PRINCE OF MAAGILINE

.

.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

.

.

Author: izzaNaruHina

.

.

Genre: Fantasy, Romance

.

.

Warning: Typo, OOC, Garing, Gaje, Pasaran, jauh dari kata sempurna.

.

.

Summary: Naruto seorang pelajar SMA yang hidup sendirian mengalami kejadian aneh dalam hidupnya, ia tidak tahu bahwa dirinya memiliki seatu kekuatan khusus dalam tubuhnya, hingga ia bertemu dengan seorang noundev dari negara antah berantah bernama kakashi. Ia pun berpetualang di negara asing yang tidak ada di dunianya untunk misi membunuh seorang Raja kegelapan bernama Madara, yang terobsesi pada kalung ajaib milik naruto untuk menguasai dunia maagiline. Dalam petualangannya ia bertemu dengan gadis bangsawan bernama Hinata dan tumbuh rasa cinta di antara keduanya. Berhasilkah Naruto melawan Madara sang Raja kegelapan? Dan bagaimana kisah asmara antara Naruto dan Hinata?

.

.

Chapter 1

.

.

"Hah panas sekali hari ini." Seorang pemuda mengeluh kepanasan, sembari mengusap keringat yang yang bebas mengalir di dahinya. ia sedang duduk di bawah pohon rindang di taman belakang sekolahnya. Tak lama ia di kejutkan dengan suara gaduhdi dalam sekolahnya. Karena penasaran ia menuju kegaduhan di sekolahnya.

"Ada apa kok ribut-ribut?" tanya pemuda tersebut yang di ketahui bernama Naruto penasaran. Sembari ikut bergerombol di depan ruang kepala sekolah.

"Ada ular lumayan besar di ruang Kepala Sekolah," jawab salah satu siswa yang bergerombol.

Naruto berdesakan ingin melihat ularnya, di sana ia melihat Kepala Sekolah dan para guru sedang memegang balok kayu dan bersiap akan memukul ular tersebut. Tiba-tiba ia melihat ular tesebut seperti bicara kepadanya.

"pangeran tolong aku, hiks hiks aku takut tuan," ucap ular itu menangis.

Naruto terkejut, ia menggeleng kasar tidak percaya akan apa yang di alaminya, ini mustahil aku tidak mungkin bisa bahasa ular, batinnya tak percaya.

Naruto panik bercampur bingung, ia tidak tahu harus berbuat apa, Para guru pun sudah bersiap akan memukul ular itu, salah satu guru sudah mulai mengayunkan balok kayunya.

"JANGAAAN!" teriak Naruto dengan tangan yang mengusaratkan untuk berhenti.

Semuanya mengernyit bingung memandang ke arah Naruto, Naruto yang di pandangpun terlihat kikuk.

"Eh ano jangan pukul ular itu, ku mohon," ucap Naruto.

"Lantas kalau tidak di pukul mau di apakan? Bisa-bisa dia melukai kita," ucap salah satu guru.

"Emm biar aku yang membawanya keluar," ujar Naruto.

Semuanya ternganga dengan sikap sok pahlawan Naruto, bahkan semuanya berpikir apakah Naruto sudah gila mau membahayakan dirinya sendiri.

"Jangan sok jadi pahlawan kamu, bagaimana kalau ia mengigitmu?" ucap salah satu guru itu lagi.

"Tenang pangeran aku tidak akan menggigitmu, ku mohon bantu aku," ucap ular itu pada Naruto. Naruto masih diam ia masih mencerna apa yang ia ucapkan tadi, ini benar-benar seperti bukan dirinya.

"Ba... baiklah aku akan membawanya keluar, tenang saja ular ini sepertinya tidak akan menyakitiku," ucap Naruto ragu-ragu. Ia mulai mendekati ular itu dan membawanya. Semua yang di sana takjub tidak percaya apa yang mereka lihat, ular itu sama sekali tidak melukai Naruto, bahkan Naruto membawanya begitu santai.

Naruto membawa ular itu ke sebuah rawa dekat dengan sekolahnya, lalu melepasnya dengan hati-hati.

"terimakasih Pangeran, saya benar-benar berhutang budi pada Anda," ucap ular itu.

"Ya sama-sama, tunggu bisa aku bertanya sesuatu?" tanya Naruto pada ular itu, sebelum ular itu pergi.

"Ya pangeran," jawab sang ular.

"Kenapa aku bisa tahu bahasamu dan kenapa kau memanggilku pangeran?" tanya Naruto sekaligus.

"Anda bisa berbicara kepada kami karena Anda adalah seorang hertsog di dunia kami, dan kenapa saya memanggil Anda pangeran karena memang Anda adalah Pangeran kami," jelas ular tersebut.

Naruto semakin bingung dengan apa yang di ucap kan ular itu, bahkan ia tidak tahu apa itu hertsog? Ia benar-benar pusing.

"Tunggu hertsog itu apa? Dan memangnya kau dari dunia mana?" tanya Naruto kembali.

"Dunia kami adalah dunia yang tak kasat mata dan tidak banyak di ketahui manusia, Dunia kami bernama maagiline, di dunia kami orang-orangnya memiliki kekuatan yang luar biasa, misalnya seperti Anda Pangeran, dan yang bisa berbicara dengan para hewan seperti kami hanyalah kalangan Anda yaitu Kalangan hertsog bangsawan tertinggi di dunia maagiline," jelas ular tersebut panjang lebar.

"aku masih belum mengerti, tapi kenapa kau bisa kemari ke dunia manusia?" tanya Naruto lagi.

"Saya sedang di tugaskan mengawasi Anda Pangeran, maaf pangeran aku harus kembali sepertinya tugasku sudah selesai," ucap ular itu kemudian pergi.

