Autor : Grengren
Judul : Memories Of My Past.
Cast : Kim Jongin/Kai
D.O Kyungsoo (GS)
Xi Luhan
Genre : Romance life, Tragedi, Comedi (dikit+garing)
Rate : T (masih aman buat awalnya doang..)
Grengren balik lagi nih. Cepet amat yah. Yah. Sebenernya aku masih seneng jadi hantunya FF, tapi karena masih kecanduan buat nulis ama publish FF. Jadi aku update lagi..!
(Hay,,Hay,, How My Heart Says? Dah End. Aku post FF baru nih. Gak baru jug sih sebenernya. Soalnya FF ini awalnya milik temen aku yang udah dia publish di Blog pribadinya. Tapi karena Blog temen aku itu udah keblokir (die kagak bisa inget alamat emailnya) ya dah FFnya ak minta (miskin ide amat gua :'( ). Tenang Dia baru Publish Chater pertamanya doang ko..jadi in masih dibilang FF virgin gituh..hahahahah dan ini awalnya Cstnya bukan Kyungsoo ato Jongin. Tapi disini aku ganti dan aku bikin GS.. maklum aku gak bisa bikin yang kagak GS. HAHAYYYYYY)
HAPPY READING...
Chapter 1.
~~~~~~~~~~ Memories Of My Past~~~~~~~~~~
"Eomma,,Eomma,,Eommaaaaaaaaaa.!
"Huh,,huh,,huh." Terdengar teriakan serta tarikan nafas yang berat dan terengah – engah. Seorang namja berperawakan tegap berkulit tan terbangun dari tidur malamnya yang hampir terbang ke awan. Yah, hampir lelap, karena tak biasannya namja itu akan tertidur lebih dari 3 jam disetiap malamnya. Terlihat betapa hitam lingkar mata namja itu saat ini, dan malam ini kembali terulang, tidur yang tak pernah bisa dibilang lelap. Dia terbangun dari tidurnya, tubuhnya yang gemetar dan badannya yang penuh dengan peluh menandakan betapa menyeramkan mimpi yang menghiasi tidurnya malam ini. Sudah hampir setiap malam namja itu selalu memimpikan hal yang sama dengan kejadian yang menipanya tepat 10 tahun yang lalu. Ketika dia bermimpi akan hal itu dia akan selalu berteriak histeris, tak mampu menginggat namun mimpi itu selalu datang seperti kenyataan yang sudah terpatri dalam ingatan masa lalunya.
"Eomma,,Eomma,,Eomma..!" Gumamnya dengan suara yang bergetar. Dia berjalan mondar mandir dan terus bergumam, lebih tepatnya menyerukan memanggil sang ibu. Tangannya juga tak berhenti bergerak serta mengepal. Sesekali jemarinya saling berkutat gelisa seperti menahan amarah dan rasa takut. Pandangannya kosong kornea matanya bergerak tak tentu, tak mampu fokus pada satu titik pandang. Seperti mencari sesuatu namun tak pasti. "EOMMAAAAAAA." Teriaknya kini penuh dengan kegelisahan. Tubuhnya semakin gemetar, wajahnya pucat pasi hingga dia sudah tak mampu berdiri dan mulai menjatuhkan tubuhnya diatas lantai kayu yang dingin. Dia terlihat frustasi, tangannya bergerak seraya mengacak - acak surainya yang hitam.
"Kai. Wae? terlihat seorang wanita paruhbaya menghampiri namja itu. Kai. Yah nama namja itu Kai. Wanita itu terlihat cemas melihat keadaan Min Gyu yang terkapar dilantai dengan badan mengigil penuh peluh dan mulutnya masih terus bergumam mengatakan eomma tanpa henti hingga akhirnya ketakutan membawa namja itu tak sadarkan diri. Wanita yang mengetahui bahwa Kai pingsan semakin cemas dan segera berteriak meminta bantuan.
