BABY

Summary:

Bayi kecil yang datang dalam hidup Kwon Hyunbin dan Kim Yongguk membuat semuanya berubah 360 derajat. Bagaimana kisahnya?

Cast:

Kwon Hyunbin

Kim Yongguk

JBJ (Just Be Joyfull)

.

Boys Love

.

.

.

Warning: TYPO

.

.

HAPPY READING

.

.

Chapter 1

Yongguk berjalan menuju apartmennya dengan gontai. Hari ini moodnya sungguh tidak baik, makalah yang sudah ia siapkan dari jauh-jauh hari tertinggal di apartmennya dan membuatnya mendapat amukan dari sang dosen killer –Noh Taehyun. Taehyun mengatakan bahwa ia akan mendapat nilai E karena berani tidak mengumpulkan tugas darinya, dan perlu dicatat bahwa ia tidak menerima alasan apapun.

Yongguk menarik nafas panjang dan menghembuskannya kasar. "Dasar sial Kim Yongguk" ucapnya sambil mengacak rambutnya.

Ia berlari menuju lift yang hampir tertutup, untungnya orang didalam menekan tombol open dan menunggunya masuk.

"Terimakasih" ucap Yongguk membungkukkan badannya pada orang yang sudah berbaik hati menunggunya tadi.

"Nde" jawab orang itu dengan suara yang berat dan sedikit err –seksi. Yongguk memukul kepalanya sendiri karena berpikir yang tidak-tidak pada saat seperti ini. Seharunya ia memikirkan cara untuk merayu Noh Taehyun agar berbaik hati tidak memberinya nilai E.

Ia kembali tenggelam dalam pikirannya lagi. Sampai..

"Maaf, anda mau ke lantai berapa?" tanya orang disebelahnya itu ragu-ragu. Sejak tadi ia memperhatikan Yongguk yang menurutnya agak aneh karena sejak tadi pria itu sesekali memukul kepalanya, menghentakkan kakinya, bahkan bergumam tidak jelas seperti orang stress.

Yongguk tersentak "Ah..mian, lantai 10. Tujuan kita sama" ucapnya.

Pria itu hanya mengangguk. Ia lalu memainkan ponselnya untuk menghindari kecanggungan yang ada, aura Yongguk benar-benar tidak baik hingga membuat pria itu sesak dan ingin cepat-cepat keluar dari benda kotak itu.

Tinggg..

'Ah..akhirnya' lega si pria.

Pintu lift terbuka dan keduanya masih berdiri ditempat lalu saling pandang dengan tatapan yang sulit diartikan. Bagaimana tidak, sebuah keranjang berisi bayi berada di dedepan mereka tepatnya di depan lift.

"Bayi" ucap keduanya bersamaan.

Perlahan-lahan Yongguk mendekati bayi itu disusul Hyunbin dibelakangnya.

"Ini benar-benar bayi" ucap Yongguk sambil menatap Hyunbin. Yang ditatap hanya mengangguk tidak percaya.

.

.

Hyunbin menemui pihak keamaan apartmen untuk mengatakan soal bayi itu. Pihak apartmen mengatakan bahwa akan mencari tahu siapa yang sudah meninggalkan bayi tersebut, tapi sayangnya pada saat kejadian CCTV dilantai itu mati.

"Maafkan kami Pak, ini semua karena kelalaian kami" berkali-kali para pihak keamanan itu membungkukkan badannya pada Hyunbin.

.

.

Sekarang ia dan Yongguk berada di kantor polisi untuk melaporkan perihal bayi tersebut.

"Kami akan melakukan penyelidikan atas kasus ini. Untuk saat ini sebaiknya bayi ini dititipan dulu di tempat penitipan atau panti sosial" saran si polisi ber-name tag Takada Kenta.

"Bagaimana?" tanya Hyunbin pada Yongguk.

Yongguk menatap bayi dalam gendongannya. Bayi lucu berjenis kelamin laki-laki itu sedang tertidur pulas. Ia tidak tega jika harus menyerahkan bayi itu pada pengasuhan orang lain, ia takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Lebih baik kita saja yang merawatnya untuk sementara, aku tidak tega menitipkannya. Bagaimana jika ia tidak dirawat dengan baik?" kata Yongguk dengan wajah memelas. Ia memberikan ekspresi memohon pada Hyunbin.

