Sai The Coverboy!
By: Hayano Rene-Chaaan…
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Ringkasan: Sai, seorang model professional majalah 'Daisuki!' sedang menghadapi skandal yang amat besar: bahwa ia adalah seorang YAOI (GAY)! Demi menjaga nama baik miliknya dan menghapus rumor yang tidak benar itu, ia meminta KONAN—manajer nya yang lebih tua 2 tahun itu—untuk berpura-pura menjadi kekasihnya! Padahal, Sai masih dalam dilemma untuk melupakan mantannya yang juga seorang artis: INO. Debut CRACK PAIR yang sangat tidak cocok antara SAI dan KONAN! (kok bangga?)
Warning: sedikit OOC, AU, GaJe, banyak humor Gayus *coret* JAYUS, Korban Iklan, nge-freak, typo, dll (dan lupa lagi)
Lelaki tampan(?) itu terdiam di atas sofa hotel dengan kemejanya yang berantakan, memasang raut wajah kesal miliknya ke arah televisi. Terpampang wajahnya besar-besar di layar itu yang membuat dirinya semakin memanas.
"Akh!~ Aku benci para media massa!" keluhnya sembari melemparkan remote TV ke arah karpet.
Terdengar suara seseorang dengan high heels miliknya berjalan mendekati Sai. Yap, itu adalah Konan-sama(?). Konan terlihat sedikit lebih tua dengan potongan rok ketat di atas lutut dan sebuah jas kantoran. Terlihat sebuah T-shirt berwarna hitam dan bermotif awan merah di dalam Jas berwarna coklat yang ia kenakan. Sambil membenarkan posisi kacamatanya, ia menunduk ke bawah dan memungut remote TV yang dilempar oleh Sai tadi.
"Jangan bertingkah kekanak-kanakan... Kalau perkataanmu tadi sampai terdengar dan tersiar, karirmu di dunia modeling akan hancur. Kalau begitu, aku cari uang makan di mana? (intinya: hanya memikirkan diri sendiri)" Saran wanita itu dengan nada datar.
"Habisnyaa!~ masa, aku hanya meneraktir seniorku makan di Ichiraku saja, dibilang kencan dengan sesama jenis? Itu sih keterlaluan! Padahalkan, kalau aku bersikap baik pada Sasu-senpai… aku mungkin akan di rekomendasikan dan di promosikan!" balas Sai tanpa ampun.
'Oh iya, aku lupa kalau Sai itu memang model licik yang senang mengambil keuntungan' batin Konan. Ia akhirnya menyerah dan berusaha sabar.
"Kalau begitu, kenapa kau tidak meminta maaf pada Ino dan memintanya kembali padamu lagi?" Konan berusaha mencari jalan keluar.
Dalam sekejap, wajah Sai berubah menjadi merah merona. Ia menundukkan wajahnya ke arah karpet dan mengacak-acak rambutnya.
"Eto… mana mau Ino kembali padaku lagi. Aku merasa tidak enak. Masa' aku yang tiba-tiba memutuskannya, lalu memintanya kembali lagi saat aku sedang menghadapi skandal gak jelas kayak gini?"
Konan merasa sedikit iba pada model asuhannya yang satu ini. Ia pun berjalan mendekati Sai dan duduk di sebelahnya.
"Yang sudah, biarkanlah berlalu. Yang penting, sekarang kau harus temukan seseorang untuk menutupi rumor aneh itu. Kalau masalah ini sudah beres, aku akan membantumu untuk memperbaiki hubungan dengannya…" Konan mengelus punggung Sai untuk menenangkannya. Tiba-tiba Sai menaikkan posisi kepalanya seakan-akan ia teringat dengan sesuatu. Ia kemudian melihat ke arah manajernya itu dari ujung kaki sampai ujung rambut dengan serius.
"A-ano… Sai?" Konan bergerak menjauh.
Sai malah bergerak mendekati Konan lebih dekat dan memegangi tangan Konan yang amat dingin itu. Muka Konan menjadi merah merona. Ia tidak tahu apa yang sedang ada dalam pikiran Sai.