~~~~~~~~~~ Memories Of My Past~~~~~~~~~~
"Satu Kumbang terbang dia awan, satu kumbang hinggap di bunga. Bawa serbuk sari terbang mengelilingi dunia. Madu manis siapa yang punya?"(AUTOR NGARANG YASILAHKAN NYANYIAKAN DENGAN NADA KALIAN SENDIRI) Terdengar seorang wanita bernama Kim Min Seok tengah duduk di halaman belakang rumahnya sedang bersenandung menyanyikan sebuah lagu yang ia ciptakan sendiri untuk anak semata wayangnya yang masih berusia 5 tahu. "Jongin." Jawab anak itu polos pada lagu yang dinyanyikan oleh ibunya. Mendengar jawaban anaknya yang terdengar polos Min Seok tertawa, tak lupa ia meraih tangan mungil jagoannya dan mulai bercengkrama hangat dengan jagoan kecilnya yang ditemani seekor anjing yang setia, anjing jenis Shetland Shee dengan bulu berwarna coklat keputihan yang diberi nama Micio.
"Jongin-ah." Panggil Min Seok pada jagoan kecilnya. Sedikit menunduk ia mulai mensejajarkan pandangan matanya pada putranya. Direngkunya kedua pundak putra semata wayangnya itu dengan halus ."Eomma masuk dulu ne? Jongin main dulu dengan Micio, Eomma akan mengambil minuman. Jongin jangan kemana - mana ne? Jongin disini saja. Arra? Lanjut Min Seok masih dalam posisi sejajar dengan putranya. "Em, Arrasso eomma.! Jawab Jongin lantang dan diikuti anggukan kepalanya serta senyum indah yang tersungging diwajah imutnya.
"Ahh.. Joh-a,,Yaksog? Tanya Min Seok dengan air muka yang dia perjelas. "Yaksog." Jawab Jongin pada sang eomma kemudian saling mengaitkan jari kelingking dan memainkan cap stempel. Min Seok bangkit kemudian tersenyum seraya mengusap lembut surai jagoan kecilnya dan segera melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.
"DOOORRR."
Tak beselang lama stelah Min Seok selesai membuat minuman untuk dirinya dan jagoan kecilnya, terdengar suara tembakan dari halaman belakang tepat dimana ia hanya meninggalakan Jongin dengan seekor anjing yang menurutnya setia. Min Seok yang mendengar suara itu dengan jelas bergegas segera berlari menuju halaman belakang rumahnya. Matanya terbelalak, badanya tiba – tiba bergetar itulah ekspresi nyata yang kini tengah ditampilkan Min Seok. Betapa tercengangnya dia melihat darah sudah berceceran mengotori halaman "Darah? Darah siapa ini?" batinya . Diedarkannya pandangannya, dia tak melihat sosok itu, sosok anak kecil putra semata wayangnya, dia kembali mengerakkan kakinya membiarkan langkahnya yang gontai menopang tubuhnya yang masih gemetar.
"Jongin. Jongin-ah. Kim Jong In.! Teriak Min Seok semakin cemas memanggil nama putranya. "Achhhhhhhhhh." Teriaknya lagi tiba – tiba. Betapa tercengannya dia mendapati anjing kesayangannya sudah terkapar lemas dengan luka tembak dan bersimpah darah.
"Kreccckkk." Min Seok mendengar suara pintu gerbang rumahnya terbuka, segera ia berlari menuju pintu gerbang berharap tak terjadi hal yang tak diinginkan pada Jongin. "Eomma." Panggil Jongin. "Jongin," Kata Min Seok terkejut melihat anaknya tengah ditenteng oleh dua orang laki-laki dengan bertubuh besar serta mengenakan pakaian berwarna serba hitam dan menutup wajahnya dimana salah satu dari mereka tengah memegang pistol. "Nu...Nuguya? Tanya Min Seok pada kedua laki-laki itu dan mencoba mendekat. "Gwenchanhayo? Kali ini Min Seok bertanya pada anaknya. "Eommaaaa." Jawab Jongin dalam tangis ketakutannya.
"Jangan mendekat, atau anak ini akan." Kata salah satu dari laki-laki itu dan mencoba menodongkan pintosnya kearah kepal Jongin. Jongin yang merasa kepalanya tersentuh benda dingin itu kemudian menajdi semakin takut dan teriak menangsi.
