Title : Behind the Closed Door

Rated : T

Cast : Changmin, Siwon, Kyuhyun, Kibum, DBSK, and Suju casts

Summary : Maukah kau berjanji untuk menyimpan rahasia ini ketika ku beritahukan sesuatu hal yang mengejutkan? Oh, kau mau tahu siapa diriku? Kalian mengenalku sebagai Shim Changmin, magnae tersayang dari DBSK sekaligus food monster dan juga SEME, ya, SEME, dari seorang Choi Siwon.

Disclaimer : Semua karakter milik diri mereka, orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Tetapi plot dan cerita murni milik author dan apabila ada kesamaan, mohon dimaafkan m(_o_)m dan karena saya Cassie, jadi DBSK tidak pisah, they are still FIVE! #alwayskeepthefaith

Warning : Alur yang lambat, cerita antara pria dan pria, CRACK COUPLE dan Siwon yang menjadi uke -_-" apabila ada yang tidak tahan jika Siwon menjadi uke, silakan klik tombol (x) di atas atau teken back.

Once again, DLDR

And the rest,

Enjoy reading :p


Ketika mendengar nama Choi Siwon, yang terlintas di pikiran adalah seorang namja tampan yang berulang tahun 10 Februari. Namja yang memiliki lesung pipi ketika tersenyum. Namja yang memiliki otot six pack yang begitu sempurna membuat beberapa orang iri. Sebuah kesempurnaan yang terlihat dalam bentuk nyata. Segala hal yang dilakukannya hampir semuanya sempurna. Kalau soal pasangan, tidak ada yang meragukan bahwa dia yang akan menjadi 'seme' dan memegang kendali. Lihat saja setiap personil suju yang sudah dipasangkan dengannya.

Sihan

Sichul

Sibum

Sihae

Siwook

Wonteuk

Wonkyu

WonSung

Dan terus. Intinya, bahkan semua seme dalam hubungan pasangan lain juga takluk oleh pesona seme yang dimiliki oleh Siwon. Tetapi, benarkah dalam kehidupan di balik pintu Suju dan DBSK yang tertutup, seorang Siwon tetap memegang kendali?

Maukah kau berjanji untuk menyimpan rahasia ini ketika ku beritahukan sesuatu hal yang mengejutkan?

Oh, kau mau tahu siapa diriku?

Kalian mengenalku sebagai Shim Changmin, magnae tersayang dari DBSK sekaligus food monster dan juga SEME, ya, SEME, dari seorang Choi Siwon.

-x-

Behind the Closed Door

by eL-ch4n

16.01.2012

-x-

"Minnie, hari ini kau kelihatan ceria sekali, kenapa?" tanya Yunho-hyung kepadaku. Saat ini kami sedang berada di dalam van menuju ke tempat syuting berikutnya. Tentu saja aku senang, karena sebentar lagi kami akan melakukan syuting dengan anggota Super Junior yang berarti aku bisa bertemu dengan sayangku.

"Ani, hanya senang saja." Mana mungkin aku memberitahukan alasan sebenarnya? Bisa diejek seharian diriku. Syuting kali ini dilakukan di sebuah pasar malam di Seoul. Aku sudah tidak sabar, bukan karena aku ingin melakukan kuliner dan mencoba setiap makanan yang dijual di sudut pasar, bukan, bukan karena itu, melainkan karena sebentar lagi aku bisa bertemu dengan dirinya.

"Aish, hyung, perlukah kau bertanya lagi? Tentu saja dia senang karena sebentar lagi akan bertemu dengan namjachingunya itu." goda Yoochun yang membuat pipiku mau tak mau bersemu merah sedikit. Beruntung make-up karena pemotretan sebelumnya masih ada sehingga mereka tidak bisa melihatnya.

Aku hanya memukul pelan pundak Yoochun dan kembali mengamati keadaan sekitar. Sesekali aku melirik ke arah ponsel yang masih kosong dan tidak mendapat pesan apapun dari dia. 'Hah, mungkin dia lagi sibuk.' Aku terus mengulang perkataan itu ketika tidak mendapat pesan apapun dari dirinya.

