"...Story From Someone I Know..."

By Kimmy

Rate T

.

.

.

.

.

Jimin tak tahu kenapa ia di bawa ke tempat ini, bapak-bapak mabuk dan tertawa dengan kerasnya. Anak-anak muda, gadis ataupun pria tengah duduk di pojokan sambil mencoba-coba rokok dan alkohol. Serta wanita-wanita yang masih memakai seragam kerjanya tengah mabuk tak berdaya. Dan ia disini bersama dengan Jungkook yang sudah mulai membuka botol soju dan menuangkannya di gelas kecil.

"Jungkook-ah...Kenapa kau membawaku kesini ?" Tanya Jimin dengan sedikit berbisik, Jimin tahu betul kalau Jungkook ini sahabatnya, dan sahabatnya ini tahu kalau Jimin sangat membenci tempat macam ini. Seharusnya ia tidak membawanya ke sini.

"Ssst...Diamlah dulu !...Kau mau ?" Tawar Jungkook sambil menyodorkan gelas kecil dan botol soju ke arah Jimin. Jimin hanya tersenyum kikuk dan menggeleng.

"Jelaskan, kenapa kita disini sekarang" Pinta Jimin dengan suara yang ia besarkan sedikit

"Aku akan menceritakan sesuatu...Dari seseorang yang kukenal"

Jimin mengangguk, pertanda ia akan mendengarkan apapun yang akan sahabatnya itu ceritakan padanya.

"Ada laki-laki yang baru saja putus dengan kekasihnya beberapa hari yang lalu...Ingat ini hanya cerirta dari seseorang yang kukenal. Dia terus saja membiacarakan ini, sepertinya ia sangat sedih..." Kata Jungkook sambil meminum gelas kecil yang sudah ia isi soju.

"Jungkook-ah...Apakah ini tentang kau dan Taehyung ?" Tanya Jimin pada Jungkook.

"Bukan...Ini bukan kisahku, hanya cerita dari seseorang yang kukenal"

Melihat sahabatnya yang tampak begitu berantakan, Jimin membiarkan Jungkook menghibur dirinya sendiri dengan membiarkannya minum banyak soju. Walau Jimin ini sahabat Jungkook, di saat Jungkook sedang kacau seperti ini, hanya Taehyung lah yang mengerti sahabatnya.

"Dia sangat mencintai kekasihnya, dia tetap jatuh cinta meskipun sudah berjumpa lebih dari 3 tahun, kebanyakkan lelaki akan bilang kalau mereka single saat bertemu dengan gadis-gadis yang lebih cantik dari kekasihnya, tapi ia dengan bangganya tetap menunjukkan kekasih manisnya ke pada teman-temannya"

Jeda sejenak terdapat di kalimat Jungkook, karena Jungkook sibuk menuang kembali soju ke dalam gelas kecilnya. Jimin hanya terus memperhatikan sahabatnya yang tampak mulai setengah mabuk.

"Bahkan ibunya berpikir kalau ia sangat manis, sama seperti ibunya temanku itu saat masih muda, sama-sama manis...Ibunya bilang kekasihnya ini sangat sempurna dari kepala sampai kaki, itulah mengapa ibunya sangat menyukai kekasihnya pria ini"

"Jungkook-ah, kau yakin ini bukan tentang kau dan Taehyu-"

"Diamlah pendek !...Biarkan aku bercerita !"

Jimin langsung membungkam mulutnya begitu mendapat satu bentakan dari Jungkook. Ia tak pernah melihat sahabatnya semarah ini padanya.

"Setiap malam ia mengantar pulang kekasihnya dengan taxi, kemudian ia akan menggunakan bus terakhir untuk pulang ke rumah...Walaupun mereka bisa bertemu di pagi berikutnya, tapi ia ingin bersama kekasihnya setidaknya semenit lagi, karena ketika ia bersamanya...Semua masalah temanku itu pergi menjauh, hik"

Jimin bisa melihat hidung Jungkook yang mulai memerah dan Jungkook sendiri yang mulai cegukan.

"Kook...Sepertinya kita sudahi dulu cerita ini, ayo pulang" Ajak Jimin yang di jawab oleh gelengan Jungkook.

