I Don't Like him
Disclaimer By Masashi Kishimoto senpai
CHAPTER 1
…..
" huah.. Ngantuknya" keluh seorang gadis berambut pink dan bermata emerald yang sedang bermalas-malasan sambil menopang dagunya dengan tangan kirinya, menatap malas pada papan tulis yang terpajang di depan ruang kelas, tiba-tiba saja sepintas tangan jahil seorang laki-laki mendorong keras tangan kiri gadis manis itu 'DUAKK !' hingga dagunya mendarat tepat di atas mejanya.
" Aw…s..sakitt! " serunya seketika sambil mengelus-elus dagunya.
" SAKURA..! Apa kau mengantuk lagi hah? Jika kau mengantuk, silahkan keluar dari kelas dan berdiri di sana sampai pelajaran selesai, dan renungkan kesalahanmu." Bentak kurenai sensei padanya dan menyuruhnya keluar dari kelas.
" ta..tapi sensei, aku.."
"Jangan mengelak, CEPAT KELUAR DAN BERDIRI DI SANA SAMPAI PELAJARAN SELESAI..!" pekiknya keras pada Sakura, yang spontan saja membuat Sakura bergidik mendengarnya dan bergegas dengan cepat keluar dari kelas. Seutas gelak tawa teman-teman Sakura menertawakannya menggema di sudut ruangan, dan senyuman kemenangan terukir jelas di bibir laki-laki yang menjahili Sakura.
…
' Ah..sialan kau Kiba, dasar laki-laki menyebalkan, tidak punya perasaan! Awas saja kau, akan kubalas nanti, huh.. bias-bisanya dia mempermainkanku, tidak bisakah dia sehari saja tidak menjahiliku? Menyebalkan, Awas saja kalau kau bertemuku nanti akan ku bunuh kau!" ucap sakura sebal dalam hati, sambil meninju-ninjukan tangan kanannya ke tangan kirinya.
"ahh..Apa masih lama ya? Aku lelah menunggu di sini, apalagi sambil berdiri,huahh" gumam Sakura sambil menguap menahan kantuk di matanya.
*Few minutes Later*
Kring..Kring..Kring
Tiba-tiba Bel tanda berakhirnya pelajaran berbunyi,yang berarti habis sudahlah penderitaan Sakura berdiri di depan kelas.
" Ha…ha..ha, Hei lihatlah dia, Dasar gadis bodoh, masa tidur di kelas, Memalukan sekali, apa kamarmu tak cukup nyaman untuk ditiduri hah?" umpat kiba menertawakan Sakura bersama teman-temannya.
" mungkin kasurnya banyak kutunya kali' saut Naruto menambahkan
"Uh men-ji-ji-kan!" seru kiba dan Naruto bersamaan sambil menekankan pada kalimat 'menjijikan'
"Hei,, Kalian Berdua,berhentilah menertawakanku! Dasar Baka, apa kalian mau kuhajar di sini hah?" Pekik Sakura pada mereka dengan mata mendelik tajam mengawasi gerak-gerik mereka.
"Woow, hei lihatlah Singa sedang mengamuk, berhati-hatilah jangan sampai kau diterkamnya,, hiyy.." celetuk Kiba pada Sakura, yang membuat sakura naik darah stadium akhir, sambil memasang tatapan Death Glarenya, seakan hendak membunuh mereka sadar 'PLAKK!' sebuah tamparan mendarat di pipi mulus seorang Inuzuka Kiba.
" Hei..Berani-beraninya kau menamparku hah? Dasar kau..err" ucap Kiba tak terima dengan apa yang dilakukan Sakura, dan ingin balas menamparnya, tapi dihentikannya.
"Ah..untung saja kau seorang gadis kalau tidak ,sudah ku.."
" Apa..? balas menamparku? Tampar saja! Dasar pengecut."
"Kau.."
" Sakura..Kiba" panggil kurenai sensei pada mereka
"Apaa..!" saut mereka berdua bebarengan.
" Y..ya kurenai sensei Gomenasai" ucap Sakura ketika sadar siapa yang memanggil mereka.
" Kalian berdua, ikut sensei ke kantor!
"APAA!" teriak sakura dan Kiba bebarengan untuk yang kedua kalinya.
" Ta..tapi sensei. Aish" gumam Sakura pada kurenai sensei.
" Jangan banyak alasan, ayo ikut sensei!" kurenai sensei mendelik tajam pada mereka.
