Edan 1 : Sekolah Dan Asrama

Vongola Academy

Special School For Crazy People

Disclaimer

Katekyo Hitman Reborn © Amano Akira

Vongola Academy © TwoRabbitFly

Pair : Nano-nano

Genre : Humor, family, romance, nano-nano.

Warning's : OOC, rusuh, typo, EYD, Shonen-ai, bahasa-bahasa nyasar, dll

Penggunaan kata kasar semata-mata hanya untuk kepentingan cerita

Full tanpa sensor, kecuali nama produk.

~Don't like – Don't read – Don't flame~

-Enjoy-

~*0*~==~*0*~

Di Italia, tepatnya di pelosok pasisian Vongola Island, belok kiri nyingcet deket bunderan, ada sebuah sekolah mewah berbasis akademi berdiri disana. Didirikan diatas pulau buatan keluarga mafia kaya seantero kemafiaan, dengan nama Vongola Academy. Sekolahnya besar, semua tingkat ada, dari paud sampai universitas. Ada asramanya, tamannya luas, ada kebonnya, ada empangnya, punya blok pertokoan sendiri, sawah, gunung, bukit, wah pokok na mah sapulau-pulau eta mah milik sendiri we yang lain ngontrak. Ya, iyalah yang lain ngontrak kan pulaunya emang punya sendiri. Muridnya juga macem-macem, ada yang sarap, ada yang homo, ada yang mesum, ada yang maling, ada yang lekong, yang teroris juga ada.

Yang jadi latar fic ini adalah Vongola Academy Senior High School.

Syarat masuknya ga sulit, yang penting kuat iman dan hati aja cukup. Agak bodoh dikit mah ga apa-apa lah, yang penting masih punya otak.

Sistem sekolahnya ga beda jauh sama sekolah pada umumnya. Tesnya juga ga susah, cuma suru lari satu keliling blok pertokoan sama sekolahnya, tapi ga pake baju sama celana cuma pake boxer doang sambil nyanyi cinta satu malam.

Oke kita lanjut tentang gedung Vongola Academy Senior High School.


Kita ke asrama...

Asramanya dibagi 3 gedung, sesuai hasil kocokan kepala sekolah. Asrama murid letaknya ada di komplek gedung paling belakang dekat bukit. Tiap gedung ada 5 lantai, per koridornya ada 10 kamar, difasilitasi lift, tangga darurat, kamar mandi luar, dapur, ruang makan, ruang kumpul, unit kesehatan, ruang isolasi, penjara bawah tanah, dan lain-lain pokonya segala ada aja. Satu kamar besarny m, dengan 2 kasur quenn size, 2 lemari baju, 2 rak buku, AC, penghangat, TV LED full set, telepon dan meja belajar plus komputer. Nah, yang bedain kamar cowo sama cewe itu kamar mandinya, kalo cewe kamar mandinya di dalem ada1 buat gantian, kalo cowo kamar mandinya diluar.

Ya, diluar gedung dan jatah kamar mandinya per gedung itu cuma 2 kamar mandi. Makanya tiap pagi pasti anak cowo belingsatan rebutan kamar mandi.

Disini cewe cowo disatuin gedungnya, lorong kamarnya beda, kepisah sama ruang makan dan ruang main. Jumlah 1 kamarnya beda-beda, tergantung situasi, kondisi, dan toleransi. Biasanya yang tertib itu anak cewe, sekamar berdua. Nah yang rusuh itu pasti anak cowo, sekamar bisa ampe 10an. Asalnya mau belajar bareng, nambahin mau main, nambahin lagi ikut curhat, namabahin lagi mau modus, nambahin lagi takut tidur sendiri, nambahin, nambahin, jadinya bertumpuklah anak cowo di 1 kamar, tidurnya berserakan kaya ikan cue (Tongkol) ga di emberin.

Terus, ada juga asrama guru dan staf , letaknya di komplek gedung tenggara deket pintu gerbang utama bagian timur. Isi gedungnya sama persis kaya asrama murid, cuma kamar mandinya semua di dalem kamar. Ga ada yang diluar.


Lalu lingkungan sekolah...

