Sakura dan pacarnya sedang berpacaran di sebuah taman. Namun, tiba-tiba saja ayahnya menarik Sakura untuk mengikutinya. Ternyata, ayahnya membawa Sakura kesebuah rumah yang besar. "Sakura, laki-laki yang ada di depan mu ini adalah calon suami mu." Sakura dibuat kaget dengan perkataan Ayahnya. Apa yang harus dilakukan Sakura?
.
Red & Blue
Sasuke X Sakura X Gaara
Rated: T
Genre: Romance, drama
Disclaimer : Masashi Kishimoto
.
Cuaca musim semi dikala siang itu sangat sejuk sekali. Daun bunga sakura berguguran ditiup angin. Suasana ini cocok sekali untuk yang sedang kasmaran. Di bawah bangku bunga sakura, terlihat sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta. Tampak wanita itu menyandarkan kepalanya diatas bahu pria itu. Mereka tampak menikmati angin di taman itu. "Segar sekali ya udaranya." Ucap gadis itu.
"Iya. Aku sangat menyukai musim semi seperti aku menyukai mu." Ucap laki-laki itu.
"Gombal." Ucap gadis itu dengan wajah yang bersemu.
"Untuk apa aku gombal?" ucap laki-laki itu.
"Aah… terserah kamu saja." Ucap gadis itu.
"Di musim ini juga kan, kamu lahir?" tanya laki-laki itu.
"Iya, dan lusa adalah ulang tahun ku, kau akan memberikan ku kejutan tidak?" tanya gadis itu penuh harap.
"Kalau aku jawab iya pasti kau tidak akan terkejut. Kalau aku jawab tidak, kau pasti kecewa. Jadi, aku harus jawab apa?" tanya balik laki-laki itu.
"Ah terserah kau saja deh!" ucap gadis itu agak ngambek.
"Hmm… lihat saja nanti." Ucap laki-laki itu sembari tersenyum misterius.
"Oke, akan aku tunggu." Ucap gadis itu.
"Kita pulang sekarang, anginnya semakin besar. Gak baik buat kesehatan." Ucap laki-laki itu sembari menarik tangan gadis itu.
"Aah… baiklah." Ucap gadis itu.
Lalu mereka bangkit dari bangku taman itu dan berjalan menuju rumah gadis itu sembari bergandengan tangan. Tampak mereka sekali-kali tertawa bersama. Ah indahnya cinta di musim semi ini.
.
"Apa? Perusahaan Haruno meminjam uang lagi?!" Ucap pria disana dengan wajah kesal.
"Iya, tuan." Ucap pria paruh baya disana.
"Berikan saja apa yang dia mau. Tapi, awas saja kalau dia tidak bisa membayar hutangnya! Ini adalah kesempatannya yang terakhir." Ucap pria itu kesal.
"Siap, tuan. Saya permisi keluar dari ruangan ini." Ucap pria paruh baya itu.
Pria paruh baya itu langsung pergi meninggalkan ruangan bosnya itu. Pria yang disebut tuan itu langsung duduk di kursi kerja nya dan menghela nafas. "Aku butuh istirahat" ucapnya.
.
Sakura sekarang dia sedang memandang handphone nya dengan senang sekali. Dia begitu senang karena pacarnya mengirim kata-kata yang romantis sekali. "Aku begitu mencintaimu, Gaara-kun." Ucap Sakura senang.
"Tadaima" teriak seseorang dari luar kamar Sakura.
Sakura langsung bangun dari tidurannya dan dengan cepat berlari keluar kamarnya. "Okaeri, tousan" ucap Sakura senang.
Sakura langsung memeluk ayahnya dengan erat. "Tousan, akhirnya pulang juga." Ucap Sakura senang.
"Kau pasti merindukan ku kan, sayang?" Ucap Kizashi.
"Sangat, bahkan banyaaak sekali yang akan Sakura ceritakan kepada tousan." Ucap Sakura senang.
"Cerita apa hmm?" Ucap Kizashi.
Sakura langsung bercerita tentang sekolahnya, temannya, kegiatannya bahkan pacarnya sendiri kepada ayahnya. Mebuki, ibu Sakura yang sedari tadi melihat keakraban putri dan suaminya hanya tersenyum melihatnya. "Gaara-kun itu orangnya sangat baik sekali, dia adalah calon penerus toko besi terbesar dikota ini. Hahaha..." ucap Sakura.
