CLASSICAL MUSIC
Author : HanDik
Main Cast : Jung Dae Hyun (BAP), Byun Baek Hyun (EXO)
Support Cast : Park Chan Yeol (EXO), Yoo Youn Je (BAP)
Inspiration Story: Shigatsu Wa Kimi No Uso
-,
Ini cerita yang terinspirasi dari salah satu anime favorite saya sendiri yaitu Shigatsu Wa Kimi No Uso, menceritakan mengenai Arima yang merupakan pianis berbakat namun kehilangan kemampuan mendengarkan permainannya sendiri dan bertemu dengan Kaori yang merupakan violis yang suka bermain dengan baik dan tidak memandang partitur musik yang seharusnya. Dalam cerita ini saya hanya mengambil beberapa bagian seperti kisah masa lalu arima dan latar tempatnya saja dan sebagiannya juga saya gunakan :D hehe.. Semoga menarik perhatian readers :)
Mohon review dan selamat membaca.
-,
-8888-
-,
Jung Dae Hyun, namja kecil yang tengah menyelesaikan permainan piano di sebuah kontes yang hanya diadakan satu tiga bulan sekali. Banyak pujian yang ia terima dari dewan juri dan para penonton tapi ada juga yang merasa iba kepadanya karena melihat kondisinya penuh luka yang tercetak di telapak tangannya dan sekitar wajahnya.
Eomma Daehyun, merupakan seorang pianis berbakat selama ia sekolah. Dan ia sendiri yang mendidik Daehyun dengan sangat keras bila perlu saat anaknya melakukan miss pada tuts maka dia sendiri tidak akan segan-segan untuk memukul Daehyun begitu saja. Hal ini ia lakukan agar Daehyun bisa meneruskan keinginannya yang terlampau egois karena dirinya tengah mengidap penyakit yang cukup serius.
"Lihat! Daehyun itu tidak pernah miss dalam permainannya"
"Kau benar, ia selalu benar dan tepat dalam memainkan tuts piano tersebut"
"Ini semua karena didikan eomma-nya. Namun aku kasian sekali dengannya, lihatlah semua luka yang ada pada tubuhnya, itu semua luka yang diberikan oleh eomma-nya"
"Kasihan sekali dia, baru umur delapan tahun tapi sudah dapat didikan keras hanya untuk memuaskan ambisinya itu. Kejam sekali"
Begitulah pujian yang bisa dibilang dalam arti perasaan iba dari setiap penonton yang menyaksikan permainannya. Walau tidak banyak pesaing ataupun orang yang tidak menyukainya dan tidak suka akan kemenangan Daehyun.
"Ckckc.. Benarkan si Daehyun itu menang lagi"
"Sudah tidak diragukan lagi kalau setiap kontes piano ada Daehyun pasti ia yang akan menang. Namanya juga Daehyun si Metronome Machine"
"Kau benar Metronome Machine yang menjadikannya boneka untuk ambisi dari eomma-nya itu"
"Tidak kah sebaiknya ia mengalah saja ? Kasihan peserta lain sudah latihan sebaik mungkin tapi harus kalah mulu olehnya. Sebaiknya ia mengikuti contest untuk tingkat pro bukannya kontes khusus anak-anak seperti ini"
Seperti itulah hujatan yang selalu diterima oleh Daehyun, walau ia sendiri hanya bisa diam tapi sebenarnya ia sangat ketakutan. Sejujurnya Daehyun ingin seperti anak-anak biasa, yang selalu bermain dengan teman sekolah ataupun teman rumahnya bukannya latihan piano setiap pulang sekolah hingga larut malam. Tapi tidak hanya itu, ia bahkan harus rela bergadang karena dilarang tidur oleh eomma-nya kalau belum bisa menguasai salah satu musik klasik.
