Oh Sehun
Mengapa aku mengenalmu di saat yang tidak tepat?
Mengapa kau masuk ke dalam kehidupanku begitu terlambat?
Mengapa kau membuatku terjerat ke dalam pesonamu?
Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Tapi maafkan aku…. Karena kau menjadi yang kedua.
—
—
—
—
—
—
Xi Luhan
Aku tak pernah mau merusak hal sakral itu. Tapi cinta ini membutakanku. Menulikan telingaku. Membisukan mulutku.
Asal kau ada di sisiku. Tetap mencintaiku. Karena aku tak bisa hidup tanpamu.Meskipun aku harus menjadi yang kedua…
—
—
—
—
—
"Xiao Lu…"
Suara merdu itu memanggilku. Tubuh tinggi itu merengkuhku. Memeluk perutku begitu erat. Seakan takut aku akan pergi darinya.
"Wae?"
"Aku mencintaimu…"
Bisikannya seperti bisikan Lucifer. Membuatku terhipnotis. Tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Suara angin yang berhembus menyadarkanku. Senyuman ini tak bisa kutahan. Aku mengelus punggung tangannya yang masih bertengger di perutku.
"Aku juga mencintaimu. Sangat…" ucapku lirih.
Aku bisa merasakan kecupan hangatnya di tengkuknya. Membuatku merasakan sensasi aneh di tubuhku.
Sentuhannya… selalu membuatku terbuai.
Lagi-lagi… aku hanya bisa tersenyum.
Namun, senyuman itu pudar saat aku teringat tentang dirinya.
"Tapi…bagaimana dengannya Hun?"
Sehun tak langsung menjawab pertanyaanku. Ia terdiam cukup lama sampai terdengar helaan nafas di telingaku. Aku memejamkan mataku, menikmati hembusan nafasnya di tengkukku.
"Jangan bahas dia, aku mohon…"
Selalu seperti ini…. Kenapa Hun? Apa susahnya menjawab pertanyaanku? Bukankah, kau mengatakan kalau kau mencintaiku?