"Apa yang kalian ingin kan? Uang? Aku akan berikan berapapun yang kalin minta. Tapi aku mohon lepaskan anakku. Aku berjanji tak akan melaporkan hal ini pada polisi." Pinta Min Seok. "Kami tak membutuhkan uangmu. Yang kami inginkan hanyalah kehancuran keluargamu. Sama seperti yang suamimu lakukan 2 tahun yang lalu saat menghancurkan keluarga kami." Kata seorang lelaki yang menodongkan pistolnya pada Jongin. "Apa kau lupa dengan kami ? Tanya lelaki yang menggendong Jongin.
Min Seok berpikir, menginggat kejadian 2 tahun yang lalu apa sebenarnya yang suaminya lakukan pada mereka. "Tapi itu bukan keputusan dan kemauan suamiku saat mem-PHK sebagian pegawai dari pabrik tekstil. Itu keputusan dewan direksi dan para pemegang saham." Min Seok mencoba menjelaskan. "Benar, tapi pemegang saham terbesar adalah suamimu . Kim Jong Dae Sajangnim!" kata lelaki berpistol menyanggahnya. "Hiks, aku mohon. Jangan lukai anak kami. Aku akan berbicara pada suamiku agar memberi pekerjaan dan menanggung hidup kalian. Jebal, lepaskan anakku Jongin." Pinta Min Seok pilu penuh keputus asaan dengan uraian air mata yang tak hentin.
Tak menghiraukan permintaan Min Seok, kedua lelaki berbadan besar yang membawa Jongin kemudian berjalan bergegas setelah mendengar suara sebuah mobil yang datang dari garasi samping rumah. "Andwe, jangan bawa anakku." Teriak Min Seok. "Eommaaaaaa." Jerit Jongin mengetahui dirinya dibawa menjauh dari Eommanya.
"Grepp." Min Seok berhasil menarik jaket kulit dari salah satu lelaki itu. "Jebal, jebal lepaskan anakku. Yeobooooooo." Teriak Min Seok setelah berhasil menarik lengan lalaki yang menbawa Jongin. Mengetahui bahwa Min Seok berteriak memanggil suaminya lelaki itu segera mengarahkan pistolnya kearah Min Seok.
"DOOORRRR." Suara tembakan dan diikuti teriakan Jongin "Eommaaaaa." Ketakutan dan merasa terancam lelaki itu melepaskan tembakannya dan mengenai dada Min Seok. Min Seok yang terkena tembakan tersungkur ke tanah dan tak sadarkan diri cairan berwana merah (darah) keluar dari dadanya sebelah kiri dengan mudahnya merembas hingga namapak pada pakaiaanya. Sedangkan Jongin, ia dibawa masuk ke dalam mobil cap berwarna hitam yang sudah terparkir ditepi jalan dan dibawa pergi oleh kedua lelaki itu.
~~~~~~~~~~ Memories Of My Past~~~~~~~~~~
"Nyonya? Nyonya Tuan muda Kai sudah bangun." Teriak seorang pelayan dari dalam kamar Kai.
"Kai. Kau tak apa - apa?" Tanya wanita paruh baya setelah melihat Kai bangun setelah hampir semalaman dia tak sadarkan diri. "Eomma." Panggil Kai dan segera bangun memeluk wanita yang duduk didepannya. "Ne. Eomma disini." Kata wanita itu membalas pelukan Kai. Dia merasakan ketakutan yang dialami Kai sama seperti kejadian 18 tahun yang lalu saat dia menemukan Kai untuk pertama kalinya.
FlashBack.
"Yeobo, apa kau sudah mengunci pintu peternakan tadi? Apa kau sudah menitipkan kunci itu pada ?" Tanya seorang wanita keturunan China yang diketahui bernama Yixing pada suaminya. "Sudah, sesuai dengan permintaanmu sayang." Balas sang suami dengan tersenyum. "Kajja kita berangkat ke Seoul. Sebelum malam datang karena kau tahu jalanan disekitar sini akan sangat sepi dan gelap jika sudah malam hari." ajak sang suami pada itrinya kemudian menautkan jemarinya pada sang istri dan membawanya keluar rumah.
