Halo, readers! Aku akhirnya muncul dengan FF rated M. Ya mumpung ini masih belum puasa—karena author juga harus berpuasa sebulan ke depan.

FF ini mainly kubuat waktu aku lagi sakit dan gak bisa keluar rumah. Kalau ada alur cerita yang nggak nyambung, tolong dimaafkan ya. Ini sangat PWP menurutku, jadi… Begitulah :))

Anyway, di FF ini aku buat genre sweet and rough sekaligus, semoga aja nyambung ya.

Enjoy my fanfiction! Kalau gak suka sama pairing-nya atau sama jalan ceritanya boleh dilewat aja FF-nya. Kalau mau kasih kritik tolong pakai etika, ya. Terima kasih! XOXO

.

.

.

"Hun! Lihat itu di TV!"

"Ada apa?" Sehun memfokuskan pandangannya ke televisi. "Yah, kalau hanya begitu sih aku sudah sering."

"Sering apa? Melakukannya?" Baekhyun melebarkan matanya.

"Begitulah, hanya untuk bercanda." Sehun terkekeh pelan. "Aku sering menggoda Luhan hyung dengan mengambil foto seperti itu."

"Jinjja?" Baekhyun melebarkan matanya sekali lagi.

"Iya. Luhan hyung kelihatan lucu kalau cemburu." Sehun tersenyum mengingat kekasihnya itu. "Kau mau coba tidak?"

Baekhyun memiringkan kepalanya. "Tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, Baek. Toh kita masih berpakaian lengkap begini." bujuk Sehun.

"Hmm... Baiklah." Baekhyun kemudian menempatkan kameranya di atas meja. "Aku di bawah ya, Hun."

Tiga... Dua... Satu... Cklek!

"Wah, aktingmu natural sekali Baek."

"Itu karena aku takut, babo!" Baekhyun memukul jidat Sehun keras.

"Takut? Hahahahaha." Sehun tertawa puas mendengar pengakuan Baekhyun. "Kau baru ditindih olehku saja sudah takut. Bagaimana jika ditindih Chanyeol hyung?"

"Yak, berhenti berpikiran mesum, Oh Sehun!"

.

.

.

Title:

You're Mine

Main Cast:

Byun Baekhyun – EXO Baekhyun

Park Chanyeol – EXO Chanyeol

Supporting Cast:

Oh Sehun – EXO Sehun

Do Kyungsoo – EXO D.O

Kim Jongin – EXO Kai

Genre: Romance

Length: Twoshot

Rating: M

WARNING! FULL NC (No Children), SMUT, LEMON, PWP, AU (Another Universe)

.

.

.

"Siapa lagi sekarang?"

Lelaki yang lebih pendek menundukkan kepalanya dalam-dalam, tak berani menjawab pertanyaan lelaki jangkung di hadapannya.

"Ah!"

"Jawab aku, Baekhyun!" lelaki jangkung itu berkata sambil menjambak segenggam rambut Baekhyun hingga pemiliknya mengaduh kesakitan.

"K-Kami hanya b-bercanda Chanyeol."

"Kalian pikir itu bercanda?" teriakan Chanyeol lebih terdengar seperti bentakan daripada pertanyaan. "Menurutmu aku akan menganggapnya lucu, begitu?"

"T-Tidak..."

"Lalu mengapa, Baek?" Chanyeol melepas jambakannya dari rambut Baekhyun demi mengusak rambutnya sendiri dengan kasar.

Lama-lama ia pusing dengan tingkah kekasihnya itu. "Dulu Jongdae, kemarin Minseok, sekarang Sehun. Lalu aku ini apa?"

"Aku kan hanya bercanda, Yeol." Baekhyun memainkan jemarinya takut-takut. "Aku hanya mencintaimu."

"Apa bedanya aku dengan mereka kalau begitu?" Chanyeol melipat kedua tangannya di depan dada. "Hmm?"

