Terbukanya Hatimu, Aku Tahu

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

Kau egois

Kau orang egois yang paling bengis

Kau keras kepala

Kau orang keras kepala yang paling menyiksa

Kau tegas

Kau orang tegas yang paling ganas

Kau pendiam

Kau orang pendiam yang paling menghanyutkan

Kau pemarah

Kau orang pemarah yang paling gagah

Tapi itu jika dirimu yang dulu

Aku harus mengaku jika kau telah meremukkan hatiku

Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali

Apakah kau tidak mengerti betapa perihnya mendengarmu menolakku?

Sudah berapa kali aku menyatakan rasa cintaku padamu?

Tapi kau palingkan wajahmu dari memandangku

Tahukah kau betapa perihnya mengingat hal itu?

Sejak kecil aku sadar, aku sudah kau taklukkan

Aku selalu mencemaskanmu di setiap langkah yang kau genggam

Pada saat-saat pertama kali kita berpisah

Aku tahu, akan ada lelehan yang tumpah

Disaksikan oleh bangku taman dan rembulan

Banyak hal yang akhirnya terkatakan

"Kenapa kau keluyuran di tempat seperti ini di tengah malam?"

Kutegarkan tubuhku, kusiapkan mentalku

"Seseorang pasti melewati jalan ini untuk meninggalkan desa."

"Pulang dan tidurlah."

Dan kakimu perlahan menjauh

Air mataku mengalir seperti bendungan yang runtuh

"Kenapa? Kenapa kau tidak mau mengatakan apa pun padaku?

Kenapa kau selalu diam seperti ini?

Kenapa kau tidak mau memberitahuku satu hal?"

"Kenapa aku harus mengatakan sesuatu padamu?!

Kubilang padamu untuk tidak ikut campur urusanku.

Berhenti menggangguku atas sesuatu yang kulakukan."

Aku menunduk, tersenyum getir tak menentu, padahal butir-butir itu tidak mau berhenti

"Aku… membuatmu tidak menyukaiku sepanjang waktu, bukan?

Apakah kau ingat? Ketika kita baru saja menjadi genin dan tiga orang tim yang ditugaskan…

Kau dan aku sendirian di tempat ini untuk pertama kalinya

Kau marah padaku."

Dan ingatan tentang kenaifanku menyelimuti bekunya udara malam itu

"Lihatlah! Anak itu tidak punya orang tua, bukan?

Dia sendirian dan tidak harus berurusan dengan orang tua yang menceramahinya

Itu sebabnya dia kadang-kadang egois!"

Waktu itu aku tak tahu, betapa hancurnya perasaanmu mendengar ucapanku

"Kesendirian…"

"Huh?"

"Dimarahi atau tidak oleh orang tua itu sama saja."

"Apa yang terjadi tiba-tiba…"

"Kau… menjengkelkan…"

Dan kakimu menjauh lagi dariku

Tetesan itu belum habis dari netraku, saat kau berkata:

"Aku tidak ingat itu."

Tes…

"Yeah, kurasa… itu sudah lama sekali…

Tapi semuanya dimulai pada saat itu

Aku dan Sasuke, juga Naruto dan Kakashi-sensei."

Memori yang lebih dalam itu mulai bermunculan

"Kita berempat menjalani berbagai misi, bukan?

Misi-misi itu sulit dan keras, tapi…

Tapi…lebih dari apa pun,

Itu sangat menyenangkan!"

Kau yang mematung di sana, tak lagi mau bersuara

Aku menunduk, tak tahu harus mengakui dari mana

"Aku tahu tentang keluargamu, Sasuke.

Tapi… membalas dendam…

Itu tidak akan membawa kebahagiaan kepada seseorang."

Purnama pelan-pelan tertutup awan

"Tak seorang pun… baik kau… mau pun aku."

Kau mengangkat kepalamu, tapi masih tak mau menoleh padaku

"Seperti dugaanku…

Aku berbeda dari kalian….

Aku menjalani hidup yang berbeda dari kalian semua.

Kita berempat bekerja bersama-sama

Dan memang benar ada saatnya ketika aku berpikir bahwa itulah jalanku.

Kita berempat bekerja bersama-sama,

Tapi pada akhirnya, aku memutuskan untuk membalas dendam.

Itu sudah menjadi alasan mengapa aku hidup.

Aku tidak bisa menjadi seperti kau dan Naruto."

Kejujuran yang sangat pahit, baru kali ini aku merasakannya

"Apa kau mau mengasingkan dirimu lagi, Sasuke?!