Kalau kalian ingin bertanya siapa yang dimaksud namjachingku, dia adalah Choi Siwon. Tidak, kalian tidak salah mendengar (atau dalam hal ini membaca) dan tidak, aku juga tidak sedang mabuk. Couple kami memang tidak terlalu terkenal, heck, bahkan tidak ada yang pernah tahu akan kehadiran pasangan kami, tapi kami tidak peduli. Kami lebih suka stay low. Tapi, terkadang cukup risih juga sih. Bayangkan, dilihat dari manapun namja seperti Siwon yang sangat manly itu pasti inginnya seorang kekasih yang manis, lucu, cantik, imut, atau apapun yang bertolak belakang dengan diriku. Lihat saja diriku, badanku tinggi –lebih tinggi darinya, mukaku juga tampak tua sekarang, dan terkadang aku lebih seperti seorang ahjushi.

Hah. Aku menghela nafas sekali lagi dengan tatapan mata tetap ke arah pemandangan di luar dan kepala bersandar pada punggung tanganku. "Kenapa? Mood swing-mu itu sangat mengerikan." goda Yoochun. Kurasa dia menyadari perubahan moodku sekarang. Aku senang sih bisa bertemu dengan dia, tapi tidak dengan fan servicenya. Tidak bisakah SM melihat bahwa dia itu milikku?

"Ani, hyung. Hanya kelelahan saja mendadak." ujarku dengan datar. Aku sedang tidak ingin melanjutkan pembicaraan seperti ini dan sepertinya hyung-deulku mengerti sehingga membiarkanku sendiri dalam lamunanku. Melihat kedua pasangan yang menggebrak dunia ini – Yunjae dan Yoosu – aku tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa iri. Rasanya pasti bahagia bisa bersama dengan kekasih setiap saat dan saling melengkapi.

Tidak ada yang tahu, tapi terkadang couple Jaeho itu nyata dan hei! Yunho sendiri pernah bilang kalau dia ingin seorang 'yeojya' yang bisa menegurnya di kala dia melakukan hal salah (pas di Happy Talk kalau tidak salah). Kalau Yunho-hyung merasa takut, Jaejoong-hyung akan selalu di sana dan memberikan ketenangan yang diperlukan Yunho-hyung bahkan...ya, kalian tahulah, aku tidak bisa menulisnya, bagaimana kalau ada anak di bawah umur baca? Author-san juga tidak membuat ini Rated –M jadi supaya aman, aku membiarkan kalian yang melanjutkannya.

Sedangkan Yoosu, duh, mereka itu pasangan terkenal dengan rumus 'Love – Hate Relationship'. Yoochun-hyung terkadang menebar pesona terlalu banyak membuat Junsu-hyung cemburu dan kemudian Yoochun-hyung akan meminta maaf yang diakhir dengan adegan di atas 18 tahun ke atas. Aku tidak habis pikir, kenapa Junsu-hyung masih bisa bertahan ya?

Aku selalu mendoakan kebahagiaan mereka dan berharap semoga suatu saat aku juga bisa seperti mereka. Hubunganku dengan Siwon baru berjalan sekitar 4 bulan saja, itupun aku yang menembaknya karena aku tidak tahan dengan perasaanku yang tidak bisa diatur ini.

.

.

Kejadian itu bermula pada 4 bulan lalu ketika kami selesai merekam acara variety show bersama. Aku menghampiri Siwon yang sedang duduk dan mengobrol dengan Kibum. Jujur, aku agak risih melihat mereka bersama terutama dengan rumor couple Sibum yang bertebaran di antara fans dan lainnya. Aku memutuskan untuk mengungkapkan perasaanku daripada aku harus menahannya. Kalau ditolak, aku hanya tinggal mencoba melupakannya dan lagipula, kami kan tidak tinggal di tempat yang sama, jadwal kami juga sering berselisihan. Aku tidak akan kehilangan apa-apa juga. Semoga saja. Tapi aku ingin diterima juga. Tapi kalau diterima, nanti siapa yang jadi seme siapa yang jadi uke? Aigo, terus bagaimana dengan jadwal kita yang penuh? Aish, sepertinya semua pilihan jadi serba salah. Ah sudahlah, yang penting tembak dulu, Changmin.

