IDOL NEST
Judul: Idol Nest (Sarang Idola)
Fandom: Naruto
Pairing: [Sasuke U. , Sakura H.] , S. Gaara
Genre: Drama & Romance
Rated: Teen (13+)
Disclaimer: © 2002 Masashi Kishimoto
Author: Reisouren
Warning: Don't like Don't Read!
Summary:
Ini adalah kisah Haruno Sakura, seorang gadis SMA biasa yang sangat tergila-gila dengan sebuah grup musik pria, The Cotton, dan seorang membernya yang bernama Sabaku Gaara. Di saat yang bersamaan, Uchiha Sasuke, sang sahabat, menyembunyikan sebuah fakta! Sebuah fakta yang membuat Sakura dekat dengan sang idola, sekaligus yang mendatangkan dilema untuknya.
.
.
.
Chapter 1: The Cotton
"Hikari to kage meguri awase, hm..hm.."
Haruno Sakura memainkan laptop merahnya di atas kasur. Sesekali ia bersenandung dan berteriak tertahan. Surai merah mudanya pun bergoyang-goyang seiring dengan kepalanya yang bergerak mengangguk-angguk.
"Kyaa, aku mencintaimu, Sabaku Gaara!"
Ia mencakar-cakar layar laptopnya. Ingin sekali ia mengambil sosok berambut merah darah bermata jade yang tengah menari dengan elok di dalam layar laptop itu.
"Lagi! Aku ingin melihat Gaara-ku sekali lagi!" ucapnya pada diri sendiri. Jemari lentiknya pun mulai mengklik touchpad itu dengan gemas. Kaki putih jenjang yang hanya berbalut celana jeans selutut itu menghentak-hentaki kasurnya tak sabaran.
Sakura tidak peduli dengan kenyataan bahwa ia tak tidur semalaman hanya untuk melihat Gaara. Sakura juga tak peduli dengan kantung hitam yang menghiasi bawah matanya. Ia bahkan tak peduli bahwa bel masuk sekolahnya akan berbunyi lima belas menit lagi.
Eh, apa?
"Oh, mampuuuus!"
Ia loncat dari kasurnya dan berlari tunggang langgang ke arah kamar mandi. Waktu yang tersedia untuk mandi hanya lima menit. Tidak boleh lebih dan memang tidak bisa kurang. Saat-saat bersama Gaara lah yang membuat Sakura merasa bahwa waktu 24 jam selalu tidak cukup untuknya. Walau begitu, ia bahagia.
.
.
.
'SREEEET'
"Se-selamat pagi, Sensei! Ma-maaf saya terlambat."
Mata semua orang di ruangan itu tertuju pada seseorang. Seorang gadis berambut merah muda acak-acakkan yang baru saja membuka paksa pintu geser mereka.
"Haruno Sakura!"
Anko-sensei meneriaki nama Sakura sambil berkacak pinggang dengan mata mengerikan. Ia heran, kenapa anak ini sering sekali terlambat ke sekolah? Apa saja yang ia lakukan di rumahnya?
"I-iya, Sensei."
Sakura menundukkan kepalanya, ber-akting menyesal. Walau begitu, ekor matanya menyapu liar seluruh kelas, mengamati teman-temannya yang tengah menatapnya dengan beragam ekspresi. Ada yang menatapnya penuh iba, ada yang menatapnya jijik, dan ada pula yang menatapnya dengan tawa tertahan.
Namun hanya ada satu orang yang memilih menatapi burung-burung yang sedang berterbangan di atas pohon cemara melalui kaca jendela dari pada melihat gadis manis ini diomeli. Uchiha Sasuke, teman sebangkunya.
"Baiklah, duduk di kursimu!" ucap Anko-sensei setelah petuah panjang lebarnya. Sakura pun dengan cepat mengangkat wajahnya dan mengucapkan terimakasih. Semua orang di kelas itu–kecuali Anko-sensei, sudah tahu bahwa Sakura tidak akan pernah mendengarkan semua petuahnya.
"Ohayou, Sasuke!"
Uchiha Sasuke, pemuda tampan dengan sejuta fans itu mengalihkan perhatiannya kepada gadis bermata emerald yang tengah tersenyum manis padanya.
"Kau masih bisa tersenyum setelah dimarahi seperti itu?" Tanya Sasuke tanpa mengacuhkan sapaan Sakura. Sakura pun terkekeh dan duduk di kursinya.
"Dia tidak memarahiku, dia hanya memintaku untuk tidak telat lagi."
"Lalu kenapa kau telat?"
