Title: Prince Words

Author: Bluedevil9293 a.k.a Dean Choi a.k.a Ayumu Sakurazawa.

Part: 1 / 2

Main Cast: Lee Suhoon (Mika) & Park Hyunchul (Karam).

Rated: T

Genre: Romance, Drama, B'day Fic.

Warning: Yaoi, Shonen-ai, Boys Love, BoyXBoy, Typo, Gaje, Alur kecepetan, EYD, Don't Like Don't Read.

Summary: Karam menyukai seorang pangeran disekolahnya. Dan karena itulah ia mencoba berubah menjadi seperti apa yang di inginan sang pangeran agar ia bisa mendapatkan hati pangerannya itu. Mikaram The BOSS Couple, BL, Yaoi.

Note: Buat ff dengan pair baru lagi dean. Semoga kalian suka sama ffku yang satu ini. ini ff q adaptasi dari koleksi mangaku. Ini ff special dean buat untuk Mika n Karam yang hari ulang tahunya sama" 28 Juni. Aduh… dua orang ini so sweet bgt yah. Tanggal ma bulan lahir sama, yg beda Cuma tahun.a aja. Buat Mikaram saengil chukka hamnida.


Karam Pov…

Nama ku Park Hyunchul, tapi teman-temanku lebih sering memanggilku dengan nama panggilan Karam. Aku bersekolah disalah satu SMA swasta di seoul. Dan di sekolahku itu, aku memiliki seseorang yang aku suka. Dia itu namja sama sepertiku. Jangan heran dulu, di sekolahku wajar saja tuh bila berhubungan dengan sesama jenis walau pun nggak semuanya sih.

Oh ya, di sekolahku ada seorang pangeran yang sangat tampan namanya Lee Suhoon atau yang sering dipanggil Mika. Selain tampan, dia juga sangat kaya raya. Sifat buruknya itu Cuma satu, kata-kata yang ia ucapkan memang sedikit bercun. Tapi walau pun begitu, dia itu pintar dalam segala hal seperti pelajaran mau pun olahraga. Bebar-benar pangeran yang mendekati sempurna buka. Pokoknya dia itu orang yang sangat hebat deh. Buatku, dia itu seperti berada diatas awan.

Dan si pangeran itulah namja yang ku suka. Aku nggak pernah berani mengungkapkan isi hatiku ini padanya. Karena aku ini orang yang sangat payah. Mika itu sudah bagaikan langit untuk ku sedangkan aku hanya sekedar bumi. Kan langit dan bumi tu saling berjauhan dan sangat berbeda.

"Mika, anu jadilah pacarku" kata seorang yeoja pada Mika. Kini mereka berdua sedang berada ditaman belakang sekolah sedangkan posisiku saat ini tak jauh dari mereka berdua. Aku sedang menyembunyikan diriku jangan sampai aku ketahuan oleh Mika. Lagi-lagi untuk kesekian kalinya si pangeran satu itu ditembak. Kapan akau akan berani menyatakan perasaanku ini padanya. Sepertinya nggak akan pernah deh. -_-

"Nggak mau" kata Mika cuek sambil mengemut lollipop-nya. Yups, Mika itu punya kebiasaan mengemut lollipop kapan pun dan dimana pun. Apa giginya nggak akan rusak yah kalau kebanyakan makan permen setiap hari.

"Ke-kenapa kamu menolakku?" Tanya yeoja tadi yang ku ketahui bernama Yuri. Dia itu yeoja cantik yang banyak di perebutkan namja disekolahku ini. dan ia juga teman sekelasku. Tapi kenapa Mika menola yeoja secantik Yuri ya. Membinggungkan, memangnya apa kekurangan Yuri.

"Mau tahu kenapa aku nolak kamu?" Tanya Mika pada Yuri, Yuri mengaggukan kepalanya pelan. "Habis make up kamu tebal banget sih, jadinya kamu terlihat sangat bodo" kata Mika dengan sangat teganya pada Yuri dan tampak saat ini Yuri shock dan juga meneteskan air matanya mendengar kata-kata Mika itu.

