Title: You're Mine

.

Main Cast: Lee Hyukjae, Kim Ryeowook

.

Support Cast: Super Junior

.

Pair: WookHyuk

.

Genre: Romance, Friendship

.

Disclaimer: All chara belongs to themselves and god

.

Summary: "Aku mencintai anak ini." / "Hyukkie, saranghae." / "Kau milikku, selamanya."

.

Warning: Boys Love, Shou-ai, GaJe, OOC, Don't like don't read!

.

A/N: Di sini Ryeowook lebih tua dari pada Eunhyuk, jadi anggap saja ia lebih tinggi dan kuat dari Eunhyuk (author maksa).

.

.

_Eunhyuk Pov_

Kulihat seorang namja tengah duduk di sebuah meja yang terletak di pojok café, sudah satu minggu ini ia hanya duduk di sana dengan segelas chocolate hangat yang menemaninya, aku tidak tahu apa yang ia tunggu, hanya saja ia selalu melihat ke arah luar café dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan.

"Hyukkie-ah," sebuah suara yang sudah sangat ku hapal pemiliknya memanggilku, aku segera menoleh ke arah namja yang lebih tua lima tahun dari ku ini.

"Nae, Hae hyung?" jawabku sambil tersenyum manis ke arahnya, dia ini adalah pelayan sekaligus penjaga kasir di café tempatku bekerja, Lee Donghae namanya, tapi aku lebih sering memanggilnya Donghae hyung atau Hae hyung, orangnya baik dan ia sekarang sedang kuliah di Seoul Arts University, dan mengambil jurusan seni. Kalian heran kenapa aku mengetahuinya? Tentu saja karena ia selalu menceritakan kehidupannya padaku.

"Tolong antarkan pesanan ini ke meja yang di sana, aku sedang sibuk!" ujarnya dan menyerahkan nampan yang berisi segelas chocolate hangat. Sepertinya aku tahu siapa yang memesan ini. Aku segera berjalan ke arah meja tempat namja tersebut duduk.

"Mianhae tuan, silahkan pesanan Anda," ucapku sambil meletakkan nampan yang berisi pesanan namja tersebut di atas meja. Namja itu menoleh ke arahku dan tersenyum.

"Ah, gamshahamnida," katanya. Aku hanya tersenyum dan membungkukkan badanku dan meminta undur diri.

"Saya permisi," pamitku dan segera membalikkan badanku, tapi tiba-tiba saja sebuah tangan yang hangat menggenggam tanganku dan menghentikanku. Aku menoleh ke belakang dan mendapati namja tersebut tengah memandang lurus ke arah bola mata ku.

"M-maaf, tuan?" tanyaku sedikit tergagap karena gugup. Namja tersebut tetap menggenggam tanganku.

"Hei, boleh aku tahu namamu?" tanyanya.

"N-nama?"

"Nae!"

"Nama saya Lee Hyukjae, Anda bisa memanggil saya Eunhyuk," jawabku sopan. Namja tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kim Ryeowook imnida! Panggil Wookie saja!" katanya sambil tersenyum manis.

Deg! Tiba-tiba saja jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya saat melihat senyuman tersebut, terlihat sangat... Menawan. Ah! Apa yang kau pikirkan Hyukjae! Dia itu namja, sama sepertimu!

"A-ah! Mian Ryeowook-sshi, saya harus kembali bekerja, permisi," ujarku dan aku langsung berbalik dan berlari kecil ke arah dapur.

Brak! Kubuka pintu dapur dengan sedikit keras, membuat Minnie hyung yang sedang memasak kaget.

"Hyukkie? Ada apa?" tanyanya heran melihatku. Aku menggeleng cepat.

"Aniyo," jawabku. Minnie hyung menganggukkan kepalanya dan kemudian namja aegyo tersebut mengambil nampan yang berisi beberapa makanan dan menyerahkannya padaku.

"Tolong antarkan ini ke meja no 5, aku sibuk," ujarnya dan kembali mengerjakan pekerjaannya. Aku segera keluar dengan nampan yang berisi makanan di tanganku, saat sudah sampai di meja no 5, kuletakkan nampan berisi makanan tersebut di atas meja.

"Silahkan pesanannya," kataku sopan sambil membungkuk dan langsung berbalik pergi.

.

Time Skip

.

18.00, waktunya café tutup, hari ini café tutup memang lebih cepat, katanya hari ini Teukie hyung ada urusan, hyungdeul ku yang lain juga begitu. Seperti Heechul hyung dan Hankyung hyung yang ada janji dengan dosen mata kuliah mereka yang dulu, sehingga mereka harus pulang cepat, Kibummie hyung katanya ada syuting nanti malam. Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga café harus tutup lebih awal, karena tidak mungkin café tetap buka sedangkan pelayannya yang tersisa hanya aku, Hae hyung, Yesung hyung dan Minnie hyung.

Sekarang kami berkumpul di depan meja kasir, membicarakan siapa yang akan membersihkan café sebelum pulang, maklum, orang-orang ini pemalas semua. #plakk

"Pokoknya aku tidak mau, aku sudah hampir terlambat, benarkan Hannie?" ujar Heechul hyung saat Teukie hyung membagikan tugas-tugas untuk kami semua. Hankyung hyung mengangguk.

"Bagaimana kalau suit?" usul Kibummie hyung. Kami diam sejenak, kemudian Hae hyung menjentikkan jarinya.

"Aku setuju sama Kibummie, siapa yang kalah, dialah yang akan membersihkan ini semua!" kata Donghae hyung bersemangat.

"Itu artinya yang kalah akan membersihkan café ini sendirian?" tanya Sungmin hyung. Hae hyung dan Kibummie hyung mengangguk.

"Boleh juga," gumam Yesung hyung, "Bagaimana?" lanjutnya sambil memandang kami semua.

Aku mengangguk, begitupun dengan hyungdeul-ku yang lain.

"Baiklah, kita mulai," ujar Teukie hyung, "Bai bai bo!" seru Teukie hyung.

1

2

3

Bola mataku terbelalak lebar, masa sih aku harus... Kupandangi wajah hyungdeul-ku, mereka semua menyeringai setan ke arahku. Minnie hyung memegang alat pel dan ember, Hae hyung kain pel untuk membersihkan meja, lalu Heechul hyung kemoceng. Dan semua itu mereka serahkan padaku.

"Tolong ya Hyukkie!" kata mereka bersamaan dan langsung lari ke ruang ganti karyawan.

"Kalian semua curang!" seruku tidak terima. Tapi toh aku tetap melakukannya walau dengan bersungut.

15 menit kemudian Teukie hyung dan yang lainnya datang dan menghampiriku.

"Bersihkan yang benar ya," bisik Heechul hyung tepat di telingaku. Menyebalkan. Aku hanya mendengus sambil menggembungkan pipiku dan mengalihkan pandangan ku, tanda bahwa aku marah pada mereka. Dapat kudengar suara gelak tawa hyungdeul-ku, dan sebuah tangan mengacak-acak rambutku, sehingga membuat rambutku yang sudah berantakan menjadi semakin berantakan.

"Sudah ya Hyukkie, kami pulang duluan," ujar Minnie hyung dan berjalan ke arah pintu depan café diikuti dengan yang lainnya di belakangnya, tapi sebelum itu kulihat Yesung hyung mendekati Ryeowook-sshi yang datang sejak siang tadi dan berbicara padanya, tidak aneh kalau dia belum pulang, karena selama seminggu ini dia selalu pulang bersamaan dengan kami, para pelayan café.

