(chapter kali ini full flashback dan ini dari pandangan Sehun semua, semoga semua suka. Happy reading!)
Fanfiction's rated: T+, Language: agak melancong.
Setahun sudah aku melewati masa sulitku, dimana ada seseorang yang menghancurkanku, semua sudah terlewati.
Baba Luhan memberikanku bagian untuk memegang salahsatu perusahaannya yang berdiri di Korea dan juga Jepang. Tidak hanya itu, aku berhasil mendapatkan waktu untuk sekolah S3.
Tapi, pikiranku kembali terusik saat kemarin tidak sengaja melihat buku tahunan SMA dulu.
What would I do without your smart mouth,
Drawing me in and you kicking me out?
Got my head spinning, no kidding
I can't pin you down.
What's going on in that beautiful mind?
I'm in your magical mystery ride
And I'm so dizzy
Don't know what hit me
But I'll be alright.
Saat SMA kelas satu, aku sangat tidak mengenal Luhan.
Sang Nerd dari kelas A.
Itu panggilannya.
Namun, semua berubah saat seorang guru Kesenian datang dan mengubah Luhan(ku) tersebut.
Luhan sangat pintar, dalam pelajaran maupun hobbynya, yaitu semua tentang kesenian.
Ia ditawarkan untuk bermain drama. Romeo & Juliet.
Dengan? Jangan tanya, pasangannya adalah King Drama sekolah kami, Lee Donghae.
Kami, satu angkatan, bahkan sampai kakak kelas saja menertawakan tawaran guru tersebut.
Awalnya, tidak ada jawaban dari Luhan. Bahkan kami semua berpikir kalau Luhan menolaknya. Ya jelaslah, mau tambah ditertawakan?
Namun, saat pertunjukan yang diadakan untuk ulang tahun sekolah itu mulai, Luhan, seorang Xi Luhan berubah. Kacamata bulat yang biasa ia pakai kini sudah digantikan oleh softens berwarna coklat. Rambut yang biasanya ia kepang ataupun di kucir kuda kini sudah tergerai. Bahkan, semua anak-anak perempuan famous si sekolah langsung mengomentari rambutnya yang indah itu.
Ia mengambil peran sebagai Juliet, dan ia berhasil menarik perhatian seluruh penjuru sekolah, bahkan aku. Dan sebenarnya, yang membuat semua laki-laki disini patah hati ialah disaat sebelum mereka memutuskan membunuh diri, Donghae langsung menarik pinggang Luhan dan menciumnya. Dan membuat semua laki-laki mendesah kesal.
Ditambah lagi saat acara selesai, semua pemain diberi pertanyaan dan disuruh bercerita kesan dari drama ini.
Luhan dengan senyumnya hanya berkata,
"Aku ditertawakan disaat Miss. Han menawarkanku drama ini. Entah, mereka (sambil melihat semua anak angkatan kami, termaksud diriku) menertawakanku karena iri atau terkesan. Iri, karena aku bisa menjadi seperti ini. Atau terkesan, karena seorang diriku bisa mengambil peran ini. Darisitu aku merasa tertantang, dan aku pun menerima tawaran di saat mereka tidak memperhatikanku lagi. Semua tidak ada yang tidak mungkin. Membawa peran ini juga bukanlah hal yang tidak mungkin ataupun sulit."
Luhan kemudian melihat Donghae disampingnya,
"Bisa bermain drama dengan King Drama di sekolah ini juga membuatku bangga. Dengan mudah aku bisa dekat dengannya, ataupun memberi kabar. Berbeda dengan teman-temanku yang hanya bisa melihati Donghae dari jauh, jatuh cinta dari jauh, membayangi Donghae disaat sebelum tidur, lihat kan? Aku juga baru tahu itu termaksud dari kesan kenapa kalian menertawakanku."
Luhan dan Donghae tertawa bersama.