"Hyung, aku mau bicara sebentar, bisa?" Aku menghampiri Sibum couple dan mengajak Siwon untuk mengikutiku. Siwon menghentikan pembicaraannya dengan Kibum – yang tersenyum lembut kepadaku. Aku heran, kenapa Kibum tersenyum kepadaku ya? Apa dia tahu? Atau dia hanya mengasihaniku saja?

"Ah, Changmin-ah, tentu saja. Kau mau bicara apa?" Siwon berbalik dan menatapku. Kedua lesung pipinya terbentuk ketika sebuah senyuman terukir di wajahnya.

"Ani, bisa kita bicara berdua saja? Aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu, Siwon-hyung." jawabku dengan tenaga yang tersisa. Untung saja suaraku tidak terbata-bata sehingga dia tidak curiga. Kulirik Kibum mengangguk dan berdiri, "Kalau begitu, aku pergi dulu menyusul Kyuhyun. Kudengar dia mau mengajakku bermain PSP." Dia mengangguk dan pergi ke arah lain meninggalkan kami berdua.

Siwon kemudian menyuruhku untuk di tempat Kibum duduk tadi dan aku melakukannya dengan patuh. "Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku, Changmin?" tanyanya dengan lembut. Suaranya yang khas itu membuatku merasa tenang. Hampir saja aku terbuai, aku harus ingat tujuan asalku.

Aku menarik nafas pelan. "Hyung...aku tahu mungkin ini aneh dan akan sulit bagi hyung, tapi hyung, aku mohon setelah ini, hyung jangan membenciku ya?" tanyaku menghadap dirinya yang sedikit kaget dengan pertanyaanku. Dia tersenyum lembut dan mengangguk.

Tangannya yang hangat itu membereskan poniku. "Aku tidak akan mungkin membencimu, Minnie-ah." ujarnya lembut. Aku terharu mendengar dia memanggilku dengan julukan itu. Memang terkesan sedikit girly sih, tapi kalau julukan dari orang yang kau sayang, pasti kau juga akan senang bukan?

Sekali lagi aku menarik nafas panjang. "Hyung...itu..." Aku menelan ludah. Gulp. Rasanya susah sekali untuk mengucapkan satu kata itu. Melihat dia yang tersenyum mengantisipasi pernyataanku pun tidak membantu. Baiklah, nothing to lose, hwaiting Changmin-ah! "Saranghae. Maukahkaumenjadinamjachingku?"

"Maaf, Changmin?" Dia melotot sedikit dan memintaku mengulang pernyataanku. "Aku hanya menangkap kata 'saranghae', tapi aku tidak mendengar kalimat berikutnya. Bisa kau ulangi lagi?" Kulihat wajahnya mulai serius dan aku menghela nafas.

Nasi sudah menjadi bubur, Changmin, kau tidak bisa lari lagi. "Itu, saranghae hyung. Maukah kau menjadi namjachinguku?"

Kedua bola matanya kulihat membesar. Sepertinya dia kaget dengan pernyataanku. Tentu saja, apa rasanya tiba-tiba ditembak orang yang mempunyai kelamin sama denganmu dan tak lupa kalau orang itu tingginya seperti tiang listrik sepertiku? Kalau aku semanis Sungmin-hyung atau seimut Kyuhyun atau mungkin secantik Heechul-hyung, dia mungkin tidak akan kaget.

"Hyung?" Aku mengucapnya dengan ragu-ragu, kulihat wajahnya masih bingung dan sepertinya dia masih mencoba menerima kenyataan bahwa aku baru saja menembaknya. "Hyung, aku hanya mau mengungkapkannya, kalau hyung tidak merasakan hal yang –"

"Aku mau."

"sama aku tidak keberatan, eh?" Aku terhenti dan kali ini giliranku yang melihatnya dengan wajah kaget. Mulutku membuka sedikit, mataku membesar dan kulihat dia terkekeh pelan.

