WARNING: MISS TYPO, OOC, HINATA-CENTRIC, DAN WARNING-WARNING LAINNYA. DON'T LIKE DON'T RIDE.
}
}
Pagi yang cerah secerah warna gedung sekolah Seni Konoha. Satu-satunya sekolah seni yang memiliki asrama dan terbesar seantero Negeri. Sekolah seni dimana siswa-siswa yang bersekolah disini adalah siswa-siswa yang berprestasi pada bidang seni. Disini memang bukan sekolah biasa, karena ditempat inilah para calon bintang besar mendapat pendidikan yang berguna untuk karier mereka kelak.
Disinilah aku berada, ya disekolah seni ini aku menimba ilmu. Sebenarnya aku tidak memiliki bakat yang istimewa seperti teman-teman yang berada disekolah, hanya sebuah suara yang kata teman-temanku 'layak untuk didengar' entah apa maksutnya tapi itulah yang mampu aku andalkan untuk masuk sekolah ini. Kenapa aku begitu nekat masuk sekolah ini? Ya sebenarnya ini gara-gara nii-san ku, dia juga sekolah disini. Dia sangat berprestasi dibidang seni pertunjukan khususnya akting, dan bernyanyi. Hampir 10 judul film pendek pernah ia bintangi, film pertama berjudul 'Sebuah Bintang', 'Hanabi', 'Pacar Pertama dan Terakhir', 'Puisi untuk Ibuku', 'Kado Ulang Tahun Ayahku', 'Seulas Senyum Orang Tuaku', 'Adikku', 'Doki-Doki Sichatayo', 'Aishiteru', dan yang terakhir 'Tempat Bulan Berada'.Dan ada juga sebuah drama yang setiap hari tayang jam 7 malam 'Pilih Aku atau Dia' yang diperankan nii-san Hyuuga Neji, Shion, dan Uchiha Sasuke, dan aku selalu menonton itu tapi kadang aku geram ketika malihat adegan mesra Neji-nii dan Shion. Aku sangat menyukai nii-sanku itu, maka dari itu setiap filmnya selalu aku tonton dan cita-citaku aku ingin beradu akting dengan nii-san. Sayangnya itu hanya mimpi bagiku, karena aku sangat tidak bisa berakting. Yang bisa aku lakukan hanya mengikuti jejaknya masuk kesekolah seni agar aku bisa menunjukkan padanya bahwa aku bisa. Yah, walaupun tahun kemarin nii-san lulus dari sekolah seni ini. Eh? Kenapa aku bercerita tentang nii-san terus, padahal aku sendiri belum memperkenalkan diri. Namaku Hyuuga Hinata prestasiku tahun ini sedang proses membuat mini album, single pertamaku yang berjudul 'Puisi' langsung laris manis. Senang? Pastinya aku sangat senang, karena sambutan yang baik dari pendengar nii-san dan beberapa temannya membuatkanku lagu yang akan ada di mini albumku.
Dan inilah kehidupanku disekolah seni ini.
Aku berjalan menuju kelasku, kelas A.2 Seni.
"Ohayou, Hinata-chan?" suara yang sangat familiar menyapaku. Aku menengok kesamping, kulihat sosok bertubuh tinggi putih dengan rambut berwaran merah dan tak lupa tato 'Ai' yang ada dikeningnya.
"Ohayou, Gaara-kun?" aku membalas sapaan Gaara ketua kelas dikelasku.
Lalu tidak ada dari kami yang mencoba berbicara, sampai akhirnya kami sampai di kelas. Suasana kelasku masih seperti biasanya.
{
{
Pelajaran pertama hari ini seharusnya diisi dengan Kakashi-sensei,tapi karena kedatangannya yang selalul terlambat membuat kami harus menunggu. Namun tiba-tiba seorang sensei masuk kekelas kami Sizune-sensei dan seorang murid yang berjalan dibelakangnya.
"Ohayou, minna-san?" Sapanya ramah
"Ohayou, Sizune-sensei!" Semua membalas serempak.
"Bukankah ini jadwal Kakashi mengisi pelajaran hari ini, kenapa dia tidak ada?"
"Paling tersesat lagi sensei." Aku melirik Kiba, dari mana dia tahu kalau Kakashi sensei tersesat.
"Tersesat?"
"Tersesat dijalan yang bernama kehidupan!" Kini Naruto wakil ketua kelas yang menjawab, dan disambut kekehan Sizune-sensei.