"Biarkan aku bercerita lebih lama lagi...Mereka sangat bahagia seperti itu, cerita ini masih bagus sampai sini, kebahagian menjadi 100 kali lipat semenjak ia bersama kekasihnya. Tapi kemudian-"

Baru saja Jungkook ingin meminum gelas di tangannya yang sudah di isi oleh soju, Jimin berhasil menahan tangan Jungkook untuk mendekat ke arah mulut Jungkook sendiri. Dengan wajah bingung Jungkook menatap Jimin.

"Kook, hentikan ini...Kau tak perlu menceritakan cerita tentang kau dan Kim Taehyung di sini...Kita bisa menceritakannya di rumahku, atau rumahmu saja...Malam ini aku akan menginap di rumahmu, bagaimana ?" Tawar Jimin yang di jawab oleh gelengan dari Jungkook.

Dengan satu jawaban dari Jungkook, Jimin pun menyerah dan segera melepaskan tangannya yang menggenggam pergelangan tangan Jungkook, membiarkan Jungkook meminum soju dengan puasnya.

"Sudah berapa kali kubilang ?...Jiminie~ Hik !...Aku tahu kau lebih tua dariku, tapi untuk sekali ini saja bisakah kita mengubah peraturan di mana yang muda harus mendengarkan yang tua hik ! Kau seharusnya mendengarkanku...Ini bukan kisahku"

Jimin tahu sahabatnya ini memang sudah mabuk di luar batas, ia tak mau mendengarkan ucapannya. Tapi ia tak bisa melakukan apa-apa untuk membujuk Jungkook pulang dan menenangkannya seperti yang dulu Taehyung lakukan.

"Tiba-tiba saja, dia mengatakan sesuatu yang aneh...Hik ! Mereka seharusnya sangat dekat, tapi mereka mulai merasa aneh...Suasana berubah menjadi canggung, dia tidak tahu mengapa, hik...Setelah beberapa saat ia menyadari bahwa kekasihnya sudah pergi menjauh darinya. Kekasihnya bilang 'Ayo hentikan ini sekarang' sambil menangis. Hik ! Ia mencoba untuk memegang tangan lentiknya, ia tak mau melepaskan tangan itu dari kekasihnya yang terus menangis, seperti seekor anjing yang tak mau berpisah dengan- hik ! Tuannya...Aku mengatakan sesuatu padanya, 'Hadapi itu, ia tidak mencintaimu lagi'...Hik ! Tapi ia tetap menolak kenyataan, ia tetap memohon kepada mantan kekasihnya seperti pengemis yang kelaparan. Yang mantan kekasihnya berikan padanya bukanlah cinta, melainkan rasa kasihan...Hiks, aku merasa sangat sedih"

Jimin mulai panik melihat sahabatnya dari cegukan menjadi tangisan, seumur hidupnya ia bersahabat dengan setan berotot di depannya ini, Jimin tak pernah melihat Jungkook menangis. Sepertinya memang benar kalau alkohol bisa menampilkan sosok seseorang yang sebenarnya.

"Hiks...Air sialan apa ini ? Ini air mataku sendiri ?...Apa aku baru saja mengatakan 'aku'? Kurasa aku terlalu terbawa perasaan dalam cerita ini...Ya ! Jimin-ah kau mengerti kan ?"

"Aku tak mengerti dirimu Kook...Selama 4 tahun kita bersahabat dan aku mengira aku yang sudah mengerti dirimu dengan baik, kini kembali tak mengerti dirimu...Kenapa kau bisa mengetahui cerita ini dengan detail ? Kau yakin itu adalah cerita temanmu ?" Ujar Jimin sambil menggeser botol soju yang berada di sampingnya yang sengaja Jungkook pesankan untuknya ke depan Jungkook karena botol soju yang di pesan Jungkook sekarang sudah habis. Saat ini Jimin merasa baik-baik saja sehingga ia tidak membutuhkan soju untuk membuatnya kembali senang.

