Chocolate

By : Chocolate Bubbletea

Character © God, Themself

Cast : Kim Jongin, Oh Sehun

Pair : Kaihun

Genre : Romance, Friendship

Warning : OOC, Typo, Boys Love, and more


oOo

Coklat.

Selalu coklat dan coklat. Mengapa namja manis di hadapannya ini begitu menyukai makan bernama latin Theobroma cacao tersebut. Semua makanan atau minuman berbahan dasar selalu berhasil menarik perhatian namja manis itu.

"Sehun-ah, apa kau tidak bosan memakan coklat setiap hari?"

Sang namja yang dipanggil Sehun tersebut menghentikan acara memakan cake coklatnya. Ia menatap sahabatnya itu penuh rasa heran. Baru kali ini sahabatnya ini bertanya seperti ini padanya.

"Tidak. Memangnya kenapa?"

"Bukan apa-apa."

Sehun kembali menatap sahabatnya itu penuh rasa bingung. Namun akhirnya ia kembali melanjutkan makannya. 'Mungkin Jongin sedang aneh lagi hari ini' pikir Sehun.

Jongin kembai menatap potongan ketiga kue coklat yang Sehun lahap dengan senang. Ia benar-benar heran, sebenarnya apa enaknya coklat? Mereka terlalu manis dan yeah... mereka selalu membuatnya berakhir di rumah sakit. Salahkan alerginya yang sudah sangat parah.

"Ngomong-ngomong Jongin, apa terjadi sesuatu padamu? Akhir-akhir ini kau selalu bersikap aneh."

Terkejut dengan pertanyaan Sehun yang cukup tiba-tiba itu membuat Jongin tersedak vanilla shakenya. Ia menepuk-nepuk dadanya kuat kemudian ia menatap horror sahabatnya itu. Bukannya kenapa, hanya saja sahabatnya itu bukan lah orang yang peka dengan keadaan di sekitarnya. Dan sekarang sahabtanya ini tengah bertanya apa yang terjadi padanya disaat Jongin sebenarnya sudah bersikap aneh semenjak bertemu dengan namja manis bernama Oh Sehun itu. Ayolah... ia tidak berlebihan kan?

"Tidak terjadi apapun padaku. Aku memang selalu seperti ini." Jongin kembali menyeruput vanilla shakenya, namun sepertinya Sehun tidak menerima jawaban Jongin. Ia mengerucutkan bibirnya lucu dan menautkan alisnya kesal.

Oh this is bad. Oh Sehun yang tengah merah bukan lah hal yang mudah untuk ditangani oleh Kim Jongin. Apalagi dengan setiap ekspresi lucu yang akan ditunjukan namja manis itu, bisa-bisa Jongin mati di tempat karena Sehunnya itu terlalu manis.

Harus Jongin akui, ia memang sudah menyukai Sehun sejak pertama kali mereka bertemu. Wajah manisnya, sifat kekanakannya yang begitu lucu, dan ehem... postur tubuhnya yang sempurna itu berhasil merebut hati Jongin saat pertama kali pandang. Namun seperti apa yang ia sebutkan sebelumnya, namja manis yang sekarang berstatus sebagai sahabatnya itu bukan lah orang yang peka terhadap keadaan sekitarnya termasuk pendekatan Jongin yang cukup terang terangan dulu.

Jongin ingat betul saat ia secara blak-blakan mengatakan. "Aku menyukaimu." ketika Jongin dan Sehun tengah makan siang di atap saat mereka masih sekolah dulu.

Dan coba tebak apa yang Sehun katakan selanjutnya.

"Aku juga menyukaimu. Kau sahabatku yang terbaik."

Rasanya Jongin ingin menjatuhkan dirinya sendiri saja tepat saat itu juga jika ia tidak ingat bahwa kehidupannya di dunia ini masih sangat panjang. Mengapa namja manis itu sama sekali tidak mengerti dengan maksud kata-katanya. Apa ia kurang blak-blakan?

Tapi Jongin rasa itu salahnya juga karena namja mana yang akan mengartikan ucapan tidak jelas seperti 'Aku menyukaimu' sebagai 'Aku mencintaimu, maukan kau menjadi pacarku?'. Tentu saja mereka akan menganggapnya sebagai 'Aku menyukaimu. Kau adalah sahabat terbaikku'. Terlebih Sehun adalah namja yang terlampau polos yang terlalu terobsesi dengan coklat, jadi mana mungkin ia mengerti hal seperti itu.

"Baiklah baiklah aku hanya heran saja mengapa kau sangat menyukai coklat? Padahal kan masih banyak makanan lain yang jauh lebih enak -menurutku."

Ekspresi Sehun berubah dari kesal menjadi berfikir. Ia menopang dagunya dan menautkan alisnya dan hal itu semakin membuat Jongin ingin sekali membawa Sehun ke kamarnya dan melakukan sesuatu yang iya iya pada namja manis ini.

"Hm... strawberry memang enak, vanilla juga..." Sehun kembali terdiam dan terlihat berpikir. "Melon juga enak. Ah! Jeruk juga sangat enak. Apalagi kalau semua makanan itu di satukan hehe"

Baiklah, ucapan Sehun tadi semakin membuat Jongin berpikir apakah hanya ada makanan dalam otak Sehun? Jika memang iya pantas saja tidak ada satu pun pernyataan cinta dari yeoja maupun namja yang ditujukan pada Sehun pernah di anggap serius olehnya. Apalagi pernyataannya.

"Sehun-ah..."