Sakura lagi-lagi terkekeh dan berbicara sambil berbisik, "Kau kan tahu sendiri, aku adalah seorang remaja yang sedang jatuh cinta."
"Terbaik," ucap Sasuke dengan nada sarkastis. Ia lantas memokuskan matanya pada Anko-sensei yang tengah menerangkan materi di depan kelas sementara Sakura mencari buku tulis sejarahnya di dalam tas.
~IDOL NEST~
Di sinilah mereka berada sekarang, kantin. Tempat semua penghuni sekolah ini menyembuhkan penyakit lapar mereka. Dua orang yang terlihat sangat mencolok duduk berhadap-hadapan. Merah muda dan hitam. Emerald dan onyx.
"…aku tidak sabar melihat Gaara-kun dan The Cotton minggu depan. Kau ingin melihatnya bersamaku?"
"Tidak."
"Ayolah, Sasuke. Kau pasti akan mulai menyukai The Cotton kalau pergi ke konser mereka!" Gadis merah muda itu menarik-narik ujung lengan kemeja sesiku milik Sasuke. Sasuke berdecak.
"Sudah kubilang, aku tidak mau, Sakura!"
"Kau kan tidak punya alasan untuk menolak, jadi ikut saja, ya?"
Sasuke mendengus lelah. Sakura, satu-satunya sahabat perempuan yang ia miliki ini memang paling jago membujuknya. Tapi tidak untuk yang satu ini. The Cotton itu grup singer-dancer pria, jadi sudah tentu yang datang ke konseritu semuanya wanita.
"Kau boleh minta apapun asal jangan yang satu ini, Sakura!"
Sakura pun mengembungkan pipinya sebal. Ia tidak menyangka bahwa seorang Uchiha Sasuke menolak permintaannya. Ah, tapi biasanya, walaupun Sasuke bertingkah seolah ia menolak permintaan Sakura, Sasuke selalu menurutinya. Sakura pun menunggu. Sebentar lagi, Sasuke pasti akan meralatnya. Pasti.
Mata obsidian Sasuke menatap makhluk lucu di hadapannya ini. Sebenarnya ia tidak tega menolak. Tapi, permintaan Sakura ini sudah menyangkut harga dirinya. Sasuke juga tidak habis pikir, kenapa Sakura bisa setengah mati menyukai The Cotton dan seorang member-nya yang bernama Gaara itu. Padahal, Sasuke ingat waktu mereka masih SD, Sakura pernah menembak dirinya. Namun, sekarang hanya Sakura lah satu-satunya orang yang tidak ingat sama sekali dengan peristiwa itu.
"Kenapa kau mendengus? Yang harusnya mendengus itu aku, tahu!"
Sasuke melirik Sakura yang tengah menatap lurus matanya dengan galak. Kenapa gadis pink yang satu ini keras kepala sekali sih?
"Dengar, aku tidak suka kau membicarakan si Gaara dan…The Cotton itu di hadapanku. Jadi, jangan pernah membicarakan mereka lagi karena aku tidak peduli dan tak ada keinginan untuk peduli. Kau mengerti?"
Sakura tersentak mendengar penuturan Sasuke. Jadi, ini alasannya. Inilah alasannya kenapa Sasuke selalu terlihat tak acuh saat Sakura sedang membicarakan idola-idolanya.
"Oh, begitu ya. Kalau begitu, aku akan mengabulkan permintaanmu, Uchiha Sasuke!"
Sakura pun meninggalkan Sasuke yang menatap kepergiannya tanpa ekspresi.
~IDOL NEST~
"Hey, Sakura! Sakura!"
Gadis semampai bak model berambut pirang itu mengguncang-guncangkan bahu temannya beberapa kali. Temannya yang bernama Sakura itu pun menoleh ke arahnya dengan lesu.
"Ya ampun Sakura! Kau habis menangis?"
Sakura mengangguk pasrah dan memindahkan pantatnya ke kursi yang ada di sebelah kirinya –tempat yang biasanya di duduki Sasuke. Yamanaka Ino pun mendengus dan menyentil dahi Sakura, membuatnya mengaduh. "Apa yang kau lakukan, Ino!"
Ino berkacak pinggang dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pun segera duduk di kursi yang Sakura sediakan untuknya. "Bodoh, kenapa kau menangis? Dasar cengeng!"
Sakura pun mengembungkan pipinya sebal dan kembali menatapi pohon cemara lewat jendela besar di sisi kirinya. "Sasuke."