Karena sekolah ini daerah kekuasaannya sepulau, maka lingkungan dan tempat di sekolah ini memiliki ukuran yang luas dan jarak yang jauh antara satu dan yang lainnya yang dihubungkan dengan jalan aspal dan memiliki 4 pintu gerbang utama sesuai mata angin. Karena itu sekolah mengizinkan muridnya untuk membawa kendaraan. Ada yang bawa mobil mewah, bawa motor, sepeda ontel, angkot, otopet, sepatu roda, odong-odong, cator, bajay, kuda, yang jalan kaki aja ada, bahkan gelindingan juga banyak.

Yang pertama gedung sekolah.

Gedung sekolah Vongola Academy Senior High School, terdiri dari 6 gedung kelas utama, 12 gedung praktek, 1 aula utama, 4 gym olahraga, 1 perpustakaan besar, 2 gedung UKS, 1 gedung guru dan staf serta ruang arsip, 2 kolam renang indoor, 2 lapang tenis indoor, 1 gedung teater, 2 gedung ruang klub, gedung kantin, gedung penyimpanan inventaris, dan gudang senjata.

Lalu lapangannya, Vongola Academy Senior High School memiliki lapangan yang paling lengkap diantara tingkat yang lainnya. Jadi jangan heran kalau banyak murid dari tingkat yang lain menggunakan fasilitas lapangan milik Senior High School. Vongola Academy Senior High School memiliki 1 lapang sepakbola, 6 lapang atletik, 1 lapang upacara, 4 lapang parkir, lapang baseball, lapang tenis outdoor, lapang basket outdoor, dan lapang jemuran.

Lapang jemuran ini adalah hak milik dari penghuni asrama 1 sebagai salah satu hadiah dari event bantai-bantai pucuk mesum antar asrama yang diadakan oleh ketua umum asrama putri. Sesuai namanya, lapang ini dipake buat jemur-jemur, dari jemur kolor ampe jemur diri. Luasnya 10 x 5 meter dengan diberi sekat tengahnya untuk memisahkan teritori cewe dan cowo.

Yang kedua taman, kebun, dan lain-lain.

Setiap gedung di Vongola Academy Senior High School selalu memiliki taman atau kebun di sekitarnya. Ada taman sakura, taman bunga, taman mawar, taman mangkal, taman pacaran, taman modus, dan taman-taman yang lainnya.

Ada juga kebun, biasanya kebun digunakan untuk praktek tata boga dan ilmu alam, kebunnya ada 2, ada kebun sayuran dan kebun buah. Selain taman dan kebun, Vongola Academy Senior High School juga memiliki 4 rumah kaca, empang, kolam ikan, danau buatan, kebun peliharaan, hutan lindung, sirkuit, dan wilayah simulasi.

Mungkin, itu sedikit informasi soal sekolah ini. Kalo kurang, gampang ntar tinggal ditambahin.


Asrama 1, Koridor cowo lantai 3.

19.00 PM

"A, jadi Dede satu asrama yah sama Aa?" Tanya si rambut coklat yang modelnya kaya singa kesamber kilat.

Sawada Tsunayoshi, 15 tahun.

Panggilan : Tsuna, Tsu-kun, Tsu-chan, Dede, Sawada, Dame, Tuna, Jyudaime, Boss, Omnivore, dll.

Lahir di Jepang, 14 oktober. Anak bungsu dari 2 bersaudara. Tinggi 172 cm, badannya agak kurus, wajahnya imut type ultimate uke (yandere). Tingkat 1 kelas A, Vongola Academy Senior High School, tingkat kepintaran menengah ke-atas. Boss dari geng Decimo. Penghuni baru asrama 1, yang sebelumnya tinggal di rumah kakeknya selama 3 bulan.

"ia, de. Aa seneng banget deh, jadi Aa bisa bareng Dede selalu!" Jawab seorang pemuda yang mirip dengan si coklat, namun rambutnya blonde dan lebih gondrong. Sambil cengengesan dan wajah pedo dia berlari untuk memeluk adiknya yang unyu itu.

