Amor Eroticism
Oleh: Jogag Busang
Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto
Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini
.
.
Ranjang, kamar gelap, dan baju terlucuti
Ini hanya kisah tentang kita berdua yang sedang anomali
Pintu ditutup, meninggalkan dua bayangan yang saling mengatup
Tak ada kuapan, tak ada lagi hasrat untuk mengantuk
Terbuai pesona seribu galena
Di dinding batas kamar, ada cahaya yang memancar
Dari dada yang semolek keanggunan bidadari senja
Berhasil mengalahkan Bintang Timur saat fajar tiba
Perengkuhan, tak ada tolakan saat rangkulan mengumbar
Menyelipkan sejenak anak rambut yang menjuntai, daripada menghalangi pandangan
Mendekat dan mendekati satu sama lain yang terus mengalah
Wajahmu seharum kasturi yang sedang menengadah
Inginnya dicium jakun itu, merana menanti kapan dimesum
Tak sabar, sungguh pelukan dalam adalah hal yang wajar
Dekat dan erat, menggenggam dan tak mau dilepaskan
Jari-jari bertautan, menciptakan melodi kicauan burung pengiring kata-kata mesra
Tirukan dan percayakan, alunan musik estetik yang bergemuruh
Alami, mengudara bersama damainya jiwa
Roh yang bersemayam terkelupas saat pakaian, celana, dan rok diberantas
Menyisakan pemandangan legit yang sulit untuk sekedar diungkit
Muka menatap muka
Dada memandang dada
Mata mengukuri mata
Sebelum benar-benar dimulai, pikiran sebaiknya disucikan dengan lantunan iman
Oh, ini hanya ritual kebijaksanaan
Jangan ragu untuk saling mengeluarkan perasaan terpendam
Gairah mencoba mengalir menganak sungai
Lanjutkan dan teruskan
Sebab tak akan ada patah hati yang memaksa menciderai
…
Sama-sama tahu, dekapan itu tak akan hilang oleh waktu
Jam bertik-tak, bernyanyi dan berjingkrak
Mendendangkan lagi pembuka acara kolosal itu digelar
Lidah menghisap leher, tak habis walau keadaan sudah teler
Ingin lagi, lagi, dan lagi
Keramahtamahan ini belumlah selesai
Dari wajah yang ditatap, turun, turun, dan turun menuju jambakan kasur
Karena tubuh mengejang, ada dewa perkasa yang menggagahi di atasnya
Berterimakasihlah kepada napas yang belum habis
Terengah-engah, tapi merasakan desahan yang nikmat sekali
Apakah oksigen, apakah makhluk androgen yang mengencangkan sabuk tali
Mengikat dengan erat persetubuhan ovulasi
Apakah badan, apakah tangan yang mencoba untuk disusupi
Menjadi saksi percampuran akan dua hal yang serasi
Kening dikecup, dada bidang dicium, dan pinggang dipeluk
Mata tak mungkin lagi untuk balas menyeruduk
Inilah janji dulu saat mengatakan "Aku cinta padamu"
Menjadi kenyataan yang kini terbalaskan
Nyatanya perasaan tidaklah bertepuk sebelah tangan
Tidak butuh selimut untuk mengemuli
Hangatnya kata-kata rasanya sudah cukup untuk menyelimuti
Panas, udara rasanya seperti terbakar
Kedekatan di antara keduanya selaksa cicak yang menempel di tembok kamar
Jika diizinkan secara terang-terangan, hati pasti berteriak kesetanan
Kita berdua adalah pecinta yang sedang dilanda mabuk
Tepar tapi tidak mau berhenti walau kepala sudah digetuk
Lampunya mati, tapi getaran listrik yang menyetrum sendi tidak berhenti
Siapa yang mau peduli?