Dimulailah acara bersih-bersih café, baiklah Hyukjae! Semangat! Satu jam kemudian aku baru selesai membersihkan seluruh isi café, aku memandang puas keseluruh penjuru café yang sekarang sudah bersih mengkilap, aku segera berjalan ke arah ruang ganti dan memasukinya dan berganti di sana. Aku keluar dari ruang ganti dan berjalan ke arah pintu depan, bisa kulihat Ryeowook-sshi bangkit dari posisinya semula dan berjalan keluar café.

Aku mengunci pintu depan café dan setelah selesai aku memasukkan kunci tersebut ke dalam saku tas sekolahku. Sudah menjadi kebiasaanku bekerja setelah pulang sekolah, ini dikarenakan aku harus bekerja untuk kelangsunganku sendiri, umma dan appaku sudah meninggal saat aku masih berusia 10 tahun, dan mulai saat itu aku di rawat di kediaman keluarganya Yesung hyung yang kebetulan adalah tetanggaku, dan saat umurku 15 tahun aku putuskan untuk hidup sendiri dengan menyewa sebuah apartement yang tidak begitu jauh dengan sekolah ku sekarang. Yesung hyung menawarkan padaku apakah aku mau bekerja di café tempatnya bekerja atau tidak, tentu saja aku mau. Dari sanalah aku bertemu dengan mereka semua. Oya! Aku belum memperkenalkan mereka pada kalian. Baiklah, akan aku perkenalkan mereka satu persatu mulai dari yang paling tua.

Yang pertama, Park Jungsoo atau kami biasa memanggilnya Leeteuk hyung atau Teukie hyung, dia namja yang sangat baik, sudah seperti umma untukku, umurnya 25 tahun. Dia sebagai manager di café kami bekerja, tapi juga biasanya dia sering membantu kami melayani pelanggan.

Lalu Kim Heechul, umurnya sama seperti Teukie hyung, 25 tahun. Heenim hyung ini orangnya moody-an dan kalau sudah marah jadi sangat seram, seperti ingin menerkam kita hidup-hidup, hehehe. Tapi dibalik itu semua dia hyung yang baik, menjabat sebagai wakil manager dan koki utama.

Yang ketiga Hankyung hyung atau Hangeng kalau namanya di China, dia namja yang ramah, umurnya 24 tahun. Hankyung hyung sangat pintar menari, apalagi tarian tradisional China, aku sangat suka melihat tariannya, dia sama seperti Teukie hyung dan Heenim hyung, mereka bertiga sudah lulus kuliah. Tapi sepertinya dia dan Heenim hyung ada janji untuk bertemu dengan dosennya yang dulu, atau itu hanya sebuah alasan untuk mereka berdua agar bisa berduaan. Tugasnya di café adalah sebagai koki utama dan pelayan.

Setelah itu Yesung hyung atau Kim Jongwoon, dia ini namja yang aneh, tapi dia menjadi hyung favoritku. Di tempatnyalah aku tinggal dulu. Umurnya 24 tahun dan suaranya sangat bagus, tapi aku heran kenapa dia tidak menjadi penyanyi saja, malah menjadi pelayan café. Yesung hyung juga sudah lulus.

Yang kelima adalah Minnie hyung atau Lee Sungmin, dia ini dijuluki King of Aegyo, tapi mau bagaimana lagi, wajahnya memang imut, dia juga sangat suka warna pink dan kelinci. Umurnya 22 tahun dan berkuliah di Seoul Arts University. Dia menjabat sebagai koki utama bersama dengan Heenim hyung dan Hankyung hyung.

Berikutnya Lee Donghae, Hae hyung adalah orang yang hyperactive, sama sepertiku, dia juga jago dance, apalagi break dance, kalau Hae hyung sudah menari dia jadi sangat keren! Umurnya 22 tahun dan menjabat jadi pelayan dan penjaga kasir.

Lalu Kim Kibum, Kibummie hyung orangnya sangat pendiam, tapi kadang dia juga bisa ribut kalau memang sedang mood, umurnya 19 tahun dan kuliah di Inha University. Kibummie hyung sangat jago akting. Jabatannya di sini adalah seorang pelayan.

Dan yang terakhir adalah aku sendiri, Lee Hyukjae! Atau Eunhyuk. Umurku 17 tahun, masih kelas 2 SMA di SM High School. Kata hyungdeul dan teman-temanku aku itu orangnya sangat ribut bahkan bisa disebut hyperactive. Aku ini sangat suka dengan yang namanya dance entah itu hip hop, break dance ataupun jenis-jenis dance yang lain, asalkan dance aku suka. Dan suatu saat aku pasti bisa menjadi dancer yang hebat. Aku yakin itu. Ohya, posisiku di café adalah sebagai pelayan, dan satu lagi, aku yang paling muda di antara kami semua. Menyebalkan.

Duk!

Bruk!

Tiba-tiba saja ada seorang namja besar yang menabrakku hingga aku terlempar jatuh ke tanah.

"Ya. Apa yang kau lakukan bocah?" tanyanya sambil membungkukkan badannya ke arahku, tercium bau minuman keras dari mulutnya.

"Mi-mianhamnida," ujarku agak gugup, bagaimana tidak gugup coba? Kalau di depanku sekarang tengah berdiri lima orang namja yang bertubuh besar dangan bau minuman yang tercium dari tubuhnya. Aku segera berdiri dan membungkukkan badanku sekali, kutundukkan kepalaku, tidak berani menatap wajah mereka.

"Ya!" salah satu dari lima namja tersebut menyentuh daguku dan mengangkatnya, membuatku harus mendongakkan kepalaku. "Ternyata kau manis juga ya?" lanjutnya sambil diikuti seringai yang menyeramkan dari teman-temannya.

"M-maaf, s-saya harus... Segera pergi s-sekarang!" ucapku dan segera berbalik ke arah yang berlawanan, tapi satu cekalan kuat di tanganku membuatku membatu. Oh Tuhan apa salah hamba-Mu ini?

"Jangan terburu-buru, lebih baik bermain dengan kami dulu," kata temannya, dia mendekat ke arahku, refleks aku berjalan mundur kebelakang.

Duk!

Eh? Aku menoleh kebelakang dan mendapati temannya yang lain tengah tertawa setan ke arahku, dengan segera di pegangnya erat kedua tanganku di belakang, membuatku tidak bisa bergerak bebas. Dengan kasar namja yang menabrakku tadi membuka kemeja yang kukenakan, membuat beberapa kancingnya lepas. Beberapa namja yang berdiri di belakangnya bersiul saat melihat tubuh bagian depanku.

Aku sudah tidak kuat lagi, kutendang junior namja yang memegangi tanganku dengan kuat, dan saat ia melepaskan tanganku dan mengaduh kesakitan, aku segera menginjak kaki namja yang berdiri di depanku dengan sekuat tenaga dan berbalik ke arah belakang dan berniat lari jika saja kerah kemejaku tidak ditarik kebelakang.

"Ya! Mau kemana kau bocah!" seru temannya sambil membalikkan tubuhku dan melayangkan sebuah pukulan yang sangat kuat ke perutku dan membuatku terlempar kebelakang dan menghantam tembok yang keras. Salah satu dari namja tersebut mengangkatku dan menyeretku ke arah gang terdekat dan langsung menendangku hingga lagi-lagi aku terlempar kebelakang. Kelima namja tadi langsung mendekatiku dan salah satunya menjambak rambutku. Aku hanya bisa memandang mereka dengan kedua kelopak mata yang hampir tertutup, berusaha menahan rasa sakit yang kini mulai terasa.

"Ini semua salahmu," ujarnya dengan nada membunuh, "Kau yang meminta kami untuk melakukannya!" lanjutnya sambil berdiri dan berjalan menjauhiku, "Habisi dia!" perintahnya.

"Tidak bersenang-senang dulu?" tanya salah satu temannya.

"Tidak! Aku bosan! Langsung habisi saja!"