"Ok ok, sudah tidak perlu dibahas. Aku kemari untuk mengantarkan murid baru kekelas ini, silahkan perkenalkan dirimu."
Aku melihat dengan seksama wajah murid baru itu, dia cantik sekali. Kupikir itu bukan Cuma pendapatku saja karena semua murid dikelasku langsung terperangah melihat murid baru itu. Wajahnya cantik, kulitnya putih, matanya biru sebiru lautan, rambutnya perak sepinggang dan tubuhnya tinggi semampai.
"Pasti dia model." Ino yang duduk didepanku membisikkan kata itu padaku.
"Mungkin." Aku menjawab seenaknya.
"Namaku Hikari...
Suaranya sedikit berat,
"Pasti kalau menyanyi rock, suaranya bagus." Kini ku dengar celetukan dari Naruto.
"Hanya itu saja Hikari-san?" Sizune sensei bertanya pada murid baru itu, dan dijawab dengan anggukan.
"Baiklah, kalau kalian ingin mengenal teman baru kalian silahkan dekati dia ketika pelajaran selesai, oh ya, Hikari akan tidur dikamar Hinata jadi kuharap kalian bisa bekerja sama ya?"
Aku kaget, memang benar di asrama ini aku tidur sendiri karena jumlah siswi yang ganjil. Setiap kamar harusnya diisi dua orang siswa.
"Hai, Sizune -sensei." Aku menjawab dan tersenyum pada Hikari.
"Satu lagi, Hinata kamu boleh meninggalkan pelajaran hari ini dan sebagai gantinya kamu harus mengenalkan lingkungan sekolah ini pada Hikari-san, mengerti Hinata?"
Aku mengangguk, dan segera berdiri dari bangkuku dan berjalan kedepan.
Normal POV
Hinata berjalan berdampingan dengan Hikari. Ruang pertama adalah ruang musik.
"Ini ruang musik, kita kemari dihari rabu dan jum'at."
Hikari mengangguk tanda mengerti, lalu Hinata melanjutkan.
"Ini ruang kelas A.3, ini ruang kelas A.1" Hinata memandang kearah lawan bicaranya menurut Hinata Hikari ini perempuan yang sempurna. Hidungnya mancung, bibirnya tipis, matanya sedikit lebar, kulitnya yang putih sungguh Hinata benar-benar kagum dengan murid baru ini, Hikari ikut menatapnya.
"Ada yang aneh dengan wajahku?" Hinata tersentak,
"T-tidak, hanya saja bukankah ini musim panas, kenapa Hikari-chan memakai syal? Apa kamu sakit?"
"Bukan urusanmu." Kata-katanya ini sangat menusuk indera pendengar Hinata, sangat ketus mungkin begitulah yang dipikirkan Hinata.
"Maaf." Hanya itu yang dapat ia katakan.
Beberapa ruangan telah Hinata kenalkan,
"kurasa cukup sampai diruang ini saja, karena ini sudah jam 9 waktunya pelajaran berenang."
"Hn."
Akhirnya Hinata dan Hikari berjalan menuju ruang berenang. Disekolah ini kebanyakan ruangan berada didalam gedung, jadi tidak perlu takut terkena sinar matahari.
{
{
"Hikari-chan tidak ikut berenang?" Kini Hinata dan Hikari duduk bersebelahan dibangku dekat kolam renang.
Hanya dijawab dengan gelengan kepala. "Kamu sendiri?"
"Fisikku terlalu lemah, jadi Dokter pribadiku tidak mengizinkanku berenang."
Hikari menatap Hinata yang tersenyum kearahnya, lalu beberapa detik kemudian memalingkan mukanya.
"Hinata-chan! Liat aksiku melompat ya? Pasti kamu akan kagum!" Terdengar teriakan salah satu murid laki-laki yang sedang mencoba melompat dari papan loncatan yang tinggi.
"Hati-hati Naruto-kun!"
"Tenang saja Hinata-chan aku akan baik-baik saja!"
CEEBYUUUURRRR
Naruto menceburkan dirinya kekolam renang membuat Hinata terkekeh sedang Hikari hanya menggumamkan kata 'bodoh'.
"Kamu belom mengenal teman satu kelas kitakan?"
"Belom."
"Aku akan memberi sedikit informasi tentang mereka, kuharap kamu bisa berteman dengan mereka Hikari-chan." Senyum lagi.
"Hn."