"Aku bilang, aku mau menjadi namjachingumu, Minnie-ah. Atau harus kupanggil chagi mulai dari sekarang?" jawabnya dengan nada jahil.

Aku masih kaget dengan jawaban dari namja di hadapanku ini. Apakah dia baru saja menerimaku? "Mwo? Hyung? Kau tidak sedang bercanda kan? Aku tidak sedang bermimpi kan?"

Dia mencubit kedua pipiku. "Duh, tentu saja. Aku kan selalu taat beribadah, aku tidak mungkin bercanda mengenai hal-hal seperti ini."

Aku tersenyum dan entah setan dari mana, aku menarik kerahnya dan membawa bibir kami saling bertemu. Lidah kami saling bertarung untuk memperebutkan kekuataan. Ternyata julukan seme kepada Siwon bukan sembarangan, bibir dan lidahnya sangat ahli dalam pertarungan seperti ini.

Eh?

Lho?

Apa ini tidak salah. "Umm..." Dia mendesah pelan ketika lidahnya bergelut dengan lidahku. Kulirik sedikit mukanya yang sudah memerah. Tak berapa karena kebutuhan akan oksigen, ciuman ini kami hentikan.

Aku melirik bibirnya yang masih sedikit memerah dan membengkak karena ciuman tadi. Masih bisa kurasakan manis mulutnya di lidahku. Kupandang dia yang masih mencoba mengambil nafas dengan benar. Pelan-pelan ku berbisik tapi cukup keras untuk didengarnya. "Mungkinkah, kau ini bottom?"

Bisa kulihat mukanya jauh lebih memerah dari sebelumnya dan mengangguk perlahan. "Apakah kau merasa ini aneh?" tanyanya pelan. Dengan cepat aku menggeleng kepalanya dan segera memeluknya. "Ani, aku benar-benar mencintaimu hyung apa adanya. Aku tidak peduli mau kau seme atau uke atau apapun, aku benar-benar mencintaimu." ujarku pelan.

Memang sih sedikit kaget, siapa pula yang menyangka kalau the manliest Siwon itu seorang Uke? Tapi dia memang uke kok, uke dari seorang Shim Changmin.

.

.

"Sudah sampai." Suara Jaejoong-hyung membuyarkan lamunanku. Malas mendengar suara lumba-lumba dari Junsu-hyung aku segera berlari turun dari van. Aku juga sudah tidak sabar untuk melihat namjachinguku.

"Ya, Changmin-ah! Jangan lari-lari!" Kuabaikan saja suara dari appa DBSK itu dan mempercepat langkahku. Begitu sampai di studio, kulihat pasangan Eunhae sedang asyik duduk di atas sofa dan bermesraan dan Yewook couple yang sedang melihat kura-kura milik Yesung-hyung dengan seksama. Dasar pasangan aneh. Kusapu sekali lagi ruangan itu dan kutemukan pasangan-pasangan Super Junior yang sedang menikmati dunia mereka sendiri. Begitu mataku sampai pada dia, hatiku langsung remuk seketika. Kulihat dia sedang duduk di samping Kyuhyun dengan sebuah senyum di wajahnya. Rasanya aku ingin menangis begitu saja. Dia juga tidak menyadari kehadiranku dan masih asyik sesekali menggoda Kyuhyun yang sedang bermain.

'Tahan, Changmin, tahan. Kau tidak boleh menunjukkan kelemahanmu di hadapannya.'

Jujur, menjadi seme dari Siwon itu tidak mudah. Kami memang belum berhubungan, tetapi dilihat dari semua tingkah lakunya terlihat jelas bahwa Siwon selalu mengeluarkan aura uke-nya jika berhadapan dengan diriku. Kenapa tidak mudah, kau tanya? Alasannya yah, dia itu kan tampan dan bisa mencari penggantiku kapan saja. Dengan menyentikkan jari, uke-uke lain akan menghampiri dirinya begitu saja. Mungkin dia menyetujui untuk menjadi namjachinguku agar bisa merasakan bagaimana jadinya uke sekali sehingga dia bisa tahu bagaimana harus bersikap kepada 'uke'nya nanti.

Jleb.