Kemudian mereka berduapun menurut dan ikut dengannya keruangannya,dengan penuh keterpaksaan.
"Hei baka, ini semua gara-gara kau!" kata kiba pada Sakura
" Apa? Kau menyalahkanku? Sudah jelaskan kau yang memulainya duluan, dan kau yang menyebabkan ini semua terjadi".
Pertengkaran pun terus berlangsung selama perjalanan mereka ke kantor kurenai sensei. Kurenai sensei yang mendengarnya hanya bias geleng-geleng saja melihat tingkah laku mereka yang kekanak-kanakan itu.
-Sakura POV-
" I..iya sensei!" Jawabku dan Kiba bersamaan setelah mendengar siraman rohani gratis dari kurenai sensei.
" Dan juga kalian berdua sensei berharap,kalian tidak berkelahi lagi seperti tadi, dan saling meminta maaf satu sama lain, Sensei berharap kalian bias menjadi sahabat, Ayo sekarang kalian berdua baikan!" Perintah kurenai sensei pada kami berdua .Aku dan Kiba yang mendengarnya hanya saling melirik sambil menatap geram seakan-akan ingin mengatakan 'kau pikir aku mau baikan denganmu'. Tapi seketika dikagetkan oleh Kurenai sensei yang menggebrak meja keras sambil berteriak "AYO..BAIKAN..!"
"Ah.. I..iya !" kataku dan Kiba, kami berduapun dengan terpaksa bersalaman saling meminta maaf,dengan senyum yang sangat dipaksakan,lalu pura-pura baikan.
"Bagus, kalau begitu, sekarang kalian sudah boleh pergi dari sini, dan Jangan berkelahi lagi ya?" kurenai sensei tersenyum kearah kami, kami pun balas tersenyum kearahnya,lalu bergegas keluar dari kantornya.
*Di Rumah kediaman Sakura*
" Ah.. dasar, cowo jelek, cowok bodoh,cowo menyebalkan, huh..aku tak habis pikir bisa sekelas dengan cowo menyebalkan seperti dia, setiap hari kerjaannya hanya menjahiliku saja, apa dia tidak ada pekerjaan lain, selain menjahiliku ? rasanya aku tak mau sekolah saja saat melihat wajahnya, di sekolah seperti di neraka! Huah sebal..sebal..sebal" ku banting tas sekolahku ke sembarang tempat, lalu mengusap-usap kepalaku seperti orang gila.
"Aih, Sakura, kau ini kenapa sih teriak-teriak ? baru pulang sekolah, mukamu sudah muram seperti itu" Tanya ayah padaku, tanpa sadar aku sudah memeluk tubuhnya.
" Ayah, Hiks..hiks aku tidak mau lagi sekolah di sana!" kataku sambil menangis dibahunya.
"Nani? Hai .. kau kenapa seperti ini, tidak biasanya. Bukannya selama ini kau baik-baik saja sekolah disana?" Tanya ayah lagi padaku.
"Iya, memang benar, tapi itu sebelum ada cowo pindahan dikelasku yang menyebalkan itu ayah." Jawabku padanya. Sambil melepaskan pelukanku.
"Ya ampun Sakura, hanya karena itu?"
" Hanya itu apanya, ayah tidak tau sih, dia itu selalu menjahiliku Ayah, huh.. aku jadi tidak mengerti mengapa gadis-gadis disekolahku banyak yang bagusnya dia? Yang ada aku mau muntah saja saat melihat wajahnya." Seruku penuh kebencian
" kau ini itu kan biasa saja, kenapa harus pindah segala?"
"Aish, ayah! Ayah tidak tau sih bagaimana ia menjahiliku. Aku begitu tersiksa karenanya, aku jadi tidak bisa merasakan hari-hari yang menyenangkan disekolah karena dia. Apa ayah tidak kasihan padaku?" sambil mengeluarkan puppy eyesku.
" Aduh Sakura, kau ini seperti anak kecil saja, sudahlah jangan terlalu dipikirkan, mungkin dia kan Cuma bercanda saja, lagi pula kau kira mencari sekolah lagi itu gampang apa?"
" Iya, aku tau Ayah, habis aku sudah sangat benci dengan kelakuannya itu sih, becandanya itu lho,keterlaluan sekali"
"ya kau seharusnya tidak usah terlalu menanggapinya, nanti juga lama-lama dia akan bosan, atau mungkin jangan-jangan dia seperti itu karena menyukaimu, mangkannya dia mencari-cari perhatianmu terus ha..ha" ucap ayah seraya menggodaku.