-,
-,
-8888-
-,
Busan Senior High School
Delapan tahun kini sudah berlalu, Daehyun kini tumbuh menjadi seorang namja yang bisa dibilang sangat tampan walau pakaiannya yang selalu rapih, hal ini karena ia lebih terfokus kepada sekolahnya. Ia tumbuh menjadi namja yang sangat pintar dalam hal akademik namun dirinya payah dalam bidang non akademik seperti olah raga, ini dikarenakan sejak kecil ia hanya bisa duduk manis didepan piano dan hal ini terus berlanjut sampai saat ini.
Daehyun selalu saja berada di ruang musik sekolah nya dan duduk tepat dikursi piano walau ia tidak memainkan piano tersebut. Ia sekarang tidak bermain piano lagi, ah sebenarnya bukan bermain piano tetapi tidak berani memencet tuts-tuts piano tersebut semenjak kematian sang eomma. ia merasa dirinya dikutuk oleh sang eomma untuk tidak bisa mendengarkan suara piano yang ia mainkan.
/Wuuuussssh/ /Traaaang/ /Bugh/
Daehyun yang tengah menikmati musik dari smartphone-nya tiba-tiba saja kepalanya terkena bola baseball dan juga memecahkan kaca jendela ruang musik.
"YOO YOUN JEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!" Teriak Daehyun dengan suara lima oktafnya.
Sementara namja yang merasa namanya dipanggil dengan perlahan menuju ruang musik dan melihat Daehyun dengan tatapan tajam dengan bola yang berada di tangan kanannya.
"Hehehe.. mianhe Daehyun, aku tidak sengaja padahal aku sudah mengarahkannya eh malah kesini lagi pukulanku.. hehehe…" Ucap Younje yang menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"Tidak sengaja ? Kau bilang tidak sengaja ? Ku ingatkan kembali ya Yoo Youn Je kapten Team BaseBall Busan Senior High School, kau sudah berkali-kali menghancurkan kaca jendela ruang musik. Apa itu masih bisa dibilang tidak sengaja ?" Ucap Daehyun dengan kesal.
"Kau pikir meminta ganti kaca jendela ini mudah ? Kepala Sekolah saja mengganti kaca jendela yang lain butuh satu bulan karena harus melihat perkembangan extrakulikuler music. Dan lagi sekarang kau menghancurkannya lagi, berarti kami anggota extrakulikuler music harus menunggu bulan depan" Lanjut Daehyun menceramahin Younje.
"Hehe.. Kalau begitu biar aku yang bicara dengan kepala sekolah, siapa tahu bisa langsung diganti"
"Tidak perlu, sebaiknya kau pergi sana dan ini bolamu"
"Ayolah Daehyun, biarkan aku membantumu ya ya ya ?"
"Tidak perlu, sudah kubilang tidak perlu. Sudah sana kau pergi biar aku sendiri yang mengurusi dan bila kau masih ada disini kupastikan semua bola baseball mu yang masuk keruangan ini akan kubuang jauh-jauh. Camkan itu" Ucap Daehyun tegas dengan melempar bola tersebut kearah Younje.
Sementara Younje yang menangkap bolanya hanya dapat menelan saliva-nya karena ancaman yang ia dengar, kan sama sekali tidak lucu bila tiap bola yang masuk harus dibuang dan extrakulikuler baseball harus membeli bola terus-menerus padahal dana saja terbatas dari pihak sekolah.
"Baiklah kalau begitu, aku kembali kelapangan Daehyun" Ucap Younje yang kemudian pergi.
Sementara Daehyun yang merasa acara mari mencatat note lagu harus berhenti karena harus membersihkan pecahan dan serpihan kaca tersebut.
"Sungguh merepotkan saja, lagipula kenapa coba ini sekolah menempatkan ruang musik di dekat lapangan kan ini membahayakan alat musik yang ada diruangan ini"Gerutu Daehyun
"Eh jangan hanya melihat sebaiknya kau… eh mau kemana ?"
Saat Daehyun tengah membersihkan serpihan kaca tersebut, iris mata tajamnya menangkap sosok namja yang tengah melihat-lihat ruang musik namun saat mata mereka bertemu namja itu langsung kabur begitu saja. Dengan segera Daehyun berlari menuju pintu tapi ia kehilangan jejak namja.