"Kau... Lebih dewasa."

"Kau tahu bukan itu maksudku."

Baekhyun menautkan kedua alisnya tak mengerti. Jika dibandingkan dengan Jongdae, Minseok, dan Sehun, Chanyeol ini memang sudah dewasa. Mereka semua masih SMA sepertinya, sedangkan Chanyeol sudah bekerja.

"Mereka satu sekolah denganku. Jongdae, Minseok, Sehun, semuanya..." Baekhyun menahan kata-katanya ketika ia sadar jarak antara dirinya dan Chanyeol semakin menipis. "...seumuran."

"Begitu?"

"Iya."

"Lalu kau mau tidur bersandar di bahu Jongdae?" Chanyeol berbisik di ujung bibir Baekhyun.

"K-Kita ju-juga pernah."

"Tidur satu kasur dengan Minseok?"

"..."

"Tindih-tindihan dengan Sehun?"

"..."

"Anak nakal."

Chanyeol langsung menaruh bibir penuhnya di bibir merah muda milik Baekhyun. Ini memang bukan ciuman pertamanya, namun tetap saja Baekhyun merasa kaget dengan aksi tiba-tiba Chanyeol.

"Bahkan kita tidak pernah melakukan lebih dari ciuman dan pelukan, Baek." Chanyeol berbisik dengan suara seraknya yang menurut Baekhyun seksi.

"Ah! C-Chanyeol!"

Baekhyun kelepasan mendesah ketika tiba-tiba saja kekasih jangkungnya itu mencumbu cerukan lehernya yang agak terbuka. Chanyeol diam-diam tersenyum mendengarnya.

"You are mine, Baekhyun." Chanyeol berbisik di sela-sela kegiatannya 'menandai' Baekhyun. "Only mine."

"C-Chanyeol..."

Baekhyun semakin mendesah dan menggeliat tidak nyaman karena perlakuan Chanyeol. Rasa geli yang melanda sekujur tubuhnya justru memberikan rasa nikmat yang belum pernah ia dapat dari siapapun. Chanyeol terlampau ahli.

"C-Chanyeol mau apa?" tanya Baekhyun ketika tiba-tiba saja Chanyeol membaringkannya di atas meja di tengah ruang kantornya.

"Aku akan mengklaim apa yang menjadi milikku."

Tangan terlatih Chanyeol membuka satu persatu kancing kemeja sekolah Baekhyun setelah dasinya terlepas. Dada dan perut Baekhyun menjadi sasaran tangan besar Chanyeol yang rindu dengan kegiatan semacam ini.

Oh, betapa Chanyeol sudah menunggu lama untuk punya alasan agar bisa menyentuh kekasih lugunya ini.

"Chanyeol, geli!" Baekhyun menggeliat ketika mulut Chanyeol ikut bekerja untuk menggoda puting merah mudanya.

"Nikmati, sayang." Chanyeol berbisik pada Baekhyun tanpa menghentikan kegiatannya.

"Ngh!"

Tangan Baekhyun refleks mencengkram rambut Chanyeol ketika putingnya digigit secara tiba-tiba.

"Geli, Channie!"

Chanyeol menyeringai dalam hati. Kalau Baekhyun sudah memanggilnya dengan sebutan 'Channie', artinya Baekhyun tidak menolak apa yang ia lakukan sama sekali.

"Aku yakin rasanya geli-geli nikmat, Baekkie." bisik Chanyeol di telinga Baekhyun.

Setelah dirasa cukup, tangan Chanyeol kemudian berpindah ke selatan. Bibirnya membentuk seulas senyum melihat sebuah gundukan di antara paha Baekhyun.

"Kenapa Channie senyum-senyum?" tanya Baekhyun yang menatapi Chanyeol dengan pandangan sayu.

"Kau terangsang, ya?" goda Chanyeol.

