Karena Aku Orang yang Benar, Bukan?
Oleh: Jogag Busang
Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto
Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini
.
.
Aku datang dari langit, di sebuah tempat yang tidak akan pernah terjamah pengetahuan manusia yang masih berantah
Aku datang, menuju dunia yang sedang dilanda kedustaan
Aku tiba dengan misi abadi, menjaga Pohon Shinju agar tetap tegak berdiri di muka bumi
Aku tiba dengan segenap peraturan dari kaum dewa, menegaskan bahwa jatuh cinta adalah wilayah kriminal yang berbahaya
…
Mataku memandang sederetan manusia yang terkapar, jatuh ambruk akibat ketololan peperangan
Oh tolong, jika mereka masih waras, kumohon hentikan
Ada apa gerangan pada otak-otak kurang ajar, apa mereka meminta untuk digampar supaya sadar?
Sesungguhnya tiada yang lebih menyakitkan selain menatap manusia yang mati karena kesia-siaan
Mereka memperjuangkan apa kata nafsu, tanpa memiliki takaran penyaring di pikiran yang buntu
Jika ada makhluk yang paling serakah, itulah manusia
Kekuasaan, kebanggaan, tiada lagi rahasia yang perlu disembunyikan
Aku mengetahuinya, sangat mengetahuinya
…
Tapi kemunculanku tak seindah yang kubayangkan
Tubuhku dibawa paksa oleh prajutit keparat bangsat
Menuju ke sebuah kerajaan yang tak kutahu namanya
Mulanya aku cemas jika aku akan dimusnahkan
Namun saat memandang wajahnya yang rupawan, aku terpesona terbujuk setan
"Wanita?"
Aku diam
"Kau bilang dia muncul dari langit?"
Dia berkata dan prajurit menjawabnya, mengatakan memang benar adanya
"Siapa namamu"
Dia bertanya
Aku diam
"Jawab beliau! Pria yang ada di depanmu ini adalah Raja dari Sou, Tuan Tenji-sama!"
Mengataiku mata-mata, telingaku tuli
Mereka mencoba membuatku mengaku, aku tak peduli
Ketika pedang ditorehkan kepadaku, aku berdiri
Orang-orang itu bergelimpangan layaknya manusia mati
Kuberjalan, mendekati Tuan Tenji tersayang
"Namaku adalah Kaguya.
Aku adalah orang yang melindungi Pohon Shinju."
Perkenalan selesai
…
Perselisihan, perebutan wilayah, aku tak mau tahu
Tapi maaf saja, aku bukan barang yang mudah dipangku
Aku adalah pelindung Pohon Shinju
Dan pada malam-malam itu, di suatu hari…
Kumenatap langit, menunggu panggilan untukku
Milyaran bintang yang tak sanggup dihitung oleh manusia selalu kupandangi sebagai rutinitasku
Malam yang berangin, aku tak merasa apa pun
Bahkan suara jangkrik yang berderik tak akan menggangguku
Namun saat sentuhan itu kurasakan,
"Berdiri di cuaca dingin seperti ini, kau pasti kedinginan."
Dia, dengan segala pesonanya, memberiku perhatian
Dia menanyaiku pertanyaan yang tak membutuhkan jawaban
"Apa dunia yang gemerlap di atas kita itu dunia yang indah dan damai?
Setiap memandang langit malam, aku merasakan hal yang aneh…
Cahaya yang indah terbentang menutupi gelapnya malam…
Sebenarnya cahaya apa itu?
Apakah aku bisa pergi ke sana?"
Aku diam
Dia menunduk, mencari wacana yang tepat untuk menarikku
"Kudengar, setiap malam kau menatap langit…"
Wajahnya menoleh
"Apa kau sedang menunggu seseorang?"
Aku tidak menjawab, menunduk dan lalu memandangnya dengan satu kedipan
"Kalau itu memang benar, tidak apa-apa…
Mulai sekarang, kapan pun kau merasa sendirian dan ingin menatap langit, aku akan berada di sampingmu."
Kata-katanya meyakinkanku
"Apa ada sesuatu yang kau inginkan?"
Belum menjawab, aku menatap langit kembali
"Yang kuinginkan adalah perdamaian tanpa adanya perang."
Itu adalah sebuah pengakuan
Pengakuan kuat yang sarat akan keinginan terpendam
"Perdamaian, ya?"
Malam indah bertabur bintang berakhir
Esoknya akan ada hujan yang memelintir
…
Manusia, aku selalu mengamati makhluk bernama manusia
Ambisi segunung yang ada dalam pikirannya, tak akan ada obatnya
Entah apa itu, apakah palu, apakah paku
Yang menancap tak bisa dicabut, apalagi sekedar digerayangi dengan alu
Aku berlari pada malam aku dibodohi
Oleh janji untuk tidak terjadi perang, begitu kata Tuan Tenji
Kurasakan dalam dadaku gemuruh
Seharusnya tidak seperti ini
Masih berlari, menjauhi panah yang ingin menjegalku hingga mati
Aku hanya ingin menyelamatkan apa yang sekarang bergerak dalam perutku
Ini adalah hasil dari cinta, katanya begitu
Mungkin apa yang akan selanjutnya kulakukan bukanlah nafsu, tapi insting
Kumohon, jangan katakan aku makhluk sinting
…
Kuambil buah yang jatuh hanya untukku
Dan memakannya, aku hanya butuh kekuatan saja
Untuk menyelamatkan dunia manusia dari dosa
Karena aku orang yang benar, bukan?
Tindakanku bukan hanya radikal
Ini adalah sebuah penyelamatan
Akulah satu-satunya yang bisa menyelamatkan
Kebodohan manusia yang hanya aku yang tahu seorang
Bimbing aku wahai Dewa di atas sana
Aku hanya menginginkan perdamaian itu ada
Aku tidak percaya lagi dengan manusia
Mereka mengataiku mengerikan
Padahal merekalah sebenarnya yang lebih mengerikan
Oh, andainya mereka tahu
Karena aku orang yang benar, bukan?
Buktinya yang kuinginkan hanya perdamian
Aku tak pernah menginginkan adanya perang
Dan cinta tetaplah termasuk pada bagian yang kriminal
Mengapa manusia tidak juga mengerti?
Otak mereka terbuat dari jeruji besi
Tidak dapat diganti dengan organ bernama hati
Sebodoh-bodohnya manusia bodoh, lebih bodoh lagi manusia yang ceroboh
Aku tak pernah menginginkan kekuasaan
Namun kekuasaanlah yang menginginkanku
Kalau begitu, akan kupimpin dunia
Bersama anak-anakku nanti
Akan kulahirkan mereka untuk menegakkan perdamaian yang kucintai
Terima kasih, tapi cintaku tidak dapat terbodohi
Oleh manusia yang saling menyengsarakan diri sendiri
Karena aku orang yang benar, bukan?
Cintaku selama ini hanya terwujud untuk menjaga perdamaian
…
(This poetry is heart voice from Otsutsuki Kaguya when she become the God of Rabbit)