"Kini semua orang melihatku berbeda. Ada yang melihatiku biasa saja, terkagum, ingin menjadikannya korban dari alat yang memalsukan wajah (dia mengkode anak perempuan kelas D yang kerjaannya hanya menggunakan make up), dan sebagainya. Yang bisa aku bilang dari sini hanya satu, semua tidak ada yang berubah. Diriku, ataupun siapapun. Kalaupun ada yang berubah, itu bukan salahku. Semua pasti akan berubah, seiring berjalannya waktu, seiring kita bertambah dewasa, kita akan mengerti tentang apa didunia ini. Kita masih labil dan juga egois tentang apa yang terjadi dihidup. Mereka yang menertawakan kalian, nanti mereka yang akan menangisi kalian (karena iri), mereka yang menganggu kalian, nanti mereka yang butuh perhatian dari kalian. Hidup ini butuh sebenarnya butuh orang seperti itu, jadi aku harap bagi kalian yang merasa selalu ditertawakan ataupun di bully jadikan itu motivasi untuk bisa bertahan hidup dan untuk di masa depan.. Kita tidak tahu nanti akhirnya, apa nanti mereka masih menertawakanku... Atau mungkin memujaku bukan?"
Dan hell yeah.
Suara tepukan tangan terdengar sangat kencang dari seluruh laki-laki, menepukan tangannya untuk perempuan yang sedang berada di rangkulan Lee Donghae. Perempuan itu hanya tersenyum santai.
Apa yang membuat ia bisa berkata seperti ini. Ia berhasil membuatku bingung, dan juga membuatku berpikir, apa yang ada diotaknya, kenapa ia begitu dewasa, kenapa ia berpikir begini, dan bla bla bla.
Eh sebentar, apa aku memikirkan dirinya?
.
.
SMA kelas dua.
Seorang Xi Luhan harusnya bangga, dan malu.
Bangga, karena ia jadi favorit semua orang.
Malu, karena ia jadi favorit semua orang.
Sangat aneh sih. Tapi itu pikiranku.
Ia berhasil menarik perhatian, termaksud diriku. Di kelas dua ini aku termakud yang beruntung, bisa satu kelas dengannya, ia sekarang mewarnai rambutnya dengan warna coklat tua. Dan aku akui, ia sukses membuat pikiranku penuh dengan dirinya.
Selamat Xi Luhan!
How many times do I have to tell you,
Even when you're crying you're beautiful too.
"Ada apa?"
"Luhan kabur lagi,"
Kyungsoo dan Baekhyun, yang tidak lain sahabat Luhan langsung lari keluar kelas. Aku yang sedang membaca komik penasaran. Dan memutuskan untuk membawa komik, sambil mengejar Sahabat Luhan.
Aku melihat Kyungsoo dan Baekhyun yang sekarang berdiri didepan pintu ruang satpam belakang sekolah.
"Hey!" Kedua perempuan itu menengok, mereka terkejut dan langsung membungkuk hormat, "Annyeong Sehun-ssi." Aku mengangguk, "kenapa?"tanyaku sambil menunjuk pintu satpam,
"Lu... Luhan didalam... Sehun-ssi.."
Aku berjalan mendekat, mereka mundur perlahan. Aku mencoba mendobrak pintu sesekali. Dan bug! Pintu hancur sekalinya aku tendang, aku harap sekolah akan mengirimkan tagihan untuk membayarnya kepadaku bukan orang tuaku.
Baekhyun dan Kyungsoo langsung lari kedalam, mencari Luhan.
Didalam, Luhan memeluk kedua kakinya, menangis sampai badannya bergetar.
"Kenapa Luhan-ah? Kenapa kamu tidak mau bercerita kepada kami?"
Luhan tidak menjawab pertanyaan sahabatnya, masih saja menangisi dirinya.
"Aku merasa jahat kalau kamu seperti ini Lu.. Luhan, kamu cantik kok, mereka saja yang iri denganmu.." Aku mengerti, tidak 100% orang seperti Luhan yang sudah berlagak songong di panggung Teater itu bahagia.
"Mereka, hiks.. Su-su-dah... Meng-meng-mengej-mengejekku. Aku lelahhhhh..."
Aku turun tangan.
Aku mengelus rambut Luhan.
"Tenanglah.." Ia mengangkat kepalanya, dan terkejut saat melihat wajahku. Jantungku... Kenapa tiba-tiba jantungku berdetak kencang.
