1500 tahun yang lalu semua orang di dunia ditakuti oleh sebuah cerita bualan seorang penyihir usil. Namun ternyata cerita itu menjadi kenyataan yang menakutkan.

Jauh di atas sana, sekelompok malaikat pembawa mimpi baik sedang menaburi kebaikan demi manusia yang ada di bumi. Tak lama seorang malaikat kecil yang memiliki fisik seperti perempuan lahir di dalam kelompok mereka, namun dia itu tidak sama dengan yang lain.

Anak itu memiliki sayap hitam, matanya tajam, tangan kanannya bukanlah tangan penuh kasih seorang malaikat, tangan kanannya diselimuti aura gelap, tubuhnya diselimuti kekuatan gelap.

Gadis itu tetap dilatih sebagai penabur mimpi baik, namun dia tumbuh sebagai pembawa mimpi buruk. Pada akhirnya gadis itu dikutuk menjadi manusia dan dibuang jauh ke Bumi. Ada kesalahan saat melemparnya ke Bumi membuat gadis itu harus rela membunuh orang lain demi menjaga rahasia tangan kanannya.

Nightmare oleh Naoya Yuuki

VOCALOID © Yamaha, Crypton etc.

Crimson Sacrifice side story!

Megurine Luka past.

.

14 tahun yang lalu di Bumi

Sebuah bola terlempar jauh dari lapangan dan berhenti tepat didekat kaki seorang gadis kecil berambut merah muda, gadis itu memperhatikan bola itu lama dan kemudian dia mengambilnya dengan tangan kirinya dan memandang lurus kedepan memperhatikan dari mana arah asal bola itu sebelum terlempar kearahnya.

"Ah, itu bolaku," seorang gadis kecil yang berumuran sama dengannya datang menghampirinya, rambutnya yang diikat dua bergerak kesana kemari saat dia berlari. Gadis berkuncir dua itu menyodorkan kedua tangannya dan tersenyum kearah gadis di depannya. "Main sama-sama yuk!"

"B-boleh?" tanyanya ragu sambil mengembalikan bola itu dengan tangan kirinya.

"Tentu!" gadis berkuncir dua itu mengangguk dan tersenyum. Rona merah dipipinya terlihat sangat jelas ketika ia tersenyum. "Namaku Kagamine Lenka, kamu?" tanyanya.

"Aku tidak memiliki nama," jawabnya sedih.

Kagamine Lenka menatap wajahnya dari dekat, agak sedikit berjingkat karena tubuhnya yang sedikit lebih pendek dari lawan bicaranya itu. Lenka melirik tangan kanan gadis di depannya yang berusaha disembunyikan darinya. "Tanganmu kenapa?" tanyanya karena penasaran dengan tangan kanan gadis itu yang berwarna biru kehitaman. "Apa tanganmu sakit?"

Gadis itu menggeleng, dia menatap kelangit yang hitam di atas sana. "Tangan ini memang sudah begini. Aku juga tidak tahu kenapa," ucapnya sedih.

Lenka menggenggam tangan itu membuat gadis berambut merah muda itu kaget dan mencoba untuk melepasnya namun Lenka tetap memegangnya. "Aku suka padamu, ayo berjanji kita akan selalu bersama … Luka!" Lenka menggenggam tangan itu dan membawanya tepat kedadanya. "Luka…? Kau suka nama itu? Mulai sekarang aku akan memanggilmu Luka. Dan namamu adalah Luka!" Lenka terus mengeratkan genggaman tangannya.

"Namaku Luka?" dia mengulang ucapan Lenka yang terakhir, Lenka hanya mengangguk kecil sambil tersenyum, menggenggam tangannya dan berlari membawa bola bersama dengan gadis itu.

"Megurine Luka…"

ooo

Sekarang…

Ilalang tumbuh hampir setinggi tubuh kotornya, langit masih mendung sejak hari itu dan dia masih di sana. Memandang langit dan tak melakukan apa-apa, terus berpikir apa gunanya untuk hidup jika dunia tak menginginkannya. Gadis itu menggenggam rerumputan di sana dan berteriak. Tetes hujan turun membasahi tubuhnya, bersama dengan tetesan itu dia menangis.

"Mengapa aku menangis?" tanyanya pada dirinya sendiri. Dia mengusap wajahnya dengan tangan kanannya dan menatap tangan itu lama. Tangan itu berbeda, warnanya biru kehitaman, ada sebuah lambang berbentuk ujung panah yang menyatu dengan garis-garis yang terkadang akan bercahaya biru saat hujan turun. Dia mengangkat tangannya keatas seperti hendak menggapai langit, dan kemudian dia menggenggamnya. "Kenapa aku harus menjatuhkan air mata?"

OOO

"Dia adalah jantung dari segala sesuatu yang terjadi, ilusi, kita diciptakan untuk melindunginya. Walaupun dia mati, dia akan terus bereinkarnasi selama ada orang yang masih mengharapkannya."