"Tuan Suho sudah akan berangkat? Kalau begitu saya akan siapkan mobilnya Tuan." Kata seorang lelaki yang berprofesi sebagai sopir dikeluarga Shim saat sepasang suami istri itu baru melangkahkan kakinya dan berbalik tersenyum dan meng iya kan. Kemudian sang sopir balas tersenyum dan membungkuk lalu pergi.
"Yeobo, apa Ommonim akan marah karena kita belum dikaruniahi seorang putra ditahun ke-6 penikahan kita?" Tanya Yixing gelisah pada suaminya didalam mobil. "Ania, Eomma tak akan marah. Dia mengetahui kondisi kita yeobo.! Jawab Suho menenangkan instrinya kemudian merangkul bahu istrinya dan menyandarkan kepala istrinya dibahunya serta membelainya dengan halus. Yixing hanya terdiam, matanya yang mulai berkaca hanya memandang kearah luar jendela mobilnya yang basah karena guyuran hujan.
"Berhenti.! Suruh Yixing tiba-tiba pada sopirnya. Sopirnya hanya reflek dan segera menghentikan laju mobilnya. "Wae? tanya Suho binggung. Tak menghiraukan pertanyaan suaminya Yixing bergegas keluar, membuka pintu mobil dan menerobos hujan. Suho yang merasa tak dihiraukan segera mengambil payung kemudia mengikuti Yixing keluar dari mobil.
"Kenapa kamu kehujanan disini? Mana orangtuamu? Kemana ibu dan ayahmu? Tanya Yixing pada seorang anak kecil yang ada didepannya. Anak kecil itu tak menjawab dia hanya terus bergumam memanggil Eomma dan menangis."Eomma..Eomma..Eomma.! Anak kecil itu ketakutan, wajahnya tertunduk dan tubuhnya penuh luka. "Apa dia terpisah dari orangtuanya? Atau dia dibuang?" Pikir Yixing.
"Yeobo? Panggil Yixing pada suaminya. Suho yang masih berdiri disamping mobil datang menghampiri Yixing setelah Yixing memanggilnya. "Wae? tanya Suho setelah sampai didekat Yixing. "Apa kita harus membawa anak ini? Dia terluka, aku kasihan padanya dan disini juga sedang hujan. Lihatlah tubuhnya menggigil mungkin kau bisa membawanya ke rumah sakitmu setelah kita sampai di Seoul nanti dan kau bisa mengobatinya. Dia bisa terkena infeksi dan mati kedinginan kalau seperti ini terus Yeobo." Pinta Yixing pada suaminya yang berprofesi sebagai seorang dokter daslah satu rumah sakit terkrnal di Seoul. Dia juga pemilik peternakan di Makpo. Tanpa pikir panjang Suho segera memberikan payung yang dia genggam pada Yixing dan segera mengendong anak itu dan membawanya masuk kedalam mobil.
FlashBack end.
Yixing teringat kembali kejadian 18 tahun yang lalu. Dia juga merasa sedih karena sampai sekarang keberadaan orangtua kandung Kai juga belum diketahui. Dalam kenangan Yixing, Kai 18 tahun ini hanya tumbuh menjadi seorang namja yang polos. Dia seperti menjadi anak yang autis, bertingkah seperti anak – anak ketika usianya yang kini tengah menginjak 23 tahun dan Kai juga terlalu apatis dengan seseorang yang baru dia kenal atau pun yang baru. Kadang Kai akan sering bersembunyi ketika dia didekati oleh kolega atau teman - teman Yixing dan Suho.
