Beautiful Liar

Chapter 1

.

.

.

Rexqueenie

.

.

.

Karekter ini bukan milik saya ... saya pinjam nama-nama tersebut

Cast

(NamJin)

Kim Namjoon

Kim Seok Jin

J-Hope

Park Jimin

Kim Taehyung

Suga

JungKook

Ken (VIXX)

.

.

Rate M

.

.

.

.

Summary:

Hanya mereka yang tau, kunci dibalik sebuah hubungan gelap dan kesetiaan cinta. Namun ketika kebenaran terkuak, hanya takdir yang akan menjawabnya. NAMJIN slight NamHope n KenJin GS for JIN n JHope/DLDR

.

.

Malam itu seorang yeolja,berparas cantik, Jin sudah sibuk dengan urusan menyiapkan makan malam. Dirumah megah nan luas ini dirinya bekerja sebagai maid kepercayaan keluarga ini. Namun tiada seorangpun yang tau bahwa dirinya diam diam menjalin cinta dengan sang majikannya. Ya.. hubungan gelap dengan putra keluarga yang telah menikah. Kadang Jin merasa bersalah pada keluarga ini, keluarga yang telah memberinya makna untuk hidup dan kepercayaan.

Jin kembali menghela nafas panjang dan malamun bila mengingat dirinya yang berhubungan gelap dengan majikannya yang sudah beristri. Lamunannya dibuyarkan oleh sepasang tangan kkar yang memeluknya dari belakang. Tangan milik sang majikan yang berusia 2 tahun lebih muda darinya, Kim Namjoon. Lelaki yang selama ini diam-diam menjadi pujaan hatinya sekaligus pasangan hubungan gelapnya.

"Tuan Namjoon, anda sudah pulang?"

"Jinnie, ingatlah saat kita berdua jangan tambahkan embel-embel tuan" sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Jin dan menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Jin

"tidak biasanya anda pulang cepat"

"Aku merindukanmu Jinnie"

"Namjoonie, lepaskan bagaimana kalau nyonya melihat kita. Aku harus menyiapkan makan malam" Jin melepaskan pelukan Namjoon dan segera berlalu ke kulkas. Namjoon hanya bisa berdecak pelan

"Istriku J-hope, tidak akan pulang sampai seminggu kedepan. Dia ada urusan di Paris" Namjoon berjalan mendekati Jin. Saat pintu kulkas ditutup dan Jin berbalik. Namjoon telah siap mengurung Jin dalam kekangannya dan menghampit tubuh sintal Jin.

"Namjoon, berhenti! aku berkeringat dan belum mandi. Kau juga harus mandi, bukan? Aku akan siapkan air untukmu" Jin berusaha mencari alasan agar bisa menghindari Namjoon sambil berusaha berlalu meninggalkan dapur.

"Tidak!, aku tidak akan membiarkanmu melarikan diri, Jinnie. Aku sudah mengosongkan jadwalku minggu ini agar bisa berduaan denganmu." Ucap Namjoon sambil menghimpit Jin di dinding dapur lebih ketat.

"Ah.. tidak, Namjoonie.. jangaaaahnan" Jin berusaha mendorong Namjoon yang mulai mengelus bagian sensitifnya. Satu tangan Namjoon mengangkat dress seragam maid agar terangkat keatas, sedangkan satunya merayap memasuki celana dalam Jin, segera mengelus lembut klitoris Jin.

"ah..." Jin berusaha menahan deshannya saat jari tengah Namjoon memulai aksinya didalam sana

"Jinnie, mohon bantuannya sampai minggu depan oke" bisik Namjoon seduktif tepat ditelinga Jin sambil terus memainkan jarinya didalam celana Jin.

"mhmmm... jjangaaanhh" tubuh Jin bergetar menerima rangsangan tersebut

"Kau.. sangat basah Jinnie" lanjut Namjoon sambil menyeringai dan tetap bermain-main di dalam sana.