Sawada Ieyasu a.k.a Taru Giotto, 17 tahun

Panggilan : Giotto, Primo, Aa, Bule kampung, Ucing (Kucing), dll.

Lahir di Italia, 25 januari. Kakanya Tsunayoshi. Tinggi 182 cm, badannya berisi dan perfect, wajahnya tampan imut-imut kaya kucing kegeleng belong type uke sarap. Tingkat 3 kelas C, Vongola Academy Senior High School, tingkat kepintaran idiot kelewat pinter. Ketua OSIS, kuncen asrama 1 cowo, dan boss dari geng Primo.

Bruukkk...

Giotto meluncur indah di atas lantai granit dingin, karena sang Dede imutnya ogah dipeluk-peluk.

"Dede udah gede Aa, ga usah dituturin mulu. Malu tau?!"

Sambil pasang muka bete, Tsuna berjalan meninggalkan Aa-nya yang punya penyakit brocon tinggkat dewa itu.

"Ih Dede mah, tau ga?! Aa selalu barengin Dede itu, biar Dede aman ga ada yang gangguin. Nanti gimana kalo Dede di bully lagi? Atau diculik? Atau di raep pucuk-pucuk mesum?! Dede kan imut, lucu. Arrgghhh! Aa pokoknya ga rela Dede!"

Teriak Giotto lebay sambil guling-guling dilantai kaya cacing di garemin.

"Aa mah lebay, Dede bisa jaga diri kali A. Lagian Dede udah gede a"

"Tapi kan de-"

Giotto ngotot, sambil memelas dia ngesot dilantai sambil narik ujung kemeja hitam Tsuna dan mengeluarkan jurus puppy eyes level Max dengan sedikit efek bling-bling dan air mata buaya disudut matanya.

"Aa jijik"

Giotto membatu dan pundung dipojokan. Ngak nyangka Dede Tsu-chan kesayangannya, yang paling imut seantero jagat raya ini, punya mulut yang kelewat pedas.

"Udah deh a, pokoknya Dede ga mau, titik. Aa rempong amat sih?!"

"Dede, a-"

"Aa..!"

"Ok deh de, Aa ngalah. Tapi kalo ada apa-apa cepet summon Aa, ok?!"

"Ia, Aa bawel banget sih"

"Nah sekarang Aa kasih tau peraturan umum asrama 1 ya.."

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju kamar baru Tsuna. Sebenarnya Tsuna sudah bersekolah selama 3 bulan, tapi baru pindah sekarang ke asrama. Awalnya Tsuna tinggal di rumah Kakeknya, Timotteo-san. Karena Timotteo-san sedang sakit waktu itu, jadi Tsuna merawatnya dulu.

"Yang pertama, ketua asrama 1 cowo itu Aa sendiri kalo yang cewe Elena-san. Nah guru pembimbingnya, Reborn-sensei"

"Hah? Rebon-sensei?"

"Reborn-sensei Dede, rebon mah udang atuh"

"owh, Kebon-sensei"

"REBORN Dede! Bukan kebon...!" Sembur Giotto muncrat-muncrat. Iiuuuyyyhh jijay yeyyy...

"Owh, ia...ia...ia.! Rabun-sensei..." Balas Tsuna merem-merem, melindungi mata indahnya dari semburan hujan lokal jijay Aa-nya yang lebay.

"Aa biasa aja keleus, ga usah pake kuah" Protesnya lagi, sambil ngelap mukanya pake syal merah Giotto.

'Ampun dah, Dede gua unyu-unyu tapi blo'on' Giotto ngebatin.

"Ya dah, ntar Dede liat sendiri di buku nya, ok?"

"Ok"

"Trus, jam malam asrama 1 Cuma sampe jam 10 malem, lewat jam 10 tidur diteras"

"Tiap jam 12 ampe jam 1 malem, suka ada patroli. Jadi kalo ada yang belum tidur, nanti mati ditempat"

"Oh"

"Ehhh?! Kok mati a?" Tsuna kaget sampe loncat nubruk vending machine.

"Ga tau, makanya jangan nakal ya de" Giotto mengangkat bahunya dan kembali berjalan.