"Hei tunggu aku masih belum paham," teriak Naruto mencegah ular itu untuk pergi. Namun ular itu telah menghilang.

Naruto terpekur, ia tidak percaya dengan semua yang ia dengar tadi, baginya itu hanya seperti dongeng pengantar tidur.

"Ini benar-benar gila, pasti aku sedang bermimpi, lagi pula mana ada dunia magin malilin itu," ucap Naruto yang lupa dengan nama dunia antah berantah tersebut.

Naruto berjalan gontai ke kelasnya, saat memasuki kelasnya, salah satu temanya langsung menyambutnya dengan tatapan takjub.

"Wah kau hebat Naruto, bisa menjinakkan ular dengan sekali sentuh, bagaimana kau melakukannya Naruto?" tanya Keita teman sebangku Naruto sembari merangkul pundak Naruto.

"aku sendiri juga tidak tahu, hanya kebetulan," ucap Naruto malas. Ia menyandarkan tubuhnya pada bangku, mengingat kembali ucapan ular yang baru saja di tolongnya tadi.

SKIP

Naruto pulang dengan perasaan campur aduk, benaknya masih bertanya-tanya, "Kalau seperti ini bisa-bisa aku gila, memikirkannya." Naruto nampak frustasi.

"Tolong..." Terdengar suara wanita paruh baya meminta tolong. Naruto segera mencari asal suara itu. Tak lama ia menemukannya. Ada seorang wanita paruh baya sedang di rampok oleh tiga brandal berbadan besar.

Naruto ingin sekali menolong wanita itu, namun ia tidak berani, ia pasti akan berakhir di kuburan bila ia melawan tiga brandal itu. Jangankan yang tubuhnya besar-besar seperti itu, dengan temannya di sekolah saja ia sudah babak belur dan berakhir di rumah sakit.

"Jangan ambil uang saya tuan," ucap wanita itu menangis menarik tas yang berisi uang tersebut.

"Dasar brengsek kalau kau tidak melepaskannya, pisau ini akan menancap di perutmu," ucap ketua brandal.

Naruto panik saat ketua dari brandal itu mengeluarkan pisau kecil dari sakunya, "lepaskan wanita itu," ucap Naruto. 'hah ya ampun apa-apaan aku ini, kenapa aku jadi sok pahlawan seperti ini' batin Naruto panik.

Tiga brandal itupun memandang Naruto bengis, Naruto yang di tatap meneguk ludah paksa, wajahnya mulai pucat pasi saat brandal itu mendekatinya bahkan jantungnya seperti mau copot karena takut.

"Hei bocah mau jadi pahlawan hah?" ucap ketua brandal tertawa jahat. Naruto benar-benar panik dan takut.

"Tidak paman maaf tadi aku hanya keceplosan hehehe," ucap Naruto gugup sembari mengibaskan tangan di depan dadanya.

"Kerena kecerobohanmu bocah sekarang kau harus melayani kami hahahaha," ucap brandal itu mengepalkan tangna dan menyeringai.

Gawat apa yang harus aku lakukan batin Naruto bingung, keringat dingin telah menghiasi pelipisnya.

"Kalian berdua hajar dia cepat," suruh sang ketua pada anak buahnya, dua brandal itu pun menyeringai dan memulai aksinya. Tinjuannya mulai di arahkan pada wajah Naruto.

Tanpa di sadari Naruto bisa menangkis tinjuan brandal itu dan menghajar brandal di depannya. Naruto tidak percaya dengan aksinya tadi, ia takjub bercampur bingung dan memandangi tangannya heran. Namun ketakjubannya buyar kareana brandal satunya akn menghajarnya, lagi-lagi Naruto bisa mengelak dan menghajar brandal itu habis-habisan.

Dua brandal itu terkapar tidak berdaya, sedang sekarang sang ketua brandallah yang ketakutan, sebelum nasibnya sama dengan anak buahnya, ia kabur dengan cepatnya meninggalkan Naruto yang melongo seperti orang idiot.

Tak lama Naruto menghampiri wanita paruh baya yang masih syock itu, "Anda tidak apa-apa bu?" tanya Naruto dengan raut muka khawatir. Wanita itu hanya mengangguk takut bercampur lega.

"Terimakasih nak," ucap wanita itu berojigi.

"Ya sama-sama bu, lain kali hati-hati jangan melewati jalan sepi lagi," ucap Naruto tersenyum lima jari.

Wanita itu hanya tersenyum dan pergi setelah mengucapkan terimaksih lagi pada Naruto. Naruto kembali berjalan menuju rumahnya dengan terus menatap tangannya heran.

"Aneh, kenapa aku jadi kuat sekali ya?" gumam Naruto membolak balikkan telapak tangannya, setelah sepuluh menit berjalan dengan perasaan terheran-heran, ia telah sampai di rumahnya.

Ia membuka pintu tanpa mengucapkan 'tadaima' sebab ia hanya tinggal sendiri di rumahnya, dari kecil ia tidak pernah tahu siapa orang tuanya. Yang ia tahu, ia tinggal di panti asuhan hingga ia berusia 15 tahun. Setelah itu ia mecoba hidup mandiri dengan bekerja dan menyewa apartemen sendiri.

Seperti biasa rumahnya gelap dan sepi, kemudian ia menghidupkan lampu agar rumah itu sedikit terang.

"Okaeri." Naruto dikejutkan dengan seorang pria di depannya. Dengan taku-takut Naruto bertanya pada pria tersebut.

"Si... Siapa kau?" tanya Naruto menunjuk pada pria itu.

TBC