Blossom of Heart

T

Romance, Hurt/Comfort

Krisho slight! KrAy

.

Hanahaki Disease!AU

BL. Typo. Alur yang terlalu cepat, etc.

.

.

Enjoy the Show!^^


Junmyeon duduk diam di bangku taman yang ada di rumahnya. Matanya memandang lurus ke arah rumpun bunga lily yang ditanam ibunya yang tengah bermekaran, serta beberapa jenis bebungaan lainnya yang kuncupnya mulai bermekaran. Mereka tumbuh dengan subur karena ibunya rajin merawatnya.

Taman bunga yang lain pun ikut tumbuh subur. Namun bukan karena rutin diberi air dan pupuk. Bukan pula karena sekarang memasuki musim semi. Bukan sama sekali.

Bunga itu tumbuh subur karena hati sang pemilik yang menghangat karena cinta. Bukan cinta yang berujung bahagia seperti kebanyakan orang. Melainkan cinta yang tak berbalas.

Taman bunga itu semakin subur karena rasa cinta yang semakin dalam. Membuat sang pemilik menderita. Derita yang terlalu sayang untuk disembuhkan.

Hanahaki disease. Begitu orang menyebutnya.

Junmyeon mulai memuntahkan bebungaan itu ketika cinta pertamanya yang terpendam itu mengumumkan kepadanya dan teman-temannya yang lain bahwa ia berpacaran dengan anak kelas sebelah. Yang keluar dari paru-parunya merupakan bunga gloxinia berwarna ungu dengan sedikit warna putih di tepi kelopaknya.

Tak seorangpun mengetahui perihal tersebut. Sampai suatu hari, ia lupa mengunci pintu kamar mandi ketika sedang memuntahkan bunga-bungaan itu. Kyungsoo, teman akrabnya di club choir memergokinya.

"Siapa, hyung?"

Junmyeon menatapnya dengan serba salah. Tak tahu harus berkata apa.

"Dan sejak kapan?"

Mata besar Kyungsoo menatapnya tajam, ia akui itu cukup mengerikan. Namun ia tetap menutup mulutnya.

"Hyung, kau tahu 'kan seberapa mengerikannya penyakit ini?"

Junmyeon menundukkan kepala. Memikirkan dua opsi yang dapat ia tempuh untuk menyembuhkan penyakitnya.

Yang pertama, mendapat balasan cinta dari yang bersangkutan, dan yang kedua adalah operasi pengangkatan tumbuhan bunga di dalam paru-parunya. Namun perasaannya kepada orang itu akan ikut terangkat bersamaan dengan terangkatnya akar tumbuhan itu.

Opsi pertama dirasa sangat mustahil. Disisi lain, ia juga tak mau kehilangan rasa ini.

"Kalau kau tidak mau mengatakan sekarang siapa orang itu, tidak apa. Mungkin kau mau cerita lain kaliㅡ"

"Yifan."

Kyungsoo terdiam ketika Junmyeon menyebut nama itu.

"Dia orangnya."

Junmyeon hanya tersenyum kecil saat melihat reaksi Kyungsoo.

"Kau pasti berpikir akan sangat mustahil membuat Yifan berbalik mencintaiku, yang notabenenya baru saja berpacaran dengan Yixing, bukan?"

Kyungsoo tidak menjawab, namun membenarkan dalam hati. Junmyeon terbatuk kecil, beberapa helai gloxinia turut keluar bersamaan dengan batuknya. Kyungsoo memandangnya dengan pandangan yang tak dapat ia mengerti.

"Aku tidak mau dikasihani." Komentar Junmyeon setelah menafsirkan arti pandangan Kyungsoo secara asal.

"Aku bukan mengasihanimu. Aku khawatir padamu."

Junmyeon beralih untuk membuang bunga itu di lubang wastafel dan mencuci tangannya.

"Kuharap kau tidak bicara pada sembarang orang tentang hal ini."