"Owh ya de, asrama cowo mandi nya diluar. Jadi biar Dede ga telat, mandinya jam 5"

"Buset a?! pagi bener, dingin a. Emoh ah..." Tsuna protes sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya membentuk tanda silang.

"Dede, kalo telat ntar mau di gigit kuncen gerbang?" Jawab Giotto horror.

Hayo? Siapa yang mau digigit kuncen gerbang? Semua juga ga mau. Kuncen gerbang Vongola Academy Senior adalah seseorang yang menyeramkan, bahkan lebih sereman dia daripada Reborn-sensei yang maksa ngelekong.

"NGAK MAU!"

"Ya udah jam 5"

Tsuna pun ngangguk.

"Terakhir makan pagi dimulai jam 06.00 sampe jam 07.00, lewat jam 7 makan di kebon"

"Ok"

"Nah udah itu aja sih, sisanya bisa Dede baca di bukunya atau minta temen sekamar Dede jelasin. Buat tau ruang-ruangannnya, besok Aa anterin keliling"

"Sip"

"Eh, ia. Natsu udah di titipin ke Bianchi-sensei?"

"Udah a"

Natsu, anak singa peliharAan Tsuna. Vongola Academy memperbolehkan muridnya membawa pet mereka, dengan cara menitipkannya pada bagian komisi pemeliharAan mahluk hidup yang diketuai Bianchi-sensei. Pemilik bebas membawa petnya kapan saja, tapi sAat sekolah mereka harus dititipkan. Selama dititipkan, pet akan dirawat dan dilatih. Jadi para pet dapat dijamin.

"Nah kamar Dede adanya di lantai 4 no. 27, sekamarnya sama Kozato Enma adenya bang Shimon"

'Sama Enma ya?' Tsuna tersenyum dalam batinnya.

"Bang Shimon itu pacar baru Aa?"

"Bukan de! Aa cuma punya pacar 1 yang kemarin doang. Bang Shimon itu temen sekamar Aa" Giotto pokerface. Kenapa tiba-tiba adeknya nanya kaya gitu.

"Masa? Dede mah ga percaya"

"Dede, Aa ini cowo setia lho" Bela Giotto dengan mengangkat tanda 'peace' dengan jarinya.

"Bullshit"

JLEB..

Giotto tertusuk duri duren.

Tsuna balas tajam dan memalingkan pandangan matanya ke arah jendela koridor. Mengubah raut mukanya menjadi seperti protagonis tersiksa di sinetron, lalu melangkah pergi meninggalkan Giotto.

"Dengerin Aa dulu de"

"Aa maunya apa sih?"

"Kamu dengerin aku dulu, aku ga gitu kok, yang mereka bilang itu bohong"

"Udah deh, aku ngak mau denger ocehan kamu lagi. Kamu itu munafik tau ga, brengsek!"

"Ta-"

"Pokoknya kamu aku END!" Bentak si Adik berderai air mata pancoran.

Entah kenapa, pembicaraan ini semakin ribet dari dialog ke dialog lainnya. Cuma gara-gara pertanyaan absurd si Tuna oon kepada si Bule kampung yang lebay, mereka terlihat seperti pasangan bodoh yang berantem gara-gara si cowo homoan ama cowo baru.

"Tunggu-"

"Kampret! WOI berisik tau ga?! Malem-malem pacaran di asrama orang!"

Tiba-tiba keluarlah seekor(?) mahluk berambut merah magenta kaya tinta printer dengan rambut yang acak-acakan, kaos sangsang yang lecek, boxer biru tua dengan motif papan selancar, tatto rumput laut yang terpatri dipipi kanannya, dan sebatang rokok JS terselip di bibir dan telinganya.

"Hellow G!" Sapa Giotto dengan manisnya. Saking manisnya bikin si mahluk magenta ini mual dan pengen narok.

Gokudera G, 17 tahun.