Dan tidak lama setelah itu aku merasakan pukulan dan tendangan yang mereka layangkan padaku. Setelah selesai, mereka langsung meninggalkanku yang sudah lemas begitu saja, samar-samar aku bisa mendengar suara tawa mereka.

"Hahahahahahaha!"

Tap! Suara langkah kaki?

Tap! Siapa?

Tep! Suara itu berhenti, dan entah kenapa aku merasakan tubuhku seperti melayang, tiba-tiba saja rasa pusing yang teramat sangat menyerangku, membuat pandanganku mengabur dan akhirnya yang bisa kulihat hanyalah kegelapan.

_Eunhyuk Pov End_

.

_Ryeowook Pov_

Aku mengangkat tubuh lemah Eunhyuk dan menggendongnya, aku kaget saat aku tidak sengaja melihat seorang namja tengah terkapar di sebuah gang, segera saja kudekati namja tersebut dan betapa kagetnya aku saat tahu siapa namja tersebut. Dia adalah pelayan café tempat ku biasa berkunjung, pelayan yang bernama Lee Hyukjae, yang ceria, pelayan yang berhasil membuatku tertarik padanya, yang membuatku tersenyum saat melihat senyum lebarnya, dan yang lebih penting, dia berhasil membuatku jatuh cinta padanya, padahal baru satu minggu aku melihatnya dan aku sudah jatuh cinta padanya.

Aku berjalan dengan agak cepat di jalanan yang sepi, aku harus cepat sampai ke sana. Ke rumahku, Yesung hyung bilang padaku kalau ia, Donghae hyung dan Sungmin hyung akan menginap di rumahku, dan kalau tidak salah Sungmin hyung sudah ada di rumahku.

Brak!

Aku langsung menendang pintu rumahku sendiri saat aku sudah sampai, Sungmin hyung, Yesung hyung dan Donghae hyung terlonjak kaget, mereka bertiga menoleh ke arahku dengan heran.

"Wookie-ah? Ada ap-? Omo, Hyukkie-ah!" seru Minnie hyung ketika melihatku menggendong Eunhyuk yang tengah tak sadarkan diri dengan kemeja yang terbuka dan luka dimana-mana, namja aegyo tersebut segera menghampiriku, di periksanya Eunhyuk yang masih berada dalam gendonganku. Kemudian dia berbalik ke arah Yesung hyung dan Donghae hyung yang berdiri tepat di belakangnya dengan wajah yang sama-sama menunjukkan kecemasan yang kentara.

"Kalian berdua ambil air, lap dan kotak P3K yang terletak di dapur, Wookie bawa dia ke kamarmu!" perintahnya, kami bertiga mengangguk dan langsung mengerjakan tugas masing-masing.

Saat sampai di kamarku yang terletak di lantai dua, aku langsung membaringkan anak ini ke kasur ukuran Queen Size milikku. Sungmin hyung masuk dengan diikuti Yesung hyung dan Donghae hyung di belakangnya.

"Kalian berdua keluarlah, biar aku dan Wookie yang mengobatinya," suruhnya. Donghae hyung kelihatan ingin menolak tapi gagal karena Yesung hyung sudah menariknya keluar terlebih dahulu.

Tanpa membuang waktu, Sungmin hyung langsung melepaskan pakaian yang melekat pada tubuh namja manis ini, dan aku maupun Sungmin hyung kaget saat melihat tubuhnya yang dihiasi memar di sana-sini. Dengan perlahan, Sungmin hyung membersihkan tubuh Eunhyuk dengan air hangat, sedangkan aku membuka lemari pakaianku dan mengambil piyama tidurku yang berwarna hijau pastel. Aku segera menghampiri Sungmin hyung yang sekarang sedang melilitkan perban di kepalanya.

"Wookie-ah, kau ganti celananya dulu," kata Sungmin hyung tanpa memandang ke arahku.

"Nae!" aku menarik resleting celananya perlahan dan melepaskan celananya, tidak sulit untuk melepaskannya karena memang tubuhnya yang terbilang ringan untuk ukuran seorang namja jadi aku bisa mengangkatnya dengan mudah untuk melepaskan celananya. Aku menelan ludah saat melihat kakinya yang ramping dan putih mulus. Akh! Apa yang aku pikirkan sekarang? Aku harus segera memasangkan celana piyama ini! Dengan cepat aku memasangkan celananya.

"Selesai!" gumam Sungmin hyung, namja aegyo ini juga sudah selesai mengobati lukanya dan memakaikan piyama padanya. Sungmin hyung tersenyum puas.

"Huft! Untung besok hari minggu," katanya, aku hanya diam, sekarang Sungmin hyung menatapku, "Kau tidur saja Wookie-ah, jaga dia," katanya lagi.

Aku mengangguk, "Nae!"

Sungmin hyung juga mengangguk, dia keluar kamar dengan membawa tempat berisi air hangat dan lap, sedangkan kotak P3K dia biarkan berada di atas meja.

"Malam Wookie-ah."

"Malam."

Aku segera mengganti pakaianku dengan piyama tidur berwarna kuning cerah, setelah selesai, aku langsung berjalan ke arah tempat tidur ku yang sekarang sudah di tempati olehnya. Kubaringkan tubuhku tepat di sebelahnya, ku ubah posisiku semula menjadi menghadap ke arahnya, ku perhatikan wajah manisnya, kalau dari dekat seperti ini jadi tambah manis saja.

"Kenapa kau bisa sangat manis seperti ini sih? Kenapa aku bisa jatuh cinta padamu, padahal aku hanya melihatmu dan memperhatikanmu dari pojok café. Dan kenapa kau bisa sampai membuatku melupakannya? Melupakan yeoja itu? Yeoja yang pernah ada dan menempati tempat yang spesial di hatiku, yeoja yang pernah melukaiku sedemikian rupa. Seohyun, yeoja yang menjadi cinta pertama tapi bukan yang terakhir bagiku," ucapku pelan sambil mengusap pipi putihnya yang lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, berusaha menyalurkan ataupun mencari kehangatan, kubawa tubuh kecilnya ke dalam sebuah pelukan hangat. Tidak lama setelah itu, aku merasakan rasa kantuk yang luar biasa menyerangku, kubiarkan rasa kantuk itu menguasaiku dan pergi ke alam mimpi.

_Ryeowook Pov End_

.

_Eunhyuk Pov_

Pagi hari

Aku menggeliat saat merasakan sinar matahari yang hangat menerpaku, kubuka kedua kelopak mataku yang masih terasa berat dengan perlahan, dapat kurasakan rasa sakit yang amat sangat di sekujur tubuhku saat aku mencoba untuk bergerak. Aku memandang ruangan tempat aku berada dengan bingung, dimana ini? Ini bukan kamarku. Kuperhatikan seisi ruangan dengan seksama, ruangan ini sangat luas untukku yang terbiasa tidur di kamar apartement yang kecil, cat yang berwarna cream lembut membuat suasana di kamar ini nyaman, ditambah dengan meja rias yang terletak diseberang tempat tidur dan meja belajar sederhana yang berada di samping jendela semakin membuat ruangan ini terlihat luas karena minimnya barang-barang di dalam ruangan ini.

Pluk!

"Eh?"

Tiba-tiba saja sebuah tangan berada tepat di pinggangku, kaget. Kualihkan pandanganku ke arah belakang dan aku mendapati wajah seorang namja tampan sekaligus imut berada tepat di depan wajahku, mungkin sekarang wajah kami berdua hanya terpaut beberapa cm saja. Kurasakan wajahku memanas, dan tanpa di perintah-

"AAAAAAAAA!"

Plaaaak!

_Eunhyuk Pov End_

.