Setelahnya Junmyeon keluar dari tempat itu. Meninggalkan Kyungsoo yang terdiam dengan sejuta pikiran di benaknya.

.

.

.

Junmyeon dan Yifan memang tak terlalu dekat. Namun mereka berada dalam lingkup pertemanan yang sama. Mereka baru saling mengenal ketika menginjak tahun kedua senior highschoolmereka baru sekelas di tahun kedua. Dan Junmyeon langsung jatuh cinta padanya, dan itu merupakan cinta pertamanya.

Heh. Cinta pertama yang menyakitkan.

Mereka tak banyak berinteraksi karena Junmyeon memang orang yang tertutup. Ia masih beradaptasi dengan lingkungannya di semester pertama ini. Teman dekatnya di kelas ini hanya Baekhyun, Chanyeol, Jongdae dan Yifan. Yifan memang baru-baru ini masuk hitungan sebagai teman dekatnya.

Kemudian, semenjak Yifan dan Yixing berpacaran, pemuda manis dengan lesung pipinya itu jadi sering ikutan gabung dengan mereka. Junmyeon tak mempermasalahkan jika Yixing ingin bergabung dengan mereka.

Namun ia bukan manusia dengan hati sekuat baja. Ia harus berkali-kali menelan kepahitan ketika mereka mengumbar kemesraan dihadapan mereka semua. Teman-temannya yang tidak tahu-menahu perihal penyakitnya hanya menyoraki mereka, bermaksud menggoda. Dan yang bisa ia lakukan hanyalah tersenyum kecil. Senyum yang penuh kepalsuan.

Sementara bibirnya mengukir senyum, hati kecilnya menangis pilu.

Ia ingin marah. Ia sangat cemburu. Ia ingin menangis dan mengatakan bahwa ia tak suka.

Tapi ia bisa apa? Memangnya dia siapa?

Terkadang Junmyeon menangis sendirian ketika teringat hal itu.

Ia tahu ia salah karena jatuh cinta pada Yifan. Seandainya bisa memilih, ia tak ingin jatuh cinta padanya. Cinta membuat semuanya menjadi rumit.

.

.

.

Hari demi hari berlalu. Sudah sekitar dua bulan sejak Junmyeon mulai memuntahkan helaian gloxinia berwarna ungu itu. Dan ia merasa penyakitnya semakin parah. Berkali-kali sudah Kyungsoo mengajaknya untuk pergi ke rumah sakit, namun ia menolak. Ia dapat menyugesti, bahwa dokter yang memeriksanya nanti pasti menyuruhnya untuk melakukan operasi.

Ia tidak mau. Setidaknya untuk saat ini.

Mungkin, sampai kedepan nanti ia tak mau mengubah pikirannya.

.

.

Jam makan siang telah tiba. Junmyeon ketiduran di jam pelajaran sebelumnya, beruntung waktu itu jam kosong. Jadi ia bisa tidur tanpa teguran guru di depan.

Ketika ia bangun, ia mendapati kelas sudah sepi. Hanya dia sendirian. Ia mendengus, kenapa teman-temannya itu tega meninggalkannya tanpa membangunkannya terlebih dahulu.

Ia pun bangkit, berniat menghampiri teman-temannya ke kantin. Di depan pintu kelas, ia berpapasan dengan Yixing.

"Oh, hai Yixing. Kau mencari Yifan? Dia dan yang lainnya sudah pergi ke kantin dan meninggalkan aku disini sendirian," tutur Junmyeon sekaligus curhat.

"Ah, tidak. Aku mencarimu."

Junmyeon berkedip pelan,"Aku?"

Yixing mengangguk lalu memegang pergelangan tangannya,

"Ikuti aku."

Junmyeon hanya bisa menurut karena Yixing sudah menyeretnya. Dan Yixing membawanya ke rooftop. Kemudian mereka duduk di bangku yang ada disana.

Junmyeon berdehem, memastikan suaranya keluar dengan jelas.

"Jadi, kenapa kau membawaku kemari?"