Panggilan : G, Mahluk air, Rumput laut, dll

Lahir di Italia, 12 September. Tinggi 184 cm, cowo yang serba cuek dan sedikit urakan. Hobi merokok dari bangku Junior High School. Tingkat 3 kelas A, Vongola Academy Senior High School, tingkat kepintarannya jenius. Wakil OSIS, Jendral pangkat 3 bintang di mata pelajaran pilihan Militer, dan anggota dari geng Primo.

Setelah sembuh dari mualnya, mahluk magenta yang di panggil G ini mengintip cowo yang ada di belakang Giotto. Setelah mengobservasinya beberapa detik, keluarlah hasil dari dalam otaknya bahwa cowo itu adalah adiknya Giotto yang diumumkan akan pindah malam ini.

Tunggu? Berarti yang tadi berantem itu mereka dong? Apa jangan-jangan?!

"Wah..." G menatap sinis Giotto

"Giotto, lu..." G geleng-geleng kepala dan menunjuk-nunjuk Giotto.

"Ampun dah bener-bener lu yah?!" G menghembuskan asap rokoknya dari hidung kaya kereta kuong dan mulai menaikan nadanya membentak Giotto.

"Ga cukup ama cewe, lu main juga ama cowo, ampe si pucuk semangka sableng itu lu ikut embat. Sekarang ade lu di makan juga"

"Tobat Gi, tobat..."

G menatap miris bule kampung dihadapannya sambil menutup kedua matanya dengan sebelah tangannya. Perasaannya bercampur aduk antara miris, jijik, dan kasian, melihat boss nya begitu hina. G merasa mendapat wangsit buat membinasakan atasannya yang begitu edan ini.

"Tunggu G ini mah cuma main kok, beneran"

Tanpa G sadari, Giotto sudah merajuk padanya. Dengan memeluk lengan kiri G, Giotto memulai simulasi jurus 'Rajukan Uke Teraniaya', dengan berderai air mata situ gintung dan menara kembar yang menjuntai di hidungnya.

"Njingg, jauh..jauh... luh, pait-pait-pait-pait" G mendorong jauh Giotto hingga terjungkal.

"Ihhh, G jahat banget sich ama aku?"

"Kalo ga jahat bukan gua. Pergi lu pergi"

"G kamu bener-bener jahat sama aku. Kenapa baru sekarang kamu campakin aku, kenapa ga dari dulu aja?!"

Ok, Giotto mulai lagi. Dia ini emang bule kampung yang sok ngartis. Dikit-dikit drama, dikit-dikit nangis, lebay, jijay, najis, homo, sarap. Tapi ga tau kenapa, banyak orang yang ngeceng ke dia. Padahal orang-orang disekitarnya aja udah lemah, letih, lesu, ngurusin dia. Bahkan adeknya aja, Tsuna udah males ngakuin dia sebagai kakaknya.

Poor Giotto...

"Pertama gua jijik liat lu, baksil. Yang kedua camkan ya ma lu . . "

"Owh ia lupa. Tehe, gomen..gomen.."

"Geleuh siah tetehean, dasar bule kampung"

"Hei, ade lu pundung noh"

G menunjuk ke arah Tsuna yang berjalan pergi menjauhi mereka.

"DEDE! TUNGGUIN AA DONK!"

"Udah dulu ya G, kalo mau ngobrol lagi tweet aja, ok?"

"Ya ntar gua tweet lewat telepon kamar"

"G lu tuh ganteng-ganteng oon ya?"

"Daripada elu ganteng-ganteng homo"

"Buruan pergi sono, gua lagi males liat muka lu"

"Ihhh, G jahat, G jelek, G kaya bebek, dasar tatto rumput laut! Weee" Giotto menjulurukan lidahnya.

"Buruan pergi sableng! Lama-lama gua jadiin pentil motor juga lu!"

'Si Giotto aneh amat ya? Emang sih dia sableng tapi kagak ganjen gitu'

Giotto pun pergi meninggalkan G yang lagi misuh-misuh, mengejar Tsuna yang pundung karena di cuekin.


"Dede, kok Aa ditinggal?"

"Aa berisik" Jawabnya datar.

"Dede kenapa sih? Sensi amat?"

"Aa rempong"

"Dede lagi PMS ya?"

"Aa gila"

"Dede..."