_Normal Pov_

Terdapat lima orang namja tengah berada di dapur sebuah rumah, dua orang namja terlihat sedang sibuk dengan pekerjaan memasak mereka, yang satu dengan wajah aegyo-nya dan yang satunya lagi dengan wajah cemberutnya, dan jangan lupakan sebuah cap tangan berwarna merah terukir manis di pipinya yang tirus. Sedangkan dua orang namja yang berwajah babbo dan kekanakan duduk santai di meja makan sambil menahan tawa mereka, dan satu namja lain dengan wajahnya yang lucu duduk berseberangan dengan dengan dua namja tadi, namja tersebut menundukkan kepalanya.

"Ya. Kalau Yesung hyung dan Donghae hyung tidak berhenti menertawakanku, tidak ada jatah sarapan untuk kalian berdua!" ujar namja yang dari tadi cemberut kepada kedua namja yang di panggilnya Yesung hyung dan Donghae hyung itu dengan ketus sambil meletakkan masakannya di atas meja makan.

"Mianhae Wookie-ah, habisnya wajahmu itu lucu," jawab Donghae yang disambut dengan anggukan Yesung. Wookie atau Ryeowook cemberut. Ditariknya sebuah kursi dan namja tersebut mendudukkan dirinya di kursi tersebut. Namja aegyo atau yang lebih akrab dipanggil Sungmin pun melakukan hal yang sama seperti yang Ryeowook lakukan.

"Sudahlah. Yesung hyung dan Donghae, berhenti menggoda Wookie-ah," ujarnya tenang, dan pandangan namja aegyo tersebut sekarang teralihkan pada namja yang dari tadi menundukkan kepalanya.

"Gwaenchana Hyukkie-ah?" tanyanya lembut sambil mengusap kepala Eunhyuk yang terbalut perban dengan lembut.

Eunhyuk mengangkat kepalanya dan mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Sungmin tadi, dan namja manis itupun langsung mengambil beberapa makanan yang berada di atas meja. Hal itu juga diikuti oleh keempat namja lainnya. Sarapan pagi ini sangat ribut karena Yesung dan Donghae yang terus berebut makanan ataupun Ryeowook yang marah-marah karena Donghae yang mengambil jatahnya.

.

.

.

"Minnie hyung," panggil Eunhyuk kepada Sungmin yang tengah sibuk mencuci piring-piring kotor hasil dari mereka semua.

"Hm?" hanya itu respon yang diberikan Sungmin atas panggilan Eunhyuk padanya.

"Aku mau tanya, boleh?" tanyanya.

"Boleh," jawab Sungmin, masih membelakangi Eunhyuk.

"Kenapa Minnie hyung, Yesung hyung, dan Hae hyung bisa mengenal Ryeowook-sshi?" tanyanya dengan suara pelan.

Sungmin diam, namja aegyo tersebut menyelesaikan acara mencuci piringnya dan berbalik menghadap ke arah Eunhyuk yang tengah menatapnya dengan tatapan penasaran.

"Kau penasaran?"

Eunhyuk mengangguk. Sungmin tersenyum kecil. Dia melangkah mendekati Eunhyuk yang duduk santai di meja makan, di elusnya pelan rambut lembut Eunhyuk.

"Hyung dan Hae, kami berdua merupakan sunbae-nya Wookie-ah di Universitas."

"Eh? Jadi Ryeowook-sshi itu adik kelasnya Minnie hyung dan Hae hyung?" tanya Eunhyuk tidak percaya, tapi karena bergerak tiba-tiba, rasa sakit di kepalanya kembali datang, "Akh!" ringisnya sambil memegangi kepalanya.

"Gwaenchana?" tanya Sungmin khawatir saat melihat namja yang sudah dia anggap sebagai namdongsaeng-nya meringis kesakitan.

Eunhyuk mengangguk, "Nae," namja manis tersebut kembali memandang Sungmin, "Kalau Yesung hyung?" lanjutnya.

Sungmin mengangkat bahunya, "Entahlah, tapi yang kudengar mereka memang akrab sejak SD, kau tahu?"

Eunhyuk memasang wajah berpikir, "Molla, soalnya 'kan aku dan Yesung hyung sekolahnya beda," jawab Eunhyuk.

Sungmin menganggukkan kepalanya.

"Yasudah, kita keluar saja yuk," ujarnya sambil melangkah ke luar dapur yang diikuti oleh Eunhyuk dibelakangnya.

Di ruang tengah.

Terlihat Ryeowook yang sedang sibuk dengan laptop silver kesayangannya duduk tenang di sofa ruang tengah, namja tampan sekaligus imut itu tidak menyadari kalau sudah ada dua namja lain yang duduk di sampingnya.

"Heyo! Serius amat!" seru Sungmin, namja yang tadi duduk di samping Ryeowook, sambil menepuk pundaknya cukup keras, membuat yang ditepuk terperanjat kaget.

"Hyung! Kau mengagetkanku!" seru Ryeowook kesal. Sungmin nyengir lebar.

"Mianhae. Oya, kau sedang mengerjakan apa?" tanya namja aegyo tersebut sambil melongokkan kepalanya ke arah layar laptop.

Ryeowook kembali memandang layar laptopnya, "Hm, biasa," jawabnya santai. Tangannya kembali sibuk mengetikkan sederet kalimat.

Sungmin mengambil beberapa lembar kertas di atas meja.

"Kau yang membuatnya?" tanyanya sambil mengacungkan kertas tersebut ke udara, Ryeowook mengangguk.

"Keren!" seru namja aegyo tersebut. Tiba-tiba saja sebuah tangan mengambil kertas yang semula berada di genggaman Sungmin.

"Bagus. Apa kau sudah mencobanya?" tanya sang pengambil, Yesung. Sambil menyerahkan kertas yang ternyata adalah partitur-partitur lagu tersebut ke arah Ryeowook.

"Belum. Rencananya aku ingin mencobanya hari ini, hyungdeul mau mendengarnya?" tanyanya.

"Inginnya sih begitu, tapi kami harus berangkat sekarang, kalau tidak Teukie hyung bisa marah," kata Donghae yang tengah berdiri di samping Eunhyuk yang sedari tadi hanya mendengarkan pembicaraan mereka dengan tatapan bingung.

Sungmin berdiri, "Benar juga."

"Kami pergi dulu ya, Hyukkie," ujar Yesung sambil mengelus kepala Eunhyuk. Eunhyuk mendongak.

"Hyung, aku ikut ya," ujarnya.

"Andwae!" jawab ketiganya serempak yang membuat namja manis tersebut mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kau harus banyak istirahat, nanti biar hyung yang memintakan izin pada Teukie hyung," sahut Donghae.

"Wookie-ah, kau harus bisa menahan bocah ini agar ia tidak pergi ke café, arraseo?" tanya Sungmin pada Ryeowook.

Ryeowook mengangguk, "Hyung tenang saja."

"Baiklah kami pergi dulu! Annyeong!" dan sosok ketiganya pun menghilang dari pandangan mereka berdua.

Ryeowook masih sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Eunhyuk hanya duduk diam di tempatnya sambil sesekali melirik ke arah Ryeowook. Lebih tepatnya ke arah bekas tamparannya saat bangun tadi yang masih agak merah.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" satu pertanyaan dari Ryeowook sukses membuat Eunhyuk terlonjak kaget. Ryeowook menatap Eunhyuk yang duduk di sebelahnya dengan senyum tipis di wajahnya saat melihat namja manis tersebut gelagapan.

"Mi-mianhae," ucap namja manis tersebut gugup. Ryeowook mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Maksudmu?" tanyanya.

"I-itu," lanjutnya lagi sambil menunjuk ke arah pipi Ryeowook yang merah. Ryeowook yang menyadarinya tak ayal tertawa kecil.

"Gwaenchana, hanya seperti ini juga," ucapnya santai.