Melihat perempuan ini seketika badanku lemah.
"You are beautiful, don't worry. Can't you just ignored them? No matter how they said that you're not beautiful. We stills know that you still more beautiful than all girl that hate you.."
Kata-kata yang terukir dari mulutku, didengar oleh ketiga perempuan manis ini, namun tertuju untuk perempuan lemah ini berhasil membuatku keringat dingin.
The world is beating you down
I'm around through every mood.
Tidak ada yang tidak tahu kalau aku kini tertulis sebagai Kawan Dekat para slut. Itu menurut para pembenci Luhan.
Aku semakin dekat dengan ketiga perempuan ini saat aku menawarkan diriku untuk menjadi teman partner Luhan karena tidak ada satupun yang mau.
Yang aku tahu Luhan satu tahun diatasku, ia terlambat masuk sekolah satu tahun karena orangtuanya yang belum cukup mempunyai uang untuk mensekolahi Luhan. Darisini aku mulai memanggilnya Noona. Ia anak tunggal. Lahir dibulan yang sama denganku.
"Cabeeeee,"
"Si cabe noh, sok dekat dengan Tuan Oh!"
"Sehunnie lebih baik bersamaku deh.."
Luhan yang berjalan disampingku perlahan melambatkan jalannya. Menjaga jarak. Namun langsung kutarik,
"Aishh, kajja Noona ya. Aku sudah lapar.."ujarku sambil menariknya. Ia hanya diam, ditatap tajam oleh para pembunuh sekolah, oke lebay.
Dimeja sudah ada Baekhyun dan Kyungsoo. Dan juga, jikalau mataku tidak salah ada Chanyeol dan juga Jongin. Teman lamaku dari kelas B. Dulu kami dekat dan juga sekelas, namun di kelas dua kami terpisah.
"Hai! Aku dan Jongin memutuskan untuk bergabung dengan kalian dan dua perempuan manis ini. Dan sudah lama sekali bukan? Lama sekali kita tidak mengobrol.." Chanyeol menyapaku terlebih dahulu. Aku tersenyum.
"Ya, hai!"
Aku menarik tangan Luhan,
"Kenalkan ini-"
"-Luhan ya? Aaaahh, dia terlihat sangat cantik jika dilihat dari dekat seperti ini." Kalimat untuk memperkenalkan Luhan dipotong oleh suara fangirl Jongin. Ia menatap Luhan dengan berbinar-binar.
Kupandang Luhan, ia tersenyum.
"Hai!"sapa Luhan. Jongin tersenyum tambah lebar.
Kami berenam pun mengobrol sambil memakan makanan kantin. Luhan sudah bisa akrab dengan Jongin dan juga Chanyeol yang memang tipe cowok sok ramah dan ganjen.
"Cabe itu sekarang mendekati Jongin dan Chanyeol!"
"Biasa, tidak tahu diri.."
Luhan yang tadinya tertawa langsung menutup mulutnya, memutuskan untuk diam.
"Noona? Gwenchana?"
Ia menggeleng pelan.
Aku mengkode Kyungsoo yang duduk disampingnya untuk segera pindah ketempatku. Kami bertukar posisi.
Disampingnya aku menggengam tangannya erat, mengelus nya dengan tangan yang lain.
"Tenang noona... Ada kami, ada diriku.. Tenang.."
You're my downfall, you're me muse
My worst distraction, my rhythm and blues.
I can't stop singing,
It's ringing my head for you.
Setelahmendapat ijin gila dari Mama, Baba, sahabat Luhan, aku berhasil membawanya ke rumah mengajaknya makan malam bersama keluargaku.
Ia langsung dipeluk senang oleh eomma. Dan dicubit pipinya oleh Junnie noona, yang tidak lain adalah kakakku.
"Jadi ini perempuan yang membuat seorang Sehun sampai tidak bisa berpikir dan juga melamun. Bahkan sampai tidak bisa menjawab pertanyaan bodoh dariku.."Luhan tertawa.
Luhan dengan dress abu-abu berbentuk A-Line dan juga stocking berwarna kulitnya ini membungkuk hormat saat melihat ayahku.
