# Rescue - Chapter 1#
Author : Venushun
Pair : Chanbaek !
Cast : Park Chanyeol aka Chanyeol
Byun Baekhyun aka Baekhyun ( GS)
Zhang Yixing aka Yixing ( GS)
Kim JunMyeon aka Suho
Park Sooyoung aka Sooyoung ( Joy red velvet )
Kai aka Jongin
Genre : romance , tragedy , psychology
Length : Chaptered
Rated : Semi M
Summary : ketika gadis berbadan kecil dengan penyakit psikisnya bertemu dengan pria tiang listrik yang selalu membawa senyum lebarnya.
chapter 1
-Chanyeol POV-
Sorak – sorai bergema di seluruh ruangan, senyuman – senyuman bahagia terpampang di wajah setiap orang yang berada di sini , di Seoul University.
Dia tak henti – hentinya memberikan senyuman banggannya kepadaku. Dirinya berlari ke arahku membentang kan tangannya lalu menubruk badanku yang tinggi.
"Chanyeol-ah, kau sudah bekerja keras sayang, aku sungguh bangga padamu" dia berkata riang sambil memeluk tubuh ku erat. Aku membalas pelukannya sambil membuka suara "Terima kasih bi, ini berkatmu juga."
Dia hanya tersenyum tulus saat aku menjawabnya, senyuman yang menggantikan senyum ibuku yang sudah lama meninggalkanku sendirian disini.
"Chanyeol-ah, aku dan pamanmu akan menyiapkan pesta kecil – kecilan sebagai perayaan kelulusanmu sekaligus perayaan kelulusan karna menjadi lulusan terbaik pada tahun ini, "katanya lembut sambil menyentuh bahuku lembut.
"Baik bibiku sayang"
Rescue
Namanya Zhang Yixing , statusnya bersuami, dan memiliki 1 anak namanya Kim Yerim, menikah dengan Kim Junmyeon . Pekerjaannya hanya ibu rumah tangga, ia tak perlu bekerja lagi karna keperluannya sudah sangat terbutuhi. Ia sudah merawat ku dan Sooyoung sejak umurku 10 tahun sedangkan Joy umur 6 tahun.
Waktu itu rumahku berada di Busan. Pada saat itu badai sedang turun sangat lebat, Ibu dan Ayahku sedang pergi ke Seoul untuk urusan bisnis. Mereka akan membangun bisnis mereka lagi karna bisnis mereka yang lalu bangkrut habis – habisan sehingga meninggalkan hutang dimana – mana. Aku menunggu mereka hingga tengah malam tetapi mereka tak datang, Mereka berjanji akan makan malam bersamaku dan Sooyoung tapi mereka mengingkari janji mereka, pikirku saat itu.
Aku terbangun dari tidurku, aku langsung mencari mereka dan ingin bertanya mengapa mereka mengingkari janjinya, apakah mereka tidak mnyayanginya lagi.
"Ibu…Ayah.." aku mencari mereka kesegala penjuru rumah tapi tak ada, mereka kemana sebenarnya.
Tok
Tok
Tok
"Itu pasti Ibu dan Ayah" ucapku girang sambil berlari ke arah pintu.
"Ib- Bibi?" aku sedikit heran mengapa bibi Yixing datang ke rumahku masih dengan pakaian tidurnya dan dia menangis.
"Chanyeol sayang, dimana Sooyoung? Sekarang kamu dan Sooyoung tinggal bersama bibi ne"ucapnya sambil terisak – isak
"D-di kamar bi" ucapku terbata sambil melihat bibi berlari ke arah kamar Sooyoung. Aku bingung dengan semua ini, dari Ibu dan Ayah yang menghilang dan Bibi dan Paman yang datang kerumah dengan keadaan menangis, aku bingung sangat bingung.
-o0o-
Perutku sangat lapar, tapi tak ada makanan sama sekali. Aku pun berlari ke arah Paman yang berada di ruang tamu.
"Paman, aku lapar" ucapku sambil memegangi perutku yang sudah berbunyi.
"Sebentar lagi ne Chanyeol-ah, kita sampai rumah bibi lalu makan" ucap makan ramah sambil mengusak-usak rambutku, aku sedikit tenang.
-o0o-
5 tahun berlalu dengan cepat, Aku belum menemui Ayah dan Ibu dalam 5 tahun itu, aku tak tahu di mana merka, mereka menghilang. Suatu hai aku pernah bertanya kepada Bibi, di mana Ibu dan Ayah tetapi mereka menjawab mereka sedang bekerja, apakah bekerja harus meninggalkan anaknya selama ini. Sejak saat itu aku tak pernah bertanya lagi.
Tapi 1 tahun lalu aku mengetahui semuanya, mengapa mereka tak kunjung pulang. Malam itu aku baru pulang sekolah, terdengar suara 1 wanita dan 1 pria di dapur, mereka terdengar seperti sedang berdebat.
