Hai... Minna...

Amel hadir lagi nih...

Kali ini Amel publish fic SasuSaku nih...

Meskipun yang satunya (Flashbacks) blum di update *sigh*...

Maaf yah...

Tapi karena imajinasi yang keluar lamaaa...

Jadinya yah gini lagi... Multichapter...

Ok, tanpa banyak cingcong...

Happy Reading yah...^-^

Disclaimer :

Naruto ByMasashi Kishimoto

But

No Ordinary Girl By Amelia Mitarashi Hatake

Rate : T

Pair : SasuSaku

*Sakura's POV

Hai...

Namaku Haruno Sakura. Dan aku adalah seorang gadis yang tidak menarik.

Ya. Aku memang tidak menarik sama sekali. Kecuali rambut soft pink-ku yang membuatku menjadi gadis yang unik dibandingkan dengan gadis-gadis lain. Tapi tetap saja itu tidak akan menjadi nilai plus bagi cowok. Karena sikapku yang dingin, pendiam, dan serius. Apa lagi rambut sepinggulku yang selalu ku kuncir kuda, dan kacamata berwarna lavender yang selalu kupakai untuk menutupi mata Emerald-ku tidak menarik bagi mereka. Aku pun tidak pernah peduli dengan keadaan di sekitarku. Apalagi dengan cowok-cowok populer yang sok cool. Aku tidak peduli meskipun mereka lewat di sampingku. Tidak seperti cewek-cewek itu. Yang selalu berteriak histeris ketika mereka lewat. Membuat kupingku panas saja.

Seperti biasa. Aku berjalan ke kelasku dengan jalan yang—kata Kaa-san—gagah plus tatapan yang dingin. Kecuali jika ada sahabat perempuanku yang menyapaku, aku akan tersenyum. Kalau cowok yang menyapa, aku tidak akan peduli. Tapi secara tiba-tiba, dari pintu yang akan kulewati keluarlah seorang cowok—salah satu cowok yang sok cool tadi—dan menabrakku. Dan aku tahu. Itu. Dia sengaja.

Cowok tadi, berkata dengan nada sarkastik, "Hei, mata empat, kacamata loe kurang tebel tuh, gitu aja gak liat." Aku memilih untuk tak menanggapinya. Aku hanya memberikan tatapan tajamku. Dan aku berlalu. Tapi yang membuatku kesal, cowok itu malah menarik tanganku dan secara reflek, kulepas sepatuku yang besar itu dan memukul wajahnya yang rupawan itu dengan sepatuku.

"Jangan macam-macam, atau loe gue kasih masuk rumah sakit sekarang!" bentakku lalu berjalan dengan cepat menuju kelasku. Sesampainya di kelas, Ino—teman sebangkuku—menggodaku karena sudah mengobrol dengan Sasuke, si Pangeran Es. Sasuke siapa? Aku tidak tahu. Aku tidak mengenalnya dan tidak tahu orangnya.

"Cie... Ada yang udah ngobrol sama Sasuke, si Pangeran Es." Godanya dengan senyum yang mencurigakan. Alisku terangkat, tak mengerti.

"Sasuke siapa? Gue aja gak tau orangnya yang mana," ujarku.

"Tapi tadi loe ngomong sama dia?"

"Udahlah, Ino, gak usah dibahas, ya. Gue gak mau gosipin cowok-cowok gak penting itu." Kataku malas.

"Terserah loe aja deh." Ujar Ino, pasrah. "Eh, besok gue diajak cowokku nonton, loe ikut yah. Tiket dan popcorn gue bayarin. Tenang aja." Ajaknya sambil melihatku dengan puppy eyes. Lagi-lagi begini. Sebenarnya besok aku mau santai dirumah, dan menolak ajakannya. Tapi yah, puppy eyes-nya itu membuat siapapun yang melihat tidak tahan.

"Iya deh. Tapi jangan jodohin gue dengan teman cowok loe itu. Gue gak suka." Jawabku. Ino hanya meringis.

"Ok. Makasih Sakura-chaaaan~" katanya manja lalu memelukku. Aku hanya tersenyum sambil berusaha melepaskan pelukkannya.

"I...Ino...sesak..." ujarku terbata.

"Oh, iya, hehe... Maaf, ya... Gue terlalu bersemangat."

Aku hanya tersenyum melihat senyum Ino yang ceria itu.

o0O* No Ordinary Girl *O0o

*Besoknya...