Kami makan malam bersama dalam rangka Junnie noona yang katanya dilamar.
"Jadi siapa diantara kalian yang bisa bermain piano?"
Eomma memberikan pertanyaan bodoh untukku dan Junnie noona. Eomma kan tahu kalau kedua anaknya ini sangat bodoh di pelajaran musik. Dan dikeluarga ini hanya dia yang bisa main musik.
Atau jangan-jangan calon Junnie noona bisa?
"Fan, kamu bisa tidak?"tanya Junnie ke pacarnya ini.
Pacarnya yang bernama Wu Yifan ini menggeleng, "ahjumma, mianhae.. Aku hanya bisa bermain gitar accoustic. Dan itu juga harus ada yang mengiringi?"
"Luhan-ssi bisa?" Pertanyaan Appa membuatku tersadar, oh aku lupa. Seorang Xi Luhan adalah perempuan yang sangat pan-
"Bisa ahjussi. Aku akan menemani Yifan-ssi.."
-dai dengan alat musik.
Eomma menarik kami semua, para penonton keruang musiknya. Grand Piano dan juga gitar accoustic sudah disiapkan oleh dirinya.
"Yeyy, kita akan menonton perform dari anak mantu!"
Aku langsung memandang aneh wajah eomma.
Setelah keduanya berdiskusi, mereka membawa lagu Backstreet Boys yang tidak kuketahui judulnya apa.
.
.
"Terima kasih atas malam ini Hun. Aku sangat senang kamu dengan senang hati mengajakku untuk bertemu keluargamu.."
Aku mengangguk,
"Terima kasih juga sudah memberikan kami pertunjukan. Eomma sangat terkesan.."ujarku, ia mengangguk.
"Sampai jumpa lusa!" Sapanya sebelum masuk daerah pekarangan rumahnya. Aku mengangguk.
Sepulang mengantarnya, aku melakukan pencarian tentang lagu tersebut. Dan jika kalian bertanya kepada Junnie, lagu tersebut merupakan lagu favoritku disaat itujuga.
Cause All of Me
Loves All of You
Loves your curves, and all your egdes
All your perfect imperfections
Give your all to me
All give my all to you.
Liburan kenaikan kelas ke kelas 3 memutuskan kami berenam untuk berlibur di pantai bersama.
Dan disaat ini aku harus jujur dengan semua perasaanku kepada Luhan noona juga.
"Kamarnya ada tiga ya? Gunakan dua saja, kita bertiga kalau tidur tidak bisa terpisah masalahnya.."ujar Jongin saat melihat kondisi villa diujung pantai yang memiliki tiga kamar tidur milik tunangan Junnie noona.
"Ewh, aku sih bisa tidur tanpa dirimu.."ujarku sambil memandang jijik laki-laki tidak waras ini.
"Ah sudahlah, jujur saja Sehun sayang.."Jongin memeluk lengan kananku yang sedang menarik koper mini milikku.
"Pergi jauh-jauh Jongin?!"
Yang lainnya tertawa melihat tingkah laku kami.
Tidak lama, malam menjemput. Kami memang memutuskan untuk datang malam kesini karena sepanjang perjalanan kami tiba jalan langsung namun berhenti diberbagai tempat.
"Tinggal siapa didalam?"tanyaku sebelum mengunci pintu geser yang menghubungkan pantai dan pintu belakang villa ini. Kyungsoo menggeleng, lalu mengangguk,
"Aku lupa Luhan eonnie masih didalam.. Tolong tunggui dia, Sehun-ah!"ujarnya dan langsung lari meninggalkanku,
Bilang saja ingin berduaan dengan Jongin dengan segera.
Aku masuk lagi kedalam. Menunggu Luhan diruang TV.
Tidak lama kemudian Luhan datang dengan tanktop dan juga blouson yang tidak dikancingi itu. Ia menggunakan hotpants dan menenteng sandalnya,
"Ah kamu menungguku ya? Ayok Sehun-ah.."aku mengangguk mendengar ajakan Luhan.
Kali ini, ia yang mengunci pintu belakangnya.
Baru berjalan lima langkah, Luhan sudah menarik tanganku. Ia menggenggam nya erat.