"Mereka sudah cukup besar untuk mengetahui ini semua" ucap paman Junmyeon sambil menghembuskan nafas lelahnya.
"Tapi apakah respon mereka baik setelah kita memberitahukan bahwa orangtua mereka telah meninggal?" Aku mendengarnya, aku mendengar bahwa orang tua ku telah meninggal. Aku berlari ke arah dapur sambil berkata "Kenapa kalian menyembunyikan ini semua?" tanyaku datar. Mereka hanya menoleh kaget tanpa membalas pertanyaanku.
Aku langsung pergi dari tempat itu dan berjalan menuju kamarku, aku sebenarnya tidak begitu shock ketika mendengar semuanya, firasatnya benar mereka sudah tiada.
Mungkin ini sedikit aneh, ketika aku mendengar orang tuaku meninggal, aku tidak menangis, bahkan Sooyoung yang sudah tau Ibu dan Ayah meninggal menangis begitu keras di bahuku.
-o0o-
Seminggu setelah aku dan Sooyoung mengetahui kabar orangtua kami meninggal kami pergi ke makam mereka. Memberi salam kepada mereka dan Sooyoung menangis lagi, aku sangat tidak suka melihat adik perempuanku satu – satunya menangis seperti ini.
Setelah itu aku bertekad mewujudkan mimpi mereka berdua.
"Chanyeol-ah, jadilah anak yang pintar ne" ayahku berkata seperti itu.
"Chanyeol-ah kalau sudah besar nanti carilah wanita yang cantik dan pintar memasak" ibu berucap sambil tersenyum.
"Chanyeol-ah .. Sooyoung-ah , kami pergi dulu ne, jangan nakal, kami akan kembali " ucap mereka sambil mencium pipiku.
Rescue
"Oppaa….." Sooyoung menabrakan dirinya ke tubuhku sambil berteriak.
"Oppaku yang tampan ini sudah lulus ne.. chukkae oppa" ucap Sooyoung riang sambil memelukku erat. Aku menggeleng – geleng melihat tingkah adikku yang sangat ke kanak – kanakan.
"Sooyoungg-aahh .. sseesakk" aku melepaskan pelukan Sooyoung yang teramat kuat.
"Chanyeol.. Sooyoung cepat makan semuanya sudah siap" ucap bibi Yixing sambil melepaskan celemek yang melekat di tubuhnya.
"Ne.."
Rescue
Aku,Paman, Bibi, Sooyoung, dan Yeri makan dengan suasana kekeluargaan, canda – tawa terdengar ketika kami bersama disini, aku sangat merindukannya.
"Emm.. sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku beritahu ke kalian" aku bersuara dengan dengan sedikit ragu.
"Katakan saja, kami siap mendengarnya" Paman Junmyeon membalasnya dengan senyumannya, ah aku semakin ragu saja meninggalkan semua ini.
"Aku ingin pindah ke flat milik Ibu dan Ayah"
Paman, Bibi, Sooyoung, dan Yeri sontak
menoleh ke arahku.
"Ya oppa! kenapa tidak di sini saja, apakah masih kurang fasilitas disini?" Yeri berujar kecewa sambil melengkungkan bibirnya ke bawah.
"Ani, sebenarnya aku hanya rindu mereka dan jarak rumah ibu dan ayah tidak begitu jauh dari kantorku" sekarang aku sudha mempunyai pekerjaan di suatu perusahaan telekomunikasi dan tempatnya sangat jauh dari rumah Bibi dan Paman untuk itu aku memutuskan untuk tinggal di rumahku yang dulu.
"Eum.. yasudah bibi dan paman juga tak bisa menghalangi kalian karna itu hak kalian, kapan kau akan kesana?" tanya Bibi dengan muka yang sedikit sedih. Ini yang sulit bagiku yaitu bibi Yixing sebagai sosok pengganti Ibuku yang telah tiada.
"Besok pagi"
"Baiklah, sekarang kau harus tidur, dan pagi kau harus siap" ucap bibi Yixing sambil berjalan ke arah westafel.
Rescue
Cahaya matahari menerpa wajahku, membangunkanku di pagi ini. Ku buka perlahan mataku, mengangkat tubuhku untuk duduk di tepi ranjang sambil menguap karna memang aku masih mengantuk.
"Eungg.." lenguhku tanpa sadar. Ku bawa kaki ku meninggalkan kamar dan menuju dapur untuk melihat bibi Yixing yang menyiapkan makanan.
Harum bumbu masakan memasuki hidungku dengan sengaja dan membangunkan naluri perutku. ku daratkan bokongku di kursi persegi dan menopang daguku dengan tangan kanan sambil mencuri – curi kesempatan untuk tidur lagi.