"Sa-Sai!" Konan mulai (tumben) panik.
"Ha? kamu ngomong apa sih?" Tanya Sai heran dengan reaksi Konan. Konan malah jadi kicep sendiri. "Hei, aku boleh minta tolong sesuatu, gak?"
Wajah Konan kembali memerah.
"Konan-san…"
'Glek' Konan menelan ludahnya.
"Aku mohon! Pura-puralah jadi pacarku!" Sai berlutut di depan manajernya itu.
...
...
*ting* (sound effect)
"HEEEEE~?" Konan menjadi sangat bingung. Ia tidak begitu menyimak apa yang baru saja dikatakan model asuhannya itu.
Keesokan harinya…
"Sai, terimakasih atas bantuannya hari ini ya. Kau telah bekerja dengan baik, seperti biasa." Fotografer untuk sesi pemotretan hari ini memuji dan menepuk punggung Sai, tanda keberhasilannya dalam sesi pemotretan hari ini.
"Iie… saya yang seharusnya berterima kasih." Sai mengeluarkan death grin(?) andalan miliknya. Fotografer itu kemudian berhenti bergerak dan melamun ke arah senyum maut milik Sai. Sai pun tetap berjalan ke arah pintu keluar dengan menghiraukan reaksi normal dari korban death grin miliknya. Terlihat Konan berkacamata; yang kali ini berkuncir kuda pendek, menunggu Sai di depan pintu keluar.
"Kau sudah membawa kostumnya?" Tanya Sai. Konan hanya mengangkat sebuah paperbag yang ia genggam dan memperlihatkannya kepada Sai. "Bagus. Kalau begitu, aku akan menunggumu di taman alun-alun. Pastikan kau semencolok mungkin untuk para paparazzi. OK!" lagi-lagi Konan hanya mengangguk (di tambah dengan acungan jempol yang bersinar) dan berlari ke arah toilet. Sai pun berjalan keluar pintu utama dan segera berlari menuju taman alun-alun konoha.
Sai menunggu di bangku taman selama beberapa menit. Ia sudah mulai menggigil kedinginan berkat cuaca hari itu. Ia melirik ke kanan dan ke kiri melawati kacamata hitamnya, mencari sang manajer—konan. Untungnya, tidak ada yang mengenali si coverboy terkenal yang satu ini. Bagaimana tidak? Ia memakai sebuah kacamata hitam yang ukurannya besar bukan main. Ia juga memakai topi kupluk berwarna hitam yang menutupi seluruh rambutnya.
Tak lama kemudian, konan muncul dengan sebuah jaket kulit yang panjangnya sampai lutut.
'Itu dia! Hampir saja, aku mati membeku.' Tebak Sai. Ia pun segera berdiri dari bangku taman dan berjalan menghampiri Konan. Secara pasti, Konan terlihat semakin jelas. Dan anehnya, semakin terlihat… wanita itu sama sekali tidak mirip dengan Konan. Sai pun tiba-tiba berhenti di depannya, berusaha mengidentifikasi wanita itu.
Di depan Sai, berdiri seorang gadis manis berambut biru yang terlihat hanya berusia 16 tahun-an. Gadis itu mengenakan rok short jeans hitam, dengan leg warmer bergaris zebra, dan sepatu boots hitam bertali tanpa heels. Ia mengenakan shirt berlengan panjang berwarna putih yang tertutupi oleh jaket kulit lengan pendek berwarna hitam yang panjangnya sampai lutut. Ia juga memakai sebuah syal rajutan berwarna putih dan earmuff bulu (atau earpuff ya?) berukuran besar yang berwarna putih.
Sai pun melamun seketika. Jelas sekali tertulis di keningnya sebuah pertanyaan sederhana: 'Kamu siapa, sih?' ya, Sai masih meragukan otaknya yang mengira gadis di depannya itu adalah Konan karena, gadis yang satu ini tidak memakai kacamata.
