Naruto By Masashi Kishimoto
Genre: Romance, Drama
Rated: T++
Main Character: Naruto Namikaze & Hinata Hyuuga
Warning: AU, Bad Words, Very OOC, If you don't like it just click 'back' button
Cerita asli berjudul The Princess of Darkness By Desy Winarti P
..
..
..
..
*Naruto POV
Aku menggerakkan langkahku menelusuri jalan-jalan ramai kota Konoha. Kali ini tanpa si gendut Chouji yang selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Aku sengaja menyuruhnya menunggu didalam mobil. Chouji tidak pernah bertanya lagi apa yang aku lakukan disetiap malam sepulang kerja.
Aku benci menjadi orang yang istimewa, setidaknya bagiku semua itu tidak normal. Aku menyadari menjadi seorang yang penting itu benar-benar menyiksa. Bayangkan saja siapa yang tidak tau aku? Naruto Namikaze pewaris perusahaan helicopter terbesar didunia 'Namikaze Corp'. Aku dielu-elukan bak putra raja, tapi meskipun benar begitu aku tetap tidak suka. Tapi belakangan ini aku mulai menerima semua itu, ada sesuatu yang membuatku bersemangat sekarang.
Aku sedang bersembunyi dibalik tembok besar sebuah bangunan perhotelan, mataku tak henti-hentinya melongok kearah pintu masuk, berharap dia akan segera keluar, Putri kegelapanku. Sebenarnya semuanya sangat sederhana, cinta pada pandangan pertama, mungkin itu yang sedang aku alami.
Aku bertemu dengannya satu bulan yang lalu, itu adalah malam pertama aku mencoba kabur dari dalam rumah. Dia seorang gadis yang sangat cantik, memakai gaun berwarna merah dan rambut panjang yang tergerai sampai pinggang. Malam itu, aku sedang berjalan melewati jalan esper, dengan menggunakan tudung jaketku, aku setengah berlari melewati jalan itu. Jaraknya belum bisa dibilang aman untuk berhasil kabur.
Tidak sengaja atau memang takdir yang mengharuskan begitu, aku menabrak seorang wanita cantik yang sedang berdiri dipinggir jalan. Sampai sekarang aku menganggap itu bukan sebuah kesialan.
Aku terjatuh tepat diatasnya, wajah kami saling berhadapan, matanya beradu pandang dengan mataku. Dan ekstrimnya tanganku tidak sengaja tersangkut dibagian bawah dressnya, menyebabkan dress merah anggunnya terangkat sampai paha.
Dengan perasaan bersalah aku langsung bangun kemudian meminta maaf padanya "Maafkan saya nona, saya benar-benar tidak sengaja" Ucapku waktu itu. Tanganku terulur untuk menurunkan lagi dressnya, menutupi bagian pahanya yang terlihat seksi. Pada saat itu aku berharap dia akan bersimpati kepadaku. Maksudku mana ada sih pria jaman sekarang yang berperilaku sopan? Apalagi ini jalanan sepi, apapun bisa terjadi bukan? Meski aku tidak menampik pemandangan tadi benar-benar menghibur mataku.
Tanpa diduga-duga ekspresi yang dilayangkannya benar-benar membuatku tercengang. Dia tidak marah, tidak sama sekali. Dia malah tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha sudahlah. Ayo cepat bantu aku bangun" Dia mengulurkan tangannya. Dengan cepat tanganku langsung menyambut ulurannya. Kami terdiam sesaat, sambil menunggunya merapikan baju dan rambutnya yang berantakan. Diam-diam aku mencuri pandang, memandangi kecantikan yang terpancar diwajahnya. Belum pernah aku melihat wanita seperti dia.
"Sekali lagi saya minta maaf" Ucapku lagi, aku benar-benar merasa tidak enak karena kecerobohanku dia harus menaggung akibatnya.
"Tidak apa-apa" Jawabnya ramah, senyuman lebar terlukis dibibirnya menambah kecantikan diwajahnya. Dan aku hanya bisa membeku sambil memandanginya.
"Hai!" Kibasan tangannya membuyarkan lamunanku. Aku berharap dia tidak tau apa yang sedang ku pikirkan.
"Ya nona" Jawabku kikuk. Dia tertawa geli melihat tingkah anehku.
"Apa? Nona?" Dia kembali tertawa lebar, karena bingung aku hanya bisa menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.
"Sudahlah, aku harus pergi, bye" Ucapnya lagi kemudian berbalik dan berjalan pergi. Aku hanya bisa diam membeku menatap kepergiannya.