"T-Te-Terangsang apa? Channie bicara apa?" tanya Baekhyun yang pipinya kini dihiasi semburat merah.

"Ini apa?"

"Ah!"

Baekhyun tidak bisa menahan desahannya ketika tangan besar Chanyeol meremas gundukan diantara kedua pahanya. Walaupun tidak keras, tapi tetap saja.

"Kuturunkan, ya."

Tanpa menunggu persetujuan Baekhyun, Chanyeol langsung menurunkan celana seragam Baekhyun untuk kemudian melepas kain penghalang terakhir yang menutup tubuh kekasihnya itu. Tangan Baekhyun refleks menutup kejantanannya sendiri saat Chanyeol menatapinya dengan tatapan mesum.

"J-Jangan dilihat begitu, Channie. Aku malu."

"Kau indah, Baekkie sayang." Chanyeol berusaha memprovokasi Baekhyun untuk melepas tangannya. "Aku ingin melihatnya lagi."

"Tapi Channie kan juga punya." Baekhyun mem-pout-kan bibirnya. "Channie bisa lihat punya sendiri kan?"

"Boleh juga."

"T-Tunggu Channie! Kenapa malah mau buka baju?" Baekhyun menahan Chanyeol yang malah akan membuka bajunya sendiri. "Kalau ada teman kantor Channie bagaimana?"

Benar juga, pikir Chanyeol.

"Tunggu sebentar, Baek."

Chanyeol melesat menuju sekretarisnya untuk berkata bahwa ia tidak ingin diganggu dulu sampai meeting berikutnya. Beruntunglah Chanyeol masih punya dua jam sampai saat itu tiba.

Bisa-bisanya barusan Chanyeol lupa dengan tempatnya berada. Kalau teman sekantornya—selain sekretarisnya—tahu apa yang terjadi, bisa gawat. CEO muda itu bisa kehilangan wibawanya sama sekali.

"Baekkie, kenapa kau memakai pakaianmu lagi?" Chanyeol terkejut saat kembali ke ruangannya.

"A-Aku takut ketahuan teman kantor Channie."

"Tidak apa-apa, aku sudah bilang sekretarisku. Maaf ya aku telat sadar." Chanyeol mengusak rambut Baekhyun dengan tangannya yang besar. "Ayo buka lagi."

Baekhyun menatap Chanyeol dengan puppy eyes-nya yang menggemaskan.

"Apa? Ingin kubantu lagi?" tanya Chanyeol sambil menyeringai mesum.

"T-Tidak." Baekhyun mengerjap mendengar penawaran Chanyeol. "Aku bisa sendiri."

Tangan lentik Baekhyun membuka dua kancing kemejanya yang baru saja dipasang. Satu-satunya kain yang menghalangi tubuhnya itu langsung dilepas oleh Baekhyun untuk kemudian digunakan untuk menutupi kejantanannya.

"Berikan bajumu, Baek."

"T-Tapi-"

"Berikan."

Setelah mendesah berlebihan, Baekhyun mau juga memberi Chanyeol baju seragamnya. Jadilah sekarang ia kewalahan menutupi kejantanannya yang bersentuhan langsung dengan udara.

"Aku buka baju juga, ya."

Chanyeol tersenyum kecil melihat Baekhyun mengangguk. Kekasihnya ini terlampau polos. Kalau bukan karena Chanyeol mencintainya, Chanyeol mungkin sudah melelang Baekhyun pada teman-temannya yang sering jajan di luar.

Jas, dasi, kemeja, celana, dan sabuk yang lima menit yang lalu menempel di tubuh Chanyeol kini teronggok di lantai. Baekhyun menatapi figur Chanyeol tanpa berkedip. Lelaki jangkung itu gagah sekali. Ototnya besar, dadanya bidang, selain itu...

"Ya ampun!"

"Kenapa, Baek?" Chanyeol menghampiri Baekhyun yang menutup wajah dengan kedua tangannya.