" Yang pertama dia yang berambut merah bata dan bertato 'Ai' dikeningnya Sabaku Gaara, dia ketua kelas yang berprestasi dibidang akting dan bernyanyi. Dia pernah beradu akting dengan aktor luar Negeri, meski dia aktor pendatang baru tapi fansnya sangat banyak , dia juga pernah sekali menyabet gelar aktor terfavorit untuk film-film pendek. Dan baru proses pembuatan single kedua, rencananya dia mau mengjakku untuk ikut serta." Hinata bercerita sambil melihat kearah Gaara.
"Masih ingin mendengar tentang yang lain, Hikari-chan?" ditatapnya Hikari dengan senyum yang tidak lupa ia sunggingkan.
"Hn." Hikari balas menatapnya.
"Yang barusan itu Uzumaki Naruto, aktingnya dalam sebuah dorama berjudul 'Cinta Dua Dunia' tidak diragukan lagi. Ayahnya seorang produser terkenal Namikaze Minato dan ibunya Uzumaki Kushina adalah aktris multitalenta yang terkenal hampir keseluruh dunia. Dia terkenal akan aktingnya yang natural, tidak dibuat-buat dan terlihat nyata."
"Yang berikutnya 2 orang siswi itu, yang berambut merah muda bernama Haruno Sakura dia juga jago berakting. Filmnya yang baru saja ditayangkan dibioskop berjudul 'Aku bukan Dia' langsung mendapat respon positif para pecinta film. Dan yang berambut kuning panjang itu Yamanaka Ino juga jago berakting dan entah mengapa Ino dan Sakura sering berada pada satu buah judul film, jadi persahabatan mereka tidak dapa dibantahkan walau soal laki-laki mereka sering bertengkar."
Hinata bercerita, lalu melambaikan tangannya kearah Ino dan Sakura yang disambut dengan lambaian balasan dari mereka.
"Hai, Hinata-chan. Hai Hikari-san." Sai berjalan melewati Hinata dan Hikari sambil menyapa mereka dan tersenyum.
"Dia Sai, cita-citanya menjadi pelukis terkenal. Lukisannya sangat indah, aku sendiri pernah menjadi objek lukisannya. Kata-katanya sangat pedas tapi tenang saja dia tidak jahat kok."
"Dan itu Inuzuka Kiba, dan anjingnya Akamaru. Akting mereka di dua buah film membuat mereka langsung terkenal. Mereka langsung terkenal karena kekompakan antara seekor anjing dan majikannya."
Hinata terus bercerita tanpa memperhatikan Hikari yang sedari tadi menatap dirinya.
"Nah, bagaimana Hikari-chan? Teman-teman satu kelasmu hebat-hebatkan?"
"Hn, kamu belom bercerita tentang dirimu." Hikari menatap Hinata lagi. Hinata salah tingkah.
"Kurasa tidak perlu."
Suara berat membuyarkan kegugupan Hinata.
"Gaara-kun?"
"Hinata, temani aku membeli minuman hangat." Kata-katanya terdengar seperti perintah.
"Em, Hikari-chan disini sendiri tidak apa-apa kan?" Hikari mengangguk.
Lalu Gaara menarik Hinata untuk mengikutinya. Hikari melihat kepergian Hinata.
"Hai, Hikari-chan boleh aku duduk disini?"
"Boleh."
"Oh ya, aku belom memperkenalkan diriku padamu ya? Maaf ya aku lupa. Namaku...
"Uzumaki Naruto, aku sudah tahu." Hikari menyela Naruto.
"Kamu tahu namaku? Benarkah? Hikari-chan tahu dari mana? Apa Hikari-chan menonton film-filmku? Atau jangan-jangan kamu fansku ya?"
Hikari memutar bola matanya."Aku tahu dari itu." Dia menunjuk seragam milik Naruto yang basah karena dia berenang tadi. Hikari berdiri dan meninggalkan Naruto yang mematung.
"Hikari-chan kamu sangat misterius."
}
}
"Gaara-kun, katanya mau beli minuman. Kenapa kita kesini?"
Saat ini mereka diruang ganti, ruang ganti disekolah ini memang tidak dipisah antara laki-laki dan perempuan, hanya ada beberapa loker dan 2 ruang kecil disini. Gaara menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Hinata.
"Kamu sudah memikirkannya?" Tangannya bergerak membelai rambut panjang Hinata.
"Memikirkan apa?" Hinata memang tidak tahu arah pembicaraan mereka.
Sekarang Gaara malah mendorongnya hingga punggungnya membentur dinding ruang ganti. Dan mengurung Hinata dengan dua lengan yang lumayan kekar itu. Matanya menatap Hinata.