Hinata Hyuuga, belakangan ini aku berhasil melacaknya, dengan bantuan Chouji tentu saja. Kadang kala dia ada gunanya juga. Meski ada salah satu info yang paling tidak kusenangi, aku berharap si brengsek Chouji itu sedang membual saat mengatakan putri kegelapanku sebagai…. Yahh aku tidak suka menyebutkannya, itu terlalu menjijikkan.
Akhirnya dia keluar, kali ini tanpa senyuman manis. Aku tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi padanya? Rambut panjangnya terurai menutupi sebagian wajahnya. Dengan menggunakan sepatu hak tinggi, dia berlari kecil menerobos rintikan hujan. Dan tanpa pikir panjang aku langsung mengikutinya. Hanya untuk jaga-jaga, aku berjalan kira-kira lima meter dibelakangnya.
Sekilas nampak biasa saja, tapi saat mulai mendekati tempat tinggalnya, aku berusaha memperpendek jarak diantara kami. Kulihat tubuhnya sedikit gemetar, dan jalannya pun sedikit tersaruk-saruk. "Sial! Lelaki mana yang berani menyakitinya? Akan kubunuh dia!" Batinku kesal.
~seeettt~
Dia menghentikan langkahnya dan dalam hitungan detik dia langsung membalikkan badannya kebelakang. Aku hanya bisa menghembuskan nafas lega saat dia tidak melihatku. Tepat disebelahku ada sebuah lorong kecil pemisah antara gedung yang satu dengan gedung yang satunya lagi. Aku bersembunyi disana, kurasa dia sangat kebingungan saat mendapati tidak ada siapapun dibelakangnya.
Mungkinkah dia menyadari jika sedari tadi aku mengikutinya? Entahlah yang jelas dengan wajah yang takut dan kebingungan dia langsung melanjutkan langkahnya dengan cepat, setelah itu masuk kedalam rumah.
Mendapati dirinya sudah lenyap dibalik pintu, akupun keluar dari persembunyianku. Ku pandangi lagi pintu rumahnya. Suatu saat nanti, tunggu aku.
..,..
*Hinata POV
"Hinata?" Aku baru saja membuka pintu, tapi seseorang sudah menyambutku. "Hai, Ino" Aku balas menyapanya. Begitu menutup pintu aku langsung melepas sepatu high heals ku, sial! Gara-gara memakai sepatu yang kekecilan kakiku jadi terasa lecet. Tanpa banyak basa-basi aku langsung melemparnya ke rak sepatu yang ada didekat pintu.
Ino terkekeh melihat tingkah konyolku. Aku melangkah masuk mengikuti Ino, bedanya hanya Ino yang melangkah menuju dapur sedangkan aku langsung membantingkan tubuhku diatas sofa. Sial! Hari ini aku disiksa habis-habisan oleh sibodoh Jiraiya, akan kubalas dia nanti!
Sedikit mengingat kebelakang, aku sudah dua bulan tinggal bersama Ino dirumah ini. Dia teman seprofesiku. Sama halnya denganku dia juga seorang penghibur, penghibur nafsu biadap laki-laki diluar sana, aku tidak menampik itu memanglah pekerjaan kami.
Aku memegangi pipi kananku yang terasa nyeri dan lebam. Apa mungkin ini yang dirasakan ibu menjelang kematiannya? Yah aku adalah seorang yatim piatu, ibuku sudah lama meninggal sejak usiaku sepuluh tahun dan aku tidak tau siapa sebenarnya ayahku. Mungkin karena ibuku terlalu banyak tidur dengan laki-laki.
Baik sadar maupun tidak, aku tidak bisa berhenti menyalahkan masa laluku sebagai penyebab masa depanku sekarang. Ibu selalu membawa laki-laki biadap itu kerumah kami, melakukan hal-hal menjijikkan tepat didepan mataku.
Saat itu aku masih sangat kecil untuk berteriak dan memohon agar ibu tidak melakukan hal itu lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah bersembunyi dikolong meja, dengan tubuh yang gemetaran. Bahkan saat ibuku mati disiksa oleh para lelaki itu, aku hanya bisa diam sambil menontonnya.
"Hinata?" Ino datang, membuyarkan semua lamunanku, aku membuak mata dan melirik kearahnya. Dia membawakanku secangkir teh hangat.
"Kamu kenapa?" Ino memandangi wajahku khawatir.
