutku lurus berwarna coklat hazel dengan poni belah pinggir hingga menutupi kedua alisku dan rambut belakangku panjangnya sampai menutupi leher, warna mataku sama dengan rambutku. Kulitku juga putih dan mulus tanpa ada noda sedikitpun. Jika tinggi cowo SMA pada umumnya 170cm aku hanya 165cm, bahkan berat badanku saja hanya 45kg. Sebenarnya aku gak suka mereka bilang aku cantik, apa mereka gak memikirkan perasaanku sebagai cowo ya?
Setelah insiden teriak-teriakan akhirnya aku berhasil masuk di kelasku, kelas 1-C. 3 jam pelajaran pertama pun selesai, ada jeda 30 menit sebelum pelajaran selanjutnya. Teman-teman sekelasku sedang sibuk berkenalan bahkan ada yang sudah saling akrab hingga tertawa bersama, tetapi beda denganku. Sama seperti di SMP, aku gak punya teman. Memang ada beberapa dari mereka yang berbisik-bisik ke arah ku mungkin saja mereka ingin berkenalan tapi mereka pasti merasa enggan, karena mereka melihatku sebagai Yuki sang model bukan Yuki seorang pelajar SMA biasa.
Dari pada berdiam diri saja aku berniat untuk ketoilet sekalian jalan-jalan keliling sekolah, tapi baru saja beranjak dari kursi terjadilah gempa, gempanya benar-benar kencang. Kulihat semua orang berlarian karena panik, segera aku mengambil tas ransel ku dan berlari keluar kelas. Disepanjang lorong di lantai 2 bisa kulihat ada banyak serangga-serangga besar yang bentuknya aneh sekali menyerang apapun yang dilihatnya termasuk manusia, beberapa siswa ada yang terbunuh, juga ada yang bertahan melawan serangga tersebut. Aku merinding melihat serangga yang kira-kira besarnya sebesar anjing pada umumnya, harusnya serangga tersebut masuk book of record.
Aku berlari sekencang mungkin untuk menuruni tangga berharap agar serangga aneh itu tidak melihatku. Kemudian tiba-tiba sekolah menjadi gelap seperti ada yang menghalangi cahaya matahari, dengan memberanikan diri aku membuka salah satu kaca dan melihat keadaan. Tepat di atas sekolah ada sesosok monster seperti ular yang bentuknya besar sekali, aku yakin gedung paling tinggi seKonoha pun kalah besar dan panjang dari ular tersebut. Dari badan ular tersebut seperti ada kumpulan cahaya, dugaanku ular tersebut akan menghancurkan gedung sekolah ini dengan cahaya itu.
"Kriik...krikkk...kriiik..."
'Mati aku!' Batinku, aku tahu sekali itu suara serangga yang menyerang di dalam sekolah, aku segera membalikkan badanku dan BINGO! Ada 3 serangga yang bersiap menyerangku.
Serangga pertama melompat kearahku. "Hiaaaat!" Dengan reflek aku mengerahkan seluruh tenagaku ketangan untuk menghajarnya dan berhasil! Serangga itu terpental, aku bersyukur waktu SMP aku ikut ekskul karate tapi ini gila! tanganku sakit sekali serasa nonjok besi.
Serangga kedua juga menyerangku dan aku berhasil menendangnya tapi serangga ketiga menyerang perutku. Kekuatannya besar sekali sehingga tubuhku membentur kaca kemudian terpental dari lantai 2 dan jatuh tersunggkur dilapangan. Tubuhku terasa sakit semua tertutama dibagian perut, aku memegangi perutku dan membuka mataku. Pemandangan pertama yang aku lihat adalah ular besar yang melayang di atas gedung sekolah siap menembakkan cahaya yang ada ditubuhnya. Dengan tertatih aku bangkit dan berlari menjauhi gedung sekolah.
Bisa kudengar suara yang sangat menyakitkan pendengaranku, entah suara apa itu yang pasti aku gak berani melihat kebelakang dan terus berlari. Sesaat kemudian suara tersebut berubah terdengar seperti bom tapi tidak, mungkin suara ini lebih besar dari bom, tubuhku terpental dan aku tidak sadarkan diri. Akan tetapi, aku merasa seperti ada yang melindungiku.
Normal POV
"Unghh." Yuki memegangi kepalanya yang kesakitan, sungguh suara tadi seperti ingin membuat kepalanya pecah. Tubuhnya terasa berat sekali tapi benar saja, pada saat Yuki membuka matanya dia bisa melihat sesorang yang tergeletak di atas tubuhnya seakan melindunginya.
Yuki menyingkirkan tubuh itu dari atas tubuhnya, ternyata seorang siswa dengan rambut raven yang dia lihat tadi pagi. "D-dia si sake kan?"
"S-senpai bangun! Senpai." Yuki mengguncang tubuh pemuda raven itu tetapi tidak ada reaksi sama sekali. Sesaat kemudian dari tubuh ular besar yang melayang itu menjatuhkan beberapa bebatuan disekitar mereka.
"Krik...krik..." Tenyata dari bebatuan tersebut terbentuklah serangga yang menyerang sekolah tadi. Serangga-serangga yang mengelilingi mereka berdua memancarkan sinar dari sayapnya dan seketika menembakkan duri-duri yang bercahaya tepat kearah Yuki dan pemuda raven tersebut.
"Hwaaaaa!" Yuki berteriak dan menyilangkan kedua tangannya melindungi wajahnya dan menutup matanya.
Traaang!
Setelah mendengar suara seperti pedang yang beradu, Yuki membuka matanya.