Sakit rasanya mendengar bahwa dia akan menjadi 'seme' dari orang lain yang mungkin adalah Kyuhyun. Sejak awal aku sudah menduga bahwa semua ini terlalu mulus dan indah. Tidak mungkin namja sesempurna Siwon mau memilihku, apalagi agama kami juga berbeda. "Changmin?" Suara Leeteuk-hyung menyadarkanku. Kulihat semuanya sudah bersiap-siap mengganti kostum mereka untuk rekaman nanti. "Ne, hyung?" Ku tanya pada Leeteuk-hyung dengan sebuah senyuman yang dipaksakan di wajahku. Kulihat wajahnya mulai khawatir, "Gwenchana?" Aku mengangguk. "Gwenchana, hyung. Aku akan berganti kostum dulu kalau begitu." Aku mencoba untuk tersenyum dan segera mengambil kostumku yang merupakan kemeja cokelat tua yang dilapisi jaket putih dengan celana putih panjang. Sebuah syal bulu warna cokelat tua akan menjadi aksesoris leherku hari ini.

Kau harus percaya padanya Changmin! Kalau sedikit-sedikit dia dekat dengan personil lain, kau sudah cemburu, pasti dia tidak akan senang juga! Ya sudahlah, kuputuskan untuk menghapus pikiran negatif itu dari kepalaku.

.

.

Sungguh, aku tidak mengerti dengan jalan pikiran manajer kami, tidakkah cukup dengan adegan Yunjae couple di dalam video kami? Sekarang dia memutuskan untuk menambah bumbu Wonkyu Couple juga? Aish, cobaan apalagi yang kau berikan padaku Buddha? (m(_0_)m). Sekarang adalah bagian Siwon, Kyuhyun, Donghae, Eunhyuk, Heechul, Kangin, Leeteuk, dan Hangeng. Haehyuk atau Eunhae couple akan melakukan dance di depan sementara sisanya akan duduk di tangga dengan tangan yang bersandar pada pundak seolah mereka adalah pasangan.

"Menyebalkan." Ku dengar desis pelan dari sampingku. Kulirik Kibum dengan raut muka yang marah dan kesal entah karena apa atau karena siapa.

"Kibum-hyung?" Dia menatapku ketika mendengar namanya kupanggil. "Hah, pasti capek ya?" ujarnya pelan. Aku tak mengerti dengan pertanyaannya dan sepertinya dia mengerti sehingga dia melanjutkan. "Pasti lelah punya pacar sesempurna Siwon-hyung, maksudku."

"Oh." Aku hanya membuka mulut membentuk 'O' bulat dan mengangguk perlahan. "Bagaimana kalau kita duduk di sana dan berbincang, hyung? Kurasa adegan kita masih lama." Dia mengangguk dan mengikutiku untuk duduk di salah satu bangku panjang yang cukup pojok, namun tetap tak menghalangi kami untuk melihat adegan syuting. "Kalau boleh tahu, dari mana hyung tahu?" tanyaku memulai pembicaraan.

"Mudah saja, aku mendengar pernyataan cintamu waktu itu." jawabnya dengan tenang. Entah dia sadar atau tidak, kedua pipiku sudah merona merah mendengar perkataannya. Pasalnya, tidak ada yang tahu tentang hubungan kami kecuali Kyuhyun karena waktu itu Kyuhyun tidak sengaja memergoki kami sedang berciuman di salah satu ruang rias. Sementara member lain juga tidak tahu. Keluarga DBSK juga tahunya aku mempunya seorang kekasih, tetapi tidak tahu siapa. Mungkin mereka tahu, tapi tidak mau bertanya, mungkin juga tidak. "Lagipula, aku sering melihat kau menatapnya sama sepertiku menatapi Kyuhyun."

"Mwo? Kibum –"

"Kibum saja, please. Memanggilku hyung rasanya aku tua sekali." Aku tertawa keras mendatangkan perhatian dari para personil lainnya. Aku hanya menggeleng kepalaku menandakan tidak ada apa-apa dan bisa kulihat mereka yang sedang syuting pun sempat melirik ke arah kami termasuk Wonkyu couple.