"Hei… Berhentilah menatapku seperti itu." keluh gadis itu kepada Sai (dengan tatapan datar (lagi)).
Sai pun tersadar dari lamunannya. Ia kemudian mengarahkan bola matanya ke arah wajah gadis berambut biru itu. Ia menyadari bentuk jepit rambut yang gadis itu kenakan, dan Sai tentunya sangat familiar dengan bentuk itu:
Origami berbentuk angsa!—itulah bentuk jepit rambut yang gadis itu kenakan. Dan dengan satu aksesoris sederhana itu, Identitas gadis itu tak perlu di tanyakan. Hanya ada satu gadis yang berani memasang jepit rambut berbentuk angsa origami di kepalanya dan berjalan di taman alun-alun kota:
Hanya Konan!
"Eto..." Sai memulai pembicaraan. "kita langsung saja coba cari perhatian paparazzi. OK?" Konan pun mengangguk.
Sai kemudian melepaskan topinya secara perlahan agar tidak merusak rambutnya. Hanya dengan rambut berkilauan itu saja, tiba-tiba para gadis di taman langsung mengarahkan bola matanya pada rambut sang coverboy. Ia kemudian juga melepaskan kacamata hitamnya itu (dengan gaya matrix) di depan semua orang. Semua gadis-gadis yang tadinya hanya memperhatikan seorang lelaki memamerkan rambutnya, kini mulai mengenali wajah lelaki super PD itu. Dan...
"KYAAAAAA!..." ya, setelah mengenali cukup jelas, mereka takkan menahan diri mereka untuk melahap sang idola. Dalam sekejap gadis-gadis itu menghentakkan kaki mereka di tanah dan berlari menuju Sai.
"Lari..." bisik Sai di telinga Konan. Konan yang tidak terbiasa di kejar para fans, hanya memasang muka datar (plus) sedikit kebingungan. Kemudian Sai memegang tangan Konan erat-erat dan mengajaknya berlari. Konan tak ada pilihan lain selain mengikuti rencana pelarian bak dalam film dimana kita di kejar-kejar mahluk mars yang ingin menginvasi planet bumi(?).
Strategi 'Pelarian' itu adalah hal yang cerdik. Dalam sekejap, kerumunan gadis yang mengejar Sai itu menarik perhatian beberapa paparazzi yang sedang berpatroli di kota. Mereka pun ikut mengejar-ngejar Sai dan Konan.
Setelah merasa sudah cukup lelah, Sai segera menghentikan langkahnya di sebuah jembatan dan mengarah ke arah kerumunan yang mengejarnya itu.
Ia mengambil nafas panjang. Dan melirik sekejap ke arah Konan. "Here goes nothin'..." ucap Sai pada dirinya sendiri sambil tersenyum meremehkan. Tiba-tiba, kerumunan itu menerjang Sai dan Konan. Terlihat paparazzi yang berlari di barisan depan, memotret-motret mereka berdua. Kilauan cahaya dari kamera menyinarkan mata keduanya.
"Sai-sama! Siapa itu!"
"Apa anda bisa menjelaskan, apa yang anda lakukan di siang bolong begini di kota?"
"KYAAA! Tanda-tangaaaaannn!"
"Sai-sama! Meskipun kau adalah seorang yaoi, aku rela menjadi lelaki jika kau ingin!"
"Sai, menurut kabar yang beredar, anda adalah seorang yaoi. Lalu, siapa wanita ini?"
"KYAAAA! *pingsan*"
Tiba-tiba muncul berbagai kalimat tidak jelas yang terlontar dari kerumunan-kerumunan itu. Dan lagi, kerumunan itu terus mendorong ke arah mereka berdua dan memenuhi seluruh sisi jembatan. Konan terdorong dan melepaskan tangannya (secara tidak sengaja) dari Sai karena terdorong arus para fans. Tapi kemudian Sai memegangi tangan Konan dan menarik dirinya ke dalam pelukan Sai. Sai pun menghadap ke arah para fans dan paparazzi dengan berkata...