"Makanlah setelah itu kau mandi dan berangkat" ucapnya datar. Dia terlihat sangat cuek, apakah dia marah kepadaku karna aku ingin pindah dari sini? pikiran ku tidak bisa fokus, pikiranku hanya bisa fokus kepada bibi Yixing. Aku merasa bersalah karna membuat bibi Yixing kecewa, sehingga aku berpikir dua kali untuk pindah dari sini.
Ku buka suara beratku untuk memecahkan keheningan "Bibi marah padaku ya?"
"Ani" jawabnya singkat sambil tersenyum.
Aku bangkit dari duduk ku berdiri dengan kaki panjangku dan menghadap bibi Yixing "Kalau begitu aku akan bersiap – siap" aku berucap sambil berlalu dari pandangan bibi Yixing.
Rescue
-Author POV-
Chanyeol melihat pantulan dirinya di cermin yang berada di kamarnya. Hari ini dia memakai kaos tanpa lengan, ditutupi hoodie berwarna putih, celana pendek berwana hitam dan tidak lupa untuk memakai sepatu kesayangannya, sederhana tapi tampan.
Setelah semuanya siap Chanyeol segera membawa barang bawaannya ke mobil. Sekarang Chanyeol sudah memiliki mobil yang diberikan oleh pamannya, Junmyeon karena sudah menjadi lulusan terbaik Seoul University.
"Paman, Bibi, Sooyoung, Yeri. Aku berangkat dulu ne, jaga diri kalian" pamitku pada 4 orang ini. Tubuhku langsung di peluk oleh 4 orang sekaligus seperti teletubies.
"Jangan lupa makan!"
"Jangan malas mandi!"
"Jangan pacaran dengan gitarmu terus!"
"Bekerjalah yang baik" ucap mereka berurutan.
"Akanku usahakan" Aku tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah mereka. Tak bisa dipungkiri raut wajah sedih mereka terpampang begitu jelas ketika melihat rumah mereka kehilangan 1 orang. Mungkin rumah mereka akan merasa sepi kana kehilangan 'Happy Virus'nya itu. Selama ini Chanyeol lah yang menjadi warna dalam rumah ini. Tingkah jahilnya, senyum lebarnya, dan kata penyemangatnya mungkin rumahnya akan kehilangan warnanya, mereka akan merindukannya, pasti.
Rescue
"Ttarawa (ikuti aku)" sosok itu menarik paksa lengan kekasihnya dengan keras, dan membuat sang empunya tangan menggerutu marah.
"Bisakah kau lembut sedikit terhadap wanita?" wanita itu kesal tentu saja, di tarik – tarik layaknya se utas tali berharga oleh kekasihmu karna telah memergokinya berciuman dengan orang lain. "Aku sudah muak dengan ini semua Jong , tolong lepaskan aku pergi"
"Oh aku pikir aku akan melakukannya? jawabannya sebentar lagi sayang, tidak akan lama, aku masih memerlukan jasamu menjadi pembantuku, Byun Baek-hyun" ucapnya sambil mengeja nama wanita itu tepat di depan bibirnya.
Dirinya, Byun Baekhyun , pembantu atau kau bisa sebut budak Kim Jongin. Dirinya begitu lelah bisa di bilang negitu lelah oleh semua siksaan kekasihnya atau majikannya itu. semenjak hari itu, dia menderita , sangat.
Wanita itu tak bergeming hanya menatap sang pria itu lekat – lekat.
"Kenapa diam ,bodoh" Jongin memperkuat cengkramannya pada pundak Baekhyun sambil menabrakan badan kekasihnya ke arah tembok dengan keras sampai bisa menghasilkan bunyi 'BUGH'
Chanyeol yang baru datang itu segera membawa kopernya masuk. Tanpa sengaja iya mendengar suara benturan tubuh dengan tembok tapi ia tak tahu persis itu apa, mungkin itu hanya kucing jatuh dari atap mungkin, pikirnya tak mau repot – repot.
Setelah Chanyeol membereskan semua keperluannya, saatnya tubuhnya itu beristirahat. Chanyeol memjamkan mata perlahan – lahan, dia hampir mengunjungi dunia mimpi tapi
"Akh, lepaskan aku tolong"
Chanyeol yang mendengarnya bergidik ngeri dan langsung berlari ke arah balkon dan membukanya. Matanya membulat sempurna melihat kejadian itu.
TBC
A/N:
maap ceritanya ngebosenin , pasaran, apalah tapi ini murni dari pikiran saya yg terdalam /?.
Kalau baca jangan lupa komen guys, nanti matanya belekan bukan salah gue /? . ini ff debut saya /? jadi mohon kritikannya karna saya butuh banget :((. saya gatau ff ini di mata kalian bagus atau engga tapi makasih untuk yang udah baca
buat chapter 2 nya saya pos lusa jika gak ada halangan ~~