"I-itu tidak benar. A-aku berkeringat belum mandi" sangkal Jin

"heeh, Jinnieku mengelak rupanya. Aku tidak akan tau ini keringat atau bukan jika tidak kulihat langsung" Namjoon mulai berjongkok dan menurunkan celana dalam Jin hingga setengah paha. Jin hanya bisa pasrah menerima perlakuan Namjoon.

"Namjoon sudah, aku malu.." pinta Jin sambil menatap melas pada Namjoon

"Kau basah Jin" ucap Namjoon takjub sambil menatap kewanitaan Jin yang merah dan basah

"tidak, itu ... tidak benar" ucap Jin sambil memalingkan wajahnya

Namjoon lalu menggendong Jin kearah sofa di ruang tengah dan memposisikan Jin menungging

"Rentangkan kakimu Jin. Aku ingin melihatnya lebih jelas" perintah Namjoon sambil merentangkan kedua paha Jin dan melepas celana dalam Jin. Kepala Namjoon tepat berada dibawah kewanitaan Jin dan diantara kedua paha Jin. Namjoon mempermainkan daerah sensitif Jin dengan jari tengahnya. Jin hanya pasrah sambil terus menahan desahannya.

"Namjooon, aaaahhhh.. aahhhnnn.."Jin melenguh dan bergetar hebat saat limaks nya datang

"Kau sangat berkeringat Jin, dan semuanya lengket" ucap Namjoon lalu melahap kewanitaan Jin sambil menggunakan lidahnya untuk mengobrak-abriknya

"Namjooon,.. .. akuaa.. akaaaaannnnnnnnnh" Jin menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya sambil mengatur nafasnya.

Namjoon lalu mengubah Jin dari posisi menungingnya menjadi menghadap kearahnya sambil kedua paha Jin masih tetap terbuka lebar, manampilkan kewanitaan Jin yang merah dan sangat kembali melumat kewanitaan Jin hingga cairan Jin menjadi seperti benang antara kewanitaan Jin dan lidah Namjoon.

"Akuilah Jinnie ku sayang. Kau menikmatinya kan?"

"Aku.. aahhhnnn... tidaak"

Namjoon mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jin dan mulai melumat bibir merah Jin tanpa ampun. Jin yang sudah terbuai dengan pesona Namjoon, mulai membuka mulutnya dan membalas ciuman panas Namjoon.

"Namjoon.. ah.. ah.. ah.. cukup.. bagaimana kalau pelayan lain melihat apa yang kita lakukan"

"tak usah kawatir .. mereka sudah kuliburkan"

"Nakal..."

"hahahah... kau sudah tau Jinnie.. ini karenamu"

"kapan aku mengajarimu begitu hah?"

"Saat kau mulai mengijinkan aku memelukmu dan bermain dengan tubuh indahmu. Kau tau tubuhmu membuatku kecanduan"

Namjoon mulai bangkit dan menarik Jin agar berdiri. Namjoon mulai menarik resleting dress Jin dan melepaskan seluruh pakaian yang melekat ditubuh Jin. Namjoon kaget saat Jin ikut andil melepas kancing kemeja Namjoon dan menarik kemejanya hingga terlepas. Jin mulai meraba dada bidang Namjoon dan berhenti di pengait celana Namjoon. Jin segera melepas kaitannya dan menurunkan resletingnya. Kini Hanya tinggal boxer Namjoon yang masih melekat.

Kedua tangan Jin mengalung di leher Namjoon. Bibir mereka masih bertautan dan saling berbagi rasa dan kerinduan diantara mereka. Menyatukan perasaan yang selama ini mereka tutupi dengan rapi.

"Ah! Mmmmhffmhh" lengung Jin tertahan saat merasakan tangan Namjoon bermain dengan kedua bukit kembar nan besar miliknya sambil memelintir puting tegangnya. Mereka menjauhkan kepala mereka dan menciptakan benang salvia dari lidah basah mereka. Jin hanya mampu menatap sayu Namjoon dengan wajah memerah.