"Ohh ini" Aku sedikit nyengir, kemudian meraih cangkir teh dari tangan Ino "Ini karena ulah si mesum Jiraiya" Jawabku blak-blakan. Ino sedikit menyipit, aku yakin dia juga merasa tidak suka dengan perlakuan Jiraiya padaku.
"Sudah kubilang, tinggalkan saja dia!" Tuturnya dengan penuh emosi.
"Sudahlah aku baik-baik saja. Jika tidak keberatan bisa tolong ambilkan aku obat? Kepalaku terasa pusing" Ucapku lirih, aku berusaha mengalihkan kemarahan Ino.
"Baiklah tunggu sebentar" Jawab Ino. Dia lenyap dibalik pintu kamarnya, dan tak lama kemudian datang dengan kotak obat ditangannya. Ino mengobati wajah dan lenganku yang sedikit lebam dengan hati-hati. Setidaknya aku merasa beruntung ada Ino disisiku sekarang. Aku seperti mempunyai seorang kakak.
Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak selain kepalaku yang nyut-nyutan ingatanku juga tidak bisa lepas dari ingatan-ingatan buruk selama hidupku. Bahkan jika aku menutup mata, aku yakin ingatan itu akan menyelinap di mimpiku.
.
.
Seperti biasanya pagi ini dimulai dengan suara gaduh dari dalam dapur, aku yakin pasti Ino sedang membuatkan sarapan untuk kami. Setelah mencuci muka aku mengikat rambutku kemudian berjalan kearah pintu, mengambil surat kabar dihalaman depan itu adalah tugasku.
"Aduhh" Tanpa sengaja kakiku tersandung sebuah benda yang berada tepat didepan pintu rumah. Aku merunduk untuk meraih kotak besar berpita ungu. Selama beberapa detik aku hanya bisa melamun, memikirkan apa isinya dan siapa gerangan orang yang menyimpan benda seperti ini di depan rumahku?
"Ahh masa bodoh! Kenapa tidak aku buka saja" Pikirku kemudian. Tanpa banyak berpikir lagi aku langsung membuka kotaknya, aku berharap mudah-mudahan saja isinya bukan sebuah bom. Dan…
Aku tertawa terbahak-bahak saat melihat isinya. Sebuah sepatu high heals berwarna ungu yang diatasnya ditaburi kilauan berwarna putih seperti berlian. Sebenarnya aku bukan tertawa karena sepatunya, sungguh itu sepatu tercantik yang pernah aku lihat. Tapi karena sebuah tulisan pengantar yang terselip dibawahnya.
'Untuk Hinata
Hmmm, aku benar-benar bodoh karena tidak tau ukuran kakimu. Hahaha lupakan saja, kamu bisa datang ke toko Gabriellas Girls. Kamu boleh memilih sepatu manapun yang kamu mau :)'
Bayangkan saja, siapa sebenarnya yang menaruh kotak sepatu ini didepan rumahku? Aku yakin dia pasti orang yang benar-benar konyol. Aku melempar kotak sepatunya, kemudian mencoba sepatu yang indah itu dikakiku, voila! Ternyata si bodoh itu berhasil memprediksi ukuran kakiku.
Aku melangkah ke halaman rumah untuk mengambil surat kabar harianku, dengan menggunakan sepatu itu. Sebelum masuk lagi kedalam rumah aku sempat berteriak "Sepatunya sangat pas. Thanks ya… Hmmm bodoh, hahahaha" Ucapku masih dengan gelak tawa. Aku yakin seseorang itu masih ada disekitar rumahku. Dugaanku ternyata benar, sekilas aku mendengar kekehan tawa bahagia.
.
Sambil menunggu roti panggangku matang, aku membuka halaman pertama surat kabar harianku. Isinya masih biasa saja, yeah modus pencurian mobil mewah, pemerkosaan dan lain-lain, kurasa itu masih wajar. Maksudku dimana-mana kan sekarang memang marak terjadi kejahatan. Jangankan dikota besar seperti Konoha, aku yakin dipinggiran kota kumuh pun pasti tidak akan luput dari aksi-aksi kejahatan.
Aku asyik membaca surat kabarku, sampai-sampai aku tidak sadar jika mesin pemanggang roti sudah berbunyi hampir tiga kali. Ino yang menyambar rotinya sebelum rotiku benar-benar gosong.
"Simpan dulu surat kabarmu" Gerutu Ino. Dia menyimpan roti yang sudah setengah gosong dihadapanku. Aku nyengir sedikit, mengambil rotiku namun kemudian mataku kembali fokus kesurat kabarnya. "Dasar" Ino menggeleng.