Kau mengajarkan padaku bahwa kesendirian adalah hal yang teramat kejam pada waktu itu, Sasuke!

Sekarang aku tahu persis bagaimana rasanya."

Tes…

Tes…

Tes…

"Aku mempunyai keluarga dan teman…

Tapi jika kau tidak di sini lagi, Sasuke…

Bagiku… itu sama saja dengan kesendirian buatku."

Apakah bayanganmu sedang meresapi persahabatan kita?

Aku tak tahu lagi harus berbuat apa

Untuk mencegahmu meninggalkanku

"Dari sini lagi…

Kita akan menjalani jalan baru kita secara sendiri-sendiri

Mulai saat ini, kita akan hidup sendiri-sendiri."

Kulangkahkan kakimu mendekatimu

"Aku…!

Aku sangat, sangat mencintaimu, Sasuke!

Jika kau hanya mau bersamaku, Sasuke,

Aku tidak akan membuatmu menyesalinya, apa pun yang terjadi!

Aku akan membuatmu senang setiap hari dan kau pasti akan menemukan kebahagiaan!

Aku akan melakukan apa pun untukmu, Sasuke!

Jadi… kumohon padamu, tetaplah di sini!

Bahkan aku akan membantumu membalas dendam!

Bagaimana pun caranya, aku akan membuat itu terjadi, aku janji padamu…!

Jadi tetaplah di sini… bersamaku…!"

Awan yang menghalangi bulan sempurna, perlahan menghilang

"Jika itu tak ada gunanya buatmu…

Kalau begitu bawa aku bersamamu…"

Aku terisak, air mataku rasanya sudah kering

"Kau benar-benar… menjengkelkan…"

Aku terkejut, tak kusangka kau akan mengatakan hal itu lagi padaku

Dan kakimu menjauhiku, apakah kau benar-benar akan pergi?

"Jangan pergi!

Jika kau pergi, aku akan berteriak dan…"

Kau menghilang

Tak ada wujudmu di hadapanku

Tapi aku tahu, kau ingin mengatakan sesuatu kepadaku, bukan?

Buktinya kau berdiri di belakangku

Kau enggan menunjukkan wajahmu padaku

Apakah karena kau tidak ingin melihatku menangis?

"Sakura…"

Jeda yang panjang, aku paham

Ini terlalu sulit dan rumit untuk sekedar dibayangkan

"Arigato…"

Dan saat hentakan keras itu, semuanya memudar

Kau, bayanganmu, keberadaanmu, segalanya menghilang

Tapi saat terbukanya hatimu, aku tahu

Aku adalah orang yang selama ini ada di sudut batinmu

Aku mengingat semua itu sekarang

Tapi mengapa kau masih tidak mau percaya akan kebenaran dari cinta?

Kau bodoh

Kau orang bodoh yang paling kokoh

Kau pencemburu

Kau orang pencemburu yang paling tergugu

Kau malang

Kau orang malang yang paling menyedihkan

Kau pembohong

Kau orang pembohong yang paling menodong

Kau pencinta

Kau orang pencinta yang paling berdusta

Dan kini kuharus melihatmu membuang nyawamu

Untuk membuktikan hal yang seharusnya sudah kau tahu

Pertarunganmu dengan Naruto itu… aku tak ingin melihatmu

Energiku sudah habis terserap ketika melawan Kaguya

Ketika kau menolakku lagi, kau ingin membunuhku

Tapi itu semua hanya percuma, bukan?

Buktinya aku ada di sini sekarang

Melihatmu dan Naruto kehilangan sebelah tangan

Aku tak tahu bagaimana rusaknya dadaku saat menatapmu

Pikiran dan tubuhku sedang berantakan

"Arigato, Sakura-chan."

"Sakura… tak usah memikirkanku…"

"Diamlah dulu, aku sedang berkonsentrasi."

Dan pada akhirnya, aku berhasil melihat apa yang selama ini kuimpikan

Matamu memandang mataku

"Maaf…"

"Maaf, untuk apa?"

"Untuk semuanya…

"Dasar kau ini…

Dasar…"

Tes…

Tes…

Tes…

"Shanaro-yo! Baka!"

Dan begitulah, kau benar-benar kembali

Karena saat terbukanya hatimu, aku tahu

Aku adalah orang yang berharga bagimu

(This poetry is heart voice from Sakura to Sasuke when War of Shinobi World IV game and after Naruto and Sasuke finish from their fighting)