Yixing menghela napasnya, sorot matanya nampak layu, tak bersemangat dan ceria seperti biasanya.

"Aku tahu kita tak seberapa dekat. Tapi entah kenapa, aku ingin menceritakan hal ini padamu."

Yixing kembali menghela napas, membuat Junmyeon penasaran, 'cerita' apa yang ingin ia katakan pada Junmyeon.

"Mungkin ini hanya perasaanku, atau Yifan tak benar-benar cinta padaku. Dan hanya aku yang mencintainya setulus hati."

Dahi Junmyeon mengerut,"Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?"

Yixing menatapnya sebentar, kemudian tangannya merogoh sesuatu di kantung seragamnya. Kemudian ia menyodorkan kantung plastik kecil berwarna transparan yang berisi beberapa helai bunga berwarna kuning dengan sedikit bercak darah di ujung-ujungnya.

Junmyeon menatapnya tak percaya,"Kau..?"

Yixing tersenyum kecil, dan terkekeh. Entah apa yang lucu.

"Ya. Aku terkena hanahaki disease."

Junmyeon masih tak dapat mempercayai kenyataan yang ia hadapi. Ia mengamati lamat-lamat kantung plastik di tangannya.

"Ini, krisan kuning?"

"Hm, sepertinya ya."

Junmyeon terdiam. Krisan kuning. Melambangkan penolakan, atau cinta yang bertepuk sebelah tangan. Terdengar aneh jika Yixing mengalami ini. Ia pikir mereka saling mencintai. Namun kenyataannya, Yixing juga menderita penyakit yang serupa. Apakah itu berarti Yifan tidak mencintai Yixing setulus hati?

"Kenapa kau menceritakan ini padaku? Bagimu, aku adalah orang asing. Bagaimana bisa kau percaya padaku?"

Yixing hanya tersenyum kecil sebelum menjawab.

"Kau orang baik. Aku percaya padamu."

Junmyeon tak mengerti. Mengapa semudah itu Yixing bercerita padanya. Sementara dirinya, harus menyembunyikan perasaannya dan penyakitnya mati-matian.

"Selanjutnya, kau mau berbuat apa?"

Yixing menggeleng. Terlihat putus asa.

"Kau harus memastikan semuanya. Apa yang Yifan inginkan dan apa yang ia rasakan terhadapmu. Kalian harus bicara."

Junmyeon meringis dalam hati. Hebat sekali ya, dia memberi saran kepada orang. Sementara ia sendiri sibuk mengumpulkan serpihan hatinya yang berhamburan.

"Hm. Akan ku coba nanti. Terimakasih, Junmyeon-ah. Kuharap kita bisa berteman dekat."

Junmyeon mengangguk dan tersenyum kecil.

.

.

.

TBC


Hi, long time no see :)

Sebelumnya, aku mau ngasih tau kalian yang belum tau apa itu 'hanahaki'. Atau yang belum paham, apasih hanahaki itu?

Jadi, hanahaki adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia. Biasanya ditandai dengan batuk dan diiringi oleh keluarnya bebungaan jenis tertentu dan bahkan bisa keluar darah bersamaan dengan bunganya. Penyebabnya adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Wih serem ya? Untungnya, itu cuma penyakit fiksi. Nggak bisa bayangin kalau seandainya itu ada beneran.

Dan metode pengobatannya ada dua opsi. Opsi satu, si X membalas cintamu. Opsi kedua, operasi pengangkatan tanaman bunga yang diiringi dengan hilangnya perasaanmu kepada si X. Sebenernya udah aku kasih tau sih di atas sana(?) tapi biar gak bingung, ku tulis lagi deh.

Kalian yang baca ini mungkin udah baca beberapa karya author lain yang baru-baru ini dengan mengangkat tema yang sama. Sesungguhnya ini adalah project dari #BahteraKrisho dengan tema Hanahaki Byou. Dan saya ikutan haha~

Semoga kalian menikmati project kami ini ya~!

.

.

21.12 WITA