It's Okay

by miaridara/outout

.

[Jeon Jungkook x Kim Taehyung]

BTS

방탄소년단

.

[Fiction : Rate (T) : Fic Short (800) : Romance/Angst : AU]

.

[!]gumoh feels, etc

you have been warned

[Anda ragu-ragu? Kembali sekarang juga!]

.

I only own the plot

.

["Hatinya tidak apa-apa, meski hancur, tetap masih ada yang tersisa untuk ia jaga. Tapi tetap saja, dimain-mainkan itu tak menyenangkan. Karena hati itu bukan taman hiburan."]

.

.

Café dengan nuansa cokelat itu masih terlihat ramai meskipun sudah mulai memasuki petang. Pasangan muda-mudi masih sibuk bercengkrama dengan kedua tangan yang saling bertaut. Para pelanggan tetap sibuk melayani semua pengunjung yang setiap saatnya selalu berdatangan. Tak ada henti, bahkan untuk sekedar memijit kaki karena terlalu lelah kesana kemari.

Aroma cokelat, kopi dan harum makanan itu tercium sangat pekat. Begitu menggoda semua orang sehingga mereka tetap betah berada disana. Tak mau pergi untuk pulang. Sinar lampu kota terlihat sangat jelas dari kaca besar yang menjadi penutup café.

Indah. Warna-warni yang begitu berkilau.

Saat malam, suasana kota memang lebih cantik. Dengan jalan yang lenggang dan pertokoan di sepanjang jalan yang tetap siap melayani setiap mereka yang datang.

Kopi itu nampak sudah mendingin, kepulan asapnya sudah menghilang sejak 30 menit yang lalu. Diabaikan tanpa pernah disentuh sama sekali. Kopi itu akan menangis, jika bisa. Karena ia sudah terlalu lama diabaikan, padahal ia ada dan diciptakan untuk menjadi minuman hangat yang menenangkan.

Bayangan wajah seorang pria cantik bersurai pirang platina itu terpantul di sana. Ekspresinya nampak sendu, kedua mata sewarna lautan itu tersirat luka. Namun tetap mencoba tegar meskipun pada akhirnya akan runtuh juga. Di hadapannya sekarang, duduk seorang pria bermata onyx dengan tatanan rambut yang membuatnya semakin terlihat tampan. Dengan tatapannya yang tajam, setajam tatapan elang pada mangsa yang diincarnya.

Tak ada keraguan, tak ada main-main disana. Dingin. Jika kau terperangkap dalam bola mata hitamnya yang tajam, maka kau tak akan pernah kembali karena sudah terlalu membeku.

"Tak ada yang harus dibicarakan lagi" sang pria bermata tajam itu berucap

Sinar yang ada pada mata biru pria manis itu semakin meredup. Hanya tinggal menunggu waktu untuk membuatnya menjadi benar-benar padam.

"Kau−kau tahu kenapa selama ini aku bisa bertahan?" Kali ini sang pria pirang bertanya, nadanya bergetar, tapi ia tetap mencoba untuk tegar

Alis pria tampan itu terangkat. "Karena apa?"

"Karena aku terlalu bodoh"

Sempat ada keterkejutan di kedua mata hitam milik sang pria elang, tapi ia langsung bisa mengontrol ekspresinya. Menjadi lebih dingin.

"Kau memang bodoh"

Mungkin, jika ini pertama kali, sang pria pirang akan merasa sangat tersakiti. Hatinya tentu tak terima di katai bodoh oleh orang yang sejatinya sangat ia cintai. Tapi, sudah berapa kali ia tersakiti? Sudah berapa macam kata kejam yang ia dengar? Sudah tak terhitung. Ia sudah mati rasa.

"Tapi tak apa, ini cinta 'kan? Aku bodoh, tapi kau tetap menerimaku, mempertahankan aku meskipun aku bodoh karena kau sama sekali tidak mencintaiku. Tidakkah kau berpikir bahwa kaulah yang sangat bodoh? Kau membiarkan aku yang sangat bodoh ini untuk tetap bersamamu. Kenapa tak kau hancurkan aku saja saat aku pertama kali mengatakan cinta padamu?"

Seringaian penuh makna itu terpatri di wajah tampan sang pria.

"Aku hanya ingin bermain-main. Bukankah itu hal yang menyenangkan?"

"Hatiku bukan mainan"

"Oh ya? Tapi hatimu terlihat seperti taman hiburan di mataku. Dan aku sangat ingin mencobanya satu persatu"

"Hingga semua menjadi rusak?"

"Rusak dan membosankan. Kau tahu aku seperti apa 'kan?"

Sang pria pirang meremas kuat jari-jarinya. Berusaha untuk tak menumpahkan air mata saat itu juga.

"Kau memang mengerikan. Semua orang berkata begitu. Kau tak pernah menggunakan hatimu dengan baik, kau selalu bermain-main, kau hanya menganggap mereka yang mencintaimu adalah sebuah mainan yang pasti akan kau rusak nantinya. Aku adalah bagian dari itu. Aku hampir kau rusak. Bahkan satu titik lagi kau menyakitiku, aku bisa mati. Kau tak mencintaiku selama ini, kau menyakiti ribuan kali, dan aku mengetahui itu semua. Tapi, aku tak pernah mencoba melepaskan diri darimu hanya karena aku sangat mencintaimu"

"Ck! Alasan konyol!"

"Memang. Konyol, bodoh, dan idiot. Itu aku. Aku adalah bagian dari semua kekurangan yang ada. Aku tak cantik, aku tak pintar, aku tak kaya, aku tak bisa menjadi seseorang yang kau inginkan. Tapi tak apa. Aku masih punya kepingan-kepingan hati yang tersisa. Aku masih mempunyai mereka."

Sang pria terdiam. Dan sang pria pirang itu tersenyum, senyum yang entah mengapa membuat pria dingin itu menjadi berdebar.

"Karena aku bodoh, karena aku mencintaimu...aku berhenti sampai disini"

Pria cantik itu bangkit, lalu kemudian membungkuk sebagai tanda hormat pada sang pria tampan. Hal itu tentu saja mengundang tatapan penuh tanda tanya dan rasa ingin tahu dari mereka yang berada di sana. Sebagian mulai berkasak-kusuk, membuat opininya masing-masing.

Sebelum benar-benar pergi dan menghilang dari pandangannya. Sang pria tampan mendengar dengan jelas suara lirih yang pria manis itu ucapkan.

"Terimakasih karena pernah menerimaku yang bodoh ini. It's okay...Jungkook"

Saat itu, untuk pertama kalinya dalam hidup, Jungkook merasa hatinya berdenyut sakit. Hanya karena seorang pria manis dan cantik bernama Taehyung.

.

.

THE END

Selingan di saat WB menyerang fic I NEED U. Yang berkenan silahkan review. Gue butuh pasokan semangat.