"Kai-ya. Saranghae. Meskipun kau bukan anak kandung kami tapi kami sangat menyanyangimu melebihi diri kami sendiri. Kami tak perduli dengan keadaanmu yang tak bisa sembuh dari trauma. Meskipun awalnya banyak yang membullymu tapi kami tetap sayang padamu Kai. Saranghae." Mata Yixing berkaca-kaca. Dia tak mampu menyebunyikan kesedihannya. Yixing kembali membaringkan tubuh Kai kemudian dia mengecup lembut kening anak angkatnya yang bahkan sudah ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri.
Yixing Pov.
Aku terus menatap wajah anakku, aku berharap suatu saat nanti dia bisa sembuh dari traumanya. Aku ingin Kai bisa hidup selayaknya. Menjadi Namja yang normal. Bisa bersosialisasi bersama dengan yang lain, betreman dengan orang-orang seusianya, menemukan banyak cinta dan menikah dengan gadis yang tulus mencintainya. Aku harap Kai juda bisa membangun rumah tangga yang bahagia agar kelak saat kami (Yixing dan Suho) pergi nantinya. Kami akan merasa tenang apabila kami meninggalkannya.
Aku kembali mengecup keningnya, aku mengelus lembut surai hitamnya. Aku rapihkan kembali selimutnya, menutupi tubuhnya. "Kai-ya, hiduplah dengan bahagia." Gumamku. Ku langkahkan kakiku keluar kamar dan meninggalkan Kai tidur dengan lelap.
Yixing pov end.
~~~~~~~~~~ Memories Of My Past~~~~~~~~~~
At cafe.
Seorang yeoja berperawakan kecil dengan wajah yang manis serta mata yang bulat sedang bergerak dengan lincah mengantarkan setiap pesanan para tamu. Meski begitu banyak permintaan, yeoja itu tetap tersenyum dan bekerja tanpa lelah. Teman-teman kerjanya hanya menggelengkan kepala ketika melihat tingkah yeoja tak kenal lelah itu.
"Ya, Kyungsoo. Apa kau itu robot?" Tanya seorang pelayan cafe pada yeoja mungil bernama lengkap Do Kyungsoo itu. "Ani." Jawab Kyungsoo singkat kemudian kembali mengambil piring dan cangkir kotor serta mengelap membersihkan meja.
"Kenapa kau tak membantunya?" Kata sorang namja yang berjalan menghampiri pelayan yang hanya sedang duduk santai memperhatikan apa yang dilakukan Kyungsoo. Kemudian namja itu memukul kepala pelayan itu dengan gulungan serber kotor yang berada diatas meja. "Appo. Ish...Wae? kata pelayan itu marah dengan ekspresi tolol dan mengusap kepalanya dengan serber yang sama dengan yang digunakan untuk memukulnya tadi, dan itu membuatnya semakin kotor. "Ah manajer Kim." Lanjut pelayan itu terkejut kemudian segera bangkit dari duduknya dan berniat untuk berjalan pergi.
"Kau mau kemana Xi Luhan? Tanya manajer Kim setelah berhasil menarik kerah belakang kemeja Luhan. Secara tidak langsung tubuh Luhan ikut tertarik dan itu membuat tampang manisnya menjadi konyol karena tak sengaja tercekik. Mengetahui tingkah konyol antara yang terjadi antara manajer Cafe Kim Jongdae dan pelayan cafe yang bernama Luhan (lebih tepatnya dia adalah sahabat Kyungsoo) itu, Kyungsoo dan karyawan Cafe lainnya hanya tertawa kasihan melihat tampang Luhan yang begitu konyol.
Kyungsoo Pov.
"Ahhh, akhirnya selesai juga." Setelah selesai membereskan Cafe dan berganti seragam dengan baju ganti. Aku melangkahkan kaki berjalan keluar ruang ganti dan berniat untuk segera pulang. Tapi sebelum aku beranjak keluar dari Cafe, aku melihat Luhan masih berdiri didepan pintu Cafe. Aku berjalan menghampirinya.
"Ya. Oppa kenapa kamu belum pulang? Bukan kah kamu seharusnya membantu imo membuka kedainya? Tanyaku padanya setelah aku memukul pundak kanannya dari belakang dan Luhan segera memutar badannya.