"Maaf, aku merasa dingin.."
Tanpa sadar, aku memasukan tangannya kedalam jaket.
.
.
"Cepat beritahu perasaanmu ke Luhan, Hun!"
Aku hanya diam, "keburu diambil orang loh.."goda Chanyeol, "iyajugasih,"jawabku tidak sadar.
Jongin mengangguk, lalu ia mengambil kunci dari meja kamar kami.
Ia memberikannya kepadaku,
"Untuk?"
"Habiskan malam dengan Luhan noona, kunci kamar utama, ada kamar mandi didalamnya, tadi aku sudah melihatnya. Gunakan saja kamar itu untuk one night stand mu.."
Aku langsung mengambil kunci tersebut dan berjalan keluar kamar.
Diluar, aku langsung berjalan ke kamar utama.
Membukanya perlahan dan terkesima. Jangan bilang ini kamar yang akan digunakan Yifan dengan Junnie noona untuk malam pertamanya, eh bukannya malam pertama mereka saat malam setelah dinner waktu lalu ya?
Aku keluar lagi untuk mencari Luhan noona.
Kutemui ia yang sedang duduk dengan kaki berselonjor sambil menonton TV,
"Noona belum tidur?"
Ia menengok, lalu menggeleng,
"Nanti saja, aku masih asyik menonton.."
Aku berpikir, "aku temani ya?" Ia mengangguk lalu menggeser bantal, ia memukul bagian kosong itu,
"Sini.."
Aku berjalan kesana dan duduk disamping Luhan noona.
Tidak lama aku mulai bosan, aku harus mencari sesuatu untuk menarik perhatian Noona.
Aku memeluk lengan kanan Luhan.
Ia menengok, dan aku hanya diam.
Ia meletakkan kepalanya diatas kepalaku. Aku yakin ia nyaman dengan posisi seperti ini.
"Noona.."
"Aku tahu aku tidak bisa berkata dengan cara romantis, ataupun seperti drama yang kamu biasa tonton.. Namun, ada satu hal yang ingin kuberi tahu.."
Ia mengangguk, memperbolehkanku melanjutkan kalimatnya,
Aku mengangkat kepalaku, lalu memindahkan posisiku menjadi dihadapannya. Aku menahan badanku dengan kakiku.
"Noona tahu, kalau Noona berbeda dari yang lain. Hanya Noona yang berhasil menarik perhatianku dari awal.. Aku tidak peduli apa kata orang lain, aku sangat tidak peduli. Aku hanya menyukaimu Noona. Semua kelebihanmu, semua kekuranganmu. Semua yang ada didalam Noona. Noona maukan membalas perasaanku?"
...
Sial, hening segala lagi.
Aku sempat takut sih, deg-degan gila juga.
Luhan menarik punggungku, membuat badanku yang tadinya tertahan menjadi jatuh pelan. Membuat batasan antara badan kami tidak ada.
Oh, astaga. Apa ini dadanya?yang berada diatas perut abs seksiku?
Eh, kenapa aku jadi yadong gini?
Jarak kami sedikit terlalu dekat.
Ia tersenyum.
Lalu mengangguk.
"Nado, aku juga menyukaimu Oh Sehun."
Ia menempelkan bibir kissable berwarna peach itu ke bibirku.
Ia bahkan mendominasi ciuman kami sekarang.
Aku mulai mendominasi ciuman dengan mencoba melakukan french kiss yang diajarkan oleh Junnie noona dan pacarnya kemarin.
Luhan noona melingkarkan tangannya ke leherku.
Aku melepas ciumannya setelah tangan kanan Luhan memukul punggungku,
"Aku mengira dirimu polos, sayang.."
"Aku tidak sepolos apa yang kamu pikirkan Hun.."
Ia kembali menciumku dengan mencoba membuka pakaian tidurnya.
Sambil menciumnya, aku membuka kancing pakaian tidurnya, namun dihentikan oleh panggilan seksi Luhan noona.
"Lanjutkan dikamar. Aish, ayok. Kamu harus tanggung jawab.."
Kugendong dengan bridal perempuan yang berhasil menarik perhatianku.
.
.
"Dimana Sehun?"
