Gue murid SMA!

Vocaloid © Yamaha Corp.

Genre: Campur aduk! Bisa friendship, bisa romance, bisa parody, tapi kayaknya nggak termasuk humor karna takut garing krenyes-krenyes

Warning: (hint) romance dengan pair random (terutama LenMiku), bahasa gue-elu, setting indonesia, minim narasi, miss typos, dan sejenisnya

*) Cerita ini mengandung 75% real story dan 25% imajinasi


[1! Seusai MOS]

Masa Orientasi Siswa ―alias MOS― kini telah berakhir. Membuat semua peserta didik baru SMAN 414 bersorak gembira karena telah dinyatakan sebagai murid SMA yang sah. Hingga sebuah suara memecahkan keheningan.

"Gue pengen MOS lagi masa."

―Shion Akaito, 15 tahun, di-cap massal sebagai seorang masochist.


[2! Surat Cinta]

Mari kita undur sedikit setting waktunya. Saat detik-detik dimana hari terakhir MOS berada di depan mata, para peserta didik baru diharapkan membuat surat cinta pada kakak kelas tertjintah.

Miku-Miku: Len, bisa bikin surat cinta nggak?

Gadis bersurai teal bernama lengkap Hatsune Miku itu mengirim pesan pesbuk pada seseorang bernama Kagamine Len. Mukanya nampak suram macam orang madesu.

K. L. : Bisa dong!

Miku-Miku: Coba bikinin

K. L. : Males, ah.

Miku-Miku: Pliss

K. L. : Kan bisa liat google. Gimana sih lu? -_-

―Hatsune Miku, 15 tahun, merasa kecewa atas ketidak pekaan Kagamine Len.


[3! Model Gagal!]

Masih disaat detik-detik hari terakhir MOS.

"Lu tahu kagak sih? Gue tuh kesel sama kakak kelas yang nyebut-nyebut gue model gagal. Heran sumpah!"

Miku hanya bisa diam mendengarkan celotehan temennya yang dari SMAN 102 itu.

"Pokoknya gue kesel dah!"

"Emangnya kamu diapain sih, Li?"

Dengan semangat empat lima Kozakura Lily meniru-niru gaya sang kakak kelas. Hingga sebuah suara seseorang sempat membuat bulu kunduk Lily berdiri.

"Dek, kalau kesel sama kakak TDK, langsung ngomong aja. Nggak usah bertindak macam pengecut. SMAN 102 itu nggak butuh cewek sampah!"

Oh, good! Rupanya itu salah satu kakak TDK di SMAN 102. Tapi nampaknya Lily terlihat tenang-tenang saja, siap membalas perkataan sang kakak kelas.

"SMAN 102 juga nggak butuh cewek kasar macam kakak!"

―Kozakura Lily, 15 tahun, sudah punya nyali untuk di-bully kakak kelas.


[4! Sebuah Pertanyaan]

Dari dulu, ada satu hal yang membuat Rana penasaran. Oleh karena itu, pada saat sesi tanya jawab dengan ketua OSIS, Rana mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Kepanjangan TDK itu apa sih, kak?"

―Minami Rana, 15 tahun, mewakili seluruh peserta MOS akan ketidaktahuan soal kepanjangan TDK.


[5! Perkenalan]

Kalau satu anak ketemu dengan teman baru, pasti temen lamanya bakalan dikenalin oleh si anak ke temen barunya. Hanya saja ...

"Miku, kenalin nih! Namanya Shion Kaito. Temen baru gue di SMAN 102."

Dengan tenang Miku tersenyum ramah bak dewi aphrodite.

"Kenalkan, namaku Hatsune Miku."

"Oh, iya. Nama gue Shion Kaito."

Setelah sesi perkenalan itu selesai ―walau hanya sekedar basa-basi― Kaito segera berjalan mendekati Lily.

"Eh, itu temen lu cantik bener! Keliatannya kayak cewek polos pula. Loli banget!"

"Oh, lu demen tipe kayak Miku gitu ya?"

"Iya."

"Kalau begitu lu harus siap buat demen sama hal-hal yang berbau humu. Maklum, dia fujo."

―Shion Kaito, 15 tahun, menyesal telah terpikat oleh ke-loli-an Miku.


[6! Kelas AC]

Dulu, waktu pertama MOS, kelas itu puannasss banget! Bahkan kudu kipas-kipas sana-sini. Tapi sekarang, saat MOS sudah usai, dua buah benda berukuran panjang terpajang cantik di dalam kelas.