"Huuhhh..baiklah" jawab Hyunbin. Sebenarnya ia juga tidak tega.

Mereka bertiga sudah ada didalam mobil Hyunbin. Mobil Ferrari California Convertible GT biru itu melesat meninggalkan parkiran kantor kepolisian.

"Sebelum kembali ke apartmen bisakah kita mampir ke supermarket dulu?"

"Baiklah" jawab Hyunbin.

.

.

Hyunbin mendorong troli belanjaan sedangkan Yongguk menggendong bayi dan mengira-ngira barang apa yang harus mereka beli untuk keperluan si bayi. Sejak masuk ke supermarket, banyak sekali orang-orang yang memperhatikan keduanya. Benar-benar pasangan yang sempurna pikir orang-orang itu, bagaimana tidak ketampanan Hyunbin dan Yongguk berada diatas rata-rata.

"Emm sebenarnya kita mau beli apa?" tanya Hyunbin akhirnya buka suara karena sejak tadi mereka hanya keliling-keliling tidak jelas.

"Sebenarnya aku mau mencari keperluan Jihoon"

"Jihoon?" tanya Hyunbin, ia mengerutkan kedua dahinya bingung.

"Iya. Aku menamai bayi ini Jihoon karena dia sangat imut" ucap Yongguk dengan senyum yang berbinar.

Hyunbin juga tersenyum melihat kelakuan Yongguk yang begitu bersemangat merawat bayi itu. Baru tadi didalam lift aura Yongguk benar-benar gelap tapi sekarang begitu cerah mengalahkan cerahnya matahari.

"Aku mau usul, bagaimana kalau namanya Lift saja. Kan kita menemukannya di depan pintu lift" Hyunbin tersenyum lebar, ia pikir idenya sangat cemerlang karena bisa terpikirkan nama itu.

"AWWW" jeritnya keras, Yongguk mencubit perutnya tanpa belas kasihan. Ia mengusap perutnya yang perih, 'dasar lelaki kasar, bisanya main tangan' dumelnya dalam hati.

"Lalu jika kita menemukannya di toilet, kau mau menamainya toilet? Atau kalau kita menemukannya di tumpukan sampah, kau mau menamainya Sampah?" tanya Yongguk bertubi-tubi dengan wajah kesal. Ia tidak habis fikir dengan lelaki kelebihan kalsium didepannya ini. Wajah saja tampan tapi otaknya hanya setengah.

Hyunbin memilih diam karena tidak mau mendapat omelan dari Yongguk lagi. Belum sehari mereka bertemu tapi ia sudah melihat banyak sisi Yongguk yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pegawai supermarket –Kim Sanggyun yang sejak tadi memperhatikan keduanya yang tak kunjung menemukan apa yang mereka cari.

"Ah sebenarnya kita mau membeli keperluan Jihoon" jawab Yongguk. "Bayi ini" sambung Hyunbin yang melihat kebingungan sang pegawai.

"Ah saya mengerti, sepertinya tuan dan nyonya baru bertama kali berbelanja keperluan anaknya ya?" tanya Sanggyun sok tau.

"Bisa dibilang begitu" jawab Hyunbin. Ia tidak mau bertele-tele menjelaskan perihal si bayi dan hubungan mereka lagipula menurutnya itu tidak penting.

Susu, pampers, kereta bayi, dan semua perlengkapan bayi yang mereka anggap perlu sudah ada di dalam troli. Dan semua belanjaan itu dibayar oleh Hyunbin, sebenarnya Yongguk menolak tapi ia harus bagaimana karena Hyunbin memaksa.

.

.

Keduanya sedang berada di apartmen Yongguk. Entah kebetulan atau takdir, apartmen keduanya ternyata berseberangan.

"Sejak tadi aku belum tau namamu" ucap Yongguk memecah keheningan. Ia sedang merapikan perlengkapan Jihoon sementara Hyunbin sedang memegang dot untuk Jihoon yang sedang menikmati susunya.

"Aku Kwon Hyunbin"

"Ah" jawab Yongguk singkat. "Kira-kira Jihoon umur berapa ya?" tanyanya lagi.

"Sepertinya belum sampai sebulan"

"Dari mana kau tau?"

"Hanya menebak saja"

Yongguk memutar bola matanya malas.