"Maaf, Kibum. Kau suka Kyuhyun?" tanyaku setelah keadaan kembali tenang dan aku bisa mengendalikan tawaku.

Dia hanya mengangguk dengan tatapan masih ke arah magnae suju itu. "Sama seperti kau yang suka dengan Siwon. Tenang saja, Sibum couple itu hanya buatan SM saja kok."

"Tapi kurasa tidak dengan Wonkyu couple." ujarku sedih. Kulihat dia juga memiliki emosi yang sama dengan diriku. Rasanya cukup sakit melihat namjachingumu bermesraan dengan orang lain. Eh, memangnya Kyuhyun sudah menjadi namjachingu Kibum?

"Kibum, apakah Kyu sudah tahu tentang perasaanmu?" tanyaku dengan hati-hati. Kalau Snow White Suju ini marah, entah apa yang bisa terjadi.

Dia hanya tersenyum sedih kepada diriku, sepertinya aku bisa menebaknya. "Dia...menolakmu?" Anggukan dari dirinya menjadi jawaban.

"Mulanya aku pikir dia suka sama kamu, mengingat kalian begitu dekat dan julukan 'evil' yang kalian miliki, tapi rasanya aku salah." Aku mengangguk, mengerti. Kulirik ke arah Wonkyu couple yang masih tersenyum senang satu sama lain. "Dia pasti menyukai Siwon. Tentu saja, siapa yang tidak? Mereka jauh lebih sempurna satu sama lain. Lihat kita, Minnie, kau tidak keberatan kupanggil Minnie bukan?" tanyanya. Aku hanya mengangguk dan membiarkan dia melanjutkan kata-katanya. "Kita ini seperti anggota yang terbuang. Kau magnae yang selalu terlupakan di DBSK dan aku, kehadiranku juga hampir tidak terasa di suju apalagi kalau sebentar lagi aku akan berhenti dari aktivitas suju untuk fokus pada aktingku."

Aku kaget mendengar perkataannya. Dia akan berhenti? "Kau akan berhenti?"

"Bukan berhenti juga sih." Dia mengangguk. "Hanya beristirahat sebentar, aku mau fokus pada aktingku dulu. Memang sih, kalau akhir-akhir ini Siwon yang lebih unggul dari diriku karena dia sering dipakai dalam drama-drama, tapi aku tidak mau kalah. Suatu saat ketika aku menjadi namja yang sudah lebih pantas dari Siwon dan dirimu, aku pasti akan merebut Kyu kembali."

Aku tertawa sekali lagi, tapi kali ini dengan suara yang lebih pelan. "Kau lucu, Kibum. Aku kan tidak unggul dari dirimu, kau sendiri bilang bahwa aku magnae yang terlupakan."

Kibum memajukan bibirnya tanda dia sedikit kesal. "Tapi, setidaknya mereka mengakui kualitas suara tenormu daripada diriku yang hanya menjadi 'personil' suju saja. Setidaknya, kau cukup terkenal karena kemampuan makanmu yang luar biasa."

Gelak tawa kami pun terdengar memenuhi ruangan. Kulihat Yoochun-hyung menghampiri kami. "Aigo, kalian ini! Bisa tidak berpacaran di tempat lain saja?"

Bisa kurasakan mukaku dan Kibum memerah mendengar pernyataan dari Yoochun-hyung. Sepertinya member lain mulai berkumpul di antara kami karena suara teriakan hyung jidat lebar itu. "Oh, jadi Kibum itu namjachingumu? Pantas saja kalian terlihat akrab akhir-akhir ini." ujar Donghae-hyung. Sungguh hyung, kalian sangat tidak membantu sama sekali.

"Dan, Changmin juga terlihat tidak sabar menunggu syuting ini. Omo, kalian ternyata." Jaejoong-hyung juga ikut datang dan mengerumuni kami.

"Tunggu, hyung. Ani, kami tidak berpacaran." jawabku. Aish, urusan Wonkyu saja belum beres sekarang ditambah masalah hyungdeul yang begitu bawel dan mau ikut campur. "Aish, kalian ini."