"Ani. Pasti sakit, aku menamparnya terlalu keras ya," ujarnya lagi sambil merangkak mendekat ke arah Ryeowook sambil menyentuh pipi Ryeowook.

Deg! Tiba-tiba saja jantung Ryeowook berdetak lebih kencang dari biasanya saat ia merasakan tangan hangat Eunhyuk menyentuh pipinya dengan lembut, di tambah dengan wajah Eunhyuk yang menyiratkan rasa cemas yang kentara di wajah polosnya. Semakin menambah kesan imut dan manis di mata Ryeowook.

'Tahan Wookie, tahan,' batinnya. Disingkirkannya tangan Eunhyuk perlahan. Ryeowook tersenyum.

"Gwaenchana," ujarnya, berusaha meyakinkan Eunhyuk.

"Tapi-"

"Oya Eunhyuk-ah, umurmu berapa?" tanya Ryeowook, berusaha mengalihkan topik pembicaraan dan berhasil memotong perkataan Eunhyuk.

"Eh? Umurku?" tanya namja manis tersebut bingung sambil menunjuk dirinya sendiri.

Ryeowook mengangguk, "Nae."

"Umurku 17 tahun," ujar Eunhyuk polos. Lagi-lagi Ryeowook mengangguk.

"Umurku 19 tahun, mulai sekarang kau harus memanggilku Wookie hyung!" putus Ryeowook.

Eunhyuk hanya diam.

Ryeowook berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah dapur, meninggalkan Eunhyuk sendirian di ruang tengah yang memandangnya dengan wajah bingungnya yang menggemaskan.

Tidak lama kemudian ia kembali dengan sepiring kue strawberry ukuran sedang dan dua gelas jus strawberry, diletakkannya kue dan jus tersebut di atas meja yang terletak di ruang tengah, Ryeowook tersenyum ke arah Eunhyuk dan mendudukkan dirinya sendiri di samping namja manis tersebut.

"Ini makanlah," ujarnya sambil menyerahkan kue tersebut ke arah Eunhyuk. Eunhyuk menerimanya dengan wajah bingung.

"Untukku?"

"Nae."

"Semuanya?"

"Nae. Kenapa? Kau tidak suka?"

Eunhyuk menggelengkan kepalanya kuat dan tersenyum manis, "Aniyo, aku suka kok, gomawo Wookie hyung!" ujarnya manis dan mulai memakan kue tersebut dengan lahap.

Ryeowook, yang sempat terpesona dengan senyuman manis yang diberikan Eunhyuk padanya, hanya tersenyum, di tepuknya pelan kepala Eunhyuk.

"Cheonmaneyo," jawabnya, dan ia kembali sibuk dengan pekerjaannya.

.

.

.

Sementara itu di café

"Minnie! Dua milk shake strawberry dan satu lemon pie!"

"Bummie! Pesanan untuk meja 6!"

Brak!

"Heechul hyung! Bantu kami!"

"Aish! Iya aku bantu!"

15 menit kemudian.

"Terima kasih atas kunjungannya, datanglah lagi!"

Criing!

"Huft, itu yang terakhir!" ucap Leeteuk sambil menyeka keringatnya.

Yesung mengangguk, "Nae, aku lelah sekali."

"Aish! Bukan cuma kau saja yang lelah babbo!" sungut Heechul sambil mengipasi wajahnya dengan tangannya sendiri.

Tiba-tiba Sungmin dan Hankyung keluar dari dapur dengan membawa tujuh buah gelas berisikan es jeruk, membuat kelima namja yang sekarang tengah duduk di dekat meja kasir tersebut memandang mereka dengan mata berbinar. Dan saat keduanya meletakkan minuman dingin tersebut, kelimanya tanpa basa-basi langsung menyerbu gelas-gelas tak berdosa tersebut, bahkan Kibum yang biasanya diam pun juga ikut berebutan.

"Ah! Kembali hidup!" desah Donghae setelah ia meminum minuman buatan Sungmin dan Hankyung tersebut.

Leeteuk meletakkan minumannya, "Lalu? Bagaimana keadaan Hyukkie?" tanyanya, membuat Heechul, Hankyung dan Kibum menatap Yesung, Sungmin dan Donghae.

"Dia baik-baik saja, hanya luka kecil," jawab Sungmin. Yesung dan Donghae mengangguk.

"Nae. Hanya luka kecil, tapi luka kecil yang banyak," tambah Donghae yang mendapatkan death glare gratis dari Sungmin.

Criing! Tiba-tiba suara bel dari pintu depan café berbunyi, sontak membuat mereka yang berada di dalam café tersebut memandang heran ke arah dua orang namja yang berdiri santai di depan café. Dan mereka semua terkejut dengan kedatangan kedua namja tersebut.

"HYUKKIE!" seru semuanya serempak, minus Kibum yang hanya mengerutkan alisnya.

Namja yang di panggil Hyukkie tadi hanya tersenyum manis ke arah hyungdeul-nya. Namja manis itu memasuki café bersama dengan Ryeowook di sebelahnya.

"Ya. Apa yang kau lakukan di sini hah!" sembur Heechul tepat di depan wajah Eunhyuk saat ia sudah berada di antara mereka.

Masih dengan gummy smile andalannya ia menjawab, "Aku bosan di rumah, jadi aku minta Wookie hyung untuk mengantarku ke sini," jawabnya riang.

Sungmin mendekati Ryeowook, "Bukannya tadi aku memintamu untuk menjaganya?" tanyanya heran. Ryeowook mengangguk.

"Tapi kepalaku sakit mendengarnya terus-terusan merengek agar aku membawanya ke sini," jelas Ryeowook dengan wajah cemberutnya.

Leeteuk menggelengkan kepalanya, "Yasudah, kau boleh berada di sini, tapi kau tidak boleh bekerja, arra?" ujarnya pada Eunhyuk yang memasang wajah kecewa saat mendengar perkataan Leeteuk tadi.

"Kalau aku tidak bekerja, lalu apa yang harus aku lakukan di sini?" tanyanya.

"Kau temani Wookie-ah saja," sahut Yesung.

Eunhyuk cemberut.

"Wookie hyung sibuk dengan tugas kuliahnya, aku tidak mau mengganggunya," jawabnya polos, membuat hyungdeul-nya tersenyum kecil.

"Tapi ia yang mengantarmu ke sini, bukannya itu artinya kau sudah merepotkannya?" satu perkataan dari Kibum sukses membuat Eunhyuk membelalakkan matanya.

"Akh benar juga!" serunya, namja manis tersebut membalikkan badannya menjadi berhadapan dengan Ryeowook.

"Wookie hyung mianhae," ucapnya sambil membungkukkan badannya.

Ryeowook tersenyum kecil sambil menepuk kepala Eunhyuk pelan, "Gwaenchana."

Leeteuk menepuk tangannya cukup keras, membuat seluruh perhatian terpusat padanya.

"Ayo, waktunya kembali bekerja, Chullie hari ini kau menjadi pelayan, biarkan Hankyung dan Sungmin yang di dapur!"

Heechul mengangguk, dan mereka pun kembali ke tempat masing-masing, sedangkan Leeteuk berjalan ke arah pintu depan café dan mengganti tulisan CLOSE menjadi OPEN. Ryeowook menarik Eunhyuk menuju meja yang terletak di pojok café, tempat dimana ia biasanya menghabiskan waktunya sambil memperhatikan namja manis yang tangannya ia genggam sekarang bekerja.

.

Time Skip

.

Satu minggu sudah sejak kejadian waktu itu, sekarang Eunhyuk sudah diperbolehkan lagi bekerja seperti semula oleh Leeteuk, walaupun ia awalnya harus merengek agar diperbolehkan bekerja lagi. Tapi dengan bantuan Ryeowook, akhirnya ia bisa kembali bekerja.