Sakura menjawab pertanyaan ino dengan menyebut sebuah nama. Walau begitu, bagi Ino, itu adalah sebuah alasan yang sangat jelas. Ia mengerti, sahabatnya ini memang sering sekali terlihat menangis apabila Sasuke sedikit saja mengabaikannya.
"Ck, kau ini. Sudah kubilang, kau jangan terlalu minta banyak hal padanya!"
Sakura menoleh dengan cepat ke arah Ino dengan mata yang berkaca-kaca. "Minta banyak hal? Aku hanya memintanya menemaniku ke konser The Cotton, Ino."
Ino pun mendengus dan mengalihkan pandangannya pada papan tulis di depan kelas, menghindari tatapan yang bisa membuat hati tangguhnya melembek itu. "Tentu saja dia tidak akan mau, Sakura."
"Ta-tapi kenapa Ino? Aku pikir, Sasuke akan mengerti alasanku menyukai The Cotton apabila ia bertemu mereka!" ucap Sakura dengan suara serak.
"Bodoh! Kau mau membuat Sasuke-kun menjadi satu-satunya penonton laki-laki yang menghadiri konser itu, ya?"
Sakura pun memberengut sembari berpikir kembali. "Iya juga ya, hehe."
"Hah, dasar kau ini. Lain kali, kau harus memikirkan kondisi Sasuke-kun dulu, Sakura!"
Sakura pun mengangguk sambil tersenyum lebar. "Oh ya, kenapa kau ke kelasku, Ino?"
Ino mengerlingkan bola matanya dan menyentil kembali jidat Sakura. "Tentu saja untuk mengajakmu pulang bersama, Sakura. Hah, jangan bilang kau tidak sadar kalau sekarang sudah waktunya pulang."
Sakura pun tertawa kecil lantas berkata, "Memang tidak."
Di saat Sakura hendak memasukkan buku-buku yang berceceran di mejanya kedalam tas, ia menemukan sebuah benda asing tergeletak di mejanya. Di timang-timangnya benda persegi panjang itu. Manik jadenya pun mencari tulisan yang mengandung informasi si pemilik benda itu.
"Ini buku siapa ya, Ino?" Tanya Sakura pada Ino yang sedang mengutak-atik handphone-nya. Tanpa mengalihkan pandangannya dari handphoneitu, Ino pun menjawab, "Entahlah, mungkin punya Sasuke-kun."
Sakura kembali berpikir dan memutuskan untuk membuka halaman pertama buku itu.
"Ah ya, ternyata memang punya Sasuke. Apa aku kembalikan saja ya sambil pulang ke rumah?"
"Ya, mampir dulu saja ke rumah Sasuke-kun, aku tidak keberatan menunggu kok," ucap Ino setelah mematikan handphone layar sentuhnya.
"Baiklah kalau begitu, berarti kita ke rumah Sasuke dulu ya."
.
.
.
Tangan lentik Sakura memencet tombol bel rumah kediaman Uchiha. Rumah ini sangat besar dan berarsitektur eropa abad pertengahan yang diakulturasikan dengan aksen tradisional Jepang di zaman edo.
Sebelum sampai di depan pintu masuk, terhampar taman bunga beraneka warna yang sangat luas dengan dua air mancur cupid di sisi kiri dan kanan. Apalagi, di taman itu terdapat dua batang pohon sakura yang sedang mekar-mekarnya. Amat memanjakan mata. Singkatnya, rumah itu terlihat bak istana. Sakura yang sering menginap di sini pun masih bisa menganga kagum dengan keindahannya.
"Meow.."
"Kitty!"
Sakura memekik gembira saat mendapati seekor anak kucing dengan kalung berliontin kipas khas uchiha mengendus-endus kakinya. Ia pun reflek berjongkok dan mengelus bulu putih bercorak hitam itu dengan gemas. Kucing itu bernama Uchiha Kitty.
Satu minggu yang lalu, Sakura menemukan Kitty pingsan di jalanan dan mengungsikannya di rumah Sasuke. Ia diam-diam merawatnya dan rajin berkunjung ke rumah Sasuke. Namun suatu hari, Sasuke memergoki Sakura memberi makan Kitty di halaman belakang kediaman Uchiha. Pada awalnya Sasuke marah dan berniat mengusir Kitty. Namun, Sakura membujuknya agar Kitty bisa tinggal di rumah Sasuke. Sasuke yang pada dasarnya tidak tegaan itu pun menyetujui Sakura dengan syarat menambahkan nama marga 'Uchiha' pada nama Kitty.