"Wih, kelas kita ada AC-nya!"

Dengan norak Akaito berseru kencang. Diikuti dengan Yuuma yang berada di belakangnya.

"Tapi masalahnya―"

"Masalahnya apa, Yuum?"

"―AC-nya cuman pajangan doang. Nggak boleh dinyalain sampai semua kelas kebagian AC."

―Shion Akaito, 15 tahun, kembali menjadi masochist lewat suhu udara yang super panas.


[7! Struk PHP]

"Dek, kakak mau tanya, kalian butuh uang berapa sih buat MOS di hari pertama sama kedua? Kalau bisa, sekalian sama struk pembelanjaannya ya."

Yuzuki Yukari menatap terpana si kakak ketua OSIS. Akhirnya, setelah berhari-hari, ketua OSIS yang ketjeh cetar membahana itu bisa bertatap wajah dengannya. Dalam hati Yukari berharap, sehabis kejadian ini akan ada romansa diantara mereka.

"S-Siap, kak. Aku cari dulu di tas."

"Baiklah. Kakak tunggu di kantin ya."

Dengan semangat empat lima Yukari langsung melesat cepat ke kelas. Tangannya mengobrak-abrik tasnya, demi seonggok kertas kecil berisi daftar pembelanjaannya.

"Mau kemana, Yu?"

Teman sekelas Yukari, si Sakurai Kokone, datang bertanya dengan tatapan heran.

"Mau ke kakak ketua OSIS di kantin."

"Oh, ikut juga ya! Sekalian mau jajan."

Yukari dan Kokone berjalan menuju kantin. Namun sesampainya disana, hati Yukari terasa potek melihat sang ketua OSIS merangkul seorang gadis manis.

"H-Hiks, padahal aku sudah susah-susah mencari struk belanjaan tapi aku malah di-dua-in (?)! Pokoknya aku lelah, struknya PHP pula."

―Yuzuki Yukari, 15 tahun, berusaha move on.


[8! Gossip]

"Lu tahu nggak sih?"

Kini Lily, Miku, dan Kaito lagi berkumpul di suatu kafe. Katanya sih, Kaito lagi banyak duit, makanya berniat mentraktir dua gadis itu.

"Apa?"

Kaito menjawab dengan nada malas. Daripada masalah bertambah gegara Lily suka baper.

"Kayaknya sih Miki suka deh sama lu. Abisnya, kalo gue deket-deket sama lu, dia langsung gimana gitu."

Miku yang mendengarkan kata-kata Lily dengan seksama langsung kaget.

"Eh, seriusan si Miki suka sama Kaito? Nggak nyangka! Baru aja kita lulus SMP udah mulai jatuh cinta aja."

"Seriusan! Pokoknya sih gelagat dia kayak orang cemburu gitu."

"Ah, kalau itu sih―"

Pandangan Lily dan Miku secara bersamaan menuju kearah Kaito.

"―kayaknya si Miki nggak suka sama gue deh."

"Kok bisa?" tanya Miku heran.

"Siapa tahu aja gitu, si Miki jadi 'belok' dan tahu-tahunya malah suka sama Lily."

―Kozakura Lily, 15 tahun, tersedak karena ucapan Kaito yang ternyata seorang pecinta yuri.


[9! Kayaknya tadi hujan, ya?]

Nggak ada salahnya kan, bila sehabis MOS mulai tumbuh benih-benih cinta di hati seorang Yuuma yang gayanya mirip boyband jerawatan? Apalagi kalau pujaan hatinya adalah seorang kakak kelas dengan kecantikan superrr bernama Megurine Luka. Oleh karena itu, Yuuma belajar kiat-kiat menggombal dari Akaito.

"Kak! Kak!"

Luka menoleh, menatap heran adik kelasnya.

"Ada apa, dek?"

"Kayaknya tadi hujan, ya?"

Luka kembali menatap heran adik kelasnya.

"Perasaan nggak deh, dek. Tuh, lapangannya aja nggak becek."

"Terus ... kok aku ngelihat pelangi ya dimata, kakak?"

"Maaf, dek. Kayaknya adek mesti periksa mata ke dokter mata deh. Soalnya aku pakai lensa kontak warna biru, bukan pelangi."

―Masamune Yuuma, 15 tahun, gagal menggombal.


[10! Trap]

"Wih, cewek yang cosplay di klub jepang cakep ya!"

Dengan semangat Big Al menatap berbinar-binar seseorang dengan helaian silver yang sedang cosplay menjadi Lisanna Strauss dari Fairy Tail.