"Minnie itu namjachinguku!" Kudengar suara teriakan yang tidak asing. Semua member yang mengelilingi kami sekarang mengalihkan perhatian mereka kepada namja dengan julukan kuda liar itu. Dia berjalan dengan tegap melewati kerumunan semua member menuju ke arahku. Kulihat matanya penuh dengan amarah. Lenganku digenggamnya dengan erat membuatku mengerang kesakitan. Segera kurasakan diriku ditarik oleh dirinya begitu saja.

"Good luck." Aku dapat mendengar bisikan pelan dari Kibum. Saat kuputar kepalaku kulihat dia tersenyum manis dan ups, apakah itu Kyu menatapku dengan tatapan 'evil'nya? Gulp. Sepertinya setelah ini selesai, aku harus mengurus setan yang satu lagi. Semua staff kulihat kembali melaksanakan tugas mereka. Sepertinya mereka sudah biasa dengan acara drama dari suju dan DB5K. Bahkan terkadang ada bebeberapa yang berteriak histeris dan membawa spanduk.

Dalam acara tarik-tarikan ini, harus kuakui bahwa Siwon berhasil membuktikan sekali lagi kekuatannya sebagai seorang seme. Rasanya senang juga sih tadi mendengar dia terkesan posesif dan mengatakan aku namjachingunya, tapi aku tetap penasaran bagaimana dia masih bisa bersikap tenang. Nae, dalam perjalanan ini, dia tidak mengatakan apapun terhadap diriku. Akhirnya kamipun masuk ke dalam salah satu ruang rias yang kosong dan Siwon segera mendorongku hingga punggungku bertemu dengan pintu ruang rias yang terbuat dari kayu. Sakit juga mengingat dia menggunakan tenaganya yang tidak main-main itu. "Minnie," desisnya. Bisa kurasakan dia sedikit gemetar. Dia menggigit bibir bawahnya memikirkan apa yang ingin diucapkan. "Apakah kau sudah tidak cinta padaku lagi?"

Mwo? Bukankah mestinya aku yang mengatakannya? Lihat saja, dia terlihat lebih mesra dengan Kyuhyun daripada denganku. Bahkan tadi dia menatap Kyuhyun dengan lembut dan menggoda dirinya. "Bukannya hyung yang sudah tidak mencintaiku? Hyung terlihat senang bersama dengan Kyu tadi sampai-sampai tidak menyadari kehadiranku? Hyung tahu bagaimana perasaanku? Selalu aku yang mengucapkan 'saranghae' kepada hyung, selalu aku yang memulai segalanya. Kalau hyung menjadi namjachinguku hanya karena kasihan seorang hyung terhadap dongsaeng, aku tidak butuh!" Aku mendorongnya dan kulihat dia tidak bertenaga sehingga dia sedikit mundur karena doronganku.

"Minnie? Aku tidak menganggapmu sebagai dongsaengku saja, Minnie. Kau itu lebih. Kau itu –" Dia terhenti untuk mencari kata yang tepat dan aku memutuskan untuk menunggunya. "Kau itu begitu tepat, Min." katanya lagi.

Aku menghela nafas. "Molla, hyung. Kalau kau memang menyukai Kyu, aku rela. Asalkan hyung bahagia aku juga bahagia, lagipula, hyung tidak pernah tersenyum di hadapanku dan tertawa bersama denganku. Lihat saja tadi, hyung terlihat begitu senang dengan Kyu. Hyung tenang saja, aku tidak akan menganggu hubungan hyung dengan Kyu kok."

