MASKS
.
IT'S MEANIE FANFICTION'S PROLOGUE
.
.
"Karena di balik sebuah topeng masih terdapat topeng lain yang menutupi warna aslinya"
.
.
Jeon Wonwoo tahu sejak awal bahwa mencintai seorang Kim Mingyu adalah sebuah keputusan yang tidak main-main dan tidak pula bisa diajak bercanda.
Tipikal lelaki seperti Mingyu adalah seorang don juan yang takkan pernah puas meloncat ke sana kemari 'tuk sekadar mengisap madu bunga-bunga yang bermekaran.
Mingyu bagaikan seekor belut, begitu licin dan tak bisa digenggam erat dalam waktu lama. Ia pasti akan segera lepas dan mencari lumpur untuk menyembunyikan dirinya.
Sang Cassanova yang berpetualang dengan apa saja yang diinginkannya di dunia ini.
Cinta, atau apa pun itu namanya. Minggyu adalah pecandunya, tak mampu lepas darinya, dan takkan mau menepikan bahteranya hanya pada satu pelabuhan asmara.
Andaikan kapal dapat dianggap sebagai representasi terbaiknya, maka ia adalah mega pinisi yang keranjingan terombang-ambing di tengah luasnya samudera.
Takkan mau memilih menetap di sebuah pulau dengan sejuta pernak-perniknya.
Petualangan adalah hidupnya, udara yang bergerak adalah kawan setianya.
Baram, atau angin, konotasi yang ditujukan untuk menggambarkan orang yang tak bisa memantapkan hatinya pada satu cinta saja.
Istilah kias dari seorang—player atau sebut saja pemain cinta.
.
"Wonwoo, barusan aku melihat Mingyu berpelukan dengan seorang wanita cantik di taman kota..."
"Wonwoo, sore tadi aku melihat Mingyu mencium pipi seorang lelaki manis di Cafe dekat kampus kita..."
"Wonwoo, kau tahu apa yang kulihat? Mingyu berciuman panas di bar yang kudatangi semalam!"
"Wonwoo, Mingyu selingkuh! Dia masuk ke kamar hotel bersama dua orang wanita jam sepuluh malam!"
"Wonwoo, aku minta maaf sebelumnya. Apa kau sudah putus dari Mingyu? Pagi ini aku melihatnya keluar dari kamar apartemen tetangga sebelahku, yang mana dia adalah seorang—gigolo."
"Wonwoo, tinggalkan Mingyu. Dia tidak pantas mendapatkan lelaki sebaik kau."
"Wonwoo, Mingyu itu playboy, lepaskan dia. Kau berhak mendapat yang lebih baik."
"Wonwoo, kau ini bodoh atau apa? Mengapa kau masih mau bertahan dengan pria brengsek macam Kim Mingyu hah?"
.
Dan Wonwoo selalu memberikan jawaban yang sama atas beragam pertanyaan yang dilemparkan kepadanya.
"Karena aku mencintai Mingyu. Dan aku yakin dia juga mencintaiku..." yang selalu diucapkannya dengan wajah datar tanpa ekspresi.
.
.
.
"Aku yakin Mingyu punya alasan dibalik semua tingkah flamboyannya selama ini."
"Aku akan menyembuhkan Mingyu. Aku akan menjadi pelabuhan terakhirnya."
"Aku akan berusaha untuk membuat Mingyu mencintaiku seorang."
-Wonwoo-
.
.
.
"Mingyu, aku menyukaimu, jadilah kekasihku."
"Wow, apa kau serius? Kau tahu benar reputasiku bukan?"
"Ya, aku tahu. Aku tidak masalah dengan reputasimu."
"Asal kau tahu, aku memiliki banyak kekasih, Wonwoo-ya."
"Tentu saja, makanya aku tertantang untuk menjadi salah satunya."
"Hm, sangat menarik. Baiklah aku setuju. Mulai saat ini kau adalah kekasihku"
"Bukan sembarang kekasih Mingyu-ya. Jadikan aku kekasihmu yang resmi, kekasih yang kau perkenalkan pada orang-orang yang kaukenal."
"Hahaha itu mudah. Kau punya apa sebagai maharnya?"
"Aku punya diriku. Jeon Wonwoo, 22 tahun, masih virgin sejak lahir. Bagaimana?"
"Ou, jadi kau menawarkan tubuhmu untuk kuperawani, begitu?"
"You may say, bagaimana deal or no deal?"
"Deal! Minggu depan pindahlah ke apartemenku, Wonwoo-ya!"
"Dengan senang hati, Mingyu-ya."
.
.
.
"Aku harus membalaskan dendamku pada Kim Mingyu.."
-Jeonghan-
.
"Sialan, si brengsek Mingyu memperkosa adik perempuanku! Aku akan membuat perhitungan untuknya!"
-Jun-
.
"Tunanganku yang polos itu ditiduri Mingyu semalam. Aku benar-benar kecolongan."
-Hansol-
.
"Wonwoo, aku butuh bantuanmu. Kurasa hanya kau yang bisa membantu."
-Seungcheol-
.
TBC or END
.