"Hyukkie, ada yang ingin bertemu denganmu!" panggil Donghae sambil menepuk bahu Eunhyuk pelan. Eunhyuk yang mengetahui siapa orangnya hanya mengangguk dan berjalan ke arah meja dimana tempat orang tersebut berada.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sopan ke arah namja yang tengah tersenyum padanya.

"Dua strawberry short cake, satu frapucino dan satu strawberry juice," ujarnya tanpa melihat ke arah daftar menu. Eunhyuk mencatat pasanan dari namja tersebut.

"Apakah ada yang lain?" tanyanya lagi, namja tersebut menggeleng.

"Baiklah, mohon tunggu sebentar, pesanan Anda akan segera dibuatkan," ujarnya sambil membungkukkan badannya dan berlalu dari sana.

Tiba-tiba namja tersebut mendekati Leeteuk yang memang sedang berada didekatnya.

"Leeteuk-sshi," panggilnya, Leeteuk menoleh ke arah datangnya suara dan tersenyum saat melihat siapa yang memanggilnya.

"Ada apa Ryeowook-ah?" tanyanya.

Ryeowook menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Um... Boleh aku meminjam satu karyawanmu untuk hari ini dan besok?" tanyanya sedikit gugup.

Leeteuk yang mengetahui siapa yang orang yang dimaksud namja di depannya ini tak ayal langsung mengangguk, "Tentu, pakai saja sesukamu," ucapnya.

Ryeowook menatap Leeteuk tidak percaya, "Jeongmal? Gamshahamnida!"

"Nae. Sekarang kau duduk saja, sepertinya pesananmu sudah datang," ujar Leeteuk sambil menunjuk ke arah seorang namja manis yang terlihat membawa nampan berisi makanan. Ryeowook mengangguk, ia segera duduk di tempatnya semula.

Eunhyuk meletakkan pesanan pelanggannya di atas meja, dia berniat untuk pergi dari sana, tapi sebuah cengkraman lembut di tangannya membuatnya menaikkan alis bingung.

"Apa ada yang kurang?" tanyanya bingung.

Ryeowook tertawa pelan mendengar pertanyaan Eunhyuk, sedangkan Eunhyuk hanya menatap Ryeowook dalam diam, namja manis ini berusaha menetralkan kembali detak jantungnya yang tidak beraturan saat melihat namja yang lebih tua di depannya ini tertawa. Ada perasaan aneh saat ia melihat senyum Ryeowook, seperti perasaan senang dan bahagia melihat namja di depannya ini tersenyum dan tertawa untuknya, perasaan aneh yang membuat dadanya sesak tiap kali pandangan mereka bertemu, perasaan yang membuat aliran darahnya mengalir lebih cepat dan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya saat ia melihat ke dalam bola mata hazelnya.

'Apakah aku menyukainya?' batin namja manis ini.

"Eunhyuk-ah?" panggil Ryeowook, "Apa yang kau pikirkan?" tanyanya.

Eunhyuk menggelengkan kepalanya dengan tampang bingung.

"Duduklah, temani aku menghabiskan makanan ini," ujarnya santai.

"Hah?" Eunhyuk melongo mendengar perkataan Ryeowook.

"Mene... Mani?" tanyanya bingung.

"Nae. Dan aku tidak menerima penolakan!" ucapnya saat ia melihat Eunhyuk membuka mulutnya untuk menolak ajakannya, "Dan aku sudah meminta izin dari boss-mu untuk hari ini dan besok."

Eunhyuk yang semula menggembungkan pipinya mengangkat sebelah alisnya dengan heran.

"Besok? Memang mau apa hyung?" tanyanya bingung.

Ryeowook tersenyum misterius.

"Kita lihat saja besok," ujarnya, membuat Eunhyuk mengernyitkan alisnya bingung. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, karena sekarang namja manis tersebut sudah duduk dan sibuk melahap strawberry short cake miliknya.

.

.

.

Keesokan harinya, pagi hari.

Criiing! Ryeowook memasuki café dengan memakai kaos berwarna biru lembut dengan jaket hoodie berwarna hitam, celana jeans abu-abu panjang juga sepatu sport putih, di tambah dengan topi berwarna hitam dengan aksen biru menambah kesan keren bagi siapa saja yang melihatnya.

Diedarkannya pandangannya keseluruh café, senyumannya mengembang saat matanya menangkap apa yang ingin ia cari, segera ia hampiri sosok yang tengah berbicara dengan Kibum tersebut. Ditepuknya pelan bahu namja yang lebih muda darinya tersebut.

Merasakan tepukan pelan di bahunya, Eunhyuk membalikkan tubuhnya, dan seketika itu pula jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya saat ia melihat penampilan Ryeowook.

'Keren,' batinnya, "Ng, ada apa?" tanyanya, berusaha menutupi nada gugup dalam suaranya.

"Cepat ganti bajumu, aku tunggu 15 menit, kalau belum selesai aku akan langsung menyeretmu," ujar Ryeowook, Eunhyuk membelalakkan matanya.

"Aish! Seenaknya saja!" sungutnya, tapi toh namja manis tersebut tetap berlari ke arah ruang ganti.

"Memang mau kemana hyung?" tanya Kibum. Ryeowook mengangkat bahunya.

"Molla, apa kau punya ide?" tanyanya. Ya, Ryeowook sudah mulai akrab dengan pelayan-pelayan café tempat Eunhyuk bekerja.

Kibum mengangkat bahunya, "Aku tak punya ide," sahutnya.

Ryeowook hanya menganggukkan kepalanya.

Sepuluh menit kemudian Eunhyuk keluar dengan baju lengan panjang berwarna hitam-putih, celana jeans panjang yang menutupi mata kakinya yang berwarna biru malam dengan sepatu sport berwarna putih dan sebuah kalung perak berbandul bulu sayap di tambah dengan rambut pirangnya yang dia biarkan berantakkan membuatnya tampak semakin manis di mata Ryeowook .

"Yah... Kajja, kita pergi sekarang!" setelah mengatakan hal itu Ryeowook langsung menarik tangan Eunhyuk dan membawanya keluar café tanpa menyadari semburat merah di wajah Eunhyuk saat tangannya digenggam dengan lembut oleh Ryeowook.

"Hyung, kita mau kemana?" tanya Eunhyuk setelah ia mendudukkan tubuhnya di jok depan mobil milik Ryeowook.

"Molla, kau mau kemana?" tanya Ryeowook balik.

Eunhyuk terdiam sebentar, namja manis tersebut seperti memikirkan sesuatu, tidak lama setelah itu ia memandang lurus ke arah depan.

"Di depan belok kanan," ujarnya. Ryeowook yang tidak mengetahui keinginan Eunhyuk hanya bisa mengikuti perkataan yang keluar dari mulut namja manis tersebut.

Ryeowook terdiam di depan dua buah makam, dengan Eunhyuk yang berjongkok di depannya yang sedang berdoa. Pemakaman. Ya, Eunhyuk membawanya ke pemakaman, lebih tepatnya makam kedua orang tuanya. Ryeowook ikut berjongkok bersama dengannya, kedua tangannya ia katupkan dan namja tampan tersebut mulai berdoa.

Setelah selama 15 menit mereka di sana, Ryeowook mengajak Eunhyuk ke sebuah restaurant.

"Hyung, mianhae karena sudah membawamu ke sana," ujar Eunhyuk saat ia dan Ryeowook tengah menunggu pesanan mereka.

Ryeowook tersenyum, di elusnya puncak kepala Eunhyuk dengan lembut, sepertinya namja yang satu ini sangat suka melakukannya, "Gwaenchana."

"Maaf telah membuat Anda menunggu," sela seorang yeoja yang bisa disinyalir sebagai pelayan di sana sambil meletakkan pesanan keduanya.