"TOLONG JANGAN MENDORONG-DORONG PACARKU." Ucap Sai datar dengan muka yang serius. Tiba-tiba seluruh tempat itu menjadi huru-hara dan penuh jeritan dari para gadis. Paparazzi semakin menggila-gila. Tak banyak dari fans yang berubah menjadi marah. Konan hanya terbengong-bengong di dalam pelukan sang coverboy.
"Maaf. Aku hanya ingin membenarkan gosip yang berkata bahwa aku adalah seorang yaoi. Karena hal itu tidak benar... Maka dari itu, aku pergi keluar kantor sambil membawa pacarku berjalan-jalan tanpa penyamaran." Sai menjelaskan kebohongannya kepada para paparazzi dan fans.
"La-lalu... siapa nama gadis berambut biru yang cantik ini?" tanya salah satu paparazzi.
"Akh!" Konan terlihat gusar. "Wa-watashi wa K- *mmmphhh!*" Sai segera menutup mulut Konan dengan syal miliknya dan melanjutkan perkataan Konan.
"Namanya adalah Kanon. Akatsuki Kanon." Lanjut Sai.
"WUOOOH!" semua orang berteriak dan mulai melontarkan pertanyaan-pertanyaan lagi.
"Nona Kanon, bagaimana cara kalian pertama kali bertemu? Di mana? kapan?"
"Hei kau, dengar ya! Aku tidak akan menyerahkan Sai-sama!"
"Selamat sajalah... semoga berhasil... *hiks*"
"Nona Kanon, apakah anda juga bekerja di dunia entertainment?"
"Sudah berapa lama kalian berpacaran?"
Semua pertanyaan itu di tunjukkan kepada Konan. Konan hanya terbengong-bengong saja sambil memasang muka yang sangat kebingungan.
"Eeh... a-ano... watashi... ng..." Konan tak tahu harus menjawab apa. Sai yang memperhatikan manajernya yang bertingkah laku aneh itu mulai mengambil alih.
"Baik... baik... itu saja ya, untuk hari ini. kami sedang terburu-buru. Mohon pertanyaannya disimpan lain kali saja ya..." Sai memegang erat pundak Konan dan mengibas-kibaskan tangan Sai yang satunya lagi ke arah kerumunan untuk memberikan jalan. Semua orang mengeluh kecewa saat Sai membubarkan kerumunan itu. Mereka pun hanya menurut dan memberikan jalan. Sai segera membawa Konan ke pinggir jalan besar dan memberhentikan sebuah taksi. Keduanya langsung masuk ke dalam taksi.
"Gedung agensi majalah 'Daisuki' ya, pak..." ucap Sai kepada supir taksi itu.
"Baik, tuan..."
Sai melirik ke arah manajernya yang terus-menerus melamun. "Ng... gomen ya... seharusnya sih, tidak segila itu. Kau tak apa?" tanya Sai pelan kepada Konan. Tiba tiba Konan mengarahkan bola matanya ke arah sang coverboy idola itu.
"Kau bercanda ya?" jawab Konan penuh semangat. "Tadi itu menyenangkan sekali! Rasanya bak dalam film dimana kita di kejar-kejar mahluk mars yang ingin menginvasi planet bumi! (ternyata di pikirkan juga). Kalau saja aku punya kekuatan spesial, aku akan membuat sebuah origami angsa yang bisa membuat kita terbang. Tidak usah berlari seperti tadi... hehe... (?)" Konan melontarkan senyuman manis ke arah Sai. Sai amat kaget dengan reaksi manajernya itu. Tiba-tiba muka Sai menjadi berwarna merah merona. Ia pun mengalihkan pandangannya ke arah jendela. "ya... menyenangkan juga..." ucapnya pelan.
Sepanjang jalan ke arah gedung agensi, Sai tidak mengalihkan pandangannya sekali pun kepada Konan. Sedangkan Konan sendiri, sibuk membuat origami sambil mendengarkan OST anime-anime favoritnya lewat HP Sai.