-,
-,
-8888-
-,
Hari sudah semakin sore, namun Daehyun belum juga beranjak dari mejanya. Tangannya masih berkutik dengan pensil dan sedang menulis balok-balok note dari music yang ia dengarkan seharian ini. Sekarang ini, Daenyun mengusir rasa bosannya bukan lagi dengan bermain piano tapi dengan menulis note-note dari suara aransement dari suatu lagu yang ia dengarkan.
Setiap hari, Daehyun akan berada di kelas sampai kedua sahabatnya datang yaitu Yoo Youn Je dan Park Chanyeol. Dua orang idola sekolahnya dan tentunya mereka berdua merupakan kapten dari masing-masing extrakulikuler yang mereka ikut. Chanyeol ialah kapten basket dan tentunya sangat ganjen terhadap yeoja ataupun namja uke, sedangkan Younje merupakan kapten baseball yang memiliki sifat agak temperamental atau susah ditebak kadang baik kadang juga mudah marah.
Sudah hal biasa bagi Daehyun untuk menunggu dua sahabatnya itu, karena mereka memang setiap hari selalu latihan dan Daehyun akan senantiasa menunggu mereka. Karena mereka bertiga tetanggan dan posisi rumah Daehyun berada diantara rumah Chanyeol dan Younje serta sejak kecil appa Daehyun selalu meminta bantuan keluarga Chanyeol maupun Younje untuk mengawasi dan menjaga Daehyun semenjak eomma -nya meninggal karena appa Daehyun harus bekerja diluar kota dan akan pulang anya sebulan sekali.
"Yooo, Daehyun maaf kami lama, tunggu sebentar ya aku mau membereskan peralatan sekolah ku dan si Younje itu kekelas untuk mengambil tasnya. Sebaiknya kita menunggu dibawah seperti biasa" Ucap Chanyeol yang melangkah ke mejanya untuk membereskan peralatan sekolahnya.
"Baiklah kalau begitu" Ucap Daehyun yang hanya tinggal memasukan buku dan penil yang ia gunakan itu.
"By the way, lagu apa yang kau tulis note-note itu ?"
"Masih lagu yang kemarin itu Yeol, lagu dari group B.A.P yang berjudul Cheonsa"
"Yah aku tahu, Lain kali tuliskan aku note baloknya ya. Soalnya aku mau belajar bermain gitar dan akan menyanyikan untuk seseorang"
"Nugu ? Korban mana lagi yang akan kau gombali Yeol ?" Tanya Younje yang sudah bersandar didepan pintu kelas Daehyun dan Chanyeol.
"Hehehe.. Itu loh tadi aku tidak sengaja menabrak namja manis dan sepertinya dia siswa baru disekolah kita ini"
"Aku tahu pasti si namja manis yang masuk dikelas ku itu kan ?"
"Kau benar Je, aku melihat dia membawa biola, mangkanya aku mau berlajar gitar siapa tahu kami bisa berduet"
"Dasar kau ini Yeol, mana mungkin kau bisa bermain musik. Kau sendirikan tidak suka music"
"Ckckc.. Jangan remehkan aku Younje. Benar tidak Daehyun"
"aku tidak begitu yakin Yeol"
"Ah kau ini tidak asik sekali sih Dae. Oh iya, nanti kalian berdua temani aku ya besok"
"Ada apa memangnya Yeol ?" Tanya Younje penasaran.
"Hari minggu besok rencananya aku mau mengajaknya kencan eh ternyata dia mengikuti kontes biola di Busan Orcestra Hall"
"WOW! Dia mengikuti kontes biola ? Wah kau harus liat Dae! Siapa tahu kau bisa kembali bersemangat memainkan piano" Ucap Younje bersemengat namun raut wajah Daehyun langsung berubah drastis.
"Aku tidak akan menyentuh piano lagi Je, ingat itu. Dan sepertinya aku tidak akan datang" Ucap Daehyun yang kemudian meninggalkan Chanyeol dan Younje diruang kelas.