…
Diam-diam, kelelahan luar biasa yang mendera tidak bisa disingkirkan
Disudahi atau tidak, ditamatkan atau malah enggan
Kedua makhluk yang masih bergumul semakin mendalami peran
Selamat! Inilah yang disebut ketidakputusasaan
Masih berusaha memuaskan, merenggut bibir sewarna darah
Pegangan tangan pada lekuk pinggul tidak mau diajak mengalah
Wanita berambut merah muda, berganti menjelajahi bentuk muka
Hidung yang mancung dan usapan pada rambut yang tak berujung
Membikin sang wajah tampan tak pernah keberatan dibuat mematung
Itu adalah usapan penuh syukur, masih lengkap dunia mereka
Ada apa saja yang meminta untuk dilupa?
Tidak, tidak pernah ada, masa lalu hantu tidak mungkin mencemarinya
Ini adalah malam baru dimulainya sejarah Uchiha
Bersiaplah, bersiaplah menyambut esok yang berbahagia
Jangan ragu, jangan ragu untuk mengatakan "Aku juga mencintaimu"
Biarkan, biarkan kisah ini tak pernah habis tertulis
Tidak perlu lagi ada mata yang meminta mengeluarkan tangis
Haru biru di dalam kamar yang terkunci itu, membuat raga menyatu
Masing-masing diri, merasakan dunia hanya milik mereka sendiri
Tak bisa berpisah, tak bisa berpisah untuk menjengkal jari
Apakah hati, apakah elegi, yang bisa mengobati dada yang mati
Berdoalah kepada Kami-sama agar apa yang terjadi selalu diberkati
Tengadahkan tangan untuk meminta asupan gizi
Berterima kasihlah karena ingatan hantu di masa lalu yang telah pergi
Baik-baik di sana, penyesalanmu akan sampai pada akhir hayat
Benci dan cinta senantiasa bersanding tak ubahnya ibarat
Menunggu, menanti, mengalah, menjauhi, tapi katakan saja "Aku sudah cinta mati"
Dengarlah jawaban, jangan mendengar dengan kupingmu yang budek tak karuan
Tapi dengarlah lewar suara hati yang merambat pada sentakan yang mendekatkan
…
Kasur, kamar terang, dan baju yang terpakai kembali
Masih ada sisa-sisa untuk mengenangnya menjadi memorabili
Itu adalah kejujuran tanpa batas yang berani
Sungguh, tidak bisa untuk dilupakan sebab terpaku dalam pikiran
Ingatan sederas gulungan film, bukanlah adegan berjenis amatiran
Lelaki tampan memangku wanita secantik bidadari
Keanggunan dalam memegang tangannya bagai tingkah Sang Putri
Puas, belum, puas, belum…Puas?
Hati-hati, nanti bisa terciduk oleh bahaya monster ganas
Siapa yang disebut dengan peran panas itulah yang pantas
Mendapat kesenangan tertinggi, bibir lagi-lagi terenggut tercuri
Belum mengalah juga, padahal hampir finish nanti
Kalau ingin menyebut egois, sebaiknya tanyakan saja pada yang dimangsa
Dia hanya menurut saja rupanya
Mata menjelajahi dada
Dada mengobservasi muka
Muka meracuni mata
Kebahagiaan itu tidaklah sederhana
Kebahagiaan itu hanyalah sementara
Seiya sekata, tidak ada yang ingin berkata "Sampai jumpa"
Melangkah keluar dari pintu dengan perlahan-lahan
Sudah tuntas kontes kecantikan anak-anak bulan
Inilah kisah penuh romansa di malam pertama
Kata-kata yang menggoda, terbalaskan begitu sempurna
Ikrar sumpah setia diucapkan saat kecupan pada kening
Mendadak ruangan hanya bertemankan hening
"Cintaku padamu tak berhenti hingga aku mati
Karena mati tidak menjadi penghalang untuk mencintai
Dan bagiku mencintai adalah umur yang abadi."
…
Amor Eroticism, Erotisme Cinta
(This poetry is heart voice from Sasuke and Sakura when they do their first honeymoon)