"Selain itu…. Sepertinya kita juga beda dunia" kata Mika dengan santainya dan kembali mengemut lollipopnya.

Aish… sebaiknya aku segera pergi dari sini sebelum Mika mengetahui aku yang tak sengaja memergokinya dengan Yuri tadi. Aku benar-benar tak sengaja lho melihat adegan mereka berdua tadi. Rencananya tadi aku ingin bersantai ditaman belakang, eh nggak tahunya malah melihat adegan pernyataan cinta itu.

"Hey, tunggu" sebuah suara mencegah kepergianku. Aku tahu itu suara Mika. Mati aku, dia malah memergoki aku lagi. oh ayolah aku kan nggak sengaja melihat adegan tadi.

"Oi, stalker. Apa perlu apa?" Tanya Mika padaku. Namun aku hanya menundukan wajahku tak berani menatapnya. "Dasar masak menguntitku sampai ke tempat ini sih" kata Mika santai, aku pun langsung mengeleng-gelengkan kepalaku. Aku nggak ngikutin kamu kok, aku kan Cuma nggak sengaja ketemu kamu aja. Walau pun aku suka sama kamu, aku nggak akan jadi penguntit kamu tahu.

"Eh, kamu bukan menguntitku ya?" Tanya Mika yang melihat gelengan kepalaku tadi. Tapi sekarang aku menganggukan kepalaku. Untunglah dia sepertinya mengerti, jadi aku kan nggak perlu dituduh stalker lagi.

"Ah, aku tahu. Pasti kamu juga mau menyatakan cinta ke aku kan sama seperti yeoja tadi" tebak Mika yang seratus persen salah besar. Ah, lagi-lagi dia salah paham. Aku pikir tadi dia udah mengerti, eh tahunya nggak sama sekali.

"Bu-bukan, bukan begitu" kataku secepatnya mengklarifikasi semua kesalah pahaman ini.

"Maaf yah, aku nggak bisa membalas perasaanmu itu. Habis kamu terlalu payah sih" kata Mika yang langsung menusuk hatiku hingga membuat hatiku ini hancur berkeping-keping tanpa bekas lagi. "Badanmu ini terlalu bungkuk, potong ponimu, dahimu juga berkerut terus. Yah begitulah, tadi itu beberapa kekuranganmu" kata Mika santai lalu pergi begitu saja meninggalkan aku yang hampir tak sadarkan diri ini.

Teganya Mika mngatakan semua itu tadi. Ah, payah banget sih aku. Cinta belum sempat dinyyatakan malah udah berakhir duluan. Hasib percintaanku begitu megenaskan yah. Salah aku juga sih harus jatuh cinta pada si pangeran bermulut beracun itu. Jadi terima saja sakit hati ku ini.

^_^ Mikaram… ^_^

Author Pov…

Sejak siang hingga kini waktunya pulang sekolah Karam tanpak lesu tak bersemngat dan penyebab semua itu apa lagi kalau bukan karena dia sedang patah hati. Bayangkan saja, cinta belum sempat dinyatakan malah sudah ditolah lebih dahulu. Itu memang sangat menyakitkan jadi wajar saja kalau Karam jadi seperti sekarang ini.

"Karam, kamu kenapa sih. Kelihatan payah sekali ah bukannya payah, tapi lebih tepatnya muram dari biasanya. Lihat tuh banyak aura nggak baik disekitar kamu" kata Jay sahabat baik Karam yang sedari tadi heran melihat tingkah laku Karam yang seperti orang tak bernafsu saja.

"Kalau ada apa-apa cerita saja Karam" kata Jay lagi pada Karam, namun Karam hanya mengelengkan kepalanya pelan lalu kembali menunduk.

'Aku payah banget yah, tadi itu benar-benar memalukan. Bahkan aku sampai nggak sanggup menceritakannya pada temanku. Ah… Apakah sampai seumuur hidup aku nggak akan punya pacar ya. Belum juga menyatakan cinta, eh malah udah ditolak lebih dahulu' kata Karam dalam hati. Ia pun segera beranjak pergi keluar dari lingkungan sekolah. Sejak beberapa menit yang lalu jam pelajaran tehal usai dan sekarang para murid pun sudah mulai meninggalkan sekolah satu persatu termasuk Karam.