"Kamu sepertinya sangat menyukainya." ucap Kizashi.
"Iyaa tousan" ucap Sakura.
"Tousan tidak ingin cepat-cepat kamu lepas marga Haruno dan menjadi nyonya Rei." Ucap Kizashi.
"Ih tousan, apaan sih ah masih jauh." Ucap Sakura agak salting.
.
"Okaachan, otousan, Sakura pergi sekolah dulu ya. Gaara-kun sudah datang." pamit sakura.
"Iya, hati-hati." Ucap Mebuki.
Sakura keluar dari rumahnya dan langsung menghampri Gaara yang sedari tadi menunggunya. "Apakah kamu lama menungguku?" Tanya Sakura.
"Enggak terlalu, yuk berangkat" ucap Gaara sembari menggandeng tangan Sakura.
Jarak sekolah dari rumah Sakura tidak terlalu jauh sehingga mereka memilih untuk berjalan kaki. Mereka berjalan sambil ngobrol dan tertawa bahagia. Tidak ada yang mau mengganggu mereka. Bahkan teman-teman mereka pun hanya sekedar menyapa saja ketika bertemu dengan sepasang kekasih itu.
.
"Kapan kau akan bayar hutang mu itu, Kizashi?!" Ucap pria yang sedang duduk di kursi kerjanya.
"Sasuke-sama, saya tidak tau akan bayar kapan. Yang jelas, saya tidak bisa membayar hutang saya secara langsung." Ucap Kizashi.
"Kau tau, hutangmu itu sudah banyak sekali. Bahkan bila kau memberikan perusahaan mu itu pada ku, itu tidak akan cukup!" Ucap pria yang disebut Sasuke.
"Berikan saya kesempatan sekali lagi supaya saya bisa mebayar hutang pihutang saya, Sasuke-sama" ucap Kizashi memohon kepada Sasuke.
"Baik, aku berikan kesempatan selama seminggu. Bila kamu tidak bisa membayar hutang mu, aku akan mengambil perusahaan dan segala aset yang kau punya." Ancam Sasuke.
"Baiklah, sasuke-sama." Ucap Kizashi.
.
"Ayo Sakura, ikuti saja langkahku. Kamu jangan dulu buka penutup matanya." Ucap Gaara sembari menuntun Sakura kesuatu tempat.
"Gaara-kun, kau membuat ku semakin penasaran saja." Ucap Sakura.
"Sabar, sebentar lagi kok." Ucap Gaara.
Gaara langsung menyuruh Sakura untuk berhenti. Sakura mendengar suara bisik-bisik tapi tidak jelas. Sakura semakin penasaran apa yang akan diberikan Gaara. "Sakura, buka penutup mata mu." Perintah Gaara.
Sakura dengan cepat melepas penutup matanya dan betapa terkejutnya dia begitu melihat semua teman-teman sekelasnya ada disana dan berteriak "Selamat ulang tahun, Sakuraaaa!" teriak mereka.
Sakura melihat sebagian restoran ini dihias oleh balon-balon dan ada sebuah balon huruf dan ada balon berbentuk hati. Sakura sangat terharu sekali melihat apa yang Gaara berikan untuk ulang tahunnya. "Ayo tiup dulu lilinnya." Ucap Gaara sembari menyodorkan kue tart yang diatasnya terdapat lilin berbentuk 18.
Sakura langsung meniup lilin itu dan disambut meriah oleh teman-teman sekelasnya. Lalu, Sakura memotong kue itu dan memberikan suapan pertamanya pada Gaara. Surakan pun langsung menghampiri kearah mereka berdua.
Tidak jauh dari pesta ulang tahun itu, terlihat pria dewasa sedang memakan sesuatu dengan tidak nikmatnya. Dia memandang sebal kerumunan para siswa-siswi yang sedang merayakan ulang tahun itu. "Kampungan sekali!" ucapnya sebal.
.
Sasuke masuk ke dalam rumahnya dan langsung disambut oleh para pelayan yang membungkukkan badan kearah Sasuke. Sasuke berjalan lurus menuju ruang makan dan terlihat ayah dan ibunya sedang makan. Sasuke langsung duduk di hadapan sang ayah. "Ah Sasuke-kun, ayo makan dulu!" ucap sang ibu, Mikoto.
"Enggak. Aku sudah makan." Ucap Sasuke datar.
"Ah begitu…" ucap Mikoto agak kecewa.