"Kau tidak apa-apa?" Ternyata pemuda raven tersebut sudah sadarkan diri. Pemuda tersebut menggenggam sebuah pedang tipis yang memancarkan listrik di tangan kanannya.
"Senpai!" Yuki menganggukkan kepalanya dan segera bangkit dari duduknya.
"Kau diamlah ditempat biar aku yang bereskan semua." Dalam beberapa detik pemuda raven tersebut dengan mudah menebas serangga-serangga tersebut menggunakan pedangnya, padahal tubuh serangga-serangga itu keras seperti batu dan anehnya semua serangga yang berhasil dibunuh berubah menjadi bulatan-bulatan cahaya kecil dan melayang ke langit kemudian hilang.
"Su-sugoi." Yuki hanya mematung melihat kecepatan pemuda raven tersebut.
Kemudian Yuki baru tersadar dengan ledakkan tadi, setelah membalikkan badannya hanya pemandangan lubang besar yang ada dihadapannya. Lubangnya selain besar juga dalam, mungkin kedalamannya sampai ke perut bumi sangat persis dengan hasil ledakan bom nuklir.
"G-gedung sekolahnya... Hilang." Seketika lutut Yuki melemas dan dia menjatuhkan dirinya.
"Ini ulah Demon." Pemuda raven itu berdiri di sebelah Yuki.
"Demon?" Yuki yang kebingungan hanya menatap pemuda raven dengan harapan dia akan menjelaskan apa yang terjadi disini.
"Ya, monster-monster yang menyerang kita tadi disebut Dark Beast, monster ciptaan Demon. Ck aku gak nyangka mereka akan menyerang secepat ini!" Kemudian Pemuda raven tersebut membantu Yuki untuk berdiri.
"Ano senpai, sebelumnya terimakasih telah menyelamatkanku. Namaku Yuki, Mizuto Yuki." Yuki menjulurkan tangannya ke arah Pemuda raven tersebut.
"Tidak masalah, aku Uchiha Sasuke." Sasuke membalas menjabat tangan Yuki.
"Eh tunggu dulu, namamu Mizuto?"
"Hmm?" Si pemilik nama hanya kebingungan menatap Sasuke.
Roaaaar
Baru saja Sasuke ingin menjelaskan tetapi makhluk besar berbentuk ular itu terbang kearah mereka berdua.
"Cepat naik kepunggungku! Kita harus segera lari!" Sasuke memposisikan dirinya berjongkok agar Yuki bisa digendongnya dengan mudah.
"Uhm." Yuki hanya menurut dan memeluk leher Sasuke sementara kedua kakinya dipegang kedua tangan Sasuke. Secepat kilat Sasuke berlari menghindari ular raksasa tersebut, melompati gedung-gedung bahkan menghindari serangan monster yang mereka temui di tengah perjalanan.
"Seluruh Konoha... h-hancur." Yuki menatap miris keadaan Konoha saat ini, gedung-gedung yang hancur, tabrakan mobil dimana-mana, jasad-jasad penduduk bahkan Billboard besar yang bergambar Yuki sudah hancur tak berbentuk.
"Sepertinya ular itu tertinggal jauh." Sasuke menapakkan dirinya dilorong antara dua gedung. "Kuharap makhluk-makhluk itu tidak akan menemukan kita disini."
"Kenapa ini semua terjadi? KATAKAN PADAKU APA SALAH PENDUDUK KONOHA SEHINGGA SEMUA INI TERJADI!" Yuki mencengkram kerah seragam Sasuke, tapi dia hanya menatap diam Yuki.
"Apa dengan amarah bisa menyelesaikan semuanya? Apa dengan amarahmu itu bisa menyelamatkan penduduk konoha?" Sasuke melepaskan tangan Yuki dari seragamnya, sebenarnya Sasuke udah jengkel sama kelakuan Yuki yang menurut Sasuke hanya merepotkannya akan tetapi dia ingat pesan mendiang ayahnya yang mengatakan 'apapun yang terjadi lindungi anak yang bernama Mizuto.'
"Sial!" Yuki hanya memukul tembok yang ada didekatnya. Dia lelah dengan masalah yang susah ada dikehidupannya ditambah lagi dengan penyerangan monster aneh yang bernama Dark Beast atau apalah itu. Lalu Sasuke mencengkram kedua bahu Yuki dan menatapnya tajam entah apa yang ada dipikirannya, kemudian dia seperti mencari-cari sesuatu ditubuh Yuki.
"M-mau apa kau.?!" Yuki mencoba melindungi dirinya tapi percuma sepertinya Sasuke tampak serius.
"Tato." Sasuke masih tampak menelusuri tubuh Yuki dari kedua kaki, kedua tangan bahkan leher.
"Hm? Ma-maksudmu ini?" Yuki membuka sarung tangan kirinya dan menunjukkan tato di telapak tangannya berbentuk segitiga yang dimasing-masing sudutnya berbentuk lingkaran kecil.
"Ternyata benar kau itu Mizuto." Sasuke berjongkok dengan bertumpu lutuk kanannya dan kepalanya sedikit menunduk. "Mulai sekarang aku, Sasuke Uchiha akan menjadi Guardianmu."
"Tolong deh Sasuke, sekarang bukan saatnya untuk bermain-ma..." Kata-kata Yuki terpotong saat ada lubang besar dari langit yang menyedot mereka berdua. Tubuh mereka melayang seperti diterbangkan angin.
"Hwaaa Sasukeeee!" Yuki mencoba meraih tangan Sasuke yang yang berada dibawahnya begitu juga sebaliknya tapi langit seakan menyerap mereka dengan cepatnya seperti kedalam dimensi yang berbeda.
To Be Continue...
Mohon reviewnya ya senpai ^^~