Ceklek
Pintu ruang ganti terbuka, dan menampilkan sosok siswi baru bernama Hikari. Hikari sedikit kaget melihat posisis Hinata dan Gaara begitu intim, membuatnya sedikit kikuk. Begitu pula dengan Hinata yang kaget akan kedatangan Hikari yang tiba-tiba itu, namun tidak dengan Gaara dia malah santai melihat Hikari dan malah mempererat jarak antara dia dan Hinata.
"Lanjutkan saja." Kata Hikari dan kembali menutup pintu ruang ganti tersebut.
Hinata mencoba mendorong tubuh Gaara, tapi Gaara tidak mau melepaskan Hinata.
"Kamu belom menjawab Hinata."
"Aku tidak tahu maksutmu Gaara-kun."
"Memikirkan tawaran berduet denganku Hinata."
Oh ternyata itu, Hinata lega. Hinata pikir ini tentang pernyataan cinta seperti dorama-dorama yang pernah Ia tonton. Gaara melepaskan Hinata. Hinata tersenyum dan menepuk pundak gaara.
"Tentu saja aku mau, berduet dengan aktor keren dan penyanyi yang suaranya merdu ini."
"Terimakasih."
{
{
12.00
Jam makan siang.
Seluruh siswa disekolah ini berkumpul diruangan yang sama dengan tujuan yang sama yaitu mendapat makanan.
Hinata duduk disalah satu meja ditemani Gaara, Sai, Sakura dan Ino.
"Kulihat kamu begitu akrab dengan siswi baru itu." Ino menunjuk Hikari yang tengah duduk di meja dan dikerebungi siswa-siswa yang sepertinya berniat untuk mengajak Hikari kenalan.
"Sudah seharusnya begitukan Ino-chan?" Hinata menjawab sambil meminum susu kotaknya.
"Aku tidak terlalu suka dengannya, sepertinya dia sombong." Kata Sakura yang duduk disebalah Ino dan Sai.
"Bilang saja kamu iri dengan kecantikan yang dimiliki Hikari-san." Kali ini Sai yang menjawab dan menampilkan senyumnya pada Sakura. Sakura geram dan menjitak kepala Sai.
"Aww, aku hanya bercanda Sakura-chan." Sambil mengusap kepalanya yang sakit akibat jitakan Sakura.
Hinata tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.
"Sepertinya ada yang disembunyikan darinya." Kali ini semua yang ada di meja itu menatap kearah Gaara yang baru saja mengeluarkan kata-kata yang sedikit ambigu.
"Ya benar, aku juga sedikit curiga padanya." Kini Ino berkata, seolah meyakinkan bahwa dia setuju dengan pendapat Gaara.
"Hai, teman-teman. Sedang membicarakan aku ya?"
"Naruto! Jangan datang tiba-tiba begitu dong!" Sakura memarahi Naruto yang datang mengejutkan mereka.
"Maaf, aku tidak tahu kalau sakura-chan kaget."
Naruto berjalan kearah Hinata, dan duduk disebelahnya. Posisi Hinata kini diapit dua orang laki-laki yang memiliki peran penting dikelasnya. Bukan rahasia lagi kalau Naruto suka sama Hinata, tapi sayangnya Hinata hanya suka pada kakaknya Hyuuga Neji dan Naruto tahu itu.
"Hinata-chan tidak makan? Kenapa hanya susunya yang diminum?"
"Aku masih kenyang Naruto-kun, kalau mau makan saja milikku." Hinata menggeser makanan kearah Naruto.
"Benarkah?" Naruto menatap Hinata dan menggenggam tangan Hinata.
"Kamu benar-benar baik, aku tidak salah menyukaimu."
"Eehheemm." Suara deheman dari ketua kelas membuat Naruto melepaskan pegangan tangannya.
Yang lain tertawa geli melihat tiga orang ini, sudah biasa mereka melihat tingkah konyol dari kedua orang laki-laki ini hanya untuk mendapat perhatian dari Hinata.
"Hikari-san!"
Tiba-tiba sebuah suara menggelegar mencuri perhatian ke enam orang ini. Suara tersebut keluar dari mulut seorang siswa dengan tato segitiga dikedua pipinya dan gonggongan dari anjingnya. Semua orang langsung menatap pada objek yang sama.
"Maukah kamu makan bersamaku?"