"Jadi, ada apa kalian memanggil ku kesini?" tanya Sasuke to the point.
Mikoto dan ayah dari Sasuke yaitu Fugaku saling lihat dan mereka kembali melanjutkan makan mereka tanpa menjawab pertanyaan Sasuke. Setelah selesai makan, Fugaku langsung berdehem "Kau sudah menemukan calon mu, Sasuke?" tanya Fugaku.
Pertanyaan Fugaku sukses membuat Sasuke sedikit kaget. Selama ini, Sasuke belum niat mencari pasangan hidup. Fugaku dan Mikoto selalu menyuruhnya untuk menikah, tapi Sasuke malah lebih serius mengurus kantornya. Sasuke malah diam tidak menjawab pertanyaan Fugaku. "Pasti belum ya." Tebak Mikoto.
"Aku terlalu sibuk mengurus perusahaan." Ucap Sasuke.
"Bagaimana kalau aku jodohkan kamu dengan anak rekan tousan?" usul Fugaku.
Sasuke langsung menatap tidak suka kearah Fugaku. "Aku tidak mau dijodohkan!" ucap Sasuke tajam.
"Terus, kapan kamu akan mencari pasangan?" tanya Mikoto.
"Entahlah." Ucap Sasuke.
"Tousan beri waktu 1 minggu, jika kamu tidak menemukan pasangan mu juga, tousan bakal menjodohkan kamu dengan anak rekan tousan!" ucap Fugaku.
Sasuke langsung menatap tidak suka Fugaku dan hendak melawan namun dia langsung bungkam ketika Fugaku mengatakan "Kalau kamu tidak menuruti apa yang tousan katakan, tousan akan mengambil kembali perusahaan mu itu." Ancam Fugaku.
.
"Kabuto, apa kau punya kenalan perempuan?" tanya Sasuke kepada asistennya.
Kabuto yang sedang membereskan dokumen langsung terdiam dan menatap Sasuke sedikit tidak percaya. "Maaf Sasuke-sama, bisa diulang sekali lagi?" tanya Kabuto.
"Aku tidak akan mengulang perkataan ku tadi!" ucap Sasuke sedikit malu.
"Kenalan Perempuan? Ah, banyak sekali Sasuke-sama. Tapi, ada apa Sasuke-sama bertanya seperti itu?" tanya Kabuto.
"Intinya, aku harus punya pasangan." Ucap Sasuke.
"Baiklah, akan saya kenalkan perempuan yang terbaik." Ucap Kabuto.
.
Kabuto dengan semangat memperkenalkan beberapa perempuan kepada Sasuke. Banyak sekali perempuan yang dikenalkan kepada Sasuke berharap Sasuke akan menyukainya. Namun, Sasuke menatap datar perempuan itu dan menyuruh Kabuto untuk tidak mempertemukan perempuan yang sudah dia kenalkan kepadanya.
"Kabuto, kenapa semua perempuan yang kau kenalkan tidak begitu menarik dimataku, heh?" tanya Sasuke kesal.
"Saya sudah membawakan perempuan yang terbaik untuk anda, Sasuke-sama." Ucap Kabuto lelah.
'Anda saja yang tidak punya ketertarikan terhadap perempuan.' Batin Kabuto kesal.
"Ini sudah hampir seminggu dan aku belum menemukan pasangan ku juga. Hah… bagaimana ini?!" ucap Sasuke depresi.
Tidak jauh dari sana terlihat Kizaki berdiri di depan pintu ruangan Sasuke sedari tadi dengan wajah gemetaran karena dia masih belum punya uang untuk membayar hutangnya. Kizaki masih bingung apa yang harus dilakukannya. Kizaki tidak bisa memanfaatkan kesempatan yang Sasuke beri kepadanya. Dia tidak bisa membayangkan dirinya, istrinya dan putri tercintanya menjadi gelandangan. "Aku harus bagaimana?!" gumam Kizaki.
"Kenapa anda tidak mengajak menikah saja teman perempuan anda ketika sekolah dulu?" usul Kabuto.
"Kau lupa ya, aku sekolah di khusus laki-laki!" ucap Sasuke kesal.
"Ah maafkan saya, Sasuke-sama." Ucap Kabuto.
Kizashi yang tidak sengaja mendengar ributan dari ruangan Sasuke sedari tadi tiba-tiba terlintas putrinya dalam pikirannya dan dia langsung menhela nafas. "Maafkan tousan, Sakura." Ucap Kizashi.