"Aku harus pergi, jam 4 ini aku ada kuliah. Nanti setelah pulang aku akan mampir kesini sebentar untuk melihat Jihoon" pamit Hyunbin. "Tidak usah mengantarku"

Yongguk mengurungkan niatnya untuk untuk mengantar Hyunbin kedepan pintu. Mereka berdua bertukar nomor handphone atas alasan jika ada keperluan tentang Jihoon.

.

.

"Lo kemana Bin? Cepet-cepet amat mau balik" tanya Jimin.

Chanyeol, Seungwoon, dan Kai mengangguk membenarkan pertanyaan Jimin. Biasanya Hyunbin selalu mencegah teman-temannya itu pulang duluan dan mengajak mereka nongkrong dimana saja karena alasan malas pulang ke apartmennya yang sepi.

"Gue ada perlu. Sorry ya" Hyunbin melambaikan tangannya lalu keluar kelas tanpa menoleh pada teman-temannya.

"Tumben amat" –Kai.

"Ada anak istrinya kali nunggu dirumah. Hahaha" –Chanyeol.

Mereka berempat sibuk menertawakan candaan Chanyeol.

.

.

Chanyeol sudah mandi dan memakai baju tidur. Ia malas memakai baju rumah lalu menggantinya lagi dengan baju tidur nanti, lebih baik sekalian saja pikirnya.

Drrttt..drtt..

Ponselnya bergetar tanda sebuah pesan baru saja masuk.

From: Yongguk

Nanti kalau kau kesini, langsung masuk saja ini kodenya 2424. Soalnya aku takut Jihoon terbangun, dia baru saja tidur. Tadi dia rewel sekali

"Dia pasti lelah mengurus Jihoon sendirian"

Ceklek..pintu apartmen Yongguk terbuka. Hyunbin berjalan mengendap-endap menghampiri Yongguk yang sedang berbaring di kursi. Ternyata lelaki manis itu tertidur. Wajahnya benar-benar kelelahan.

Hyunbin mengambil selimut dari kamar lalu menyelimuti Yongguk. Yongguk tersentak dan langsung duduk sambil mengucek kedua matanya.

"Maaf aku tertidur"

"Tidak apa-apa sepertinya kau kelelahan sekali. Maaf tadi aku membuatmu mengasuh Kwon Jihoon sendirian"

"Tidak apa-apa" jawab Yongguk setengah sadar. "Apa? Kwon Hyunbin. Tidak bisa kau seenaknya memberi margamu untuknya. Dia harus memakai margaku, Kim Jihoon" kesal Yongguk.

"Akukan ayahnya" balas Hyunbin.

"Aku juga ayahnya"

"Aku yang akan menjadi ayahnya karena aku lebih macho" Hyunbin tidak mau kalah.

"Aku juga mach.." Yongguk terdiam tidak menyelesaikan kalimatnya karena bibirnya disentuh jari telunjuk Hyunbin.

"Sttt..aku ayahnya dan kau ibunya. Pas sekali" ucap Hyunbin enteng. Ia tersenyum sangat tampan yang membuat jantung Yongguk berdebak kencang.

"Ehh aku mau kekamar dulu, aku belum mandi" ia tergesa-gesa menuju kamarnya sambil memegang dadanya yang sejak tadi berdebar tidak menentu.

"Aku tidak mungkin menyukai Hyunbin, lagipula I'm not a gay"

TBC

.

.

.

.

.

.

.

YUHUUUU aku kembali membawa FF baru. HAHAHAHA

Setelah PanWink, aku juga tertarik sama interaksi Hyunbin dan Yongguk, duo penyayang kucing ini. Nggak kayak sanggyun yang kalo deket kucing jadi geli sendiri.

Aku akan tetap melanjutkan FF What? Married? Kok meskipun aku punya FF baru. Aku harap kalian suka dengan FF ini, maaf kalau masih amatir soalnya aku nulis ff baru 2x ini. Hehe

Terus aku juga mau yang baca/follow story aku buat ninggalin komen. Sedih banget kalo udah berjam-jam ngetik tapi yang baca malah jadi sider. Nggak cape kok buat ninggalin jejak sebentar. Saling menghargai pokoknya. Hehe

Makasih ya. LOVE

Jangan lupa Fav, Follow, Comment. DON'T BE SIDER!

Aku akan lanjutin ff ini jika jumlah komennya sudah memenuhi harapan aku. BYE BYE