Hening

"De~~~de~~~~"

Ga di jawab

"Dede, lagi ngidam ya?"

"Aa"

"Ya?"

"MATI"

.

.

.

"Hueeeee... Dede jahat! Bilangin Maman lho?!" Giotto mengancam Tsuna.

"Dede ga takut! Ntar Aa, Dede laporin ke Aa buték" Ancam Tsuna balik.

"Aa buték teh siapa de?"

"Itu lho, Aa-Aa suram yang suka ngejar-ngejar Aa. Yang rambutnya buték kaya kuah sop basi, matanya nilep setengah kaya orang kelewat begadang, ngomongnya pedes kaya petis ga di gulain"

"Siapa sih de? Aa ga tau. Emangnya Dede kenal?"

"Kenal banget sih ngak, cuma waktu itu pernah ngomong, kalo Aa itu buronan hatinya dia"

"Heh?! Buronan hati?"

"Ia jelas lah, Aa kan 'Residivis Cinta Para Homo Kesepian'"

Giotto kaget setengah idup mendengar sebuah julukan absurd yang diucapkan oleh adiknya.

"De, Aa ngak se-bitches itu kali? Aa cuma ganti 3 cewe 4 cowo aja" Belanya

"Tapi ngomong-ngomong, si pinky yang tadi itu salah satu mantan Aa lho" Bisik Giotto genit di depan wajah Tsuna.

Wajah Tsuna berubah pucat dan putus asa.

"A, Dede udahan aja ya sekolah disini? Dede mau pulang aja ke Jepang, tinggal bareng Okaa-san lagi"

Tsuna merasa malu punya kakak yang kelakuannya kelewat bejad. Walaupun ada yang lebih bejad darinya. Tapi tetep aja, Tsuna masih punya harga diri. Dia ga mau di bully 1 sekolah, gara-gara kelakuan kakaknya.

"Eh?! Kenapa de?! Kan Dede udah susah-susah masuk sini, ampe Dede gadein pantat bohay Dede ke dukun codet buat ongkos ngeteng dari jepang ke italia?! Sekarang Dede mau pulang gitu aja?!"

"APA?! AA EDAN! MASA ADE SENDIRI DIFITNAH MAIN DUKUN! LAGIAN DEDE GA PERNAH GADE-GADEIN, APALAGI PANTAT! AA EDAN, AA HOMO, AA BRENGSEK!"

Habis sudah kesabaran Tsuna. Tsuna pergi meninggalkan kakaknya. Tsuna bersumpah akan menghajar habis-habisan kakaknya itu dilapang asrama. Persetan dengan status adik kandung atau keluarga, yang penting Tsuna PUAS!. Ambigu...

"De-"

"AA PERGI SANA! DEDE BISA CARI KAMAR SENDIRI! SANA! HUSH...HUSH...!"

Tsuna pergi dan menghilang dibelokan tangga ke lantai 4, menyisakan Giotto yang duduk melipat kaki kaya emak-emak lagi nyuci di empang sambil sesegukan.

"Dede, maafin Aa. Aa bukan maksud gitu. Aa cuma pengen godain Dede aja. Hiks..hiks..." Ratapnya nelangsa.

Tiba-tiba datanglah G dan Knuckle menenangkan boss nya lagi galau karena ditinggal adek unyu tercinta.

"Haaa, bos...bos..." G mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Lu becandanya kelewatan bos" Knuckle menepuk bahunya.

"Tobat gih" ujar Knuckle lagi.

Sasagawa Knuckle, 17 tahun

Panggilan : Knuckel, bang alim, dan bang maxi.

Lahir di Inggris, 28 Mei. Kakanya tertua keluarga Sasagawa. Orangnya alim dan tempat curhat terpercaya dia kalangan anak-anak asrama 1. Tingkat 3 kelas E, Vongola Academy Senior High School, tingkat kepintaran biasa-biasa aja. Ketua klub boxing dan anggota dari geng Primo.

"Besok lu minta maaf di WC" Sahut G menambahkan.

"Kok di WC?"

"Kan pagi-pagi kita semua biasa nongkrong di WC brow?"