"P-Punya Channie b-besar sekali." Baekhyun berkata begitu sambil tetap menutup matanya rapat-rapat.

Mau tidak mau, Chanyeol tertawa mendengarnya. "Kukira ada apa. Ternyata..."

"Diam, Chanyeol. Aku tidak bercanda."

Chanyeol memberengut mendengar Baekhyun memanggilnya dengan nama asli. "Aku tahu, Baekkie sayang. Wajar saja kan? Kau masih sekolah, aku sudah bekerja. Nanti punyamu juga akan sebesar ini."

"Benarkah?" Baekhyun seketika melepas tangan dari wajahnya.

"Iya. Tapi..." Chanyeol diam-diam menggenggam kejantanan Baekhyun dengan sebelah tangannya. "Harus dilatih."

"Ah! Channie! G-Geliii!"

"You like it, baby." Chanyeol berbisik seduktif di telinga Baekhyun.

Baekhyun jatuh terduduk di atas sofa karena tidak bisa menahan kenikmatan yang melanda dirinya. Tangan lentiknya tanpa sadar meremas rambut coklat Chanyeol sampai terlihat berantakan.

Sementara itu, Chanyeol masih setia memainkan kejantanan Baekhyun dengan tangan dan mulutnya. Kejantanan Baekhyun yang berukuran pas dengan mulutnya membuatnya tidak bisa menahan diri untuk memberi kenikmatan baru pada kekasih lugunya itu.

"Channie, geli sekali! Ugh! Channieehhh!"

"Punyamu manis sekali, Baekkie sayang." bisik Chanyeol di sela-sela kegiatannya.

"S-Sayang... Ssshhh..."

Baekhyun mendesis menahan nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Matanya seringkali terpejam sementara tangannya masih setia mengacak-acak rambut coklat kekasihnya. Baekhyun mati-matian menahan volume suaranya agar tidak terdengar sampai ke luar ruangan Chanyeol.

"Channiehhh ada yang-sssh mau keluar." bisik Baekhyun.

Chanyeol menyeringai dan menambah intensitas permainannya. "Cum for me, baby."

Punggung Baekhyun sesekali melengkung ke atas. Desahannya menguar tanpa bisa dikontrol. Jilatan-jilatan Chanyeol di kepala penisnya dan kocokan tangan besar Chanyeol di batang kejantanannya terlampau nikmat bagi Baekhyun.

"C-Channie! Channie aku! Channieee-hhh!"

Mulut Chanyeol terbuka untuk menerima semburan sperma hangat dari kejantanan Baekhyun. Matanya sayu hanya dengan menatapi pemandangan erotis dari kekasihnya.

Mata Baekhyun terpejam erat, sementara bibir bawahnya digigit kuat-kuat seolah menahan diri dari gelombang kenikmatan yang baru saja ia alami. Tangannya masih mencengkram kepala Chanyeol kuat-kuat seolah tak ingin kehilangan kehangatan.

"Bagaimana, Baekkie?" tanya Chanyeol serak setelah Baekhyun menormalkan pernafasannya.

"Enak, Channieh." Baekhyun berkata begitu sambil terengah-engah.

"Mau lagi?" tanya Chanyeol seduktif.

"Bisa?" Baekhyun bertanya dengan mata melebar.

"Tentu saja." Chanyeol menyeringai. "Tapi kali ini kau harus percaya padaku."

"Aku kan selalu percaya pada Channie." Baekhyun merengut tak setuju.

"Maksudku, kau harus benar-benar percaya padaku dengan apa yang kulakukan nanti."

"Tentu saja aku percaya."

"Sungguh?"

"Sungguh." Baekhyun mengangkat dua jari tangannya. "Memangnya Channie mau apa?"

Chanyeol menyeringai lebar. "Channie mau..."

.

.

.

END

.

.

.

Kira-kira mas Chanyeol mau ngapain lagi ya sama Baekhyun?