Ini telingaku yang rusak atau sekarang suara Kyungsoo seperti suara Junnie noona.
"Luhan-ssi juga dimana?"
Ini suara Junnie noona.
"Hm? Satu kamar? Mereka berpacaran?"aku tersenyum, lalu melihat kesamping kiriku.
Luhan memeluk badanku, rambutnya tergerai kebelakang.
Ia masih kelelehan karena acara yang sebenarnya tidak masuk dalam list otakku, tapi terjadi karena nafsu dan cinta.
"Hah? Inikan obat pilku? Siapa yang bawa?"
Jangan lupakan pil anti hamil milik Junnie noona yang kupinjam darinya untuk Luhan.
"Sekarang ia dikamar ini?" Suaranya makin keras. Semakin dekat,
Ia membuka pintunya, membuat aku berteriak.
Luhan yang tertidur dan tiba-tiba terbangun langsung menatap kearahku,
"Waeeee, aku masih lelah Hunnieeeeeee.."
Ia kemudian melihat depan kami berdua.
Junmyeon, Chanyeol, Jongin, Kyungsoo, Baekhyun, dan Yifan.
"KYAAAAAA, HUNNIE TUTUP PINTUNYAAAA."
Ia langsung menarik selimutnya yang tadinya hanya mentupi bagian bawah kami menjadi sebagas pundaknya.
Kami panik, maksimal.
I give you all of me
And you give me all of you.
SMA kelas tiga akhir.
Mau tidak mau aku mengaku dengan orangtua kami berdua, kalau kami pernah melakukan sesuatu yang seharunya tidak kami lakukan saat mengetahui kalau lemari Luhan katanya tiba-tiba berisi berbagai bentuk lingerie. Maklum, Luhan kan bukan anak yang macam-macam.
Kami menikah di gereja di Tiongkok sesuai permintaan Luhan, dan juga menikah kembali di Venice, sesuai permintaan Junnie noona dan Yifan setelah lulus SMA.
Kami kuliah bersama di Seoul. Aku dan dirinya kuliah cepat.
...
Dan ya, itu cerita kisah kami.
"Dadddyyyyyyyyyyyy!"
Aku langsung menengok ke samping kiriku, Ziyu yang sudah melipat tangannya didepan dadanya. Kesal maksudnya?
"Ziyu sudah memanggil daddy kesekian kali, dan akhirnya daddy menengok juga!"
Aku langsung mengangkatnya, untuk menggendongnya.
Luhan yang sedang menyuapi Haowen tertawa,
"Ada apa sih?"tanya Luhan, aku mengedipkan mata kananku genit,
"Hanya sedang melamunkan kenapa aku bisa menikahi Seorang Nerd Dari Kelas A?"
Luhan tertawa, "Kan daddy menyukai mama apa adanya kan?"tanya Haowen.
"Iya, sayang.."jawab Daddy Sehun yang tidak lain adalah aku.
"Leher mama kenapa merah-merah?"
"Digigit nyamuk," Haowen menjawab sembarangan untuk menjawab pertanyaan Ziyu ku yang polos.
Aku menelan ludah, maksudnya kissmark yang kubuat tadi malam kali ya.
Ziyu mencoba turun dari gendonganku.
Ia lari langsung ke badan Mamanya.
Ia tarik pakaian Luhan Noona, sehingga Bra dan juga kissmark yang kubuat disekitar dada nya itu terlihat,
"Tapi kenapa Ziyu baru lihat? Dan juga kamar Mama kan gelap? Nyamuk pasti tidak bisa melihat?"
Aku tertawa, Luhan noona langsung panik mencoba menarik pakaiannya,
"Ini benar-benar digigit nyamuk sayang, benar apa kata gege mu.."
"Iya nyamuknya suka paha, dada, dan bibir mama."
Haowen langsung pergi meninggalkan Ziyu dan Mamanya.
Lalu memeletkan lidahnya kehadpanku,
"SEHUN JANGAN AJARI ANAK LAKI-LAKI KUUUU HAL SEMBARANGAN!"
Ya, aku sudah memberikan sepenuh hidupku ke perempuan ini.
.end.
Edited: 2x