"Kau bertanya kenapa aku bisa menceritakan cerita ini dengan detail...Itu karena kami sangat dekat, bodoh" Jawab Jungkook sambil tersenyum menunjukkan gigi kelincinya. Di tambah dengan rona merah tipis dari hidungnya sampai ke telinganya, dan air mata yang masih mengalir. Jimin akui Jungkook yang tampan tampak sangat konyol sekarang.

"Hal ini sering terjadi pada orang-orang, cerita lucu kekanak-kanakkan, tapi Jimin-ah...Apa yang kau pikirkan ? Menurutmu apa yang harus dilakukan oleh temanku ini ? Haruskah ia tetap menahannya dan berusaha untuk mendapatkannya lagi atau melepaskannya begitu saja ?...Apakah pertanyaan ini begitu serius ?...Apa aku terlalu serius ? Jimin-ah...Jawab aku"

"Kau keras kepala sekali...Kau tahu Kook ? Aku sudah tahu, ini cerita tentang kau dan Kim Taehyung si manis yang selalu kau bangga-banggakan itu, si manis yang selalu kau apresiasikan bentuk tubuhnya, si manis yang ingin sekali kau ajak bercinta, si manis yang katamu lebih cantik dari gadis manapun, si manis yang blablabla dan lain-lain, terserah apa yang kau katakan tentangnya..."

Jungkook menangis semakin deras, tak ada satu isakan yang keluar darinya saat ini, ia terus memendam sendiri isakannya. Jimin benar. Selama ini ia membicarakan ia dan Taehyung, ia kira sahabatnya bodoh, begitu ? Jimin, sahabatnya ini sudah lama mengenal dirinya...Tak ada satu kebohongan yang bisa Jungkook sembunyikan dari sahabatnya yang terlalu peka itu.

"Ya...Pria itu memang aku, Hyung...Ini sangat berat, dan ini terlalu menyedihkan...Apa yang harus ku lakukan ?..."

Jimin jadi ingin ikut menangis rasanya. Jungkook di depannya terlihat begitu memprihatikan, ia tampak begitu putus asa. Jungkook dan Taehyung itu sahabatnya, ia tidak bisa memihak salah satu dari mereka. Ia ingin Jungkook mengejar Taehyung kembali, berusaha merengkuhnya lagi, di sisi lain pula ia ingin sekali menjambak rambut Taehyung karena sudah berani-beraninya mematahkan hati Jungkook dan membuat adik kecil yang paling ia sayangi ini menangis di hadapannya.

"Sudahlah, lupakan...Aku hanya...Hanya-"

Jimin tahu Jungkook benar-benar hancur jika sudah memanggilnya dengan sebutan 'Hyung' terlebih lagi suara Jungkook bergetar, ia mati-matian menahan isakannya, anak setan ini tak pernah memanggilnya 'Hyung' kecuali jika sedang benar-benar sedih.

"Tidak apa-apa Bung...Minumlah sojunya sebanyak yang kau mau, kau berhak untuk melepaskan semua beban masalahmu...Kalau aku jadi kau, jika aku masih mencintainya maka aku akan terus berusaha untuk mendapatkannya kembali, tapi jika aku lelah...Maka aku berhenti...Apa kau lelah ?"

Tanya Jimin dengan suara lembutnya. Jungkook menggeleng. Ia masih mencintai Taehyung, ia tak mau melepaskan Taehyung begitu saja.

"Kalau begitu, saranku...Kau kejar dia, dan buat dia kembali ke pelukanmu...Simple"

Di balik tangisnya, Jungkook tersenyum...Ia bisa merasakan secercah harapan setelah sahabatnya mengatakan kalimat itu.

"Terima kasih Hyung...Aku tak salah menjadikanmu yang bantet ini sebagai sahabat"

"Aish ! Anak ini !"

Jimin senang, Jungkook sudah kembali ke sisi aslinya yang menjengkelkan, walau air mata masih menetes dari matanya.


TBC/END

Gak tau ini mau di jadiin ff ber-chapter atau oneshoot...Kalau misalkan banyak review and favoritenya, ya bakal aku lanjut...Kalau misalkan memang banyak yang ngasih review, minimal 5 deh...Ya...Kelanjutnnya bakal jadi tentang Jungkook yang berusaha dapetin V lagi, yeah !