hi, i fall for your smile

Rise of the Guardians belongs to DreamWorks; Frozen belongs to Disney

Jelsa. K. Romance, Friendship.

[I gain no material profit, though the story is originally mine. Dibuat hanya untuk memuaskan hasrat pribadi. Selamat membaca!]

Warning: missed-typo(s), OOC mungkin. Kampus!AU.

.

Summary: Elsa baru saja membuktikan bahwa ternyata seulas senyum tidak pernah sia-sia.

.

.

.

Jack paling malas ikut kelas presentasi makalah, apalagi kelas bahasa. Hampir bisa dipastikan topik-topik yang diambil adalah topik umum semacam pemanasan global, kenakalan remaja, dampak media sosial, atau masalah pendidikan. Jemu sekali rasanya mendengar fakta-fakta yang telah digaungkan ratusan kali baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Toh realitasnya belum tentu mereka yang bicara solusi turut pula menjalankannya.

Omong kosong.

Dihinggapi rasa enggan luar biasa, refleks mengimpuls tangannya untuk mencoret-coret. Apa sajalah sebagai pengusir kejenuhan.

Bosan karena tidak ada juga inspirasi untuk menggambar satu hal yang pasti, pemuda itu mulai kembali memberi atensi pada kelompok yang sedang maju.

Dan saat itulah.

Detik itulah, di detik ia melihat senyum langka seorang gadis kawan kelasnya bernama Elsa—Jack bahkan lupa nama lengkapnya—di detik itulah Jack seketika melupakan dunia.

Ia tidak ingin terpana lama-lama; tangannya segera mengabadikannya sebelum senyum itu sempurna sirna.

.

.

.

Elsa tidak pernah suka membuang waktu. Sejujurnya, ia paling benci jika harus tertahan pascakelas hanya karena suatu pengumuman, lebih benci lagi jika ada yang mencegatnya dengan sengaja tanpa ada alasan khusus.

Karena itulah, dahinya langsung mengerut tak suka mendapati seorang pemuda berambut cokelat tiba-tiba sudah ada di hadapan, menghalangi jalan.

Kalau ia tidak salah ingat, pemuda itu bernama Jack Frost. Kawan sekelasnya yang serampangan dan senang membuat kebisingan.

Cih. Elsa malas sekali berhadapan dengan orang-orang macam begitu.

"Elsa, benar?" Jack bertanya sebelum Elsa sempat menyergah. Senyum terpoles di wajahnya, senyum asimetri yang menyebalkan. Uh.

"Ya," sahut Elsa cepat. "Maaf, bisa tolong—"

Sang pemuda langsung memotong, "Kau cantik jika tersenyum."

Sang gadis sontak terpana. Belum habis keterpanaannya, Jack sudah menyodorkan selembar kertas. Itu karikatur Elsa sedang tersenyum yang digambar Jack selama di kelas.

Jack mengedipkan mata. "Sering-seringlah tersenyum, oke?"

Elsa tak bisa mencegah kedua pipinya untuk tidak merona.

.

(Apalagi ketika gadis itu menyadari adanya tulisan di samping coretan karya Jack. Enam kata sederhana yang membuatnya kian tak mampu bicara dan lupa ia telah membuang waktunya sendiri entah untuk berapa lama:

[ hi, i fall for your smile ])

[*]