Kizashi langsung masuk ke ruangan Sasuke dan semua mata langsung tertuju pada Kizashi. "Permisi, maafkan saya mengganggu anda, Sasuke-sama." Ucap Kizashi sedikit gemetaran.
"Ah Haruno, apa kau sudah membawa uang untuk membayar hutang mu itu? Atau kau sudah membawa surat-surat perusahaan mu itu?" tanya Sasuke.
"Ti-tidak, maafkan saya Sasuke-sama, saya tidak bisa membayar hutang saya." Ucap Kizashi.
"Kabuto, sita semua perusahaan Haruno dan segala asetnya!" perintah Sasuke.
"Siap" ucap Kabuto yang akan segera bergegas keluar.
"TUNGGU DULU!" teriak Kizashi.
"Apa lagi Kizashi?!" ucap Sasuke sebal karena diteriaki oleh Kizashi.
"Maafkan saya karena berteriak dan juga tidak sengaja mendengar percakapan anda dengan Kabuto-san. Sa-saya bisa mengusulkan seorang perempuan untuk anda. Mu-mungkin saja anda tertarik." Ucap Kizashi dengan percaya diri namun gugup.
Sasuke dan Kabuto masih diam di tempat untuk mencerna perkataan dari Kizashi. "Kau sangat tidak sopan sekali mendengar percakapan orang lain. Tapi, perempuan seperti apa yang akan kau kenalkan pada ku, heh?!" tanya Sasuke.
"Sebentar." Ucap Kizashi.
Kizashi mengeluarkan dompetnya dan mengambil sebuah foto. Foto itu diberikan kepada Sasuke, Sasuke langsung mengambil foto itu dengan cepat dan terlihat foto Sakura sedang tersenyum dengan memakai baju sekolah. "Ini anak mu?" tanya Sasuke.
"I-iya, dia adalah puteri ku. Dia sekarang kelas tiga dan sebentar lagi akan lulus." Ucap Kizashi.
Sasuke terus memerhatikan foto itu begitu lama. Entah apa yang dia pikirkan. Sasuke langsung menyimpan foto itu ke dalam saku kemejanya. "Aku mau dengan anak mu itu. Akan ku tunggu dia sampai lulus." Ucap Sasuke.
Kizashi langsung tersenyum dengan apa yang Sasuke ucapkan. Kabuto yang sedikit-dikit melihat foto putri Kizashi terkejut. 'Ternyata Sasuke-sama penyuka wanita muda.' Batin Kabuto.
"Tapi, ada syaratnya." Ucap Kizashi.
"Apa? Kau ingin hutang mu itu dilunaskan? Dan menjual anak mu kepada ku, begitu kan yang kau mau, heh?" tebak Sasuke tepat sasaran.
"Saya tidak menjual putri saya kepada anda. Saya hanya ingin menjodohkan putri saya kepada anda." Ucap Kizashi.
"Oke, hutang mu dianggap lunas. Besok, ajak dia kerumah ku." Ucap Sasuke.
"Terimakasih banyak, Sasuke-sama." Ucap Kizashi sembari membungkukkan badan kepada Sasuke.
.
Kizashi pulang dengan wajah lesu dan bingung. Dia harus bicara apa kepada Sakura? "Tadaima." Ucap Kizashi sembari membuka sepatunya.
"Okaeri, tousan." Ucap Mebuki.
Mebuki menghampiri Kizashi dan membawa tas juga membuka jas milik Kizashi. "Sepertinya kau capek sekali. Pekerjaan mu berat?" tanya Mebuki.
"Lebih berat dari sebelumnya." Ucap Kizashi.
"Bagaimana dengan Uchiha?" tanya Mebuki.
Kizashi menatap Mebuki sejenak lalu dia memeluk Mebuki dan menceritakan apa yang telah dia lakukan kepada Uchiha. Mebuki tampak terkejut dan dia langsung mengerti kenapa Kizashi melakukan nya seperti itu. Kizashi melepaskan pelukannya dan menatap Mebuki sedih. "Apakah keputusan tiba-tiba itu bagus untuk kita, terutama untuk Sakura?" tanya Kizashi.
"Aku harap itu keputusan yang tepat. Apalagi, Uchiha-san langsung bilang dia mau menikah dengan putri kita. Aku mengerti, kenapa kamu memberikan putri kita kepada Uchiha. Kita berdoa saja, semoga keputusan ini tepat dan Uchiha akan berlaku baik kepada kita dan juga putri kita" ucap Mebuki.