"Owh ia lupa"

"Sekarang lu balik ke kamar. Besok samperin Dede lu, sekalian kenalin ke gua. Ok?" Ujar G sambil mengacungkan jempolnya.

'Ngak bos, ngak bawahan, semua bejad'

'Maafin mereka ya tuhan, jangan di azab ya tuhan, amin' Batin Knuckle miris.

"Hei G?"

"Apa?"

"Berani apa lu, kenalan ama ade gua?"

"Berani..."

"Berani apa?"

"Berani, pecat lu jadi bos" Jawab G santai.

"Anying lu! Bangsat!"

Akhirnya terjadilah pertempuran antara si Ucing bangor dan si Rumput laut. Di wasitin oleh Knuckle, mereka mulai jambak-jambakan, trus gigit-gigitan ampe mati. Tapi karena ga mati-mati, jadi mereka mulai tonjok-tonjokan, tendang-tendangan, dan senggol bacok senggol-bacok. Anak-anak se-asrama pun rusuh pasang taruhan yang bandarin sama Mammon-sensei.


Sementara kakaknya sibuk berantem dilatai bawah, Tsuna berjalan dilantai 4 sambil mencak-mencak.

"Belegug (kurang ajar) amat punya Aa, gua kutuk lu jadi kodok di bedak!"

'Lagian aneh banget. Aa gua emang rada miring ama brocon tapi ga lebay jijay gitu deh?'

Akhirnya Tsuna sampai dikamar no 27. Kamarnya paling ujung lantai 4, di pintunya tergantung tag name Kozato Enma. Tsuna mengetuk pintunya pelan.

Tok..tok...

Sang penghuni pun keluar. Seorang cowo sepantaran Tsuna, berambut merah acak-acak dengan plester disana-sini menutupi pipi dan hidungnya.

"Tsuna!"

"Hai, Enma"

"Yeay, ternyata kita sekamar" Enma menyambut Tsuna semangat.

Kozato Enma, 16 tahun

Panggilan : Enma

Lahir di Jepang, 16 Juni. Teman dekat Tsuna dari Junior High School. Orangnya sangat ceroboh, tiada hari tanpa luka. Tingkat 1 kelas A, Vongola Academy Senior High School, tingkat kepintaran biasa saja. Anggota klub musik dan anggota dari geng Decimo.

"Ayo cepet masuk diluar dingin" Sahut Enma lagi, disambut dengan anggukan dari Tsuna.

"Ngomong-ngomong, itu suara apa ya? Kucing berantem?"

"Ia biasa, kucing nakal lagi main ama rumput laut"

"Kucing? Rumput laut?"

Enma yang tidak mengerti, akhirnya berhenti berpikir dan tidak menghiraukan suara bising diluar sana. Enma membantu Tsuna membereskan barang-barangnya.

Chapter Edan 1 END

To be continued

~Mind to review?~


Konichiwa...

Hajimimashite, Klein-desu from TwoRabbitFly...

Ini cerita baru kami di fandom KHR...

Maaf kalo ceritanya garing banget...

Isinya full humor kok, ga ada bashing-banshingan... suer dah...

Buat rokok yang isep G itu rokok Jar*m S*per, kata abangnya author itu rokok paling murah yang biasa dibeli anak-anak sekolahan. hehehe

Ada beberapa bahasa sunda yang kami selipkan, sedikit sih tapi kalo ga ngerti boleh tanya atau nanti kami buatkan ver Indonya...

Buat Pair kami buka lewat vote aja...

Silahkan lewat review atau PM... ^^

Saran dan kritik kami terima dengan senang hati... ^^

Giotto : "Dede Tuna jahat sama Aa..." gigit tisu

Klein : "Jorok"

Giotto : "Author sableng, kenapa kamu bikin Dede Tuna ku jadi kejam gitu HAH?!"

Klein : "Yang sableng ente boss, bukan saya" datar

Giotto : "Kenapa juga nasib gua jadi nista gitu?"

Klein : "Sabar, tuhan menciptakan mu untuk jadi nista" datar juga

OK, sampai jumpa di chapter edan selanjutnya...