Namja satu itu menyusuri jalan sambil menunduk dan tanpa gairah sama sekali. Kilasan-kilasan balik saat Mika menolaknya tadi terus berputar-putar dalam ingatannya. Sepertinya hari ini memang hari terburuk buat Karam.

Brrraaaakkkk…..

Karena sedari tadi Karam berjalan sambil menunduk akhirnya ia pun menabrak pintu kaca sebuah café saat ia hendak memasuki café itu. tadinya sebelum ia ingin masuk, ada orang didepannya yang masuk terlebih dahulu. Karena pintu café itu otomatis menutup sendiri namun perlu dorongan untuk membukanya, alhasil Karam pun menabrak pintu kaca tadi.

"Payah, baru pertama kali ini aku melihat ada orang yang menabra pintu kaca" kata salah seorang yeoja yang berdiri tak jauh dari tempat Karam tadi. Karam yang merasa malu pun langsung melesat masuk kedalam café.

'Apa sih yang barusan ku lakukan, memalukan sekali. Karena terlalu sering menunduk akhirnya jadi seperti ttadi deh. Ternyata ada benarnya juga kata Mika tadi, aku terlalu suka membungkuk jadi deh kejadian memalukan tadi' kata Karam membenarkan semua kata-kata Mika tadi siang.

'Dahiku juga masih selalu berkerut yah. Percis apa yang dikatakan Mika. Sepertinya sampai kapan pun aku akan tetap payah seperti ini' kata Karam dalam hatinya lagi.

"Wah, ada si bungkuk ternyata" kata sebuah suara dari belakang Karam. Pemilik suara tadi tak lain dan tak bukan adalah Mika. Karam yang terkejut mendengar suara Mika di belakangnya pun langsung berdiri dengan sangat tegap tanpa bungkuk sedikit pun seperti tadi tapi tetap saja ia masih menundukan wajahnya.

"Nah, kalau tegap seperti ini kan lebih bagus" kata Mika memuji Karam karena ternyata Karam bisa juga menegapkan badannya. "Tapi tetap saja kamu masih sangat payah, tadi kamu menabrak pintu kaca didepan sana kan?" tanya Mika santai sambil mengemut lollipopnya seperti biasa. Tubuh Karam sedikit bergetar saat mendengar kata-kata Mika tadi.

'Kenapa tubuhnya bergetar seperti itu. Gawat, apa omonganku tadi kelewatan yah?' Tanya Mika pada dirinya sendiri dalam hati.

"Iya…" jawab Karam sambil mengangkat wajahnya dan terseyum manis pada Mika. Mika yang terkejut melihat senyuman Karam pun tanpa sengaja menjatuhkan lollipop yang ia pegang tadi. "Ah, jatuh…" kata Karam.

"LIHAT GARA-GARA KAMU PERMEN KU JADI JATUH KAN" kesal Mika karena permen kesukaannya jadi jatuh hanya gara-gara terpesona pada senyuman Karam tadi.

"Eh, mianhae…." Kata Karam sedih.

"Tapi tak apa deh. Senyuman mu bagus juga ternyata" kata Mika blak-blakan. "Terus berusaha berubah ya" kata Mika sambil menepuk-nepuk kepala Karam pelan. Setelah itu ia pun langsung pergi meninggalkan Karam yang masih terdiam membatu ditempatnya.

^_^ Mikaram… ^_^

Hanya karena sebuah kalimat dari seorang Lee Suhoon a.k.a Mika yang mengatakan kalau senyuman Karam itu bagus, seorang Park Hyunchul alias Karam jadi punya semangat untuk merubah dirinya seperti apa yang Mika inginkan. Dan hari ini saat disekolah semua mata terpana melihat penampilan baru Karam.

'Ternyata memang nggak cocok yah kalau poniku di potong, padahal aku sudah berusaha" kata Karam yang langsung nge-drop saat melihat semua mata namja serta yeoja disekolahnya memandang tajam kearahnya.