"Tapi Al, dia kan cowok," ucap Leon hati-hati.

―Stein Allen (alias Big Al), 15 tahun, menyatakan diri telah 'belok' setelah mengetahui bahwa si cosplayer adalah seorang cowok.


[11! Eh! Eh!]

"Eh! Eh!"

Miku masih membaca bukunya. Menghiraukan sebuah suara yang kerap kali terasa memanggilnya. Jujur, ia takut ge-er kalau ia nengok sekarang.

"Eh! Eh!"

Suara itu masih Miku hiraukan.

"Eh, lu! Gue panggil daritadi juga, nggak nengok-nengok."

Akhirnya Miku menengok juga.

"Lah, mana aku tahu kalau kamu manggil aku. Kamunya aja nggak manggil namaku. Dasar Bakamiya!"

―Megpoid Gumiya, 15 tahun, rupanya harus tahu kalau Miku termasuk cewek baper.


[12! Alumni]

"Eh, cap tiga jari kapan?" tanya Miku pada Clara.

"Nggak tahu deh."

"Yah ... terus gimana dong? Masa lama bener ijazahnya keluar!"

"Mau diapain. Yang penting, ijazahnya keluar waktu kita udah dapet seragam putih abu-abu. Biar waktu kita kesana pake seragam itu, kita bener-bener keliatan kayak alumni SMP Hazel."

―Benach Clara, 15 tahun, alumni SMP Hazel.


[13! Seragam]

Miku-Miku

Cie dah yang hari senin udah pake seragam putih abu-abu -_-

Suka. Komentar.

Satu komentar masuk dari Len berbunyi.

K. L.

Dih, lu kan juga pake seragam putih abu-abu besok :v

Suka. Balas.

Satu balasan komentar dari Miku berbunyi.

Miku-Miku

Gimana mau pake seragam putih abu-abu pas hari senin? Aku aja kagak kebagian seragam -_-

Suka. Balas.

―Kagamine Len, 15 tahun, iba dengan betapa mirisnya hidup Miku.


[14! Salah Pilih]

Miku-Miku: Len, kayaknya aku salah pilih sekolah deh.

K. L. : Kok bisa?

Miku-Miku: Soalnya guru killer waktu aku SMP ternyata ngajar juga di SMAN 414

K. L. : -_-

―Hatsune Miku, 15 tahun, mungkin sudah ditakdirkan untuk hidup miris.


[15! Tsundere]

"Kakak TDK itu orangnya tsundere. Buktinya? Mereka bilang mereka sayang sama kita dengan marah-marahin kita."

―Shion Akaito, 15 tahun, mengungkap teori tentang kakak TDK tanpa tahu bahwa seorang TDK bernama Zatsune Miku berada tepat di belakangnya.


[16! Adik dari Kuroko Tetsuya]

Awal Gumiya tahu kalau tentang Miku itu pada saat ia telat datang MOS. Waktu itu yang telat disuruh baris berjejer. Sedari tadi pula, Gumiya mencari dan terus mencari anak MOS telat yang juga satu kelompok dengannya hingga ia menemukan Miku.

"Ish, lu kan sekelompok sama gua, kok lu gak ngomong sih? Gua nyariin yang sekelompok sama gua sampai kesono-sono tahu. Tapi nyatanya, lu yang disamping gua ternyata satu kelompok sama gua."

"Oh, itu wajar. Soalnya aku adik dari Kuroko Tetsuya."

―Megpoid Gumiya, 15 tahun, mulai berteman dengan pengidap chuunibyou.


[17! Kedatangan kakak TDK]

Kakak TDK itu ... kalau datang pasti sambil gedor-gedor pintu tiba-tiba. Kadang kalo ngomong asal semprot pula. Mana datangnya pas lagi asik-asik pula!

"Kayaknya kita nggak usah games lagi deh."

Luka yang kebetulan jadi kakak pendamping buat kelompok MOS berucap pelan. Membuat semua peserta MOS yang di bawah bimbingannya merasa kecewa.

"Kenapa begitu, kak?"

Rana mengacungkan tangannya tinggi-tinggi.

"Soalnya kakak TDK datengnya setiap kita main games sih!"

―Megurine Luka, 17 tahun, mulai lelah.


[18! Mata Merah]

"Duh, lu tahu nggak sih? Gue butuh waktu sampai jam dua belas malam cuman buat betulin nih peralatan MOS demi kagak dimarahin sama kakak TDK! Mana mata gue sampai merah lagi!"