"Uchiha Kitty, ya? Namanya jelek sekali." Ino ikut berjongkok dan mengelus bulu lembut Kitty.
Sakura pun mendengus, "Kalau saja si Sasuke sialan itu tidak memaksa untuk menambahkan 'Uchiha', nama Kitty tidak akan menjadi jelek seperti itu."
"Ekhm!"
Mendengar deheman yang tak diharapkan, Sakura dan Ino pun perlahan menolehkan kepalanya kearah kiri. Di sana berdiri sesosok pemuda berambut emo dengan mata tajam yang menatap mereka dengan aura membunuh.
"Sa-sasuke!"
"Sasuke-kun?"
~IDOL NEST~
'teng tong'
"Sasuke, ada tamu!"
"Kau saja yang buka, aku malas!"
"Sasuke, sepertinya itu temanmu!"
Sasuke yang tengah tiduran di sofa itu pun bangkit dan menghampiri pemuda berambut kuning jabrik. Pemuda itu menunjuk ke arah sebuah monitor yang menampilkan gambar orang yang sedang berdiri di depan pintu masuk. Sakura?
"Pacarmu ya? Yang rambutnya pink atau yang pirang?"
"Diam kau, Dobe!"
Sasuke hendak membukakan pintunya sebelum ia melihat Kitty menghampiri Sakura dan mengendus-endus kakinya. Sasuke pun mengurungkan niatnya dan berdiri mengamati.
"Hey, Naruto, giliranmu main! Berjuanglah melawanku!"
Sebuah suara berat terdengar dari balik sekat tembok yang membatasi ruang tamu dengan ruang keluarga.
"Baiklah, aku kesana, Gaara!"
Sasuke menghentikan Naruto yang hendak berlari dengan memegang lengannya. "Naruto, bilang pada semua orang untuk pindah ke kamarku."
"Memangnya kenapa, Teme?"
"Gadis-gadis itu akan sedikit merepotkan."
Naruto yang tak mengerti sama sekali dengan ucapan Sasuke pun hanya bisa mengangguk. Ia lantas melakukan apa yang Sasuke perintahkan. Tak berapa lama, rombongan Naruto dan temannya yang berambut merah darah pun pindah ke lantai dua, kamar Sasuke, sambil memegang stik konsol wireless mereka.
~IDOL NEST~
"Sa-sasuke!"
"Sasuke-kun?"
Sasuke menatap tajam mata Sakura dan Ino secara bergantian sambil berpangku tangan.
"Jadi, siapa yang bilang kalau nama 'uchiha' itu jelek?"
Sakura dan Ino seketika membeku dan saling bertatapan. Mereka menelan ludah dan kembali menatap mata elang Sasuke dengan segan. Sepertinya mereka melupakan satu hal. Kamera interkom di rumah Sasuke bisa merekam suara dengan sangat jelas.
"Sa-sasuke, kau salah dengar. Ti-tidak ada yang bilang kalau nama uchiha itu jelek, iya kan, Ino?" ucap Sakura lantas menyikut pelan lengan Ino.
Ino pun gelagapan menjawab, "Hah? i-iya, Sasuke-kun. Kau salah dengar, hehe."
Sasuke tetap dalam posisinya sambil mengamati Sakura dan Ino yang terus menerus memasang senyuman kikuk. Melihat manusia-manusia yang berdiri kaku itu, Kitty berinisiatif untuk mengendus-endus kaki Sasuke. Sasuke yang memang tidak suka binatang itu pun reflek memundurkan langkahnya lantas menyuruh Sakura dan Ino mengikutinya masuk.
Ino yang baru pertama kali menginjakkan kaki di rumah Sasuke pun terkagum-kagum dengan isi rumahnya. Semua tembok bercat putih bersih dengan beberapa lambang uchiha yang terlukis di beberapa tempat. Foto keluarga besar menggantung elok di atas sofa empuk berwarna krem. Setiap sudut ruangan itu di hiasi guci-guci antik impor yang terlihat super mahal dengan rangkaian bunga plastik yang amat cantik.
"Jadi, ada perlu apa kalian kemari?" Sasuke membalikkan badannya lalu menatap kedua gadis itu bergantian dengan alis terangkat.
"Apa?" Tanya Sakura.
"Siapa yang menyuruh kalian duduk?"
Sakura dan Ino pun saling berpandangan. Sofa ini terlihat sangat empuk dari jauh, jadi mereka mengabaikan fakta bahwa Sasuke belum mempersilahkan mereka duduk.
"Maaf," ucap Sakura dan Ino berbarengan lantas kembali berdiri dengan tergesa.