"Ah, hari ini aku lelah jadi biarkan adikku saja yang membantu Eomma. Oo ya. Apa kau mau ku antar pulang Soo? Ini sudah malam. Bis terakhir menuju rumahmu sudah lewat 10 menit yang lalu dan kalau kan berjalan kaki akan sangat bahaya untukmu." Luhan menawariku.
"Jinjja? Tanyaku terkejut.
"Ne kajja." Ajaknya kemudian dia tersenyum. Dia menarik tanganku dan menyuruhku untuk segera naik motornya serta memakai helm yang ia berikan padaku.
Xi Luhan. Dia adalah namja terdekatku. Dia sudah bersamaku sejak kecil. Orang tua kami terutama Appaku dan Appanya adalah sahabat, kami menjadi dekat karena orangtua kami yang bersahabat. Akhir - ahkir ini aku sedikit canggung dengannya, karena seminggu yang lalu Luhan menyatakan perasaannya padaku. Aku binggung, aku masih tak menjawabnya dan masih memintanya untuk memberiku kesempatan untuk menjawab. Luhan yang berumur 2 tahun diatasku sudah aku anggap sebagai Oppa kandungku.
"Oppa? Aku mulai bicara.
"Hmm." Dia hanya berdehm.
"Oppa, Mianhae."
"Wae?
"Mian karena aku belum bisa memberikan jawabanku." Aku berkata dengan tulus. Yah. Aku tahu. Luhan pasti sangat jenuh menunggu jawaban cinta dariku. Meskipun Luhan orang yang begitu sabar, tapi dia pasti menyimpan perasaan jenuh.
"Gwenchanhayo, aku akan menunggumu Soo." Katanya terdengar tenang. "Berpeganglah, aku akan sedikit lebih kencang menarik gas motorku. Kajja." Aku merasakan tangannya menarik tanganku dan melingkarkannya diperutnya.
"Oppa, mianhae aku belum bisa membuka hatiku." Aku berkata dalam hati kemudian menaruh kepalaku dipunggungnya.
Kyungsoo Pov end.
~~~~~~~~~~ Memories Of My Past~~~~~~~~~~
"Kyungsoo, ambilakn Appa handuk." Teriak Appa Kyungsoo dari dalam kamar mandi. "Eonni, dimana buku pelajaran bahasa Inggrisku? Disusul teriakan yeodongsaeng nya. "Nunna? Apa aku mendapatkan uang sakuku hari ini.? Kali ini namdongsaengnya yang berkata.
Yah, itu lah yang terjadi. Semua adalah suasana di kediaman Appa Kyungsoo setiap pagi. Sudah seperti menjadi rutinitas dan tone alarm setiap pagi ketika teriakan 3 troubel maker di rumah itu sudah dimulai. Sementara eomma Kyungsoo sudah pergi menjual sayuran yang dia tanam dihalaman depan rumahnya ke pasar. Jadi Kyungsoo harus bertugas membatu eommanya mengurusi ke-3 troubel maker dirumah itu.
Mulai dari tindakan yang teledor, sering melupakan hal-hal yang dianggap penting dan itu adalah salah satu penyebab di PHK dari pekerjaanya 18 tahun yang lalu. Disusul adik lelaki Hyo Joo yang bernama Do Kyung Nam, Do Kyung Nam sebenarnya adalah siswa di Seoul Senior High School. Dia adalah siswa yang cerdas, bahkan dia masuk dalam daftar 50 siswa terpintar dan berada diurutan ke-2. Akan tetapi, terkadang sifatnya yang konyol dan pemilik hobby membolos serta sering mengacuhkan apa yang sedang Songsaegnimnya ajarkan. Akhirnya dia pernah diskors selama sebulan dari sekolah.
Kemiripan sifatnya yang sama dengan Xi Luhan membuatnya sedikit lebih dekat dengan Luhan. Ketika Kyungnam sedang kesal pada Kyungsoo dia sering mengumpat pada kyungsoo bahwa kakak kandung yang sebenarnya bukanlah Do Kyungsoo nunna, melainkan Xi Luhan hyung.