"Oi, si bungkuk kembali ternyata" sapa Mika yang melihat Karam kembali berjalan sambil menbungkukan badanya.

"Selamat pagi" sapa Karam pada Mika sambil membungkukan badanya berkali-kali didepan Mika.

"Ia.. Ia… tapi cukup membungkukkan badanmu didepanku" kata Mika dan akhirnya Karam pun berhenti juga.

"Anu Mika, aku mau Tanya. Apa aku benar-benar sangat payah ya?" Tanya Karam sambil memandang Mika sangat dekat. Mika yang terkejut karena jarak wajah mereka berdua hanya terpaut beberapa centi lagi saja langsung menjatuhkan lollipop ditangannya seperti waktu itu.

"Ah, lagi-lagi permentnya jatuh" kata Karam kembali merasa bersalah.

'Dia ini memang benar-benar payah dan kepayahannya itu sangat mengerikan' kata Mika dalam hati.

"Anu, sepertinya tadi aku membawa perment didalam sakuku. Tunggu sebentar ya" kata Karam lalu merogoh saku celananya dan mencari permen untuk Mika didalam sana. Tapi ternyata didalam saku celananya itu terdapa beberapa barang jadi ia sedikit kesusahan mencarinya hingga ia harus mengelurakan semua ini sakunya.

'Dia ini apaan sih sebenarnya, Doraemon kah? Masak didalam sakunya panyak sekali benda-benda aneh seperti itu' gumam Mika dalam hati.

"Ah, ini dia. Silahkan ambil" kata Karam sambil memberikan Mika sebuah perment yang bungkusannya berwarna hitam. Tapi yang Karam berikan ini permen tanpa tangkai seperti yang biasannya Mika bawa dan emut kemana-mana.

"Kamu memang payah yah, masak perment warna hitam sih" kata Mika sambil tertawa. "Jaman sekarang masih ada ya perment semacam ini" kata Mika lagi disela-sela tawanya. Karam masih terdiam memandagi Mika yang tertawa. Karam benar-benar terpesona melihat tawa Mika yang jarang sekali ia lihat, apa lagi saat ini Mika tertawa sangat puas.

"Ah itu… Kalau kamu mau lagi, aku masih punya banyak kok permentnya" kata Karam menawarkan pada Mika.

"Nggak mau" jawab Mika dingin. Namja tampan satu itu pun langsung pergi menghilang entah kemana meninggalkan Karam yang terus menatap punggung Mika yang perlahan semakin menjauh dari jangkauan pengelihatannya.

'Memang aku sudah ditolak Mika, tapi dengan hanya berada disamping Mika saja aku sudah bisa merasa jadi special. Karena itu, apakah aku boleh berada disampingmu sebentar lahi Mika?' Tanya Karam pada dirinya sendiri sambil terus menatap kepergian Mika.

^_^ Mikaram ^_^

Bel tanda waktu pelajaran pun sudah berbunyi. Semua murid pun perlahan mengemasi semua buku dan alat tulisnya bersiap untuk pulang. Begitu pula dengan Mika dan Karam. Keduanya keluar dari dalam kelas secara bersamaan. Mereka berdua tak sekelas, tapi kelas mereka memang berhadap-hadapan.

Saat Karam keluar dari dalam kelas disaat itu pula Mika keluar dari kelasnya yang berada didepan kelas Karam. Otomatis mereka berdua pun jadi saling berhadap-hadapan saat ini. Karam yang malu melihat Mika didepannya langsung menundukan wajahnya. Sedangkan Mika dengan santainya berjalan melewati Karam. Karam sedikit kecewa arena Mika tak menyapanya. Namun ia segera enyahkan rasa kecewanya itu, ia pun segera mengikuti Mika dari belakang. Jarak diantara keduannya hanya tiga meter saja.

Tap.. Tap.. Tap..

Dengan perlahan Mika berjalan dan Karam pun terus mengikutinya dari belakang. Mika berhenti sebentar lalu membalikan badannya dan menatap Karam yang juga berhenti melangkah. Tapi setelah itu Mika kembali berjalan lagi dan Karam pun ikut berjalan kembali. Mika berhenti lagi, ia sedikit kesal karena merasa di ikuti. Mika pun kambali membalikan badannya dan menatap Karam tajam.