Chanyeol dan Younje bukannya tidak mau mengejar Daehyun, namun mereka sudah sangat faham betul sifat Daehyun akan berubah drastis bila ada yang membahas dia untuk bermain piano lagi. Bagi mereka berdua membuat Daehyun bermain piano kembali itu adalah harapan mereka, karena mereka ingin selalu mendengarkan suara piano yang berasal dari kediaman Daehyun walau hanya sebentar sama seperti mereka kecil dahulu.
-,
-,
-8888-
-,
Kediaman Keluarga Jung (Daehyun)
Daehyun kini tengah berdiri tepat didepan pintu ruangan yang berada dirumahnya. Ruangan itu merupakan ruangan favorite-nya bersama sang eomma dan merupakan ruangan yang penuh dengan kenangan yang menyenangkan dan menyedihkan. Ruang tempat ia bermain dan berlatih piano dan tempat ia sewaktu kecil selalu duduk manis sambil mendengarkan permainan sang eomma.
Dengan perlahan, Daehyun membuka pintu dan dari celahan tersebut dapat terlihat jelas piano besar berwarna hitam dan berbagai buku musik klasik yang berada dipojokan ruangan. Dengan memantapkan hatinya, Daehyun mulai berjalan masuk kedalam ruangan tersebut. Entah sudah berapa tahun ia tidak menginjakkan ruangan ini karena sudah dapat dilihat banyak debu yang bertebaran dimana-mana, hal ini karena ruangan ini hanya dibersihkan oleh appa-nya saat pulang kerumah.
Daehyun terus berjalan dengan pelan menuju piano hitam tersebut dan mulai menyentuhnya. Tangannya yang hangat dapat merasakan seberapa dinginnya piano kesayangan keluarganya itu dan juga dapat terlihat dengan jelas debu-debu yang menempel pada jarinya. Warna piano tersebut tidak sehitam warna aslinya karena warna tersebut telah ditutupi oleh debu sama seperti diri Daehyun yang ditutupi oleh rasa ketakutan akan permainannya sendiri.
"Sudah berapa lama ya aku tidak memainkanmu" Ucap Daehyun yang kemudian membersihkan dudukan pianonya dan mulai duduk dan kembali mengusap bagian atasnya dan mulai membuka penutup tuts-tus piano tersebut.
"Apakah suaramu sama seperti dahulu ? Ataukah sudah mulai memudar dengan berjalannya waktu karena aku tidak memainkanmu dan terlebih lagi tidak merawatmu" Ujar Daehyun kembali sambil menatap tuts-tuts piano tersebut.
/Ting Ting Ting Tung/
Terdengar dengan jelas suara yang masih seperti dulu dari setiap tuts-tuts piano yang Daehyun tekan, ingin sekali ia bermain piano lagi namun rasa ketakutan akan tidak bisa mendengar suara piano yang ia mainkan begitu besar sehingga membuat ia untuk tidak memainkan pianonya kembali.
"Suaramu masih sama seperti dulu ternyata. Mungkin merasa sedih karena tidak ada lagi yang memainkanmu atau kamu marah karena aku tidak bermain piano lagi ? Aku dapat mendengarkan suara dari tuts mu yang sedih dan penuh amarah itu" Ucap Daehyun sendu seperti ia merasakan apa yang dirasakan oleh piano kesayangan eomma-nya itu.
"Kau pantas marah kepadaku yang telah berhenti bermain piano ini. Aku takut, sangat takut bila aku tidak bisa mendengar suara alunan musik yang kumainkan ini. Aku tidak kuat bila harus mengingat kejadian dimana aku tidak bisa mendengarkan suara permainanku sendiri saat pertengahan permainan" Ucap Daehyun dengan suaranya yang kecil.
"Dan terlebih lagi salah kah aku tidak mau mendengarkan suara musik klasik ? Salah kah aku bila aku tidak datang menemani Chanyeol untuk melihat permainan dari seorang namja yang menarik perhatiannya ? Aku tahu aku egois karena tidak datang ? Ya aku terlalu pengecut dan takut bila mendengar suara musik klasik"
Sesaat ia mengucapkan kalimat terakhirnya, ia segera pergi menuju kamarnya kemabali. Sejujurnya Daehyun sangat malu mengatakan kelemahannya yang sekarang, ia lemah akan musik klasik. Musik yang selalu menghantui rasa ketakutan yang ia alami waktu kecil dulu.
