Disclaimer : Cuma punya abang Himaruya semata, kok..

Warning : OOT, Typo(s), OOC(?), Double shot! , Absurd, dan tak berpendidikan (jangan ditiru loh!) *ya kali, bang..

JUST ENJOY YOUR READING!!

.

.

.

.

Krek...Krek...

Gunting itu tak henti-hentinya memotong rambut perak yang berkilau itu. Sedikit demi sedikit barjatuhan tak beraturan, meninggalkan tempat yang seharusnya. Tak ada sedikit pun keraguan disetiap gerakannya. Selesai, gunting itu telah menyelesaikan tugasnya.

"Onii-san... Jika memang kau tak suka adik perempuanmu ini... bagaimana dengan adik lelaki?"

-

Ricuh, selalu saja... Tak pernah ada kata 'tenang' dalam kosa kata para murid Hetalia Academy. Ditambah lagi berita HEBOH yang menyebar, terutama di kalangan para cewek. Membuat mereka berteriak histeris apalagi untuk kelas 2-A, mendengar kabar bahwa sang murid pindahan itu adalah cowok ganteng bertubuh mungil.

"Hei-hei, Kiku... Kau sudah dengar berita itu? Murid pindahan itu cowok ganteng bertubuh mungil loh! Kau tahu apa artinya, kan?" Seru Elizabeta mendekati Kiku dengan senyum bahagia.

"Ahaha... Tentu saja, aku tahu apa artinya itu, Elizabeta-san.. Kau ingin karakter UKE baru itu, kan?" Kiku siap dengan kamera dan perlengkapan Doujin-nya sembari bertos-ria dengan Elizabeta.

"Nee~ Kalau dia SEME gimana? Mau bertaruh, Eli?" Tawar Mei, gadis berdarah Taiwan yang juga seorang fujoshi itu.

"Tentu saja aku terima, Mei. Bagaima dengan doujin yang baru keluar itu? Oh ya, yang berlabel limited edition tentunya..." Tanya Elizabeta dengan senyum liciknya.

"Oke, Deal... Bersiaplah untuk harga doujin itu, Eli..." Mei yang tak mau kalah balas tersenyum licik.

"Aku gak begitu mengerti tapi, berjuanglah!" Lili yang polos, ikut-ikutan bicara.

"Tapi, entah kenapa perasaanku gak enak.." Kata Irunya khawatir.

"Kau sakit, Irunya?" Tanya Lien tanpa ekspresi. (dia cewek loh, Vietnam)

"Bersemangatlah, Irunya.. Mumpung kita dapat penyegaran baru daripada para lelaki gila dikelas kita ini.

"Eh, don.. Gak salah, tuh? yang gila kan elo doang..." Ejek Abdul.

"Elo bilang apa, hah?! Muka jelek kok dibanggain, Malon bego.." Kirana menjulurkan lidahnya kearah Abdul. Abdul tak mau kalah dan akhirnya perang mulut terjadi...

Para cowok tak ingin kalah dengan para cewek, mereka juga membicarakan murid pindahan itu.

"Ve~ Teman baru kita gimana, ya? Gak sabar.." Seorang Feliciano bergumam senang.

"Moga-moga seorang yang normal.." Seorang Ludwig berharap.

"Cih... Jadi dia yang udah merebut ke-Awesome-anku, hah?! Berani banget dia..." Seorang Gilbert telah melipat baju lengannya.

"Se-gentlemen apapun dia gak bakal ngalahin gentlemen seperti diriku.." Seorang Arthursedang meminum tehnya.

"Ohonhonhon~ Abang gak sabar ketemu kamu, Mon cher..." Seorang Francis menebar pesonanya.

"Aku punya adik baru, aru..." Seorang Yao berimajinasi.

"Hahaha... Siapapun itu, Hero adalah diriku, Hahaha!" Seorang Alfred membuat kuping sakit.

"Hihihi... Dia orang seperti apa ya, da?" Seorang Ivan tersenyum.

Dan seorang author yang stress gimana jalan ceritanya, dan memutuskan untuk tak menceritakan semua karakternya... :') *Kena tabok (abaikan, gak penting..)

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Guru tak terlihat bernama Matthew, sang wali kelas bernasib malang masuk dibarengi seorang cowok ganteng berbadan mungil seperti yang dikatakan para rumor, menatap seluruh kelas dengan wajah tak ramah. Kelas menjadi hening sesaat.

Aaaahh!!

Sebuah teriakan dari sang Ivan tiba-tiba muncul, memecahkan keheningan dikelas. Semua mata tertuju kearah suara berkata 'berisik lo!' Yang ditatap tak menghiraukan dan terlihat ketakutan melihat sang murid pindahan. Murid pindahan itu malah tersenyum kearah pria bersyal itu.

"Aku Nikolai Arlovsky. Adik lelaki, sekaligus pacar bukan, istri dari Ivan Braginsky. Satu atap dengannya, satu bak dengannya, satu kasur dengannya, jadi.. Jangan macam-macam dengannya, oke?"

Harapan Ludwig dan Kirana tak terkabulkan. seorang aneh lagi-lagi masuk kedalam kelas mereka. Lebih awesome dari Gilbert, lebih gentlemen dari Arthur, Hero bagi Ivan(?!),penguras darah bagi Kiku, pengkabul firasat buruk Irunya, sayangnya bukanlah adik baru Yao, bukanlah 'itu'-nya Francis, bukanlah teman bagi Feliciano, ataupun pengkeberuntungan Eli.

Nikolai tersenyum manis diantara derita satu kelas... (kecuali beberapa)

To be continued...

Gimana? Gimana, gimana, gimana? *kena tabok

Yah jadi begitulah sedikit cerita DOUBLE SHOT absurd yang akan selesai dichapter depan...

Semoga kalian sedikit terhibur dengan cerita super absurd yang author bikin karena stress ini...

Mind to RnR??

"...Karena setiap review-an kalian akan sangat berarti bagi sang author..." -salam heta!