"Oi stalker, kenapa mengikutiku terus sih?" Tanya Mika dingin pada Karam.

"Aku bukan stalker" bantah Karam. "Dan aku tidak sedang mengikutimu. Apa kamu lupa kalau loker kita itu berhadap-hadapan. Aku mau menganti sepatu dalam ruanganku ini dengan sepatu luar ruangan jadi sekarang aku mau ke tempat loker. Kalau kita memiliki tujuan yang sama jangan salahkan aku dong" kata Karam pada Mika.

"Oh, aku kira kamu mau ngikutin aku" kata Mika santai.

"Kan aku udah bilang, aku ini bukan stalker" kata Karam yang langsung meninggalkan Mika. Ia segera menuju lokernya yang ternyata tak jauh dari tempat mereka berdua tadi. Mika pun segera menyusul Karam dan menghampiri lokernya sendiri.

Terdiam sebentar didepan loker miliknya. Ia masih merasakan keberadaan Mika dibelakangnya, dan sebuah senyuman manis punterukir dibibir manisnya itu. Dengan perlahan Karam membuka loker tempat ia menyimpan sepatunya. Namun gerakannya terhenti saat ia melihat sebuah surat berwarna merah muda jatuh didepannya dari dalam lokernya sendiri ketika ia membuka loker itu. Karam pun langsung mengambil surat tadi dan langsung membaca isi didalamnya.

To Hyunchul…

Maaf kalau tiba-tiba saja aku mengirimu surat. Sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak kita pertama kali bertemu. Kalau kamu berkenan, datanglah ke taman depan sekolah kita dan temui aku disana saat usai sekolah.

"Wah, apa itu. Hem.. Surat ya? Jangan-jangan surat kutukan lagi" kata Mika yang tiba-tiba saja berbicara didekat wajah Karam sambil melirik isi surat yang Karam baca hingga membuat namja cantik itu terdiam tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Akh… ini jangan-jangan…. Jangan-jangan….." kata Karam gugup dan tak menghiraukan kata-kata Mika tadi. "Ini surat cinta yah?" Tanya Karam pada Mika dengan polosnya. Matanya tampak berbinar-binar saat menanyakan hal tadi pada Mika.

"Huwa… Hebat sekali… aku baru pertama kali seumur hidup mendapat surat cinta seperti ini" kata Karam senang. Mata berbinar-binarnya pun semakin tampak cemerlang saking bahagianya.

"Bo.. Bodoh, memangnya masih jaman ya surat cinta seperti ini" kata Mika dingin sambil mengambil surat cinta yang ada ditangan Karam dan membaca isinya. "Dan lagi, masih ada saja ya namja yang melakukan hal seperti ini. Memalukan.!" Kata Mika lagi sambil berusaha menjauhkan surat cinta milik Karam dari sang pemiliknya.

"Tipe orang seperti ini nggak cocok buat kamu tahu" kata Mika lagi dengan nada dinginnya.

"Ku mohon kembalikan surat milikku itu. itu adalah milikku dan semua ini nggak ada hubungannya sama Mika" kata Karam dengan nada yang sedikit tinggi. Ia sedikit kesal pada Mika yang merebut dan mengatainya serta penulis surat itu tadi.

"Baiklah, nih ambil. Kamu dan penulis surat ini sama-sama orang yang payah sih" kata Mika dingin lalu melepaskan kertas yang ia pegang didepan wajah Karam dengan perlahan. Setelah itu, ia langsung pergi meninggalkan Karam sambil menenteng tasnya di pundak kanannya. Karam terdiam melihat tingkah menyebalkan Mika itu. ia sedikit kesal dengan Mika karena kejadian barusan namun sebisa mungkin ia meredam kekesalannya itu.

^_^ TBC Ya… ^_^

Sambungan ending.a tangggal 28 juni baru aku posting yah…..

Yang baca ayo comment…..