Izumi come back, minna! (sambil bungkuk-bungkuk)
ini fic kedua sekaligus fic pertama multichap punya Izumi, hehe.
Maaf bikin penuh daftar fic IchiRuki, tapi sungguh... kalo gak baca gak apa-apa kooook ^_^
Summary chapter:
Perpisahan, itu yang terjadi di antara mereka berdua, namun mengapa Ichigo tampak tidak memberikan respon yang berarti? Apakah ia sedih? Atau malah senang? Hanya percakapan singkat yang diberikannya, bahkan Ichigo mengabulkan permintaan terakhirnya sebelum berpisah.
Disclaimer : Pak Tite Kubo, Izumi cuma pinjem beberapa karakternya kok, sungguh...
Pairing : sudah dijelaskan di atas, tapi sepertinya kurang lengkap, karena bakal ada pair yang lain, hehe gomen
Genre : sebenernya gak cuma Romance sama Hurt/Comfort aja, perhaps... gado-gado. (jadi laper!)
Ow, fic Izumi kali ini masih OOC, dan... masih ber-typo(s), hmm... sekali lagi... gomen yaaa...
WARNING!
Selama baca, harap diteliti tanggal yang ada di dalam fic, cuz Izumi sengaja gak ngasih font italic di bagian flashback, hanya tanggalnya aja. Jadi, kalu gak teliti, dijamin bakal bingung! ^_^
Gak apa-apa, kaaan? sudah tuntutan skenario nih... hehehe
Okay, that's enough...
selamat membaca!
PROLOG
Tepi sungai Karakuka. Minggu, 28 Oktober 2012
Suasana di tepi sungai Karakura sore itu tampak begitu damai. Sungai yang masih berwarna biru dengan bias langit senja membuat sepasang insan yang duduk di tepinya merasa nyaman, namun sepertinya yang terjadi justru sebaliknya. Gadis yang tampak cantik dengan mengenakan baju terusan sepanjang lutut warna putih bercorak merah muda dan lengan panjang itu hanya menunduk, menyembunyikan wajahnya di balik bayangan topi panama warna putih yang memiliki pinggiran tidak terlalu lebar dengan hiasan pita merah muda. Berulang kali gadis itu menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan berat, sesekali melirik pemuda yang duduk di sampingnya. Pemuda tampan berambut oranye terang yang mengenakan kaos biru lengan panjang dan celana jeans panjang yang tidak ketat. Pemuda itu terus menatap langit, tidak berminat untuk memulai pembicaraan.
"Ichi…." panggil gadis itu dengan suara yang lirih, sedangkan pemuda yang dipanggilnya hanya merespon dengan gumaman kecil.
"Sebaiknya kita putus saja," lanjut gadis itu lagi, masih menunduk.
Sekilas, gadis itu melihat pemuda di sampingnya hanya menggoyangkan kakinya, kali ini turut menunduk.
"Mengapa kau berpikiran begitu? Bukankah kita saling mencintai?" tanya pemuda itu, ia memberikan tatapan yang tidak bisa diterka. Apakah sedih? Atau justru senang? Lalu, mengapa raut wajahnya tampak tidak memancarkan semangat?
"Itu dulu. Dulu kita saling mencintai, tapi sekarang bukan kita lagi. Aku yang mencintaimu."
"Lalu mengapa kau tidak mencoba untuk memikatku sekali lagi?" tanya pemuda berambut oranye mencolok itu dengan nada yang lemah, kembali menatap langit.
"Aku sudah lelah untuk mencobanya."
"Begitu?"
Sepi kembali hinggap di antara sepasang insan itu. Tidak ada yang mulai berbicara, dan gadis itu tahu bagaimana akhir dari cerita cintanya.
"Aku tahu kau tidak akan mengucapkan kata putus terlebih dahulu walaupun sebenarnya kau ingin mengakhiri hubungan kita. Maka dari itu, aku memutuskan untuk mengawali akhir dari hubungan kita."
Ichigo tersenyum sinis, "Sepertinya aku tidak begitu."
"Aku telah lama mengenalmu, walaupun tidak sebanding dengannya. Kembalilah padanya, aku sudah tidak berhak berada di antara kalian lagi. Aku sadar, selama kau hidup bersamanya, selama itulah kau sudah bukan milikku lagi."
"Dia sudah pergi."
"Aku tidak mengenalmu sebagai laki-laki yang gampang menyerah, Ichi."
"Lalu, bagaimana denganmu?"
"Aku…." diam sesaat, gadis itu menarik napas panjang lagi, "Mencintaimu itu seperti mimpi yang sangat indah. Ketika aku menyadari bahwa aku tidak bisa memilikimu, sudah pasti aku merasa sakit hati, tapi aku tidak bisa memaksakannya, kan? Aku mencintaimu, tapi kau sekarang telah mencintainya. Aku tidak akan bahagia melihatmu bahagia bersama orang lain, tapi selama aku tidak berada di sekitarmu, aku akan baik-baik saja."
"Kau akan pergi?"
"Ya. Tuhan tidak menciptakan jagad raya yang sempit untuk manusianya, kan?"
"Ke mana?"
"Kau tidak perlu tahu, setidaknya sampai aku menemukan pengganti dirimu."
"Kau sungguh-sungguh?"
Gadis itu tersenyum, meyakinkan tatapan mata Ichigo yang meminta kesungguhannya bahwa ia akan baik-baik saja.
"Ya," jawab gadis itu, dan sesaat kemudian, ia melihat Ichigo yang tersenyum. Sepertinya Ichigo memang mengharapkan akhir hubungan ini.
"Ichi? Bolehkah aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya?" pinta gadis itu ragu, Rupanya Ichigo mengabulkan permintaannya. Ichigo memeluknya hangat, namun tidak seerat dulu.
"Terima kasih," bisik Ichigo.
Gadis itu mengangguk, sekuat mungkin menahan air matanya agar tidak turun, sehingga Ichigo benar-benar yakin bahwa dirinya baik-baik saja. Saat ini dan entah sampai kapan.
Still not over...
Arigato udah baca!
oia, Selamat Tahun baru 2013 ya! tampaknya kemaren gak jadi kiamat... hahaha :D
gimana cerita Izumi? Maaf, Izumi masih newbie, mungkin masih ada yang berantakan, atau kata-kata yang gak enak.
Ah, untuk karakter cewek, kenapa gak disebutin namanya? itu bagian dari skenario, Izumi mempersilakan pembaca untuk mengira-ngira sendiri siapa karakter cewek yang muncul pertama kali di fic Izumi ini, terakhir bakal terungkap kok! itupun kalo Izumi gak stuck bikinnya karena terserang virus males atau virus down... hehehe
Apa Izumi boleh melanjutkan calon fic multichap ini, minna?
1 Januari 2012
