Touhou Project (c) ZUN, not me.
saya hanya membuat cerita saja.
Warning : kata-katanya mungkin ada yang ganjil dan tidak sesuai dengan kaidah yang sering diajarkan oleh guru bahasa Indonesia saya di sekolah, dan mungkin ada typo yang telah lepas dari pengawasan saya.
.
.
Sanae menatap matahari terbenam di rumahnya—Kuil Moriya—gadis berambut hijau dengan hiasan kodok dan ular di rambutnya itu menghela nafas. Dalam batinnya mungkin ini adalah matahari terbenam yang terakhir ia lihat di sini, di dimensinya berada sekarang, di dimensi yang disebut oleh penduduk Gensokyo sebagai Outside World.
.
.
"Dakara, Atashi wa Hitori Janai"
"It's Because i'm not Alone"
.
.
"kau pasti akan cepat membiasakan diri disana ya, Sanae? Kau kan anak baik~"
Begitulah ucap Kanako dan Suwako sesaat sebelum memindahkan kuil mereka ke Gensokyo. Tapi sudah seminggu sejak Kuil Moriya pindah ke dimensi bernama Gensokyo dan Sanae masih belum membiasakan diri dengan keberadaannya di Gensokyo padahal gensokyo begitu indah. Pemandangan Gensokyo begitu luar biasa, jauh berbeda dengan Outside World. Tapi disini, entah kenapa Sanae selalu merasa sendiri, meskipun ada Kanako dan Suwako disisinya.
Sebenarnya, jika Sanae egois dan lebih berani, dia bisa saja tidak menuruti keinginan Kanako dan Suwako. Tapi Sanae tak punya pilihan lain selain mengikuti kedua dewi-nya itu untuk pergi bersama mereka, karena di kuil ini hanya Sanae yang bertindak sebagai Miko. Tak ada yang lain.
.
.
.
"Great Miracle : Yasaka's Divine Wind!" Seru Sanae. Sekumpulan danmaku yang berbentuk angin mulai bermunculan di sekitar Sanae yang menjadi centernya. Tapi danmaku-danmaku yang dibuatnya sama sekali tidak membuat sang miko merah-putih di hadapannya menjadi gentar. Hanya ekspresi kesal yang dikeluarkannya karena kuil Moriya telah di 'cap' sebagai saingan untuk kuilnya. Tanpa ragu, Sanae langsung mengarahkan seluruh danmakunya ke arah si miko merah putih.
Si miko merah-putih hanya tersenyum, disiapkannya beberapa kertas mantra di tangannya lalu dilemparnya ke atas, tiba-tiba kertas-kertas mantra yang dilemparnya menjadi banyak dan membuat sebuah kekkai diantara mereka berdua. "Divine Spirit : Fantasy Seal!" Ucapnya.
Danmaku-danmaku besar dengan cahaya yang berbeda-beda muncul dari arah si miko merah-putih tepat menuju Sanae. Sanae yang tak sempat membuat barrier akhirnya terkena serangan langsung dan membuatnya kalah telak. Begitu pula yang dialami oleh Kanako—yang juga dikalahkan oleh si miko merah-putih, dan juga Suwako yang dikalahkan oleh si penyihir hitam-putih.
Setelah tragedi Mountain of Faith selesai dengan kekalahan telak, Sanae sempat berfikir bahwa mereka akan kembali ke dimensi semula, ke Outside World.
Tapi ternyata Sanae salah besar.
Kedua dewinya—Kanako dan Suwako—sudah betah dan ingin terus disini, karena menurut mereka disini benar-benar tempat yang cocok untuk mereka. Lingkungan yang asri dan sejuk, tak ada polusi dari kendaraan, dan juga suara berisik yang selalu mereka dengar di Outside World. Di sini juga mereka bisa terbang lebih bebas, dan banyak yang menghormati mereka sebagai dewi penguasa di Youkai Mountain.
Dan lagi-lagi, Sanae harus mengalah.
.
.
.
TBC
well TBC dulu. terlalu dikit ya?
Fanfic Touhou ke-4. Bukannya update yang lama, saya malah terus-terusan bikin fanfic baru. Mungkin karena kebiasaan. Tapi saya janji, fanfic yang satu ini akan kelar :D
review minna-san? :)