Taksi itu sudah sampai di gedung agensi. Sai dan Konan segera mengambil tas mereka dan turun dari taksi. Setelah turun dari taksi, Sai menyadari sosok seorang gadis berambut pirang panjang yang berdiri di depan pintu depan gedung.
'A-are!' batin Sai. Sai pun langsung berlari ke arah gadis itu tanpa pikir panjang, meninggalkan Konan di belakang.
'Moshkashte!...'
"INO!" teriak Sai dari beberapa meter jauhnya. Gadis berambut pirang itu langsung melihat ke arah lelaki tampan yang sedang berlari ke arahnya itu. Sai langsung mengenali wajah mantannya itu meski beberapa meter jauhnya. Ia pun berhenti tepat di depan Ino.
"A-apa yang kau... lakukan di sini?" tanya Sai penuh heran.
"Ah! A-ano... eto..." Ino langsung terlihat kebingungan. "ng... kau… habis kencan dengan yang namanya Kanon itu, ya?"
"Hah?" Sai langsung kaget mendengar pertanyaan mantannya itu. Ia pun memutar kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke arah Konan dengan bingung. Ino yang melihat respon Sai itu pun ikut mengarahkan pandangannya kepada seorang gadis berambut biru yang sedang memegang kertas origami itu.
Konan yang baru turun dari taksi, kebingungan melihat kedua orang itu yang menatapnya lekat-lekat. ia menyadari adanya seseorang yang tak ia kenal. Meski pada awalnya, ia berjanji akan menjodohkan kembali Sai dan Ino, Konan sama sekali tidak pernah melihat Ino sebelumnya.
'Wanita itu pasti tamu agensi...' tebaknya. Ia pun membungkukkan badannya sambil memasang muka datar ke arah Ino.
"Itu... yang namanya Kanon Akatsuki ya...?" ucap Ino pada Sai tanpa mengalihkan pandangannnya dari Konan. Sai terlihat amat kaget.
"Kau... tahu darimana...?"
"Ooh... soal itu? Aku kan lihat infotainment barusan lewat TV HP..."
'Hah? Ke-kenapa... bisa secepat itu tersebar? Dan kenapa harus dia? Kenapa harus Ino yang melihatnya?' sesal Sai dalam hati. Sementara itu, Konan mendekati Sai dan memperlihatkan paperbag yang sedang ia genggam.
"A-ano…. Aku mau bertemu manajermu dulu, ya… (padahal itu dia sendiri)" ia mengedipkan mata dan segera berlari ke dalam gedung.
Sai yang sedang dalam keadaan canggung itu menghiraukan Konan dan berdiri membeku. Suasana jadi terasa berbeda. Sangat sunyi…
"Ng, Sai… Aku akan langsung pada inti pembicaraan, OK?" Ino memecah keheningan. Sai tidak menjawab dan hanya memandang mantannya itu.
"aku… INGIN KITA BERPACARAN LAGI!"
"Na-nani...?"
To be continue...
Well, itu dia...
Ceritanya emang agak aneh karena ini lahir atas rasa cintaku pada Sai (?)
Sewaktu pulang sekolah, aku nge-chat sama temen tentang Sai. Dan tiba-tiba muncul ide ini hahahaha. Kemudian, aku sedikit research dan nanya ke temen, siapa pairing yang bagus dengan Sai. Dan tanpa basa-basi, mereka bilang semuanya INO. Tapi kalo Ino yang jadi manajernya, rasanya ada yang kurang. Jadi aku pasangin SaiKo.
Tadinya juga, sebelum chapter2 aku berencana ngebuat parodinya. Dengan judul 'Lee the coverboy'. Tapi aku yakin, hanya dengan membaca judul seperti itu, semua orang akan pergi ke kamar mandi untuk muntah -_-"
Itu aja deh...
Mumpung semua udah pada baca...
Tolong di review yaaaa...
Arigatou Minnaaaa...