" Tidak! Mana mungkin dia menyukaiku. Lagi pula jika dia benar-benar menyukaiku, akun tidak akan pernah membalas cintanya!" wajahku langsung merona karena ayah menggodaku.
" Sakura, kau tidak boleh seperti itu, nanti bisa-bisa kau kena karma!"
"Ah, sudahlah Ayah mana mungkin ada yang seperti itu, aku tak percaya"
'CTARR' seketika kilatan petir tiba-tiba saja menggelegar dari langit.
"Apa,? petir ? padahal mendung saja tidak, kenapa ada petir, aneh sekali"
" Tuh kan, mankannya jangan sembarangan bicara, sudah lupakan saja, lebih baik sekarang kau cepat ganti baju, lalu membantu Ayah di caffe, ! ayah rasa Deidara dan Karin sudah kerepotan di sana. Ayoo!"
"Ah, iya ayah, aku ganti baju dulu ya..!"
" Iya, tapi cepatlah ya?"
"iya.." jawabku kemudian akupun bergegas mengganti baju, lalu beranjak pergi ke caffeku yang letaknya pas dibawah rumahku saat ini, aku pun mulai disibukkan di meja kasir, sambil menyampaikan pada ayahku menu yang diminta oleh pengunjung saat itu., sedangkan deidara Nii-san dan Karin Nee-san melayani pengunjung caffe, lalu ayah menjadi koki utama di dapur caffe bersama assistenya tentu saja. Huah tak terasa pengunjung caffe kali ini sangat banyak, benar-benar menyenangkan.
" Arigatou, sudah mau mengunjungi caffe kami!"
Ucapku bersama Deidara Nii-san dan Karin Nee-san bersamaan, pada pengunjung terakhir kami sebelum caffe ditutup.
" hari ini benar-benar melelahkan, punggungku mau remuk saja rasanya" ucap Deidara Nii-san sambil mengangkat kedua tangannya keatas.
" Iya. Nii-san benar sekali, aku sependapat denganmu." Kataku padanya
"aku mau cepat-cepat pulang saja, hari ini aku benar-benar lelah" saut Karin Nee-san berpendapat.
"Iya, benar juga, ayo kita pulang sekarang saja, Sakura kami pulang dulu ya, aku ingin cepat-cepat istirahat" Deidara Nii-san pun berpamitan padaku, lalu bergegas pulang, diikuti Karin Nee-san dibelakangnya. "Iya, Nii-san.. Nee-san hati-hati ya?" seruku pada mereka berdua. Merekapun tersenyum kepadaku. Hari yang melelahkan, tapi senang juga sih, setidaknya dengan begini berarti pendapatan kami juga bertambah, ayah pasti sangat kelelahan sekali saat ini, terbukti saat ini dia sudah tidur nyenyak dikamarnya, dan aku juga harus cepat-cepat tidur, sudah jam 11 malam, jika tidak cepat-cepat tidur bisa-bisa aku terlambat lagi sekolah besok, jadi ku putuskan untuk langsung kekamar, sesampainya di sana kurebahkan badanku, sambil menarik selimutku sebatas dada, tapi sebelum aku benar-benar menutupkan mata, kuambil sebuah photo yang terpajang dimeja kamarku, photo seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum sambil membawa bunga, itu adalah Ibuku.
"Ibu, selamat malam ya, hari ini pengunjung caffe sangat banyak aku sangat lelah, apalagi ayah, paling sekarang dia sudah masuk kealam mimpinya, Ibu di surga sana teruslah berdoa untuk aku dan ayah ya? Sekarang aku mau tidur dulu, Good Night, mom." Kucium photo itu, lalu ku letakkan kembali di meja, kumatikan lampu dan mulai menutup mata…
-TBC-
A/N:
Huah akhirnya Chapter satu udah selesai, pruk..pruk jadi terharu PLAKK! *author lebay* cape banget. Tapi senang sekali berhubung ini story saya yang pertama di blog fanfiction, saya mohon reviewnya ya, kalau yang ngeflame juga gak papa tapi jangan sadi-sadis ya? *sujud-sujud*
-POKOKNYA REVIEW PLEASE GOOD READERS-