"Ah! Mianhae. Um... maksudku, semua makanan itu memang enak tapi menurutku coklat lah yang paling enak. Rasanya memang manis tapi ada sedikit sentuhan rasa pahit yang entah kenapa selalu membuatku ingin terus memakannya." Sehun menatapa kedua obsidian Jongin sekilas kemudian menundukan kepalanya. Walau hanya sekilas namun Jongin dapat melihat guratan kemerahan di pipi Sehun. "Dan... kalau melihat coklat, aku selalu teringat pada Jongin."

Huh? Jongin tidak sedang bermimpi sekarang kan? Siapapun tolong tampar ia untuk memastikan kalau ini bukan mimpi liarnya yang selalu berakhir pada Sehun yang tertidur di ranjangnya.

"Apa maksudmu kau selalu teringat padaku?"

Sehun kembali mengerucutkan bibirnya. "Aku juga tidak tahu, kalau aku melihat atau memakan coklat aku selalu teringat padamu. Aneh bukan?"

Jongin mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali tanpa menjawab pertanyaan Sehun. Dan hal itu semakin membuat Sehun terlihat kesal.

"A-ah? Aneh? Apanya yang aneh?" tanya Jongin masih dengan ekspresi bengongnya yang terlihat sangat konyol.

"Tentu saja aku!"

Jongin sedikit tertegun dengan nada Sehun yang sedikit terdengar... sedih? "Menurutku kau tidak aneh."

"Kenapa kau berpikir seperti itu? Tentu saja aneh, mana ada namja yang teringat pada namja lain saat ia melihat makanan kesukaannya. Dan lagi namja mana yang selalu merasa deg-degan saat mengingat namja yang ia pikirkan itu. Tentu saja itu aneh."

Jongin kembali terbengong. Ucapan Sehun tentunya cukup mengejutkan. Sebagai namja yang sangat polos tentu saja hal itu adalah hal yang sangat aneh, namun bagi Jongin? Itu adalah yang cukup biasa ia rasakan dan ia tahu benar apa yang tengah dirasakan Sehun. Mungkin kesempatannya tidak lah sekecil itu.

Jongin tersenyum dan menepuk kepala Sehun lembut. "Tentu saja itu tidak aneh. Itu hal yang biasa."

"Biasa? Tapi apa yang sebenarnya terjadi padaku?"

"Akan aku jelaskan nanti. Tapi pertama-tama coba kau tatap mataku."

Sehun menurut saja, ia menatap kedua obsidian Jongin. Jongin kembali tersenyum dan dapat dengan jelas ia lihat pipi Sehun kembali memerah. Aah... rasanya Jongin benar-benar merasa senang. "Lalu?"

"Apa kau merasakan jantungmu berpacu dengan cepat?" Sehun mengangguk, dengan perlahan Jongin menuntun tangan Sehun pada dadanya. "Kalau kau memang aneh, lalu... menagapa aku juga merasakannya?"

Sehun terdiam, mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh sahabatnya tersebut. Sejujurnya, Sehun masih bingung dengan apa yang Jongin coba katakan namun senyum Jongin yang terlihat jauh berbeda dari biasanya membuat jantung Sehun semakin berdetak tidak karuan.

"Aku menyukaimu." Baru Sehun akan menimpalinya Jongin sudah memotongnya terlebih dahulu. "Aku meyukaimu... lebih dari seorang teman Sehun." Perlahan Jongin menuntun tangan Sehun yang masih berada di dadanya dan mengecupnya singkat. " Saranghae."

Sehun terdiam. Ia bingung harus mengatakan apa, di satu sisi entah mengapa ia merasa sangat senang namun di sisi lainnya ia merasa kalau semua ini salah. Mereka adalah sahabat. Ia bahkan sudah menganggap Jongin sebagai sahabatnya –atau setidaknya itu yang selalu Sehun camkan dalam hatinya.

"Kau tak perlu mejawabnya sekarang. Aku akan selalu menunggumu dan aku akan memastikan bahwa kau juga akan mengatakan hal yang sama denganku." Sebuah ultimatum yang dikeluarkan oleh Jongin tentunya membuat wajah sang namja manis semakin memerah dan hal itu membuat Jongin menyeringai puas.

"Ta-tapi Jongin-"

"Aku tidak menerima protes apapun." Jongin menyeringai dan mendekat ke arah Sehun.

Sehun memejamkan matanya kuat-kuat, entah mengapa ia berpikiran bahwa Jongin akan melakukan sesuatu. Tak lama Sehun merasakan deru nafas tepat berada di samping telinga kanannya. Sebuah bisikan pelan membuat darah Sehun naik ke kepalanya.

"Tapi sebelumnya~ bagaimana kalau aku ajarkan apa itu cinta terlebih dahulu?" Jongin kembali menyeringai melihat Sehun yang cukup kewalahan mencoba menutupi wajahnya yang sangat memerah itu.

Aaah~ mungkin coklat tidak buruk juga. Terlebih jika di tambah Sehun.

oOo

FIN

oOo


a/n : Actually it's kinda weird. Ini hanya imajinasi gila yang tiba-tiba muncul dalam otak saya. Plotnya sedikit aneh sih, tapi tidak masalah. Lagipula ini hanya one-shoot tanpa konflik yang berarti. Hope you all like it. Kalo boleh jujur sih, saya sebenernya pengen lanjut ff multi-chap saya cuma sayangnya gak ada mood buat nulisnya walaupun jauh-jauh hari udah saya konsep idenya (supaya gak ilang). So i'm sorry for making you wait. Sebagai gantinya semoga kalian senang dengan ff singkat ini.

So for last

If you don't mind

Review please?