Terakhir adalah adik terkecil Do Kyungsoo yaitu Do Kyung Ran. Karena dia anak terkecil di rumah, makanya Kyungran sering bersikap malas dan manja. Dia sering menaruh barang disembarang tempat dan berkata dengan sesuka hati. Bersikap dingin dan tak peduli dengan keadaan sekitar.
Kyungsoo Pov.
"Hahhh. Badan ku rasanya sakit semua." Aku sedang duduk dihalaman depan rumah. Memukul - mukul ringan pundak sebelah kananku, berharap rasa lelah yang hampir setiap hari datang akan sedikit berkurang meskipun itu tak akan mungkin.
"Eomma pulang." aku mendengar suara eomma. Segera aku berlari menghampiri eomma dan membantunya membawa barang sisa jualan. "Bagaimana eomma, apa hari ini jualannya berjalan lancar? Tanyaku setelah menaruh barang bawaan eomma diatas meja dapur kemudian menghampirinya. Eomma duduk menghadap kipas diruang tengah dan aku duduk disampingnya. 'Ah, Kyunsoo-ya. Eomma hari ini sedang bahagia. Nanti malam kita akan makan ayam bawang kesukaanmu." Kata eomma.
"AYAM BAWANG? Jinjja? Ku dengar Appa menyahut pembicaraaku dengan Eomma. Appa bergegas keluar dari kamar dan segera menghampiri Eomma. "Appa!" Kataku sedikit memalingkan wajahku. Bgaimana aku tidak akan memalingkan wajahku ketika Appa keluar dari kamar tanpa mengenakan celana panjang (Bayangin sendiri yah) dan hanya mengenakan celana dalam dengan badan yang penuh peluh. "Wae? tanya Appa merasa tak bersalah. "Eomma." panggilku masih memalingkan wajah. "Ya, apa kau GILA? dasar mesum, lihat anak gadismu itu. Kenapa tak sekalian saja kau keluar telanjang dan keliling mengitari rumah ini." Kata Eomma terdengar marah. "Apa aku harus melakukannya, pasti aku akan masuk kolom berita dan mendapat uang banyak. Wah idemu memng berlian Yeobo. Kalau begitu aku akan berisap-siap (L.O.L)." Kata Appa. "Mwo? Ya. Kau lupa siapa yang mau melihatmu? Kau haya lelaki tua." Kata Eomma semakin marah dan menarik telinga Appa kemudian membawanya masuk ke dalam kamar. "Kyungsoo-ya, siapkan makan siang sebelum kau berangkat bekerja ne? Aku akan memberi pelajaran pada lelaki tua ini." teriak Eomma dari dalam kamar. "Ne.! Aku menjawab dengan lesu.
Kyungsoo pov end.
Hari ini seperti biasa Kyungsoo berangkat bekerja di Cafe. Dengan sepeda dia menyusuri jalanan kota Seoul siang ini. Sinar Matahari yang terik karena musim panas tak mematahkan semangatnya. "Lalala". Kyungsoo bersenandung ditengah aktifitasnya mengayuh sepeda. "Awaaaaaasssssss." Teriak Kyungsoo. "Bruuukkk." Suara itu berhasil menghantarkan Kyungsoo terjatuh dari sepedanya.
~~~~~~~~~~ Memories Of My Past~~~~~~~~~~
TBC...hahhahah geje abis..!
(Aneh yah? Aku juga binggung. Ko aku bisa nulis FF kek gini yah...Ini juga baru intronya juga kagak yakin nih. Aku mau liat, apa pendapat kalian buat FF aku kali ini.. Mungkin ini gak akan sebagus FF yang aku buat pertama kali. Maklum ini FF milik temen aku yang dia hibahkan buat aku..hehehe... Ya dah deh ini dulu.. aku GEJEnya kebangeten kayaknya dan emang kelemahan aku juga sih kagak bisa bikin FF yang bentuknya kek gini make masukin karakter orang Ke-3 didalamnya. Oh yah..GOMAWO dah mau baca, jangan lupa reviewnya yah..Pay..PayBOW)