"Sakura-chan~" Ino memanggilku dari depan pintu kamarku. Aku masih bersiap-siap untuk pergi dengan Ino. Aku memakai celana Jeans panjang berwarna putih yang sama sekali tidak ketat, kaos putih yang kulapis dengan kemeja kotak-kotak berwarna abu-abu—pink pudar. Sepatu kets berwarna abu-abu—putih. Dan kacamata frame putih kesukaanku. Rambutku kukuncir kuda. Lalu aku memakai topi berwarna abu-abu. Memang aneh bagi cewek seusiaku. Tapi aku suka begini. Tidak mencolok.

"Ya, masuk aja. Gak dikunci, kok." Kataku sambil memakai kemejaku tanpa mengancingnya. Ino masuk. Dengan penampilannya yang membuat cowok-cowok terpesona dengan kecantikkannya. Blus tanpa lengan warna lavender, celana jeans ketat warna putih. Rambut pirangnya yang sepinggul dia urai dan ia memakai bando berwarna senada dengan blusnya. Dan ia memakai tes kecil yang ia selempangkan berwarna ungu. High heels berwarna ungu. Matanya yang berwarna Aquamarine membuat penampilannya semakin sempurna.

"Ino, cantik banget." Gumamku kagum. Ino tersenyum dan berkata, "Terima kasih. Loe juga cantik." Wajahku sedikit merona mendengarnya.

Lalu aku turun ke bawah untuk berpamitan dengan Kaa-san.

"Kaa-san, Saku pergi dulu ya."

"Iya. Nanti pulang-pulang bawa pacar ya." Kata Kaa-san. Wajahku merona. Ada-ada saja.

"Oba-san, kami pergi dulu, ya."

"Iya, hati-hati ya."

"Ayo!" Katanya sambil menarik tanganku. Di depan rumahku sudah ada mobil Audi Quatro. Itu pasti milik Sai, pacar Ino. Ketika Ino membuka pintu, Sai menggumamkan kata 'Sayang' yang membuatku bergidik. Jijik.

Aku membuka pintu mobil di belakang. Sai tersenyum padaku tapi tak kupedulikan. Aku duduk. Kubiarkan Sai dan Ino mengobrol. Aku tidak mau mengganggu mereka.

Tak lama kudengar Sai berkata, "Sayang, nanti ada temanku yang sudah menunggu di bioskop. Dia itu sifatnya berlawanan dengan Saku. Pasti mereka jadi pasangan yang cocok."

"Repot banget jodohin gue. Emangnya loe siapa." Sindirku, lalu memutar bola mataku secara imajiner. Ino hanya bisa geleng-geleng kepala. Sai? Lagi-lagi dia tersenyum. Akupun tidak memperdulikannya.

Sesampainya di bioskop, Sai menyuruh Ino dan aku agar memesan tiket Harry Potter 7 part 2 untuk 4 orang. Sedangkan Sai akan mencari temannya tersebut. Setelah aku dan Ino membeli tiket dan popcorn, Sai datang bersama seseorang yang asing. Dan kulihat sepertinya dia salah satu dari cowok sok cool yang ada di sekolahku. Rambutnya pirang, di kedua belah pipinya ada tiga garis yang menyerupai kumis kucing.

"Saku, liat. Temennya. Imut banget. Apalagi pipinya. Ada kumis kucingnya gitu." Kata Ino padaku. Aku, lagi-lagi memutar bola mataku secara imajiner. Sikapku jika aku tidak peduli pada suatu hal, terutama cowok. 'Peduli, kah?' gumamku. Lalu Sai dan temannya yang pirang itu mengenalkanku dan Ino pada si pirang itu.

"Sayang, Saku, kenalin, temenku. Namikaze Naruto." Sai mengenalkanku dan Ino pada si pirang.

"Yamanaka Ino. Tapi kamu bisa panggil gue Ino." Kata Ino sambil menyalami si pirang itu.

"Namikaze Naruto. Salam kenal, Ino-san." Jawab si Namikaze. Lalu dia tersenyum lebar. Lalu Namikaze mendatangiku. Dengan senyum lebarnya, dia mengenalkan diri.

"Namikaze Naruto. Siapa nama loe, cantik?" tanyanya kurang ajar—menurutku. Dia menulurkan tangannya, hendak bersalaman denganku.