"Bagaimana Jinnie? Kita lanjutkan, hn?"

Jin hanya menggangguk malu. Dirinya lalu berjongkok dan menurunkan boxer Namjoon serta mengeluarkan kejantanan Namjoon yang panjang dan tegang. Jin membuka mulut, menjulurkan lidahnya, dan melahap kejantaan Namjoon. Jin menjilati kejantanan Namjoon dari ujung hingga seluruhnya dilahapnya seperti lolipop.

"Kurasa aku akan sangat berterimakasih pada J-hope, walaupun kita sudah menikah hampir 2 tahun dia tidak pernah memilihku dan lebih memilih pekerjaannya" ucap Namjoon menikmati hisapan Jin.

"Kenapa bicaramu jahat sekali Namjoonie?, mhhhm!" tanya Jin sambil tetap memuaskan milik Namjoon.

"Sejak awal menikah, dia dan aku hanya berhubungan 2/3 kali saja. Dan dia selalu minum pil pencegah kehamilan dan memintaku bermain aman. Jika dibandingkan dengan kegiatanku dan dirimu seperti saat ini. Bersamanya aku sama sekali tidak puas"

"Namjoonie dia tetap istrimu dan aku hanya pelayanmu, tidak akan ada yang bisa mengubah hal itu. Dunia kita terlalu berbeda"

"Dan aku mencintai pelayanku lebih dibandingkan istriku, Aku mencintaimu Jinnie melebihi apapun di dunia ini" Namjoon menarik Jin dan kembali mempertemukan bibir meraka.

"Aaahhhan.. aku juga mencintaimu, dan biarkan aku memuaskanmu tuanku" ucap Jin seduktif sambil menaiki sofa dan melebarkan kedua pahanya mengintrupsi Namjoon untuk memasukinya

"katakan apa yang kau inginkan Jinnie ku?"

"kau tau kan.. puaskan dirimu, masukkan penismu ke sini" ucap Jin sambil menunjukkan lubang kewanitannya yang sudah sangat basah.

"baikalah.. it's show time baby"

"hyaaah!" pekikan Jin saat Namjoon dengan satu hentakan langsung memasukinya dan menggenjotnya tanpa ampun.

"kau bisa merasakannku kan Jinnie? Betapa milikmu menghisap kuat milikku, panas dan basah" Namjoon kembali menggenjotnya kasar hingga mereka sama-sama merasakan klimaks bersamaan.

"Aaagggghhhh...Eggghhh..uuuaaagghhh" lenguh keduanya saat pencapai klimaks bersamaan

Jin masih menstabilkan nafasnya disisi lain Namjoon mencabut miliknya dan menggendong Jin menuju kamar dan membaringkan Jin di kasur king sizenya. Mereka sengaja menyiapkan kamar khusus untuk kegiatan gelap yang mereka lakukan. Benar-benar sandiwara yang rapi.

"Jinnie, aku belum puas. Ayo menungginglah" perintah Namjoon

Jin menuruti perkataan Namjoon dan Namjoon mulai aksinya hingga merasakan klimaks kesekian kalinya. Entah berapa ronde yang telah mereka lakukan.

"Aku bahagia bersamamu Jin, jika aku bisa membalikkan waktu. Ingin sekali aku menjadikanmu istriku"

"Aku juga bahagia, tidak jadi istrimu pun aku rela jika terus bisa mersamamu seperti ini"

Namjoon tersenyum dan memeluk erat Jin, diciumnya kening Jin pipi dan berakhir dibibir Jin. Wajah Jin merona dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Namjoon.

"Terimakasih, tidurlah"

Keduanya tertidur sambil memeluk satu sama lain tanpa menyadari handphone Namjoon yang terus bergetar menandakan adanya panggilan dari istrinya.

.

.

.

TBC

.

Gimana readers.. chap 1 udah bikin lemon.. aduh" ...

Mind to review

Chap 2 menyusul...