Ryeowook tersenyum ke arah pelayan tersebut, membuat pelayan yeoja tersebut memerah.

"Gamshahamnida," kata Ryeowook. Pandangannya kembali teralih kepada Eunhyuk, "Cepat dimakan, setelah ini kita langsung ke Lotte Park saja, kita bermain seharian," ujarnya.

"Lotte Park?" tanya Eunhyuk.

Ryeowook mengangguk, "Nae. Aku putuskan untuk menghabiskan waktu dengan bermain di sana seharian. Bagaiman? Kau mau?"

Eunhyuk mengangguk dengan antusias, dengan cepat dia menghabiskan makanannya, membuat Ryeowook lagi-lagi tersenyum kecil.

"Makannya pelan-pelan," nasihatnya. Eunhyuk mendongak ke arah Ryeowook dan tersenyum lebar, menampilkan gummy smile-nya yang sangat manis. Namja manis tersebut memperlambat acara makannya.

Sedangkan Ryeowook hanya bisa mengelus dadanya, berusaha menetralkan detak jantungnya yang tak menentu akibat namja manis di hadapannya ini.

'Kalau begini terus aku bisa mati konyol,' batinnya.

"Aku selesai!" seru Eunhyuk setelah ia selesai memakan makanannya.

"Cepat sekali," sahut Ryeowook. Eunhyuk hanya nyengir, sedangkan Ryeowook kembali memakan makanannya, tapi lebih cepat.

Setelah Ryeowook selesai keduanya langsung beranjak pergi, tentu saja Ryeowook sudah membayar makanannya.

.

.

.

"Whooaa!" Eunhyuk terpana dengan tempat di mana ia berada saat ini, sebuah taman bermain besar dengan berbagai macam arena permainan tersaji di depannya. Oke, jangan salahkan ia yang memang tidak pernah jalan-jalan ke tempat seperti ini. Hal ini dikarenakan ia yang harus sekolah sambil bekerja yang membuatnya tidak mempunyai waktu luang bahkan untuk sekedar jalan-jalan.

"Kau senang?" satu pertanyaan dari Ryeowook sukses membuatnya mengangguk senang.

"Nae!"

"Baiklah, kau ingin naik yang mana?"

"Um..." Eunhyuk memasang pose berpikirnya yang menggemaskan, dengan kedua tangannya yang dilipat di dada, matanya sibuk mencari-cari wahana yang menurutnya menarik dan alisnya mengerut lucu yang ditambah dengan bibirnya yang mengerucut itu membuat Ryeowook ingin 'melahap'nya kala itu juga.

"Ah! Ingin naik itu!" serunya sambil menunjuk wahana Roller Coaster besar. Ryeowook menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, kita kesana," ujarnya sambil menarik Eunhyuk untuk ikut mengantri.

.

Time Skip

.

Sudah berjam-jam mereka di sana dan sudah banyak wahana yang mereka naiki, hari sudah beranjak malam, sekarang keduanya tengah menikmati makan malam mereka di sebuah restaurant yang ada di taman itu, mereka berdua duduk di salah satu meja yang terletak tepat di samping jendela restaurant, sehingga mereka bisa melihat pemandangan di luar dengan leluasa.

"Enak?" tanya Ryeowook.

Eunhyuk mengangguk, "Nae," jawabnya sambil kembali memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

Ryeowook tersenyum.

Suasana diantara keduanya berubah menjadi hening, yang terdengar hanya suara yang berasal dari sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring. Tidak ada yang berniat untuk mengakhiri keheningan tersebut, keduanya terlalu larut dengan dunianya sendiri.

Grek!

Eunhyuk berdiri dengan tiba-tiba, membuat Ryeowook menatapnya heran, namja manis itu nyengir lebar sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Izin ke toilet, hyung," ujarnya yang membuat Ryeowook tertawa.

"Kau ini, ya sudah sana, cepat ya! Setelah ini kita akan naik bianglala," pesannya pada Eunhyuk.

"Nae!" Eunhyuk mengangguk dan namja manis itu langsung berlari kecil ke arah toilet.

Ryeowook menggelengkan kepalanya, "Dasar anak itu," gumamnya pelan.

"Oppa?" satu panggilan dari suara yang sangat ia kenal memanggil namanya, namja tampan sekaligus imut itu menoleh dan mendapati seorang yeoja cantik dan imut tengah berdiri menatapnya tidak percaya.

Ryeowook membelalakkan matanya tidak percaya.

"S-Seohyun?" tanyanya tidak percaya.

Yeoja yang dipanggil Seohyun itu tersenyum senang.

"Ah! Aku kira oppa sudah melupakanku!" ucapnya senang.

Ryeowook memandang Seohyun dengan pandangan datar, "Mau apa kau?" tanyanya dingin.

Seohyun menatap Ryeowook dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan.

"Oppa masih marah?" tanyanya.

Ryeowook tersenyum sinis, "Kurasa kau sudah tahu jawabanku."

"Oppa. Oppa salah paham, waktu itu-" perkataan Seohyun terputus dengan perkataan Ryeowook.

"Salah paham? Lalu apa maksudmu dengan berciuman dengan namja brengsek itu di belakangku, hah!" balas Ryeowook, suaranya naik satu oktaf.

"O-oppa, w-waktu itu namja itu yang memaksaku-"

"Dan kau mau menerimanya begitu saja?"

"A-aniyo oppa, aku sudah menolaknya tapi ia malah langsung menciumku, kumohon oppa, percayalah padaku!"

"Kau membalas ciuman namja brengsek itu!" balas Ryeowook, masih dengan nada yang dingin menusuk.

"Tidak oppa, kumohon oppa, percayalah padaku. Aku mencintaimu!" Seohyun masih berusaha untuk meyakinkan Ryeowook.

Ryeowook tersenyum miris mendengar pengakuan dari yeoja di hadapannya, "Aku pun mencintaimu, Seohyun-ah," diam sebentar, Ryeowook menarik napasnya, "Tapi itu dulu, sekarang sudah tidak ada lagi tempatmu di hatiku, aku sudah jatuh cinta pada seseorang."

"Hyung?"

Ryeowook maupun Seohyun mengalihkan pandangan mereka ke arah seorang namja yang sekarang tengah menatap mereka berdua dengan pandangan mata yang tak bisa dijelaskan. Ryeowook tersenyum kecil saat melihat namja manis tersebut.

"Hyukkie, kemarilah," panggilnya lembut.

_Eunhyuk Pov_

Aku baru saja keluar dari bilik toilet dan mencuci tanganku, setelah selesai aku langsung bergegas keluar, tidak mau membuat Wookie hyung menunggu terlalu lama. Tapi langkahku terhenti saat aku melihat seorang yeoja tengah berbicara dengan Wookie hyung. Kelihatannya sangat serius, bisa kulihat dari tatapan tajam Wookie hyung, belum pernah aku melihat tatapannya yang begitu... Menakutkan?

"Tidak oppa, kumohon oppa, percayalah padaku. Aku mencintaimu!" tiba-tiba aku mendengar yeoja itu mengatakan kata suka pada Wookie hyung.

Deg! Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, aku tahu perasaan ini, perasaan tidak suka saat Wookie hyung bersama dengan orang lain selain diriku, perasaan yang sama saat aku melihat Wookie hyung tertawa dengan orang lain selain diriku, bahkan walau ia bersama dengan hyungdeul-ku, aku tidak menyukai hal itu. Aku tahu aku menyukai bahkan mencintai Wookie hyung, entah kapan aku mulai mencintainya, hanya saja setiap melihat ia yang tersenyum dan tertawa, membuat satu kesenangan tersendiri untukku.