Sasuke pun duduk di salah satu sofa itu dan kembali menatap mereka yang tengah berdiri menunggu aba-aba. "Baiklah, silahkan duduk."
~IDOL NEST~
Uchiha Itachi meletakkan gelas berisi jus-jus beraneka rasa di atas nampan. Setelah itu, ia menghitung jumlah gelas di atas nampan. Ada tujuh buah pas. Sudah dihitung satu gelas untuk dirinya dan satu gelas lagi untuk Sasuke. Sisanya untuk tamu-tamu istimewa mereka.
"Maaf telah menunggu!"
'krik..krik..'
"Eh, mereka semua kemana?"
Rambut terkuncir Itachi melambai-lambai seiring dengan kepalanya yang menengok ke kiri dan kanan berulang kali.
'Tidak ada'
Itachi meletakkan nampannya di atas meja yang terletak di samping televisi. Ruang keluarga yang beberapa saat lalu dihuni berbagai macam makhluk spesies langka itu kini kosong.
TV Plasma 42 inci yang tadi menyala itu kini sudah padam. Xbox One dengan remah roti di atasnya itu pun lampu power-nya sudah mati. Stik konsol wireless-nya juga menghilang semua. Jadi, kemana mereka?
"Baiklah, silahkan duduk."
Sebuah suara terdengar sayup dari balik sekat tembok. Dari suaranya, sudah dipastikan itu adalah suara Sasuke. Itachi pun mengambil kembali nampan yang telah ia letakkan dan berjalan ke arah ruang tamu.
"Sasuke, apa kau tahu dimana si penggila ramen dan si rambut merah itu?" Tanya Itachi sesampainya di ruang tamu.
Sasuke pun menoleh dan mendapati Itachi tengah tersenyum pada Sakura dan Ino.
"Mereka di kamarku," jawab Sasuke.
Itachi pun mengangguk sambil tersenyum lalu meletakkan sebuah gelas berisi cairan berwarna merah kejinggaan di atas meja kaca di depan Sasuke.
"Ini milikmu, jus tomat seperti biasa." Sasuke mengangguk.
"Ah maaf, sekarang aku mau ke atas. Jadi, kalian minta dibikinkan minumnya sama Sasuke saja, ya?" lanjut Itachi dibalas dengan anggukan dan senyuman dari Sakura dan Ino. Itachi pun mengejar komplotan Naruto dengan tergopoh-gopoh karena membawa nampan di tangannya.
"Jadi…ada perlu apa kemari?" Tanya Sasuke membuat pandangan Sakura beralih menuju mata kelamnya.
"Oh iya, ini bukumu. Aku yakin kau tidak berniat untuk meninggalkannya di atas meja, jadi aku bawa saja kemari. Kau pasti mencarinya, kan?" Sakura menyodorkan buku bersampul cokelat itu pada Sasuke.
"Tidak juga. Aku bahkan tidak sadar kalau aku meninggalkan buku ini." Sasuke membolak-balik buku itu lalu mengipas-kipaskannya.
"Terserah kau saja, Sasuke. Nah, kalau begitu, tugas kami sudah selesai, kan? Jadi kami mau pamit untuk-"
"Sasuke!" seru seseorang dari lantai atas. Semua orang di ruangan itu pun reflek menengadah ke atas.
"Ada apa, Dobe?" balas Sasuke sambil berteriak.
"Giliranmu main! Siap-siap untuk dikalahkan si merah ya!"
Sasuke pun bangkit dari sofa-nya lalu menoleh ke arah Sakura dan Ino. "Kalian sudah mau pulang, kan? Kalau begitu, silahkan."
Sasuke berjalan dengan santai ke arah tangga pualam berkarpet merah yang menghubungkan lantai dasar rumahnya dengan lantai dua.
'Untung saja mereka tidak menyebut nama itu'
'Orang bernama 'dobe' itu…aku sepertinya pernah melihatnya'
-TBC-
Huft, fanfic pertama yang aku publish. Chapter pertama ini terdiri dari introduction tokoh, latar dan alur cerita :)
Bagaimana menurut kalian? Aku yakin, pasti banyak mistake-nya, ya kan? Typo mungkin ada di beberapa tempat dan aku mungkin gak sempat edit. Jadi, maaf ya kalau fanfic ini jauuuuh dari kata 'baik'. Oleh karena itu, aku mohon bimbingan para senpai untuk membaca, mengikuti dan mengkritik fanficku. Terimakasih banyak (^o^/
Don't forget to review, please~