"Haruno Sakura." Jawabku dingin tanpa membalas uluran tangannya. Menyadari bahwa aku tidak membalas uluran tangannya, dia menarik tangannya. Suasana hening sejenak. Sampai terdengar suara.

"Pintu Cinema 1 telah dibuka. Pengunjung yang telah memiliki karcis, harap memasuki ruangan Cinema 1. Terima kasih."

Langsung saja Ino menggandeng Sai sambil berkata padaku, "Masuk yuk. Film-nya udah mau mulai." Lalu mereka (Sai dan Ino) berjalan di depanku. Namikaze dan aku berjalan berdampingan. Namikaze itu terus berceloteh, entah tentang apa. Aku tidak peduli. Tak lama kudengar ia berkata,

"Sakura, dudu—"

"Jangan panggil gue dengan nama depan gue!" bentakku memotong ucapannya. Aku tidak suka kalau ada cowok yang baru kukenal sudah memanggilku dengan nama depanku. Menurutku itu tidak sopan.

"Sorry, Haruno-san." Dia terlihat kaget. Namun tak lama ia tersenyum lebar.

"Hn." Gumamku.

"Haruno-san, loe nanti duduknya sebelahan sama gue yah?" tawarnya. Spontan aku berhenti melangkah. 'Gila. Baru kenal aja udah ngajak duduk sebelahan. Apa lagi kalo udah akrab, udah nawarin gue duduk di pangkuannya kali,' batinku.

"Sorry, gue duduknya di sebelah Ino." Jawabku.

"Oh, iya, gak pa-pa kok." Ujarnya sambil tersenyum lebar(lagi). Entah udah berapa kali, setiap mendengar segala penolakanku, dia tersenyum lebar. 'Dia kenapa sih, jadi tambah mirip Sai aja.' Gumamku.

Setelah masuk ke Cinema 1, aku duduk di sebelah Ino, dan kulihat Namikaze duduk di sebelah Sai. Aku menghela nafas panjang karena duduk berjauhan dari Namikaze. Lega rasanya.

"Loe gak suka cowok itu yah, Sakura-chan?" tanya Ino. Aku mengangguk.

"Udah ah. Mending kita nonton aja. Udah mulai tuh." Kataku mengalihkan pembicaraan. Ino mengalihkan pandangannya ke layar.

Saat menonton, sesekali aku berdecak kagum karena efek yang sangat canggih. Aku menoleh ke arah Namikaze, kulihat dia sedang memandangiku. Aku tau, dia sesekali mencuri pandang ke arahku. Tapi aku tak peduli.

"Ino, film-nya keren banget. Apalagi visual efect-nya." Kataku ke Ino.

"Haha... Gak sia-sia kan, gue ngajak loe ke sini..." tawa Ino. Aku tersenyum.

Tak lama, dari kejauhan aku melihat sosok yang familiar. 'Liat dimana yah? Kayaknya gue kenal orang ini.' gumamku. Rambut yang seperti pantat ayam, membuatku geli saja. Gaya yang sok cool.

"Pangeran es! Sepertinya menuju kemari." Kata Ino padaku.

"Hoi, Teme! Sini!" panggil Namikaze.

Lalu si pantat ayam itu berjalan ke arah kami. Aku lalu bertanya pada Ino.

"Itukah, si Pangeran Es itu?" tanyaku. Ino mengangguk.

"Lho? Kukira loe udah tau?" tanya Ino balik. Aku mengangguk.

"Teme!" panggil Namikaze.

"Hn,"

"Nih, gue kenalin ke cewekku dan Saku," kata Sai sambil tersenyum.

Ino mengulurkan tangannya.

"Yamanaka Ino. Kau Uchiha Sasuke si Pangeran Es, kan?" tanya Ino sambil tersenyum.

"Hn." Gumam si Uchiha. Kemudian aku teringat sesuatu. Dia yang menabrakku tadi pagi dengan sengaja. Dan dia menampakkan diri di hadapanku dengan wajah tanpa dosa, membuatku kesal saja.

Uchiha lalu menoleh padaku. Dengan sikapnya yang dingin dia memperkenalkan dirinya.

"Uchiha Sasuke"

Uchiha mengulurkan tangannya untuk menyalamiku. Tanpa membalas uluran tangannya, aku mengenalkan diriku.

"Haruno Sakura."

To Be Continue

Yosh! Begitulah..

Maaf yah kalo ceritanya GJ n Sakuranya OOC bgt. ,

Silahkan Review. Flame juga gak pa-pa.

Review Please...