Dapat kulihat Wookie hyung yang tersenyum miris, "Aku pun mencintaimu, Seohyun-ah," diam sebentar, Wookie hyung menarik napasnya, aku menahan napasku menunggu kalimat apa yang akan di ucapkannya setelah itu.

"Tapi itu dulu, sekarang sudah tidak ada lagi tempatmu di hatiku, aku sudah jatuh cinta pada seseorang," dan jawabannya itu sukses mengacaukan emosiku, antara senang dan juga sedih. Senang karena ia menolak yeoja itu, dan sedih karena ia sudah mepunyai orang yang di cintainya, dan orang itu bukan aku.

Entah dapat kekuatan dari mana, tapi kupanggil Wookie hyung dengan suara yang cukup pelan.

"Hyung?"

Wookie hyung maupun yeoja itu mengalihkan pandangan mereka ke arahku yang sekarang tengah menatap mereka berdua dengan pandangan mata yang bahkan aku sendiri pun tak bisa menjelaskannya. Wookie hyung tersenyum kecil saat melihatku.

"Hyukkie, kemarilah," panggilnya lembut.

Dengan perlahan aku berjalan ke arah mereka berdua. Saat sampai, aku langsung ditarik dan dirangkul oleh Wookie hyung. Yeoja itu menatap kami tidak percaya.

"O-oppa, t-tidak mungkin," ucapnya terbata dengan mata membelalak lebar.

"Nae, seperti yang kau lihat," kudengar Wookie hyung berujar santai sambil mengeratkan rangkulannya padaku. Oh tidak! Hyung, apa kau ingin membunuhku dengan keadaan ini?

Chu!

Kurasakan sesuatu yang lembut menyentuh pipiku dengan lembut pula, benda apa ini? Segera kutolehkan kepalaku ke sebelah kiriku, kurasakan wajahku memanas dan jantungku makin berdetak kencang saat mengetahui bahwa bibir Wookie hyung lah yang tadi menempel di wajahku. Segera kutundukkan wajahku, berusaha menyembunyikan wajahku yang aku yakini sudah berwarna merah padam. Dapat kurasakan sentuhan hangat yang kuyakini adalah telapak tangan Wookie hyung mengusap kepalaku lembut.

"Aku mencintai anak ini," ujarnya.

Sontak aku mendongakkan kepalaku saat mendengar perkataan Wookie hyung barusan, tidak peduli dengan ekspresi wajahku yang kacau.

"H-hyung?" kataku tak percaya.

"O-oppa?" aku mengalihkan pandanganku pada yeoja itu yang sekarang membelalakkan matanya tidak percaya.

Kembali kualihkan pandanganku ke arah Wookie hyung yang tengah tersenyum.

"Sudah ya Seohyun-ah, aku harus melanjutkan kencanku dengan anak ini, annyeong!" dan setelah mengatakan hal yang hampir membuatku mati konyol tersebut Wookie hyung segera meletakkan beberapa uang untuk membayar makanan kami dan menarikku keluar dari restaurant, meninggalkan yeoja yang tadi di panggilnya Seohyun.

.

.

.

"Hyung, ada yang ingin aku tanyakan padamu," kataku, Wookie hyung masih menarik tanganku yang membuatku harus mempercepat langkahku untuk menyamakan langkah kakinya.

"Hm?"

"Anu... Itu... Masalah yang tadi," ucapku hati-hati, takut kalau-kalau Wookie hyung marah.

"Seohyun maksudmu?" tanyanya sambil berhenti berjalan dan berbaik ke arahku.

Aku mengangguk.

Wookie hyung mendongak, entah apa yang sedang dipikirkannya sekarang.

"Dia... Hanya masa lalu sekaligus cinta pertamaku," jawabnya. Wookie hyung menunduk dan memandang ke arahku, "Kau tidak perlu memikirkan hal itu," lanjutnya, kali ini dengan sebuah senyum manis yang terpasang di wajahnya.

Lagi-lagi aku hanya mengangguk. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

"Hyung, apa hyung serius dengan perkataan hyung tadi?" tanyaku dengan rona merah di wajahku.

Wookie hyung tidak menjawab, ia berbalik dan kembali berjalan sambil menarik tanganku.

"Kajja, kita harus segera menaiki wahana terakhir!" katanya riang.

"Hyung!" seruku cukup keras, tapi Wookie hyung sama sekali tidak memperdulikanku dan malah membawaku ke salah satu bianglala yang memang sedang berhenti dan memasukinya.

"Hyung!" rengekku pada Wookie hyung yang dari tadi hanya diam.

"Hyukkie, coba lihat," kata Wookie hyung sambil menunjuk ke arah luar.

Kuturuti perkataan Wookie hyung dan aku terdiam saat melihat pemandangan di luar yang begitu menakjubkan.

"Hyung ini," kataku sambil menatap Wookie hyung.

"Kau suka?" tanyanya.

Aku membalasnya dengan senyuman termanis yang pernah aku berikan pada siapapun, aku mengangguk dengan antusias.

"Aku sangat suka!" seruku senang.

"Baguslah kalau kau senang. Oya, aku punya sesuatu untukmu, tutup matamu!" perintahnya.

Aku memejamkan mataku, entah kenapa jantungku berdebar-debar.

Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang hangat dan basah menyentuh bibirku dengan lembut. Penasaran, aku pun membuka mataku perlahan dan betapa kagetnya aku saat mengetahui bahwa bibir Wookie hyung lah yang sekarang menempel di bibir ku. Wookie hyung melepaskan ciuman kami dan menatapku sambil tersenyum lembut.

"Tadi kau bertanya apakah aku serius dengan ucapanku 'kan?" tanyanya.

Aku hanya diam, pikiranku kosong. Aku hanya mampu memandangnya dengan pandangan kosong.

"Hyukkie, saranghae," ujarnya lembut.

_Eunhyuk Pov End_

.

_Normal Pov_

"Hyukkie, saranghae," ujar Ryeowook lembut.

"..." tidak ada jawaban dari Eunhyuk, namja manis ini hanya menatap Ryeowook kosong.

"Hyukkie-"

Grep!

Perkataan Ryeowook terpotong saat tiba-tiba saja Eunhyuk menubruk dan memeluknya erat dengan wajah yang di sembunyikannya di dadanya. Eunhyuk mendongak untuk menatap wajah Ryeowook. Ditatapnya Ryeowook dengan bola mata dark chocolate-nya yang bersinar.

"Jeongmal?" tanyanya.

Ryeowook mengangguk.

"Nae, jeongmal saranghaeyo. Apa jawabanmu?"

Eunhyuk tersenyum senang, "Nado saranghaeyo, hyung!" serunya senang sambil memeluk Ryeowook lebih erat.

Ryeowook tersenyum kecil, "Aku senang mendengarnya."

Ryeowook menunduk dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Eunhyuk, Eunhyuk yang menyadarinya menutup matanya. Perlahan namun pasti, kedua bibir tersebut semakin dekat dan akhirnya menempel satu sama lain bersamaan dengan meletusnya kembang api dan bianglala mereka berada tepat di puncaknya.

Ryeowook melepaskan ciuman mereka dan memandang Eunhyuk dengan matanya yang teduh. Di peluknya erat namja yang sekarang telah resmi menjadi namjachingu-nya itu, seakan-akan dia adalah suatu barang berharga yang bisa hancur kapan saja.

"Hyukkie."

"Hm?"

"Kau milikku, selamanya."

.

.

.

The End

.

.

.

Annyeong! Saya kembali membawa satu Fic gaje dengan pair WookHyuk, semoga pada suka. :D

Mianhae kalau seandainya pendeskripsiannya aneh, author nggak pandai mendeskripsikan sesuatu. T.T

Kritik, saran dan flame diterima, asal jangan flame pair sama oppadeul saja. XD

Review please! XD

Gamshahamnida! *bow*