"Diam!" Kudengar dia tiba-tiba berteriak. Badannya terlihat gemetar. Rasanya tidak percaya melihat seorang Choi Siwon dengan ekspresi selemah itu sedang terduduk di salah satu kursi rias di ruangan itu. Aku terdiam membiarkan Siwon melanjutkannya, "Aku bingung, Min. Sungguh, seumur hidupku dalam Suju aku dipasangkan dengan personil lain sebagai seorang top atau seme, tapi aku tahu bahwa sebenarnya aku menginginkan seseorang untuk 'mengendalikanku', untuk 'mendominasiku'. Tapi, sepertinya mereka sudah memiliki stigma bahwa aku adalah seorang seme sejati yang tidak bisa diganggu gugat. Aku hanya bisa menerima begitu saja." Kulihat dia melirik ke arahku dan menghela nafas. "Saat itu, tiba-tiba saja mataku selalu mencari dirimu, Min. Kulihat sosokmu yang selalu terlihat, well, mungkin karena kau tinggi, tapi entah kenapa aku merasa bahwa kaulah orangnya. Kaulah yang bisa memenuhi kekosongan di hatiku. Min, aku tidak mau mengakuinya, mungkin aku takut pandanganmu terhadap diriku akan berubah. Dan Kyu, dia hanya kuanggap dongsaeng ku saja dan kami juga sedang bertukar pendapat mengenai masalah kami."

Mendengarkannya berbicara membuatku sedikit terbuka dengan keadaan kami. Dia merasa resah karena dirinya tidak pernah menjadi seorang bottom dan dia takut bahwa aku akan membencinya begitu tahu tentang kenyataan dirinya itu. Lalu, Kyu? Aku tidak tahu masalahnya apa, tapi nanti aku akan tanyakan kalau sempat "Aku memang terlihat manly dan menarik mereka yang kau sebut uke, tapi aku benar-benar bingung. Aku selalu merasa hampa. Dan mengenai perasaan ini, aku bingung. Memang awalnya aku menjadi namjachingumu karena merasa kau orang yang tepat, tapi seiring waktu berlalu, aku yakin sekarang waktu yang tepat. Aku tidak mau membuatmu menunggumu lebih lama dan akhirnya pergi dari tanganku." Sekali lagi dia menghela nafas dan berdiri dari kursinya. Perlahan dia menghampiriku dan menatap mataku dengan lembut. "Saranghae, Minnie-ah."

"Hyu..hyung." isakku. Akhirnya, aku bisa mendengar juga 1 kata itu dari dirinya. Rasanya, semua pertahananku runtuh semuanya. Kutarik dia dalam dekapanku dan membawa kami sekali lagi dalam perlombaan dominasi lidah yang seperti biasanya kumenangkan. "Tenang saja, hyung. Aku tidak mungkin pergi dari dirimu."

"Kekeke." Dia terkekeh pelan ketika ciuman kami terlepas. "Pasti semuanya akan kaget mendengarnya." ujarnya pelan.

Aku tersenyum lebar. "Ya, kau lihat bagaimana reaksi mereka saat kau menyatakanku sebagai namjachingumu? Jujur, saat itu aku benar-benar berdebar melihatmu. Sepertinya aku tidak keberatan jika harus menjadi uke." Aku tertawa melihat perubahan raut wajahnya. "Tapi, tetap saja aku lebih suka melihatmu yang bisa menjadi memerah karena diriku." Ketika kukecup keningnya dapat kulihat bahwa mukanya bersemu merah. Rasanya menarik juga bisa membuat seorang Choi Siwon yang notabenenya 'seme' sejati di Suju memiliki gelagat uke seperti ini.

"Minnie." Dia memulai dengan nada yang sedikit mengerikan –menurutku. "Karena kau sudah tahu perasaanku, aku tidak mau kau membuatku cemburu lagi. Kau bisa tahu bagaimana kalau aku marah kan?"

Glek.

"Tentu saja, mendapatkanmu saja sudah susah, masa aku mau melepaskanmu begitu saja?" ujarku lembut dan sekali lagi membawanya dalam ciuman hangat penuh dominasi.

Sepertinya jalanku masih panjang untuk menjadi seorang seme Choi Siwon, tapi yah, itu akibatnya jika kau mencoba untuk menjadi seme dari seorang yang mendapat predikat 'seme sejati'.

.

The End

.

Thanks for reading.

Maaf, author sedikit ada masalah dan tidak berminat untuk banyak menulis.

Maaf kalau couplenya crack dan gila habis, author hanya ingin mencoba sesuatu yang baru.

Dan author tidak terima bashing couple, ini dunia bebas berpendapat bung!

Akhir kata,

Review?