Semua mengangguk paham. IA memang cewek paling baper di kelompok MOS mereka. Jadi semua orang merasa wajar-wajar aja.

"Matamu merah?" tanya Miku polos.

"Iya," jawab IA badmood.

"Oh ... kalau matamu merah, aku bawa instoh nih! Matamu merah karena iritasi ringan, kan?"

―Hatsune Miku, 15 tahun, malah promosi obat mata disaat-saat MOS.


[19! BBM]

"Lu punya BBM nggak, Mik?" tanya Rin penasaran.

"Gimana mau punya BBM? Punya hp aja kagak."

―Hatsune Miku, 15 tahun, mulai baper.


[20! MIPA-6]

Katanya, kelas MIPA-6 itu termasuk kelas terbawah. Tapi hanya satu orang yang menanggapi hal itu dengan positif.

"Biarin gue masuk MIPA-6. Yang penting muridnya dikit, jadi AC-nya bakalan lebih terasa daripada kelas lain yang jumlah muridnya 40 orang," ujar Gumiya.

―Megpoid Gumiya, 15 tahun, selalu positive thinking.


[21! Dewasa]

Yang Miku tahu, Len itu masih betah tinggal di asrama putra yang (katanya) satpamnya aja ngejagain gerbang pakai senjata sniper rifles. Hingga sebuah pemikiran muncul di otak fujo Miku.

Miku-Miku: Len, kamu homo ya?

K. L. : Enak aja lu bilang gua homo -_-

Miku-Miku: Habisnya kamu nggak punya pujaan hati. Terus betah lagi sekolah di asrama yang isinya cowok semua :v

K. L. : Itu karena gue mau fokus mikirin kuliah dulu. Mau membahagiakan orang tua dulu. Yah ... pokoknya begitulah. Lu tahu sendiri kan kalau asrama gue tempatnya buat dapetin beasiswa kuliah terbaik?

―Hatsune Miku, 15 tahun, terpana akan kedewasaan Kagamine Len.


[22! OSIS]

"Eh, menurutmu asik nggak jadi OSIS?"

Yukari bertanya dengan nada pelan pada Kokone.

"Ya ... asik aja, mungkin."

"Oke, kalau begitu aku ingin jadi OSIS."

―Yuzuki Yukari, 15 tahun, ingin jadi OSIS.


[23! Harem]

"Al, lu mau masuk eskul mana?" tanya Leon pada Big Al yang kebetulan juga memegang kertas formulir klub eskul.

"Lu sendiri?"

"Gue sih maunya eskul basket sama klub ilmiah."

"Oh ... begitu."

Big Al memandang lurus kertas formulirnya.

"Kayaknya gue ikut eskul teater sama jepang aja."

"Teater? Tumben banget."

Leon menatap heran Big Al.

"Iya, ... kan lu tahu sendiri kalau eskul teater kebanyakan cewek. Jadi gue mau bikin harem nanti saat masuk itu eskul."

―Stein Allen (alias Big Al), 15 tahun, mengincar harem di eskul teater.


[24! Modern Dance]

Ada satu eskul yang selalu ditunggu-tunggu saat demo eskul. Namanya eskul modern dance. Dan well, eskul itu lumayan buat 'cuci mata' bagi para cowok.

"Gimana cowok pada nggak cuci mata? Orang dance-nya macam sexy dancer yang selalu nongol di MV Trouble Maker."

―Sakurai Kokone, 15 tahun, kecewa karena cowok yang ia sukai juga ikut 'cuci mata' saat demo eskul.


[25! Perubahan]

Miku menghirup nafasnya dalam-dalam sebelum memasuki gerbang SMAN 414.

"Aku sudah jadi murid SMA! Sekarang, aku bukan lagi murid SMP. Aku akan berubah menjadi yang lebih baik, serta mengejar kuliah favorit terbaik. Yosh, semoga bisa!"

―Hatsune Miku, 15 tahun, mulai menjejaki kakinya di tangga menuju kedewasaan.


To Be Continue


A/N:

Holla! Ini adalah sebuah kumpulan drabble tentang anak-anak yang baru masuk SMA seperti saya XD

Well, adakah yang seperti ini saat pertama kali masuk SMA? Hahaha ... semoga nggak semiris diatas ya .-.

Daaaaaaaaann ... saya berniat bikin drabble sebanyak-banyaknya. Jadi, ada yang berniat membaca drabble abstrak ini sampai habis? :3

Okay, last words, thanks for reading!