Hikari yang saat itu sedang dikerubungi laki-laki langsung menatap kearah Kiba. Semua seolah berhenti, semua menunggu jawaban apa yang akan diberika siswi baru yang langsung populer itu.
"Terserah." Jawaban singkat dari Hikari membuat yang lain nampak kaget, dan Kiba berjalan menuju meja Hikari dan mengusir semua laki-laki yang mendekati Hikari dengan ancaman 'kalau tidak mau menyingkir Akamaru akan memakan kalian!' dan sukseslah rencana Kiba mengusir orang-orang itu.
"Lihat bocah anjing itu, kemarin mengejar-ngejar Hinata-chan, sekarang Hikari-san. Dasar tidak konsisten." Kalimat Sai langsung disambut anggukan dari keempat temannya kecuali Hinata yang hanya melihat kearah Hikari dengan tatapan tidak percaya.
"Ne, Hinata-chan kenapa diam?" Sakura bertanya pada Hinata, dan hanya dibalas gelengan dari sahabatnya itu.
}
}
19.00
Waktu menunjukkan pukul 19.00, ini waktunya bagi mereka untuk kembali kekamar mereka masing-masing. Tidak ada yang boleh keluar malam tanpa izin dari kepala sekolah, tapi pengecualian untuk hari Sabtu dan Minggu mereka bebas melakukan kesempatan seperti itu digunakan untuk pulang kerumah masing-masing. Walau ada juga yang tetap tinggal.
Hikari dan Hinata sekarang berada dikamar. Hinata tampak membereskan baju-bajunya. Sedang Hikari hanya duduk dikursi. Kasur yang berada dikamar itu ada dua dan letaknya bersebelahan. Hikari tampak melihat kasur Hinata, didinding banyak foto-foto Hinata. Ada 1 foto dan 1 lukisan yang menarik perhatiannya. Dia berjalan mendekat kearah Hinata, seperti tahu apa yang Hikari pikirkan Hinata berkata.
"Itu lukisan yang Sai buatkan untukku, dan yang itu fotoku bersama...
"Pacarmu?" Hikari menyela. Hinata terkekeh.
"Bukan, dia Nii-san ku."
"Nii-san, Hyuuga Neji?"
Hinata mengangguk lalu mengambil foto itu.
"Bukankah kami mirip?"
"Sedikit." Hinata tertawa melihat ekspresi Hikari yang sedikit heran.
"Ya, kami tidak mirip Neji-nii terlalu keren untuk disamakan denganku. Dia pintar berakting, suaranya pun bagus, dia tampan, dia tinggi dan putih, laki-laki yang sangat sempurna."
"Kamu suka padanya?"
"Eh? Kamu tahu?" Hinata kaget.
"Terlihat jelas."
Hinata menempelkan kedua jari telunjuknya, kebiasan jika Hinata sedang gugup.
"Ok, Karena kamu tidak berbahaya, kupikir aku akan memberitahukan suatu rahasia."
'Tidak berbahaya' katanya? Bukankan dia memang tidak menggigit.
Hikari berjalan masuk kekamar mandi, setelah beberapa menit berada didalam, Hikari keluar. Hinata kaget melihat perubahan Hikari.
"Kamu pakai softlense?" Hinata menatap Hikari. Hikari hanya mengangguk.
Mata Hikari yang sebenarnya hitam pekat, terlihat sangat menyeramkan menurut Hinata.
Berikutnya Hikari menarik rambutnya sendiri dan yang Hinata ketahui itu juga merupakan rambut palsu. Lebih terkejutnya lagi, Hinata melihat rambut Hikari yang asli ternyata pendek dan sedikit jabrik dibelakang kepala serta berwarna sama dengan matanya, hitam pekat. Setelah menatap Hikari lebih seksama Hinata makin kaget, seribu kali lebih kaget dari ke kagetan sebelumnya. Dia tahu siapa orang ini sebenarnya.
"K-k-k-ka k-k-kau...
Hinata terlalu terkejut sampai sulit mengatakan satu kata saja.
"Uchiha Sasuke."
]]]]]]]]
Selesai,
Alurnya mungkin terlalu cepat ya? Gomen ne minna-san!
Ketahuan nggak kalau ternyata Hikari-chan itu Sasuke? Ketahuan ya? Padahal pengennya jadi kejutan, tapi ya sudahlah ya. O ya kenapa Sasuke bisa jadi Hikari akan aku ceritakan di Chapter berikutnya. Tunggu chapter berikutnya ya? Bye bye...