Kizashi menganggukkan kepalanya merespon ucapan Mebuki. Setelah itu, Kizashi masuk ke kamar mandi.
.
"Tadaa! Ini kado untuk mu, Sakura." Ucap Gaara sembari memberikan sebuah kotak kecil kepada Sakura.
"Gaara-kun, ulang tahun ku sudah lewat. Tapi, kenapa kamu masih memberikan kado kepada ku?" tanya Sakura sedikit heran.
"Sebenarnya aku akan memberikan ini saat ulang tahun mu. Tapi, aku lupa karena terlalu sibuk menyiapkan kejutan untuk mu. Dan lupa itu malah sampai seminggu, maafkan aku." Ucap Gaara.
"Kau terlalu baik, Gaara-kun. Arigatou, aku sangat senang sekali." Ucap Sakura senang.
Sakura mengambil kotak itu dan segera membukanya setelah meminta izin kepada Gaara. Sakura menatap takjub apa isi dari kotak itu. Ternyata itu adalah sebuah kalung dengan liontin huruf S. "S, sesuai dengan nama mu, Sakura." Ucap Gaara.
"Ini indah sekali, Gaara-kun. Aku sangat senang sekali." Ucap Sakura.
"Sini, aku pasangkan." Ucap Gaara.
Gaara lalu memasangkan kalung itu di leher Sakura. Setelah itu, Sakura memegang liontin itu dengan perasaan senang. "Aku akan menjaganya sebaik mungkin, Gaara-kun." Ucap Sakura.
"Terimakasih." Ucap Gaara senang.
Ketika mereka sedang berbincang dengan mesranya, tiba-tiba seseorang lari kearah Sakura dan menarik tangan Sakura. Mereka berdua terkejut dengan kelakuan seseorang itu. "Ap-tousan!" teriak Sakura kaget.
"Ikut tousan sekarang." Ucap Kizashi sembari menarik Sakura.
"Eeh… tousan tunggu!" ucap Sakura.
Kizashi langsung menarik Sakura dan berlari menjauh meninggalkan Gaara yang diam tidak mengerti dengan situasi. Kizashi langsung mendorong Sakura menuju mobilnya dan Kizashi langsung menjalankan mobilnya dengan cepat. "Tousan, kita akan kemana?!" tanya Sakura.
"Diamlah, kau akan tau nanti." Ucap Kizashi.
Sakura melihat Kizashi memasukan mobilnya kesebuah rumah yang sangat besar sekali. Sejenak Sakura kagum dengan rumah itu 'Seandainya rumah Haruno sebesar ini.' Batin Sakura.
Kizashi memberhentikan mobilnya di depan rumah itu dan membuka pintu mobil untuk Sakura. Sakura langsung turun dan berjalan mengikuti Kizashi. "Tousan, sebenarnya kita ini mau bertamu kesiapa?" tanya Sakura.
"Kau akan tau nanti setelah masuk ruangan ini." Ucap Kizashi.
Kizashi membukan sebuah ruangan yang menurut Sakura itu adalah ruangan kerja. "Sasuke-sama, saya datang kemari bersama putri saya." Ucap Kizashi.
Sakura yang mengerti dengan situasi langsung diam di samping tousan nya dan membungkukkan badannya kearah Sasuke. Sasuke melihat Sakura sedikit lama dan dia langsung menatap Kizashi dan berdehem. Kizashi langsung mengerti dengan kode yang Sasuke berikan. "Sakura, laki-laki yang ada di depan mu ini adalah calon suami mu." Ucap Kizashi.
Sakura yang sedari tadi diam langsung terkejut dengan ucapan tousan nya secara mendadak itu. "Apaa?!" ucap Sakura terkejut.
TBC
Assalamualaikum, Hay, Hallo kembali lagi bersama saya azichan dengan fanfic saya yang gaje hahahaha #plak
entah kenapa saya kepengen, kebelet, ingin banget post ini cerita gak tau kenapa:( #plak
terus ini masalah judul fanfic ini, saking bingungnya menentukan judul fict nya, langsung inget warna rambut Gaara sama Sasuke jadi we gitu judulnya, ada yang punya usulan ganti judul gak?:(
btw, makasih udah mau baca, sok we mau di komen pedas sambalado ge bae ajah aku mah, itu teh masukan buat aku hehe.
sekali lagi, makasih yaa^^