Beberapa saat kami sarapan dengan hening, aku sibuk membolak-balik halaman surat kabarku, sedangkan Ino asik melahap sarapannya sambil menonton televisi diruang tengah. Hampir sepuluh menit lamanya aku membaca sebuah tajuk yang berada di dua halaman terakhir surat kabar. Entah lah mataku seperti tidak bisa berhenti membaca isinya. Dan satu kutipan yang membuatku yakin jika tajuk itu benar-benar berbeda adalah….
'Di duga terlalu banyak mengkonsumsi obat penguat vitalitas, pria yang diidentifikasi polisi sebagai pengusaha pertambangan ini akhirnya ditemukan tewas dikamar no.333 lantai 13 beverly hills colleges'
Aku tidak harus terus membaca lanjutannya jika aku sendiri bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Rasanya roti panggang yang baru saja masuk kedalam perutku kembali naik ke kerongkongan, uhuk, si mesum Jiraiya itu ternyata sudah mati? "Hahahaha" Tawaku meledak, ini benar-benar ekspresi yang tidak sepantasnya aku tunjukkan. Bagaimanapun semalam dia baru saja menjamahi tubuhku, tidak, menyiksaku lebih tepatnya. Dan paginya tanpa disangka-sangka dia malah mati.
Ino sudah selesai menghabiskan sarapannya, dia langsung berjalan kearahku, aku bisa menebak dia pasti berfikir aku ini benar-benar sudah gila.
..,..
*Naruto POV
"Sudah kau urus semuanya?" Aku baru saja tiba dikantor pagi ini, orang suruhanku sudah menunggu diruang kerjaku.
"Beres.." Jawabnya mantap. Aku tidak pernah sembarangan memilih orang, tanpa banyak basa-basi aku langsung melemparkan cek yang sudah aku janjikan. Dia mengangguk kemudian pergi. Aku duduk dikursi kebanggaan ayahku, aku menyebutnya begitu karena memang aku sama sekali tidak bangga duduk dikursi singgasana itu. Bulan depan adalah acara peresmianku sebagai direktur utama 'Namikaze Corp'.
Kadang aku berfikir bagaimana cara menghindari hari itu. Haha, lucu sekali karena itu memang tidak akan pernah bisa. Malas memikirkan hal itu, aku lebih senang membayangkan ekspresi my princess saat mengetahui bahwa orang yang menyakitinya sudah lenyap.
Brugghhh…. Brugghhh….
Yap, Bodyguardku sudah datang, si gendut Chouji berdiri didepan pintu ruang kerjaku dan menatapku dengan tatapan garang.
"Narutoooo!" Teriaknya kesal. Aku sebenarnya tau apa pemicu kemarahannya tapi aku tetap diam pura-pura tidak tau saja.
"Sudah kubilang berulang kali, lupakan wanita itu! Jika orang tuamu sampai tau…." Chouji menggelengkan kepalanya.
"aku tidak peduli" Tanggapku acuh.
"Dengarkan aku, Man! Kamu bisa memilih wanita manapun yang kamu mau didunia ini, bahkan jika kau mau aku akan menghadirkan seratus wanita perawan untukmu" Kuakui kata-kata Chouji barusan sedikit menggugah hatiku, dia benar-benar meyakinkanku.
"Diam kau gendut!" Ucapku sedikit kesal. Chouji melangkah masuk dan langsung duduk didepan meja kerjaku kemudian melempar sebuah surat kabar terbitan Konoha pagi ini. "Sampai kapan kau ma uterus begini? Ingat bulan depan!"
"ahh sudahlah aku bosan" Ujarku marah, tanganku menggebrak meja dengan sangat kuat. Malas juga jika harus berdebat dengan Chouji pagi ini. Aku bangkit dari atas kursi kemudian pergi.
"Awas saja jika kau berani mengadu pada ayah dan ibuku" Ancamku sebelum pergi. Chouji mengangkat kedua bahunya "Kita lihat saja nanti"
Aku tersenyum sinis mendengar jawabannya "Nasibmu akan sama dengan pria yang dikoran pagi ini" Kata-kataku sedikit membuat Chouji tercengang.
..
..
..
Haii kali ini aku bawain story buatannya kak Desy, cerita ini bukan dari fandom Naruto. Cuma aku juga pengen kalian juga baca cerita yang keren ini :') Yahh berhubung aku juga lagi stuck buat lanjutin Beautiful Boy, mending aku publish ini dulu.. Cerita ini udah tamat kok, tinggal di edit-edit aja.. Jadi kalo mau cepet review yang banyak ya :D
