Seperti Surat yang Kau Kirimkan

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

Harum, kucium bau bunga yang jatuh dari atap rumah

Sebab terlalu lama menunggu kiriman dari burung elang

Lelah, menopang dagu sambil menatap ke angkasa

Aku ingin pergi sebentar ke dalam, mengambil teh dan mencicipi hangatnya ciuman

Kumengenang, saat-saat berpisah itu

Ketika aku ingin mengikuti jejak kakimu

Di Gerbang Aun kau sudah berjanji kepadaku:

"Perjalanan ini untuk menebus dosaku.

Dan dosaku tidaklah berhubungan denganmu."

Waktu itu aku hanya bisa menunduk, aku sedih untuk sekedar menatap matamu

Tapi katika kedua jarimu kausentuhkan kepada keningku, aku tahu

Ada yang selamanya menjadi setia

Dan kau mengatakan hal seperti itu untuk kujaga:

"Matta kontona…"

Dan kau tambahkan pula kata penuh hippo:

"Sakura, Arigato…"

Manis, tidak ada yang lebih legit selain senyuman matahari pagi

Dia membumbung di gunung yang beraroma kasturi

Wangi, aku menghirup udara dari iringan buket bunga

Dipajang di depan rumah acara

Aku menyambut mereka berdua dengan senyuman

Sebagai seorang sahabat yang telah bersama berjuang

Karena hendak mengabadikan momen penyatuan yang suci

Naruto dan Hinata

Sahabatku yang akan segera melepas kekosongan hati mereka

Dan itu membuatku meraba-raba

Ada sesuatu dalam diriku yang masih pergi, belum kembali

Entah kapan bagian itu menyusul melengkapi

Tidak apa-apa, karena sakitnya tidak terlalu berdarah seperti kali pertama

Aku berjuang menghadiri, seorang diri

Pesta yang meriah, banyak sahabat dari jauh yang membawa berkah

Kuharap hal ini juga akan segera terjadi padaku

Kuharap

Ino dan Sai

Shikamaru dan Temari

Dan masih banyak lagi

Semuanya memiliki pasangan, bahkan sepatu juga tidak mau ketinggalan

Semuanya bergembira, menyambut hari yang penuh sukacita

Semuanya bahagia, karena ini adalah hari istimewa dari pahlawan Konoha

Semua tertawa, tanpa beban dan kegelisahan yang terus mendera

Aku seharusnya begitu, seharusnya

Munafik, baru kali ini aku mengakuinya

Di depan, kupasang wajah ceria

Tapi di belakang, kugelar muka penuh duka

Aku tidak dapat memungkiri, perasaan sedih yang kian membuta

Aku berjalan di pesta itu, seperti orang yang tersesat

Kebingungan tidak tahu jalan untuk pulang

Aku terus berjalan, menyapa orang-orang, sahabat, dan teman

Namun aku tak kunjung menemukan, sosokmu yang pasti tak akan datang

Aku mengerti tapi aku tetap ingin menanti

Kehadiranmu yang seperti angin sepoi-sepoi

Sebentar tapi rasanya menyejukkan

Yang sedang kutunggu tentu bukan wujudmu, tapi hanya elang itu

Kepakan sayapnya-lah yang sedang kurindu

Pada saat-saat seperti ini, aku berdoa semoga kau tak lupa

Dan ketika doaku terbuka, aku tahu kau memang tidak pernah lupa

Setelah memegang selembar surat itu, barulah aku bisa menebar tawa

Cintamu padaku memang seperti surat yang kau kirimkan kepadaku

Sederhana namun penuh makna

Tidak mengumbar banyak kata-kata

Cintamu padaku memang seperti surat yang kau kirimkan untukku

Hanya biasa namun terasa istimewa

Tidak perlu banyak rangkulan yang mengumbara

Cintamu padaku memang seperti surat yang kau kirimkan

Ada banyak ketidakjelasan yang berusaha menjelaskan

Sarat akan arti yang seluas bintang-gemintang

Pada hari itu, aku tahu

Dirimu akan selalu memikirkanku

Di setiap langkahmu, kuharap Kami-sama memberkatimu

Seperti surat yang kau kirimkan

Aku juga berdoa memakai kata yang sama dengan yang kau tuliskan

Karena cukup hanya satu kata untuk menerjemahkan semua perasaanmu yang panjang

Di situ tertulis dengan penuh tekad dan semangat

"SELAMAT"

(This poetry is heart voice from Sakura to Sasuke when she got a letter in Naruto and Hinata's Wedding)