Daehyun hanya memandang lurus keluar jendela yang berada tepat disamping tempat tidurnya. Pikirannya terus menghantui dirinya, pikiran mengenai masa lalunya dan pikiran tentang perasaan sahabatnyanya. Ia sama sekali tidak ingin menyakiti perasaaan sahabatnya terlebih lagi dua sahabatnya yang selalu mencoba membuatnya tertawa atau tersenyum semenjak meninggalnya eomma-nya.
"Apa aku terlalu egois tidak menemani Chanyeol besok ?" Pertanyaan itu terus keluar dari mulut Daehyun , ntah sudah berapa kali ia mengeluarkan suara tersebut mungkin sudah tidak terhitung baginya.
"Apa ini caraku membalas usaha baik mereka selama ini untuk membuatku selalu tersenyum ? Ucap Daehyun yang semakin sendu.
"Aku tidak mau menjadi seorang sahabat yang tidak tahu terima kasih. Baiklah aku berubah pikiran aku akan menemaninya besok dan semoga saja besok hanya ada suara dari permainan biola saja" Ucap Daehyun yang kemudian meraih smartphone-nya.
To : Park Chan Yeol, Yoo Youn Je
Aku berubah pikiran,
Besok aku akan menemanimu Yeol untuk melihat pertunjukan biola tersebut.
Besok kutunggu kau di taman dekat Busan Orcestra Hall.
Setelah Daehyun mengirimkan message tersebut dan dalam sekejap sudah ada balasan dari Younje dan Chanyeol dengan jawabab 'Ok' dan bergegas untuk tidur.
-,
-,
-8888-
-,
Garden Near Daegu Orcestra Hall
Daehyun kini tengah berjalan dengan santainya di jalan setapak ditaman. Matanya terus memperhatikan sekeliling taman yang tidak banyak berubah, ia dapat merasakan suasana yang sangat ia rindukan untuk saat ini. Saat-saat ia mengikuti setiap lomba piano digedung itu, Busan Orcestra Hall. Gedung yang tidak banyak berubah dan baginya yang berubah hanya cat luarnya saja.
"Ternyata udara disini masih segar seperti du.. Eh suara ini ?"
Daehyun yang tengah menikmati acara menghirup udara segar ditaman tersebut, tiba-tiba terdengar suara permainan biola yang bisa dibilang menyejukan hatinya. Daehyun yang menyadari hal itu langsung bergeges mencari asal suara biola tersebut dan siapa yang memainkannya dengan begitu indah ini.
Lima menit telah berlalu dan pendengarannya membawanya sampai kedekat kolam dan saat itu ia melihat seorang namja yang bisa dibilang manis melebih seorang yeoja tengah memainkan biolanya bersama anak kecil yang tengah bergandengan tangan sambil memutari namja tersebut.
"Siapa dia ? Dan kenapa permainannya begitu halus dan sepertinya dia salah satu kontestan pentas tersebut, tapi kenapa ia berlatih bukan dengan lagu yang akan ia mainkan dan aku sama sekali tidak tahu lagu ini. Sepertinya ia memainkannya dengan asal tapi begitu indah suaranya" Batin Daehyun yang terus mendengarkan permainan biola namja tersebut.
Daehyun terus memandangi namja manis tersebut tanpa berkedip, sejujurnya Daehyun bukan hanya ternganga dengan suara permainannya tapi juga wajah namja manis itu yang begitu imut dan tenang saat memainkannya. Dan Daehyun tentu saja dapat merasakan degupan jantungnya yang begitu terasa dengan jelas.
"Ada apa denganku ? Kenapa jantung ini berdegup terus" Batin Daehyun.
"BAEKHYUUUUUUN!"
Deg Deg
"Baekhyun ?"
Bersambung…..
